Bacaan Ratib Al Haddad Lengkap

Pola Geometris Islami Pola Geometris Islami untuk Artikel Ratib Al Haddad

Pengenalan Ratib Al-Haddad: Wirid Penjaga Iman dan Kehidupan

Ratib Al-Haddad adalah sebuah kumpulan zikir, wirid, dan doa yang disusun oleh seorang ulama besar dari Hadramaut, Yaman, yaitu Al-Imam Al-Habib Abdullah bin Alawi Al-Haddad. Ratib ini menjadi salah satu amalan harian yang sangat populer di berbagai belahan dunia Muslim, termasuk di Indonesia, Malaysia, Singapura, dan wilayah lainnya. Popularitasnya bukan tanpa alasan; susunan bacaannya yang ringkas, padat, dan bersumber langsung dari Al-Qur'an serta hadis-hadis Nabi Muhammad SAW menjadikannya mudah dihafal dan diamalkan oleh berbagai kalangan, baik tua maupun muda.

Secara etimologi, kata "Ratib" berarti sesuatu yang tersusun rapi atau teratur. Dalam konteks amalan spiritual, ratib merujuk pada rangkaian zikir dan doa yang dibaca secara rutin pada waktu-waktu tertentu, biasanya setelah salat Maghrib atau Isya. Tujuan utama dari pengamalan Ratib Al-Haddad adalah untuk memperkuat benteng keimanan seorang Muslim, mendekatkan diri kepada Allah SWT, serta memohon perlindungan dari segala bentuk keburukan, baik yang tampak maupun yang tidak tampak.

Keistimewaan Ratib Al-Haddad terletak pada esensinya. Setiap bacaan yang terkandung di dalamnya memiliki landasan syariat yang kuat. Imam Al-Haddad dengan cermat memilih ayat-ayat Al-Qur'an pilihan seperti Al-Fatihah, Ayat Kursi, dan akhir Surah Al-Baqarah. Beliau juga memasukkan zikir-zikir inti seperti tahlil (La ilaha illallah), tasbih (Subhanallah), tahmid (Alhamdulillah), dan takbir (Allahu Akbar), yang merupakan kalimat-kalimat yang paling dicintai oleh Allah SWT. Selain itu, ratib ini juga diperkaya dengan doa-doa permohonan ampunan, perlindungan, dan keridaan Allah yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.

Banyak ulama dan orang-orang saleh yang telah merasakan manfaat dan fadhilah (keutamaan) dari mengamalkan Ratib Al-Haddad secara istiqamah. Di antara manfaat yang sering disebutkan adalah memberikan ketenangan jiwa, menjaga diri dan keluarga dari gangguan sihir, jin, dan penyakit 'ain (pandangan mata jahat), melapangkan rezeki, serta mempermudah segala urusan. Lebih dari itu, amalan ini diyakini dapat membantu seorang hamba untuk senantiasa mengingat Allah (zikrullah) di tengah kesibukan duniawi, sehingga hatinya tidak lalai dan imannya tetap terjaga hingga akhir hayat. Ratib ini ibarat perisai spiritual yang kokoh, yang melindungi pengamalnya dari berbagai macam godaan dan mara bahaya.

Sekilas Mengenal Penyusun Ratib: Al-Imam Abdullah bin Alawi Al-Haddad

Untuk memahami kedalaman makna dan keberkahan Ratib Al-Haddad, penting bagi kita untuk mengenal sosok penyusunnya, yaitu Al-Qutb Al-Irsyad Al-Habib Abdullah bin Alawi Al-Haddad. Beliau adalah seorang ulama, sufi, pembaharu (mujaddid), dan pendidik agung yang nasabnya bersambung langsung kepada Rasulullah SAW. Dilahirkan di Subair, sebuah desa di pinggiran kota Tarim, Hadramaut, Yaman. Sejak kecil, beliau telah menunjukkan kecerdasan luar biasa dan semangat yang membara dalam menuntut ilmu agama.

