Tuntunan Bacaan Istighosah Lengkap

Pengantar: Memahami Hakikat Istighosah

Istighosah, secara bahasa, berasal dari kata al-ghawts (الغَوْث) yang berarti pertolongan. Dalam terminologi syariat, istighosah adalah sebuah laku spiritual berupa permohonan pertolongan kepada Allah SWT secara sungguh-sungguh untuk melepaskan diri dari keadaan sulit, bencana, atau marabahaya yang sedang dihadapi. Praktik ini merupakan wujud penghambaan total, di mana seorang hamba mengakui kelemahan dirinya dan mengakui keagungan serta kemahakuasaan Allah sebagai satu-satunya penolong sejati.

Di kalangan warga Nahdlatul Ulama (NU), istighosah menjadi salah satu amalan yang sangat populer dan sering dilaksanakan, baik secara perorangan maupun berjamaah. Istighosah Kubro, misalnya, menjadi agenda akbar yang melibatkan puluhan ribu jamaah untuk berdoa bersama demi keselamatan bangsa dan negara. Amalan ini bukan sekadar rangkaian doa, melainkan sebuah manifestasi dari ajaran Ahlussunnah wal Jama'ah an-Nahdliyyah yang memadukan antara syariat, tasawuf, dan penghormatan terhadap para ulama serta auliya' melalui wasilah (perantara).

Dasar dari istighosah sendiri dapat ditemukan dalam Al-Qur'an, salah satunya pada firman Allah SWT:

إِذْ تَسْتَغِيثُونَ رَبَّكُمْ فَاسْتَجَابَ لَكُمْ

"(Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan (istighosah) kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu." (QS. Al-Anfal: 9)

Ayat ini mengisahkan tentang permohonan pertolongan para sahabat dalam Perang Badar, yang menunjukkan bahwa meminta pertolongan kepada Allah dalam kondisi genting adalah hal yang dianjurkan dan dicontohkan oleh generasi terbaik umat ini. Istighosah adalah penyerahan diri secara total, melepaskan segala daya dan upaya pribadi, dan menggantungkan harapan sepenuhnya hanya kepada kekuatan Allah SWT.

Adab dan Persiapan Sebelum Istighosah

Untuk mencapai kekhusyukan dan agar doa lebih mustajab, terdapat beberapa adab yang sebaiknya diperhatikan sebelum memulai istighosah:

  1. Niat yang Ikhlas: Landasan utama dari setiap ibadah adalah niat. Luruskan niat bahwa istighosah ini dilakukan semata-mata untuk memohon pertolongan Allah SWT, mendekatkan diri kepada-Nya, dan mengharap ridha-Nya, bukan karena tujuan duniawi atau riya'.
  2. Suci dari Hadas: Dianjurkan untuk berwudhu terlebih dahulu, karena dalam istighosah kita akan melafalkan ayat-ayat Al-Qur'an dan asma-asma Allah yang agung. Kondisi suci secara lahiriah diharapkan dapat membantu mencapai kesucian batin.
  3. Tempat yang Bersih dan Suci: Pilihlah tempat yang bersih dari najis dan jauh dari gangguan agar dapat berkonsentrasi penuh dalam berdoa dan berdzikir.
  4. Menghadap Kiblat: Sebagaimana adab berdoa pada umumnya, menghadap kiblat adalah salah satu sunnah yang dapat menyempurnakan ibadah kita.
  5. Tawadhu' dan Khusyuk: Hadirkan hati sepenuhnya. Rasakan betapa kecil dan lemahnya diri kita di hadapan Allah Yang Maha Agung. Lepaskan segala kesombongan dan keangkuhan, serta fokuskan pikiran dan hati hanya kepada-Nya.

Rangkaian Bacaan Istighosah Lengkap

Berikut adalah susunan bacaan istighosah yang lazim diamalkan di lingkungan Nahdlatul Ulama, lengkap dengan tulisan Arab, Latin, terjemahan, serta penjelasannya.

