Panduan Terlengkap Bacaan Ruqyah Syar'iyyah

Ilustrasi Al-Qur'an terbuka sebagai sumber penyembuhan dan bacaan ruqyah Ilustrasi Al-Qur'an terbuka sebagai sumber penyembuhan dan bacaan ruqyah

Ruqyah adalah metode penyembuhan dan perlindungan diri dengan membacakan ayat-ayat suci Al-Qur'an dan doa-doa yang diajarkan oleh Rasulullah ﷺ. Praktik ini merupakan bagian tak terpisahkan dari pengobatan cara Nabi (Thibbun Nabawi) yang bertujuan untuk memohon kesembuhan dan perlindungan dari Allah SWT atas segala macam penyakit, baik yang bersifat fisik, psikis, maupun gangguan gaib seperti sihir, 'ain (pandangan mata jahat), dan gangguan jin.

Penting untuk dipahami bahwa ruqyah yang dibenarkan dalam syariat Islam adalah ruqyah syar'iyyah. Ia memiliki kaidah dan batasan yang jelas, berbeda dengan praktik perdukunan atau pengobatan alternatif yang menggunakan mantera, jimat, atau meminta bantuan selain kepada Allah. Kekuatan ruqyah tidak terletak pada bacaannya semata, melainkan pada keyakinan penuh bahwa kesembuhan dan pertolongan hanya datang dari Allah SWT, sementara ayat-ayat dan doa yang dibaca adalah wasilah (perantara) yang diberkahi.

Memahami Hakikat dan Syarat Ruqyah Syar'iyyah

Sebelum melangkah lebih jauh ke dalam bacaan-bacaan ruqyah, sangat penting untuk memahami fondasi dan prinsip dasarnya. Ruqyah bukanlah sekadar ritual membaca ayat tanpa pemahaman dan keyakinan. Ia adalah bentuk ibadah, doa, dan tawakal yang mendalam kepada Sang Pencipta. Para ulama telah merumuskan tiga syarat utama agar sebuah ruqyah dianggap syar'i dan diridhai Allah:

  1. Menggunakan Kalamullah (Firman Allah) atau Asma' dan Sifat-Nya: Bacaan utama dalam ruqyah adalah ayat-ayat Al-Qur'an. Boleh juga menggunakan doa-doa yang ma'tsur (bersumber dari Nabi ﷺ) yang di dalamnya terkandung pujian, permohonan, dan penyebutan nama-nama serta sifat-sifat Allah yang mulia.
  2. Menggunakan Bahasa Arab atau Bahasa Lain yang Dipahami Maknanya: Idealnya, bacaan ruqyah dilafalkan dalam bahasa Arab. Namun, jika tidak mampu, diperbolehkan menggunakan bahasa lain asalkan maknanya benar, tidak mengandung kesyirikan, dan dipahami sepenuhnya oleh orang yang meruqyah (raqi) dan yang diruqyah (marqi). Hal ini untuk menghindari pengucapan mantera yang tidak jelas asal-usul dan maknanya.
  3. Meyakini Bahwa Kesembuhan Datang dari Allah: Ini adalah syarat paling fundamental. Seorang raqi dan marqi harus memiliki keyakinan yang teguh bahwa ruqyah hanyalah sebab. Yang Maha Menyembuhkan (Asy-Syafi) hanyalah Allah semata. Jika ada keyakinan bahwa bacaan itu sendiri yang memiliki kekuatan menyembuhkan, maka ia bisa terjerumus ke dalam kesyirikan.

Dengan memegang teguh ketiga prinsip ini, seorang muslim dapat melakukan ruqyah untuk dirinya sendiri (ruqyah mandiri) maupun untuk orang lain dengan cara yang benar dan terhindar dari penyimpangan.

Persiapan Sebelum Memulai Ruqyah

Untuk memaksimalkan efektivitas ruqyah, persiapan lahir dan batin sangat dianjurkan. Persiapan ini membantu menciptakan kondisi spiritual yang optimal untuk berdoa dan memohon pertolongan Allah.