Sebuah ujian besar menimpanya di usia belia ketika beliau kehilangan penglihatannya akibat penyakit cacar. Namun, kebutaan fisik tersebut tidak sedikit pun memadamkan cahaya ilmu dan ma'rifat di dalam hatinya. Justru, Allah SWT menggantinya dengan bashirah (mata hati) yang tajam dan cemerlang. Dengan bimbingan ibunya yang salihah dan para ulama besar di zamannya, beliau tumbuh menjadi seorang alim yang menguasai berbagai cabang ilmu Islam, mulai dari fikih, akidah, tasawuf, hadis, hingga tafsir. Beliau dikenal dengan julukan "Al-Haddad" (Pandai Besi), sebuah gelar yang disematkan kepada salah satu leluhurnya, yang kemudian melekat pada keluarganya. Secara maknawi, gelar ini juga seolah mencerminkan perannya sebagai "penempa hati" yang keras menjadi lembut dan tunduk kepada Allah.

Imam Al-Haddad adalah sosok yang sangat produktif dalam berkarya. Selain menyusun Ratib Al-Haddad, beliau juga menulis banyak kitab yang menjadi rujukan penting dalam dunia tasawuf dan dakwah, seperti "An-Nashaih Ad-Diniyyah wal Washaya Al-Imaniyyah", "Risalatul Mu'awanah", dan "Ad-Da'wah At-Tammah". Karya-karyanya dikenal dengan gaya bahasa yang sederhana, lugas, dan mudah dipahami, namun sarat dengan makna yang mendalam. Beliau fokus pada perbaikan akhlak, penyucian jiwa (tazkiyatun nafs), dan penguatan hubungan seorang hamba dengan Tuhannya.

Ratib Al-Haddad sendiri disusun berdasarkan ilham dari Allah SWT pada suatu malam Lailatul Qadar. Tujuan penyusunannya adalah untuk menyediakan sebuah amalan wirid yang ringkas dan komprehensif bagi umat Islam, agar mereka memiliki benteng pertahanan spiritual dalam menghadapi fitnah dan tantangan zaman. Beliau menyusunnya dengan sangat teliti, memastikan setiap kalimatnya berasal dari sumber yang autentik dan memiliki fadhilah yang besar. Keikhlasan dan kedalaman spiritual sang penyusun inilah yang diyakini menjadi salah satu rahasia keberkahan dan tersebar luasnya Ratib Al-Haddad ke seluruh penjuru dunia.

Bacaan Lengkap Ratib Al-Haddad: Arab, Latin, dan Terjemahan

Berikut adalah bacaan lengkap Ratib Al-Haddad, disajikan dalam tulisan Arab, transliterasi Latin untuk kemudahan pelafalan, serta terjemahan bahasa Indonesia untuk memahami maknanya. Disarankan untuk membacanya dengan tartil (perlahan dan jelas) serta menghadirkan hati.

1. Niat dan Hadiah Al-Fatihah

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ. الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ. حَمْدًا يُوَافِي نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ. يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِي لِجَلَالِ وَجْهِكَ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ. سُبْحَانَكَ لَا نُحْصِي ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ. فَلَكَ الْحَمْدُ حَتَّى تَرْضَى، وَلَكَ الْحَمْدُ إِذَا رَضِيْتَ، وَلَكَ الْحَمْدُ بَعْدَ الرِّضَا.

(الفاتحة) إِلَى حَضْرَةِ سَيِّدِنَا وَشَفِيْعِنَا وَنَبِيِّنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَآلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَأَزْوَاجِهِ وَذُرِّيَّتِهِ، أَنَّ اللهَ يُعْلِي دَرَجَاتِهِمْ فِي الْجَنَّةِ، وَيَنْفَعُنَا بِأَسْرَارِهِمْ وَأَنْوَارِهِمْ وَعُلُوْمِهِمْ فِي الدِّيْنِ وَالدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، وَيَجْعَلُنَا مِنْ حِزْبِهِمْ، وَيَرْزُقُنَا مَحَبَّتَهُمْ، وَيَتَوَفَّانَا عَلَى مِلَّتِهِمْ، وَيَحْشُرُنَا فِي زُمْرَتِهِمْ. فِي خَيْرٍ وَلُطْفٍ وَعَافِيَةٍ، بِسِرِّ الْفَاتِحَةِ...

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan seru sekalian alam. Pujian yang sebanding dengan nikmat-nikmat-Nya dan menjamin tambahan-Nya. Wahai Tuhan kami, bagi-Mu segala puji sebagaimana seyogianya bagi kemuliaan wajah-Mu dan keagungan kekuasaan-Mu. Maha Suci Engkau, kami tidak sanggup menghitung pujian untuk-Mu, Engkau adalah sebagaimana Engkau memuji diri-Mu sendiri. Maka bagi-Mu segala puji hingga Engkau rida, bagi-Mu segala puji jika Engkau telah rida, dan bagi-Mu segala puji setelah keridaan itu.