1. Pembukaan dengan Hadiah Al-Fatihah (Tawassul)

Amalan ini dimulai dengan mengirimkan pahala bacaan Surat Al-Fatihah kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, para nabi, sahabat, ulama, dan kaum muslimin. Ini adalah bentuk tawassul atau menjadikan amal saleh sebagai perantara agar doa kita lebih diterima di sisi Allah SWT.

a. Kepada Nabi Muhammad SAW

اِلَى حَضْرَةِ النَّبِيِّ الْمُصْطَفَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَاٰلِهِ وَاَزْوَاجِهِ وَاَوْلَادِهِ وَذُرِّيَّاتِهِ، اَلْفَاتِحَةْ

Ilaa hadhratin nabiyyil mushthafaa sayyidinaa Muhammadin shallallaahu 'alaihi wa sallama wa aalihii wa azwaajihii wa aulaadihii wa dzurriyyatihi, Al-Faatihah.

"Teruntuk junjungan Nabi terpilih, pemimpin kita Muhammad SAW, beserta keluarga, istri-istri, putra-putri, dan seluruh keturunannya. Al-Fatihah."

Makna dan Keutamaan: Memulai doa dengan mengirimkan Fatihah kepada Rasulullah SAW adalah bentuk adab tertinggi seorang Muslim. Beliau adalah pintu rahmat Allah yang paling agung. Dengan bertawassul kepada beliau, kita berharap doa kita diangkat bersama kemuliaan dan kedudukan beliau di sisi Allah SWT. Ini adalah wujud cinta dan penghormatan kita kepada sang pembawa risalah.

b. Kepada Para Sahabat dan Keluarga Nabi

ثُمَّ اِلَى حَضْرَةِ اِخْوَانِهِ مِنَ الْاَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَالْاَوْلِيَاءِ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ وَالصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَالْعُلَمَاءِ الْعَامِلِيْنَ وَالْمُصَنِّفِيْنَ الْمُخْلِصِيْنَ وَجَمِيْعِ الْمَلَائِكَةِ الْمُقَرَّبِيْنَ، خُصُوْصًا سَيِّدِنَا الشَّيْخِ عَبْدِ الْقَادِرِ الْجَيْلَانِيِّ، اَلْفَاتِحَةْ

Tsumma ilaa hadhrati ikhwaanihii minal anbiyaa-i wal mursaliin wal auliyaa-i wasy-syuhadaa-i wash-shaalihiin wash-shahaabati wat-taabi'iin wal 'ulamaa-il 'aamiliin wal mushannifiinal mukhlishiin wa jamii'il malaa-ikatil muqarrabiin, khushuushan sayyidina asy-Syaikh 'Abdul Qaadir Al-Jailaanii, Al-Faatihah.

"Kemudian kepada para saudaranya dari kalangan para nabi dan rasul, para wali, para syuhada, orang-orang saleh, para sahabat, tabi'in, para ulama yang mengamalkan ilmunya, para pengarang kitab yang ikhlas, dan seluruh malaikat yang dekat dengan Allah, khususnya kepada junjungan kita Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani. Al-Fatihah."

Makna dan Keutamaan: Bagian ini memperluas cakupan tawassul kita. Kita menyambungkan sanad ruhani kita dengan barisan orang-orang mulia di sisi Allah: para nabi sebelum Rasulullah, para wali yang menjadi pewaris para nabi, para syuhada yang mengorbankan nyawa di jalan Allah, para ulama yang menjadi lentera umat, hingga malaikat muqarrabin. Pengkhususan kepada Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani adalah karena beliau dikenal sebagai Sulthanul Auliya' (pemimpin para wali) yang memiliki kedudukan istimewa dan menjadi panutan dalam dunia tasawuf, yang ajarannya banyak diikuti oleh ulama-ulama NU.

c. Kepada Seluruh Kaum Muslimin

ثُمَّ اِلَى جَمِيْعِ اَهْلِ الْقُبُوْرِ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ مِنْ مَشَارِقِ الْاَرْضِ اِلَى مَغَارِبِهَا بَرِّهَا وَبَحْرِهَا، خُصُوْصًا اٰبَاءَنَا وَاُمَّهَاتِنَا وَاَجْدَادَنَا وَجَدَّاتِنَا وَمَشَايِخَنَا وَمَشَايِخَ مَشَايِخِنَا وَلِمَنِ اجْتَمَعْنَا هٰهُنَا بِسَبَبِهِ، اَلْفَاتِحَةْ

Tsumma ilaa jamii'i ahlil qubuur minal muslimiina wal muslimaat wal mu'miniina wal mu'minaat min masyaariqil ardhi ilaa maghaaribihaa barrihaa wa bahrihaa, khushuushan aabaa-anaa wa ummahaatinaa wa ajdaadanaa wa jaddaatinaa wa masyaayikhanaa wa masyaayikha masyaayikhinaa wa limanijtama'naa haahunaa bisababihi, Al-Faatihah.