Persiapan Spiritual

Persiapan Fisik dan Lingkungan

Kumpulan Bacaan Inti Ruqyah dari Al-Qur'an

Al-Qur'an secara keseluruhan adalah syifa' (penyembuh). Namun, terdapat beberapa surat dan ayat yang secara khusus disebutkan dalam hadits atau sering digunakan oleh para ulama salaf untuk ruqyah karena keutamaannya yang besar dalam perlindungan dan penyembuhan.

1. Surat Al-Fatihah (Pembukaan)

Surat ini disebut juga Ummul Qur'an (Induk Al-Qur'an) dan Asy-Syifa (Penyembuh). Dalam sebuah hadits shahih, seorang sahabat meruqyah kepala suku yang tersengat kalajengking dengan Al-Fatihah, dan atas izin Allah, ia sembuh. Rasulullah ﷺ pun membenarkan perbuatan tersebut. Al-Fatihah dibaca berulang-ulang, misalnya 3, 5, atau 7 kali dengan penuh penghayatan.

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ. الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ. اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ. اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ. صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ ەۙ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّاۤلِّيْنَ

"Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam. Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Pemilik hari pembalasan. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus. (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya; bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat."

2. Ayat Kursi (Al-Baqarah: 255)

Ayat Kursi adalah ayat teragung dalam Al-Qur'an. Keutamaannya sangat besar untuk melindungi diri dari gangguan setan. Rasulullah ﷺ bersabda bahwa barangsiapa membacanya sebelum tidur, maka ia akan senantiasa dijaga oleh Allah dan setan tidak akan mendekatinya hingga pagi.

اَللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۚ اَلْحَيُّ الْقَيُّوْمُ ەۚ لَا تَأْخُذُهٗ سِنَةٌ وَّلَا نَوْمٌۗ لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِۗ مَنْ ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهٗٓ اِلَّا بِاِذْنِهٖۗ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْۚ وَلَا يُحِيْطُوْنَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهٖٓ اِلَّا بِمَا شَاۤءَۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَۚ وَلَا يَـُٔوْدُهٗ حِفْظُهُمَاۚ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ

"Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Yang Mahahidup, Yang terus-menerus mengurus (makhluk-Nya), tidak mengantuk dan tidak tidur. Milik-Nya apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya. Dia mengetahui apa yang di hadapan mereka dan apa yang di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui sesuatu apa pun tentang ilmu-Nya melainkan apa yang Dia kehendaki. Kursi-Nya meliputi langit dan bumi. Dan Dia tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Dia Mahatinggi, Mahabesar."

3. Dua Ayat Terakhir Surat Al-Baqarah (Ayat 285-286)

Rasulullah ﷺ bersabda, "Barangsiapa membaca dua ayat terakhir dari surat Al-Baqarah pada malam hari, maka keduanya akan mencukupinya." (HR. Bukhari & Muslim). Para ulama menafsirkan kata 'mencukupinya' sebagai cukup dalam melindunginya dari segala keburukan dan gangguan.

اٰمَنَ الرَّسُوْلُ بِمَآ اُنْزِلَ اِلَيْهِ مِنْ رَّبِّهٖ وَالْمُؤْمِنُوْنَۗ كُلٌّ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَمَلٰۤىِٕكَتِهٖ وَكُتُبِهٖ وَرُسُلِهٖۗ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ اَحَدٍ مِّنْ رُّسُلِهٖ ۗ وَقَالُوْا سَمِعْنَا وَاَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَاِلَيْكَ الْمَصِيْرُ. لَا يُكَلِّفُ اللّٰهُ نَفْسًا اِلَّا وُسْعَهَا ۗ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَآ اِنْ نَّسِيْنَآ اَوْ اَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَآ اِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهٗ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهٖۚ وَاعْفُ عَنَّاۗ وَاغْفِرْ لَنَاۗ وَارْحَمْنَا repurposed ۗ اَنْتَ مَوْلٰىنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكٰفِرِيْنَ

"Rasul (Muhammad) beriman kepada apa yang diturunkan kepadanya (Al-Qur'an) dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semua beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka berkata), 'Kami tidak membeda-bedakan seorang pun dari rasul-rasul-Nya.' Dan mereka berkata, 'Kami dengar dan kami taat. Ampunilah kami, ya Tuhan kami, dan kepada-Mu tempat (kami) kembali.' Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia mendapat (pahala) dari (kebajikan) yang dikerjakannya dan dia mendapat (siksa) dari (kejahatan) yang diperbuatnya. (Mereka berdoa), 'Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir.'"