(Al-Fatihah) Dihadiahkan kepada junjungan kita, pemberi syafaat kita, nabi kita, dan pemimpin kita Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, istri, dan keturunannya. Semoga Allah meninggikan derajat mereka di surga, memberi kita manfaat dengan rahasia, cahaya, dan ilmu mereka dalam urusan agama, dunia, dan akhirat. Dan semoga Allah menjadikan kita bagian dari golongan mereka, menganugerahkan kita kecintaan kepada mereka, mewafatkan kita dalam agama mereka, dan mengumpulkan kita dalam rombongan mereka. Dalam kebaikan, kelembutan, dan kesejahteraan. Dengan rahasia Al-Fatihah...

سُوْرَةُ الْفَاتِحَة

2. Ayat-Ayat Al-Qur'an Pilihan

Ayat Kursi

اللهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَاءَ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ.

Allāhu lā ilāha illā huwal-ḥayyul-qayyūm, lā ta'khużuhū sinatuw wa lā naum, lahū mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍ, man żallażī yasyfa'u 'indahū illā bi'iżnih, ya'lamu mā baina aidīhim wa mā khalfahum, wa lā yuḥīṭūna bisyai'im min 'ilmihī illā bimā syā', wasi'a kursiyyuhus-samāwāti wal-arḍ, wa lā ya'ūduhū ḥifẓuhumā, wa huwal-'aliyyul-'aẓīm.

Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar. (QS. Al-Baqarah: 255)

Penjelasan: Ayat Kursi dikenal sebagai ayat teragung dalam Al-Qur'an. Kandungannya menegaskan keesaan dan kekuasaan mutlak Allah SWT. Membacanya memberikan perlindungan dari gangguan setan dan kejahatan lainnya. Ayat ini merangkum pilar-pilar tauhid, menegaskan bahwa hanya Allah yang memiliki sifat hidup yang sempurna (Al-Hayyu) dan Maha Berdiri Sendiri serta mengurus segala sesuatu (Al-Qayyum). Mengamalkannya secara rutin berarti kita senantiasa mengakui kelemahan diri dan bersandar total kepada kekuatan Allah yang tak terbatas.

Akhir Surah Al-Baqarah

آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ كُلٌّ آمَنَ بِاللهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ. لَا يُكَلِّفُ اللهُ نَفْسًا إِلَّaا وُسْعَهَا لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ.

Āmanar-rasūlu bimā unzila ilaihi mir rabbihī wal-mu'minūn, kullun āmana billāhi wa malā'ikatihī wa kutubihī wa rusulih, lā nufarriqu baina aḥadim mir rusulih, wa qālụ sami'nā wa aṭa'nā gufrānaka rabbanā wa ilaikal-maṣīr. Lā yukallifullāhu nafsan illā wus'ahā, lahā mā kasabat wa 'alaihā maktasabat, rabbanā lā tu'ākhiżnā in nasīnā au akhṭa'nā, rabbanā wa lā taḥmil 'alainā iṣrang kamā ḥamaltahụ 'alallażīna ming qablinā, rabbanā wa lā tuḥammilnā mā lā ṭāqata lanā bih, wa'fu 'annā, wagfir lanā, war-ḥamnā, anta maulānā fanṣurnā 'alal-qaumil-kāfirīn.

Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan kami taat". (Mereka berdoa): "Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali". Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir". (QS. Al-Baqarah: 285-286)

Penjelasan: Dua ayat terakhir dari Surah Al-Baqarah ini memiliki keutamaan yang luar biasa. Disebutkan dalam hadis bahwa siapa saja yang membacanya di malam hari, maka itu akan mencukupinya. "Mencukupi" di sini ditafsirkan oleh para ulama sebagai cukup untuk melindunginya dari segala keburukan malam itu, atau cukup sebagai pengganti qiyamul lail (salat malam) jika ia berhalangan. Ayat-ayat ini merupakan ikrar keimanan yang total dan doa permohonan yang sangat komprehensif, mencakup permohonan ampunan, keringanan, dan pertolongan dari Allah SWT.