"Kemudian kepada seluruh ahli kubur dari kaum muslimin dan muslimat, mukminin dan mukminat, dari timur hingga barat, baik di darat maupun di laut, khususnya kepada bapak-bapak kami, ibu-ibu kami, kakek-kakek kami, nenek-nenek kami, guru-guru kami, guru dari guru-guru kami, dan kepada siapapun yang menjadi sebab kami berkumpul di sini. Al-Fatihah."

Makna dan Keutamaan: Ini adalah doa universal yang menunjukkan kepedulian sosial dan ikatan persaudaraan sesama Muslim. Kita mendoakan semua muslim yang telah mendahului kita, sekaligus secara khusus menyebut orang-orang yang berjasa dalam hidup kita: orang tua yang telah melahirkan dan merawat, kakek-nenek sebagai akar keluarga, dan para guru yang telah memberikan ilmunya. Ini adalah wujud bakti (birrul walidain) dan terima kasih kepada para guru.

2. Dzikir Inti Istighosah

Setelah melakukan tawassul sebagai pembuka, selanjutnya adalah membaca serangkaian wirid dan dzikir inti dari istighosah. Setiap bacaan memiliki makna mendalam dan keutamaan tersendiri.

a. Istighfar (Dibaca 3 kali)

أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ

Astaghfirullaahal 'adziim.

"Aku memohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung."

Makna dan Keutamaan: Memulai dzikir dengan istighfar adalah kunci pembuka pintu rahmat. Dosa dan kesalahan adalah penghalang utama terkabulnya doa. Dengan memohon ampun, kita membersihkan diri, mengakui segala kekurangan, dan mempersiapkan wadah hati yang bersih untuk menerima anugerah dari Allah. Rasulullah SAW, yang ma'shum (terjaga dari dosa), bahkan beristighfar lebih dari tujuh puluh kali dalam sehari. Ini mengajarkan betapa pentingnya istighfar bagi seorang hamba.

b. Hauqalah (Dibaca 3 kali)

لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ

Laa haula wa laa quwwata illaa billaahil 'aliyyil 'adziim.

"Tiada daya untuk menghindari maksiat dan tiada kekuatan untuk melakukan ibadah kecuali dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung."

Makna dan Keutamaan: Kalimat ini disebut juga hauqalah. Ia adalah pernyataan total tentang kelemahan diri dan pengakuan mutlak atas kekuasaan Allah. Kita mengakui bahwa setiap gerakan, setiap pikiran, dan setiap kemampuan yang kita miliki sejatinya berasal dari Allah. Dengan membacanya, kita melepaskan ego dan kesombongan, serta menyerahkan segala urusan kepada-Nya. Kalimat ini adalah salah satu simpanan berharga di surga (kanzun min kunuuzil jannah).

c. Shalawat Nabi (Dibaca 3 kali)

أَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Allaahumma shalli 'alaa sayyidinaa Muhammadin wa 'alaa aali sayyidinaa Muhammad.

"Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami Nabi Muhammad dan kepada keluarga junjungan kami Nabi Muhammad."

Makna dan Keutamaan: Shalawat adalah perintah langsung dari Allah dalam Al-Qur'an (QS. Al-Ahzab: 56). Doa yang diapit oleh dua shalawat (di awal dan di akhir) lebih besar kemungkinannya untuk dikabulkan. Dengan bershalawat, kita tidak hanya mendoakan Rasulullah, tetapi juga memohon agar kita mendapatkan syafaatnya dan terhubung secara ruhani dengan beliau. Shalawat adalah kunci pembuka berbagai macam kebaikan dan penutup segala keburukan.

d. Doa Nabi Yunus (Dibaca 40 kali)

لَا إِلٰهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِيْنَ

Laa ilaaha illaa anta subhaanaka innii kuntu minazh zhaalimiin.

"Tiada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau. Sungguh, aku termasuk orang-orang yang zalim."