4. Tiga Surat Pelindung (Al-Mu'awwidzat): Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas

Ketiga surat ini sangat dianjurkan untuk dibaca sebagai perlindungan. 'Aisyah radhiyallahu 'anha meriwayatkan bahwa apabila Rasulullah ﷺ hendak tidur, beliau akan meniupkan pada kedua telapak tangannya sambil membaca Qul Huwallahu Ahad (Al-Ikhlas), Qul A'udzu birabbil Falaq (Al-Falaq), dan Qul A'udzu birabbin Nas (An-Nas), kemudian mengusapkannya ke seluruh tubuh yang dapat dijangkau, dimulai dari kepala, wajah, dan bagian depan tubuhnya. Beliau melakukannya sebanyak tiga kali.

Surat Al-Ikhlas

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌ. اَللّٰهُ الصَّمَدُ. لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْ. وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ

"Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Katakanlah (Muhammad), 'Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu. (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.'"

Surat Al-Falaq

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ. مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ. وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ اِذَا وَقَبَ. وَمِنْ شَرِّ النَّفّٰثٰتِ فِى الْعُقَدِ. وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ اِذَا حَسَدَ

"Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Katakanlah, 'Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh (fajar), dari kejahatan (makhluk yang) Dia ciptakan, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan (perempuan-perempuan) penyihir yang meniup pada buhul-buhul (talinya), dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki.'"

Surat An-Nas

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِ. مَلِكِ النَّاسِ. اِلٰهِ النَّاسِ. مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ ەۙ الْخَنَّاسِ. الَّذِيْ يُوَسْوِسُ فِيْ صُدُوْرِ النَّاسِ. مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ

"Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Katakanlah, 'Aku berlindung kepada Tuhannya manusia, Raja manusia, sembahan manusia, dari kejahatan (bisikan) setan yang bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia.'"

Ayat-Ayat Ruqyah Spesifik untuk Sihir dan Gangguan Jin

Selain bacaan-bacaan umum di atas, terdapat ayat-ayat yang secara khusus berbicara tentang sihir dan tipu daya setan. Para ulama sering menggunakan ayat-ayat ini dalam sesi ruqyah untuk menangani kasus-kasus gangguan jin dan sihir.

1. Surat Al-A'raf: 117-122 (Kisah Nabi Musa Melawan Penyihir Fir'aun)

Ayat ini menceritakan kemenangan Nabi Musa 'alaihissalam atas para penyihir Fir'aun, di mana mukjizat dari Allah membatalkan semua sihir mereka. Ayat ini sangat kuat untuk menghancurkan dan membatalkan sihir yang dikirimkan kepada seseorang.

وَأَوْحَيْنَآ إِلَىٰ مُوسَىٰٓ أَنْ أَلْقِ عَصَاكَ ۖ فَإِذَا هِىَ تَلْقَفُ مَا يَأْفِكُونَ. فَوَقَعَ الْحَقُّ وَبَطَلَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ. فَغُلِبُوا هُنَالِكَ وَانْقَلَبُوا صَاغِرِينَ. وَأُلْقِىَ السَّحَرَةُ سَاجِدِينَ. قَالُوا آمَنَّا بِرَبِّ الْعَالَمِينَ. رَبِّ مُوسَىٰ وَهَارُونَ

"Dan Kami wahyukan kepada Musa, 'Lemparkanlah tongkatmu!' Maka seketika itu ia menelan apa yang mereka sulapkan. Maka nyatalah yang benar dan batallah yang mereka kerjakan. Maka mereka dikalahkan di tempat itu dan menjadilah mereka orang-orang yang hina. Dan para pesihir itu serta merta meniarapkan diri dengan bersujud. Mereka berkata, 'Kami beriman kepada Tuhan semesta alam, (yaitu) Tuhannya Musa dan Harun.'"