3. Rangkaian Zikir dan Tasbih

لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِيْ وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ. (3x)

Lā ilāha illallāh, waḥdahū lā syarīka lah, lahul-mulku wa lahul-ḥamdu yuḥyī wa yumīt, wa huwa 'alā kulli syai'in qadīr. (3x)

Tiada Tuhan selain Allah, Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala puji. Dia Yang Menghidupkan dan Mematikan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. (Dibaca 3 kali)

Penjelasan: Kalimat tahlil ini adalah inti dari ajaran Islam, yaitu penegasan tauhid. Dengan mengucapkannya, kita menafikan segala bentuk tuhan selain Allah dan menetapkan bahwa hanya Allah satu-satunya yang berhak disembah. Rangkaian kalimat ini juga mengakui bahwa seluruh kekuasaan (kerajaan) dan pujian hanya milik Allah. Mengulanginya sebanyak tiga kali memperkuat keyakinan ini di dalam hati dan lisan.

سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ. (3x)

Subḥānallāh, wal-ḥamdulillāh, wa lā ilāha illallāh, wallāhu akbar. (3x)

Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada Tuhan selain Allah, dan Allah Maha Besar. (Dibaca 3 kali)

Penjelasan: Empat kalimat ini dikenal sebagai "Al-Baqiyatush Shalihat" (amalan-amalan kekal yang saleh). Rasulullah SAW menyebutnya sebagai kalimat yang paling dicintai oleh Allah. "Subhanallah" menyucikan Allah dari segala kekurangan. "Alhamdulillah" adalah ungkapan syukur atas segala nikmat. "La ilaha illallah" adalah penegasan keesaan-Nya, dan "Allahu Akbar" adalah pengakuan atas kebesaran-Nya yang tiada tara. Zikir ini memenuhi timbangan amal dan menghapuskan dosa.

سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ سُبْحَانَ اللهِ الْعَظِيْمِ. (3x)

Subḥānallāhi wa biḥamdihī, subḥānallāhil-'aẓīm. (3x)

Maha Suci Allah dengan segala puji-Nya, Maha Suci Allah Yang Maha Agung. (Dibaca 3 kali)

Penjelasan: Ini adalah zikir lain yang sangat agung. Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda bahwa dua kalimat ini ringan di lisan, berat di timbangan, dan sangat dicintai oleh Ar-Rahman (Allah Yang Maha Pengasih). Mengucapkannya adalah cara yang mudah untuk meraih pahala yang besar dan cinta dari Allah SWT.

4. Doa-doa Perlindungan dan Ampunan

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ. (3x)

Rabbanaghfir lanā wa tub 'alainā, innaka antat-tawwābur-raḥīm. (3x)

Wahai Tuhan kami, ampunilah kami dan terimalah taubat kami, sesungguhnya Engkau Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. (Dibaca 3 kali)

Penjelasan: Doa ini adalah pengakuan atas dosa dan kelemahan diri di hadapan Allah. Kita memohon ampunan (maghfirah) dan penerimaan taubat. Dengan menyebut dua nama Allah, "At-Tawwab" (Maha Penerima Taubat) dan "Ar-Rahim" (Maha Penyayang), kita bertawassul dengan sifat-sifat-Nya yang mulia, menunjukkan keyakinan penuh bahwa Allah pasti akan mengampuni hamba-Nya yang tulus bertaubat.

أَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ، أَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ. (3x)

Allāhumma ṣalli 'alā Muḥammad, Allāhumma ṣalli 'alaihi wa sallim. (3x)

Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada Muhammad. Ya Allah, limpahkanlah rahmat dan kesejahteraan kepadanya. (Dibaca 3 kali)

Penjelasan: Berselawat kepada Nabi Muhammad SAW adalah perintah Allah dalam Al-Qur'an dan merupakan salah satu amalan paling utama. Selawat adalah bentuk cinta, penghormatan, dan doa kita untuk beliau. Sebagai balasannya, Allah akan melimpahkan rahmat sepuluh kali lipat bagi siapa yang berselawat sekali. Selawat juga menjadi sebab terkabulnya doa dan diangkatnya kesulitan.

أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ. (3x)

A'ūżu bikalimātillāhit-tāmmāti min syarri mā khalaq. (3x)

Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan makhluk-Nya. (Dibaca 3 kali)

Penjelasan: Ini adalah doa perlindungan yang sangat kuat yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. "Kalimat-kalimat Allah yang sempurna" bisa merujuk pada Al-Qur'an atau sifat-sifat Allah yang sempurna. Dengan doa ini, kita memohon perlindungan total kepada Allah dari segala bentuk kejahatan, baik dari manusia, jin, binatang buas, racun, maupun segala sesuatu yang membahayakan.

بِسْمِ اللهِ الَّذِيْ لَا يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. (3x)

Bismillāhilladzī lā yaḍurru ma'asmihī syai'un fil-arḍi wa lā fis-samā', wa huwas-samī'ul-'alīm. (3x)

Dengan nama Allah, yang dengan nama-Nya tidak ada sesuatu pun di bumi maupun di langit yang dapat memberi mudarat, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (Dibaca 3 kali)

Penjelasan: Doa ini adalah deklarasi keyakinan bahwa segala kekuatan berada di tangan Allah. Dengan menyebut nama-Nya, kita memohon agar dilindungi dari segala bahaya dan musibah mendadak. Kita meyakini bahwa tidak ada yang dapat membahayakan kita kecuali atas izin-Nya. Allah "As-Sami'" (Maha Mendengar) doa kita dan "Al-'Alim'" (Maha Mengetahui) keadaan kita, sehingga perlindungan-Nya sempurna.

رَضِيْنَا بِاللهِ رَبًّا وَبِالْإِسْلَامِ دِيْنًا وَبِمُحَمَّدٍ نَبِيًّا. (3x)

Raḍīnā billāhi rabbā, wa bil-islāmi dīnā, wa bi-Muḥammadin nabiyyā. (3x)

Kami rida Allah sebagai Tuhan, Islam sebagai agama, dan Muhammad sebagai Nabi. (Dibaca 3 kali)

Penjelasan: Kalimat ini adalah ikrar keridaan yang menjadi pondasi keimanan. Mengucapkannya di pagi dan petang hari dijanjikan akan mendapatkan keridaan Allah di hari kiamat. Ini adalah penegasan bahwa kita menerima dengan sepenuh hati ketuhanan Allah, ajaran Islam sebagai jalan hidup, dan kenabian Muhammad SAW sebagai petunjuk. Keridaan ini adalah kunci kebahagiaan sejati.

بِسْمِ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَالْخَيْرُ وَالشَّرُّ بِمَشِيْئَةِ اللهِ. (3x)

Bismillāh, wal-ḥamdulillāh, wal-khairu wasy-syarru bimasyī'atillāh. (3x)

Dengan nama Allah, segala puji bagi Allah, dan segala kebaikan dan keburukan adalah dengan kehendak Allah. (Dibaca 3 kali)

Penjelasan: Zikir ini mengandung pilar keimanan keenam, yaitu iman kepada qada dan qadar (ketentuan baik dan buruk dari Allah). Kita memulai dengan nama Allah, bersyukur kepada-Nya, lalu menyerahkan sepenuhnya bahwa segala apa yang terjadi di alam semesta, baik yang kita anggap baik maupun buruk, semuanya berada dalam kehendak (masyi'ah) Allah. Ini menanamkan sifat tawakal dan rida terhadap takdir.

آمَنَّا بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ، تُبْنَا إِلَى اللهِ بَاطِنًا وَظَاهِرًا. (3x)

Āmannā billāhi wal-yaumil-ākhir, tubnā ilallāhi bāṭinan wa ẓāhirā. (3x)

Kami beriman kepada Allah dan hari akhir, kami bertaubat kepada Allah lahir dan batin. (Dibaca 3 kali)

Penjelasan: Bagian ini adalah penegasan kembali dua pilar iman yang fundamental: iman kepada Allah dan hari akhirat. Keimanan ini kemudian diikuti dengan tindakan konkret, yaitu bertaubat secara total. "Batinan wa zhahiran" berarti taubat yang mencakup penyesalan di dalam hati (batin) dan menghentikan perbuatan dosa serta memperbaikinya secara lahiriah (zahir).

يَا رَبَّنَا وَاعْفُ عَنَّا وَامْحُ الَّذِيْ كَانَ مِنَّا. (3x)

Yā rabbanā wa'fu 'annā, wamḥulladzī kāna minnā. (3x)

Wahai Tuhan kami, maafkanlah kami dan hapuskanlah apa-apa (dosa) yang telah kami lakukan. (Dibaca 3 kali)

Penjelasan: Ini adalah doa permohonan ampunan dengan bahasa yang sangat lembut. "Al-'Afwu" (memaafkan) memiliki makna yang lebih dalam dari "Al-Maghfirah" (mengampuni). "Al-'Afwu" berarti penghapusan total atas catatan dosa, seolah-olah dosa itu tidak pernah terjadi. Kita memohon kepada Allah untuk tidak hanya menutupi dosa kita, tetapi menghapuskannya sama sekali dari catatan amal kita.