2. Surat Yunus: 81-82 (Penegasan Batalnya Sihir)

Ayat ini juga berkaitan dengan kisah Nabi Musa 'alaihissalam dan menegaskan bahwa Allah pasti akan menghancurkan perbuatan para perusak (penyihir).

فَلَمَّآ أَلْقَوْا قَالَ مُوسَىٰ مَا جِئْتُمْ بِهِ السِّحْرُ ۖ إِنَّ اللَّهَ سَيُبْطِلُهُ ۖ إِنَّ اللَّهَ لَا يُصْلِحُ عَمَلَ الْمُفْسِدِينَ. وَيُحِقُّ اللَّهُ الْحَقَّ بِكَلِمَاتِهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُجْرِمُونَ

"Maka setelah mereka lemparkan, Musa berkata, 'Apa yang kamu datangkan itu, itulah sihir, sesungguhnya Allah akan menampakkan ketidakbenarannya.' Sesungguhnya Allah tidak akan membiarkan terus berlangsungnya pekerjaan orang-orang yang membuat kerusakan. Dan Allah akan mengokohkan yang benar dengan ketetapan-Nya, walaupun orang-orang yang berbuat dosa itu tidak menyukainya."

3. Surat Thaha: 69 (Perintah kepada Nabi Musa)

Ayat ini mengandung perintah langsung kepada Nabi Musa untuk melawan sihir, dan menegaskan bahwa penyihir tidak akan pernah menang.

وَأَلْقِ مَا فِى يَمِينِكَ تَلْقَفْ مَا صَنَعُوٓا ۖ إِنَّمَا صَنَعُوا كَيْدُ سَاحِرٍ ۖ وَلَا يُفْلِحُ السَّاحِرُ حَيْثُ أَتَىٰ

"Dan lemparkanlah apa yang ada di tangan kananmu, niscaya ia akan menelan apa yang mereka perbuat. Sesungguhnya apa yang mereka perbuat itu hanyalah tipu daya penyihir (belaka). Dan tidak akan menang penyihir itu, dari mana saja ia datang."

Doa-Doa Ruqyah dari Sunnah Nabi Muhammad ﷺ

Selain ayat-ayat Al-Qur'an, Rasulullah ﷺ juga mengajarkan berbagai doa untuk memohon perlindungan dan kesembuhan. Doa-doa ini sangat dianjurkan untuk dihafal dan diamalkan, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

1. Doa Perlindungan Umum

Doa ini dibaca untuk memohon perlindungan Allah dari segala jenis kejahatan makhluk-Nya.

أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ

A'uudzu bikalimaatillaahit-taammaati min syarri maa khalaq. "Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan makhluk yang diciptakan-Nya." (Dibaca 3 kali pada pagi dan petang)

2. Doa agar Terhindar dari Bahaya

Rasulullah ﷺ bersabda, barangsiapa membaca doa ini tiga kali pada pagi dan sore hari, tidak ada sesuatu pun yang akan membahayakannya.

بِسْمِ اللَّهِ الَّذِي لَا يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

Bismillaahilladzii laa yadhurru ma'asmihii syai-un fil ardhi wa laa fis-samaa-i wa huwas-samii'ul 'aliim. "Dengan nama Allah yang dengan nama-Nya tidak ada sesuatu pun yang dapat memberi mudharat di bumi dan di langit, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (Dibaca 3 kali pada pagi dan petang)

3. Doa untuk Orang Sakit

Ketika menjenguk atau meruqyah orang sakit, Rasulullah ﷺ biasa meletakkan tangan kanannya pada orang yang sakit lalu membaca doa ini.

اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ، أَذْهِبِ الْبَأْسَ، اشْفِ أَنْتَ الشَّافِي، لَا شِفَاءَ إِلَّا شِفَاؤُكَ، شِفَاءً لَا يُغَادِرُ سَقَمًا

Allaahumma rabban-naas, adzhibil-ba's, isyfi antasy-syaafii, laa syifaa-a illaa syifaa-uk, syifaa-an laa yughaadiru saqamaa. "Ya Allah, Tuhan manusia, hilangkanlah penyakit ini, sembuhkanlah, Engkaulah Yang Maha Penyembuh, tidak ada kesembuhan kecuali kesembuhan dari-Mu, kesembuhan yang tidak meninggalkan rasa sakit." (HR. Bukhari & Muslim)

4. Doa Malaikat Jibril untuk Nabi

Malaikat Jibril pernah meruqyah Nabi Muhammad ﷺ ketika beliau sakit dengan doa ini.

بِسْمِ اللَّهِ أَرْقِيكَ، مِنْ كُلِّ شَيْءٍ يُؤْذِيكَ، مِنْ شَرِّ كُلِّ نَفْسٍ أَوْ عَيْنِ حَاسِدٍ، اللَّهُ يَشْفِيكَ، بِسْمِ اللَّهِ أَرْقِيكَ

Bismillaahi arqiika, min kulli syai-in yu'dziika, min syarri kulli nafsin au 'ainin haasidin, allaahu yasyfiika, bismillaahi arqiika. "Dengan nama Allah aku meruqyahmu, dari segala sesuatu yang menyakitimu, dari kejahatan setiap jiwa atau mata yang dengki, semoga Allah menyembuhkanmu, dengan nama Allah aku meruqyahmu." (HR. Muslim)

Metode Pelaksanaan Ruqyah (Kaifiyat)

Setelah mengetahui bacaan-bacaannya, penting juga untuk memahami cara melaksanakannya sesuai dengan yang dicontohkan oleh Rasulullah ﷺ.

1. Ruqyah Mandiri (Untuk Diri Sendiri)

Ini adalah metode yang paling utama dan sangat dianjurkan. Seseorang lebih tulus dan lebih mengenal kondisinya sendiri. Caranya adalah:

2. Meruqyah Orang Lain

Metode ini pada dasarnya sama. Raqi (orang yang meruqyah) membacakan ayat-ayat dan doa-doa ruqyah, kemudian bisa melakukan beberapa hal berikut:

Menjaga Diri Setelah Ruqyah

Ruqyah bukanlah solusi sekali jadi. Ia adalah bagian dari gaya hidup spiritual seorang muslim. Setelah melakukan ruqyah, sangat penting untuk terus membentengi diri agar tidak mudah terkena gangguan lagi. Benteng terbaik seorang muslim adalah ketakwaannya kepada Allah.

  1. Dzikir Pagi dan Petang: Rutin mengamalkan wirid dan dzikir pagi dan petang adalah perisai paling ampuh dari segala gangguan. Di dalamnya terdapat bacaan Ayat Kursi, Al-Mu'awwidzat, dan doa-doa perlindungan lainnya.
  2. Menjaga Shalat Berjamaah di Masjid (bagi laki-laki): Shalat berjamaah memberikan kekuatan spiritual dan perlindungan dari setan.
  3. Membaca Al-Qur'an: Jadikan rumah sebagai tempat yang hidup dengan lantunan ayat suci Al-Qur'an, terutama surat Al-Baqarah. Rasulullah ﷺ bersabda, "Janganlah jadikan rumah-rumah kalian seperti kuburan. Sesungguhnya setan lari dari rumah yang dibacakan di dalamnya surat Al-Baqarah." (HR. Muslim).
  4. Menjauhi Maksiat: Dosa dan maksiat adalah celah yang membuat benteng pertahanan spiritual seseorang menjadi lemah dan mudah ditembus oleh setan.
  5. Selalu Berdoa: Jangan pernah lelah untuk berdoa dan memohon perlindungan kepada Allah dalam setiap keadaan.

Ruqyah syar'iyyah adalah senjata ampuh yang diberikan Allah kepada hamba-Nya. Ia merupakan manifestasi dari keyakinan bahwa tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah. Dengan niat yang lurus, pemahaman yang benar, dan pelaksanaan yang sesuai sunnah, semoga Allah SWT senantiasa memberikan kesembuhan, perlindungan, dan kekuatan kepada kita semua dari segala macam penyakit dan kejahatan makhluk-Nya. Aamiin.

🏠 Kembali ke Homepage