5. Zikir Memohon Kekuatan dan Kemuliaan

يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ، أَمِتْنَا عَلَى دِيْنِ الْإِسْلَامِ. (7x)

Yā dzal-jalāli wal-ikrām, amitnā 'alā dīnil-islām. (7x)

Wahai Tuhan Yang Memiliki Keagungan dan Kemuliaan, wafatkanlah kami dalam keadaan memeluk agama Islam. (Dibaca 7 kali)

Penjelasan: Ini adalah permohonan yang paling penting dalam hidup seorang Muslim: permohonan husnul khatimah (akhir yang baik). Kita bertawassul dengan nama Allah "Dzal Jalali wal Ikram" (Pemilik Keagungan dan Kemuliaan), memohon agar di akhir hayat nanti, kita tetap berada di atas jalan Islam. Diulanginya doa ini sebanyak tujuh kali menunjukkan betapa krusial dan mendesaknya permohonan ini.

يَا قَوِيُّ يَا مَتِيْنُ، إكْفِ شَرَّ الظَّالِمِيْنَ. (3x)

Yā qawiyyu yā matīn, ikfi syarraẓ-ẓālimīn. (3x)

Wahai Yang Maha Kuat, wahai Yang Maha Kokoh, cukuplah (lindungi) kami dari kejahatan orang-orang yang zalim. (Dibaca 3 kali)

Penjelasan: Dalam doa ini, kita memohon perlindungan dari kezaliman dengan memanggil dua nama Allah yang menunjukkan kekuatan sempurna: "Al-Qawiyy" (Maha Kuat, yang kekuatannya tak terkalahkan) dan "Al-Matin" (Maha Kokoh, yang kekuatan-Nya sangat dahsyat dan tak tergoyahkan). Ini adalah doa agar Allah menjadi pelindung kita dari segala bentuk penindasan dan ketidakadilan.

أَصْلَحَ اللهُ أُمُوْرَ الْمُسْلِمِيْنَ، صَرَفَ اللهُ شَرَّ الْمُؤْذِيْنَ. (3x)

Aṣlaḥallāhu umūral-muslimīn, ṣarafallāhu syarral-mu'żīn. (3x)

Semoga Allah memperbaiki urusan kaum Muslimin dan semoga Allah menjauhkan kejahatan orang-orang yang suka mengganggu. (Dibaca 3 kali)

Penjelasan: Doa ini menunjukkan kepedulian sosial seorang Muslim. Kita tidak hanya berdoa untuk diri sendiri, tetapi juga untuk kebaikan seluruh umat Islam ("umural-muslimin"). Kita memohon agar Allah memperbaiki kondisi mereka, baik dalam urusan agama maupun dunia. Bagian kedua adalah doa perlindungan bagi umat dari gangguan orang-orang yang berniat jahat.

6. Rangkaian Doa dan Zikir Penutup

يَا عَلِيُّ يَا كَبِيْرُ، يَا عَلِيْمُ يَا قَدِيْرُ، يَا سَمِيْعُ يَا بَصِيْرُ، يَا لَطِيْفُ يَا خَبِيْرُ. (3x)

Yā 'aliyyu yā kabīr, yā 'alīmu yā qadīr, yā samī'u yā baṣīr, yā laṭīfu yā khabīr. (3x)

Wahai Yang Maha Tinggi, wahai Yang Maha Besar. Wahai Yang Maha Mengetahui, wahai Yang Maha Kuasa. Wahai Yang Maha Mendengar, wahai Yang Maha Melihat. Wahai Yang Maha Lembut, wahai Yang Maha Waspada. (Dibaca 3 kali)

Penjelasan: Rangkaian Asmaul Husna ini adalah bentuk pujian dan pengakuan atas kesempurnaan sifat-sifat Allah. Setiap pasang nama memiliki korelasi makna yang indah. Dengan memanggil nama-nama ini, kita mengakui kebesaran-Nya, keluasan ilmu-Nya, kekuasaan-Nya yang tak terbatas, pendengaran dan penglihatan-Nya yang meliputi segala sesuatu, serta kelembutan dan kewaspadaan-Nya dalam mengurus makhluk-Nya.

يَا فَارِجَ الْهَمِّ يَا كَاشِفَ الْغَمِّ، يَا مَنْ لِعَبْدِهِ يَغْفِرُ وَيَرْحَمُ. (3x)

Yā fārijal-hammi yā kāsyifal-ghamm, yā man li'abdihī yaghfiru wa yarḥam. (3x)

Wahai Yang Menghilangkan kesusahan, wahai Yang Melenyapkan kesedihan. Wahai Tuhan yang mengampuni dan menyayangi hamba-Nya. (Dibaca 3 kali)

Penjelasan: Ini adalah doa untuk melepaskan beban hati dan pikiran. Kita memanggil Allah sebagai "Farijal-hamm" (Pelenyap kegundahan) dan "Kasyifal-ghamm" (Penghilang duka cita), menyerahkan segala masalah kita kepada-Nya. Kita meyakini bahwa hanya Dia yang mampu mengangkat kesulitan dan hanya Dia yang senantiasa siap mengampuni serta merahmati hamba-Nya yang memohon.

أَسْتَغْفِرُ اللهَ رَبَّ الْبَرَايَا، أَسْتَغْفِرُ اللهَ مِنَ الْخَطَايَا. (4x)

Astaghfirullāh rabbal-barāyā, astaghfirullāh minal-khaṭāyā. (4x)

Aku memohon ampun kepada Allah, Tuhan seluruh makhluk. Aku memohon ampun kepada Allah dari segala kesalahan. (Dibaca 4 kali)

Penjelasan: Istighfar adalah inti dari ibadah. Zikir ini adalah bentuk permohonan ampun yang tulus. Kita mengakui Allah sebagai "Rabbal-baraya" (Tuhan semesta alam) dan memohon ampunan-Nya dari "al-khataya" (segala jenis kesalahan), baik yang disengaja maupun tidak, yang kecil maupun besar. Mengulanginya sebanyak empat kali menekankan kesungguhan kita dalam bertaubat.

7. Puncak Zikir: Kalimat Tahlil

لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ

Lā ilāha illallāh

Tiada Tuhan selain Allah

Penjelasan: Kalimat tahlil ini dibaca berulang kali, seringkali sebanyak 50 kali atau lebih. Ini adalah zikir yang paling utama dan merupakan kunci surga. Dengan mengucapkannya, seorang hamba memperbarui syahadatnya, mengokohkan pilar tauhid dalam hatinya, membersihkan jiwa dari kemusyrikan, dan mendekatkan diri sedekat-dekatnya kepada Allah SWT. Setiap ucapan "La ilaha illallah" adalah penegasan bahwa tidak ada yang patut dicintai, ditakuti, diharapkan, dan disembah selain Allah.

8. Penutup dengan Syahadat dan Selawat

مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ، وَشَرَّفَ وَكَرَّمَ، وَمَجَّدَ وَعَظَّمَ. وَرَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْ أَهْلِ بَيْتِهِ الْمُطَهَّرِيْنَ، وَأَصْحَابِهِ الْمُهْتَدِيْنَ، وَالتَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.

Muḥammadur rasūlullāh, ṣallallāhu 'alaihi wa ālihī wa sallam, wa syarrafa wa karrama, wa majjada wa 'aẓẓama. Wa raḍiyallāhu ta'ālā 'an ahli baitihil-muṭahharīn, wa aṣḥābihil-muhtadīn, wat-tābi'īna lahum bi'iḥsānin ilā yaumid-dīn.

Muhammad adalah utusan Allah, semoga rahmat dan kesejahteraan Allah tercurah kepadanya dan keluarganya. Semoga Allah memuliakan, mengagungkan, dan membesarkannya. Dan semoga Allah Ta'ala rida kepada Ahlul Bait-nya yang disucikan, para sahabatnya yang mendapat petunjuk, dan para pengikut mereka dengan baik hingga hari kiamat.

9. Al-Fatihah Penutup

Setelah menyelesaikan seluruh rangkaian zikir, Ratib Al-Haddad ditutup dengan menghadiahkan bacaan Surah Al-Fatihah sekali lagi kepada Rasulullah SAW, keluarga beliau, para sahabat, para tabi'in, para ulama, orang-orang saleh, khususnya kepada penyusun ratib ini, Al-Imam Abdullah bin Alawi Al-Haddad, serta kepada kedua orang tua, guru-guru, dan seluruh kaum muslimin dan muslimat. Ini adalah bentuk adab, rasa syukur, dan penghormatan kepada mereka yang telah menjadi wasilah (perantara) sampainya kebaikan kepada kita.

Keutamaan dan Manfaat Mengamalkan Ratib Al-Haddad

Mengamalkan Ratib Al-Haddad secara rutin dan istiqamah diyakini membawa banyak sekali manfaat dan keutamaan (fadhilah) bagi kehidupan seorang Muslim, baik di dunia maupun di akhirat. Manfaat ini bukanlah sesuatu yang bersifat magis, melainkan buah dari keberkahan ayat-ayat Al-Qur'an, hadis Nabi, dan doa-doa mustajab yang terkandung di dalamnya.

Pertama, sebagai Benteng Perlindungan Diri dan Keluarga. Kandungan ratib ini, seperti Ayat Kursi, doa "A'udzu bikalimatillah", dan "Bismillahilladzi la yadhurru", adalah perisai ampuh yang diajarkan langsung oleh Rasulullah SAW untuk melindungi diri dari berbagai macam kejahatan. Ini mencakup perlindungan dari gangguan jin dan setan, sihir, santet, penyakit 'ain (mata jahat), hingga marabahaya fisik seperti perampokan dan kecelakaan. Banyak kisah dari para pengamal ratib yang merasakan bagaimana rumah dan keluarga mereka dijaga oleh Allah dari berbagai musibah.

Kedua, sebagai Sumber Ketenangan Jiwa. Di zaman yang penuh dengan tekanan dan kecemasan, zikir adalah obat terbaik untuk hati. Firman Allah, "Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram" (QS. Ar-Ra'd: 28). Rangkaian tasbih, tahmid, dan tahlil dalam Ratib Al-Haddad berfungsi untuk membersihkan hati dari kelalaian dan kegelisahan, menggantinya dengan rasa damai, tenteram, dan dekat dengan Sang Pencipta.

Ketiga, sebagai Jalan Memperoleh Husnul Khatimah. Doa yang diulang sebanyak tujuh kali, "Yaa Dzal Jalaali wal Ikram, Amitnaa 'alaa Diinil Islam," merupakan permohonan yang paling esensial. Dengan memohon secara konsisten agar diwafatkan dalam keadaan Islam, seorang hamba menunjukkan betapa ia mendambakan akhir hidup yang baik. Amalan zikir harian ini insya Allah akan menjadi saksi dan penolong di saat-saat sakaratul maut.

Keempat, sebagai Pembuka Pintu Rezeki dan Keberkahan. Meskipun tujuan utama berzikir adalah akhirat, keberkahannya seringkali melimpah ke urusan dunia. Zikir dan istighfar adalah sebab turunnya rahmat dan dilapangkannya rezeki. Dengan senantiasa membasahi lisan dengan nama Allah, seorang hamba akan merasakan keberkahan dalam hidupnya, dicukupkan kebutuhannya, dan dimudahkan segala urusannya.

Kelima, sebagai Penguat Ikatan dengan Rasulullah SAW dan Orang-Orang Saleh. Ratib ini penuh dengan selawat kepada Nabi Muhammad SAW dan ditutup dengan menghadiahkan Al-Fatihah kepada beliau, keluarganya, serta para ulama saleh. Amalan ini memperkuat mahabbah (rasa cinta) dan hubungan spiritual kita dengan mereka, sehingga kita berharap dapat dikumpulkan bersama mereka di akhirat kelak.

Kesimpulan

Ratib Al-Haddad adalah sebuah mahakarya spiritual dari Al-Imam Abdullah bin Alawi Al-Haddad yang telah teruji oleh waktu. Ia bukan sekadar rangkaian bacaan, melainkan sebuah program harian yang komprehensif untuk menyucikan jiwa, membentengi diri, dan mempererat hubungan dengan Allah SWT. Isinya yang bersumber dari Al-Qur'an dan Sunnah menjadikannya amalan yang aman, sahih, dan penuh keberkahan.

Menjadikan Ratib Al-Haddad sebagai wirid harian adalah sebuah investasi berharga untuk kehidupan dunia dan akhirat. Di tengah derasnya arus fitnah dan kesibukan dunia, meluangkan sedikit waktu setelah Maghrib atau Isya untuk berzikir bersama keluarga adalah cara terbaik untuk menjaga keimanan, mendatangkan ketenangan, dan meraih perlindungan dari Allah Yang Maha Kuasa. Semoga kita semua dimudahkan untuk mengamalkannya secara istiqamah dan meraih segenap fadhilah yang terkandung di dalamnya.

🏠 Kembali ke Homepage