Makna dan Keutamaan: Ini adalah doa yang dipanjatkan oleh Nabi Yunus AS ketika berada di dalam perut ikan paus. Doa ini mengandung tiga pilar utama: tauhid (pengakuan keesaan Allah), tasbih (penyucian Allah dari segala kekurangan), dan istighfar (pengakuan kesalahan diri). Rasulullah SAW bersabda bahwa tidaklah seorang muslim berdoa dengan doa ini untuk suatu urusan, melainkan Allah akan mengabulkannya. Membacanya sebanyak 40 kali diyakini memiliki kekuatan spiritual yang luar biasa untuk melepaskan diri dari kesulitan dan kegelapan, sebagaimana Nabi Yunus dilepaskan dari tiga kegelapan: kegelapan malam, kegelapan lautan, dan kegelapan perut ikan.

e. Ya Allahu Ya Qadiim (Dibaca 33 kali)

يَا اَللهُ يَا قَدِيْمُ

Yaa Allaahu Yaa Qadiim.

"Wahai Allah, Wahai Dzat Yang Maha Terdahulu."

Makna dan Keutamaan: Dengan menyeru "Ya Qadiim", kita mengakui bahwa Allah adalah Dzat yang keberadaan-Nya tanpa permulaan. Dia ada sebelum segala sesuatu ada. Masalah dan kesulitan yang kita hadapi, seberat apapun, adalah hal baru bagi kita, tetapi tidak ada yang baru bagi Allah. Dengan memanggil-Nya sebagai Yang Maha Terdahulu, kita memohon pertolongan dari Dzat yang kekuasaan-Nya azali dan tidak terbatas oleh waktu dan ruang.

f. Ya Samii'u Ya Bashiir (Dibaca 33 kali)

يَا سَمِيْعُ يَا بَصِيْرُ

Yaa Samii'u Yaa Bashiir.

"Wahai Dzat Yang Maha Mendengar, Wahai Dzat Yang Maha Melihat."

Makna dan Keutamaan: Ini adalah pengakuan bahwa tidak ada satu pun suara, bisikan hati, atau keluh kesah yang luput dari pendengaran Allah. Tidak ada satu pun peristiwa, gerak-gerik, atau air mata yang tersembunyi dari penglihatan-Nya. Dzikir ini menumbuhkan keyakinan bahwa kita tidak pernah sendirian. Allah selalu mendengar doa kita dan melihat keadaan kita. Ini memberikan ketenangan dan harapan bahwa pertolongan-Nya pasti akan datang.

g. Ya Mubdi'u Ya Khaaliq (Dibaca 33 kali)

يَا مُبْدِئُ يَا خَالِقُ

Yaa Mubdi'u Yaa Khaaliq.

"Wahai Dzat Yang Maha Memulai, Wahai Dzat Yang Maha Menciptakan."

Makna dan Keutamaan: Dengan menyeru dua nama ini, kita memohon kepada Dzat yang mampu menciptakan sesuatu dari ketiadaan. Allah yang memulai penciptaan alam semesta dari nol, tentu sangat mampu untuk menciptakan solusi atas permasalahan kita yang tampak mustahil. Dzikir ini membangkitkan optimisme bahwa Allah bisa membuka jalan keluar yang baru, yang belum pernah kita pikirkan sebelumnya.

h. Ya Hafiizhu Ya Nashiir, Ya Wakiilu Ya Allah (Dibaca 33 kali)

يَا حَفِيْظُ يَا نَصِيْرُ يَا وَكِيْلُ يَا اَللهُ

Yaa Hafiizhu Yaa Nashiir, Yaa Wakiilu Yaa Allah.

"Wahai Dzat Yang Maha Memelihara, Wahai Dzat Yang Maha Menolong, Wahai Dzat Yang Maha Mewakili, Wahai Allah."

Makna dan Keutamaan: Ini adalah paket lengkap permohonan perlindungan dan penyerahan diri. Kita memohon kepada Al-Hafiizh untuk menjaga kita dari segala keburukan. Kita meminta kepada An-Nashiir untuk memberikan pertolongan dalam menghadapi musuh atau kesulitan. Dan puncaknya, kita menyerahkan segala urusan kita kepada Al-Wakiil, Dzat yang paling bisa diandalkan. Ini adalah wujud tawakal yang sesungguhnya.

i. Ya Hayyu Ya Qayyum (Dibaca 33 kali)

يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ

Yaa Hayyu Yaa Qayyuum, birahmatika astaghiits.

"Wahai Dzat Yang Maha Hidup, Wahai Dzat Yang Berdiri Sendiri, dengan rahmat-Mu aku memohon pertolongan."

Makna dan Keutamaan: Al-Hayyu (Maha Hidup) dan Al-Qayyum (Maha Berdiri Sendiri dan Mengurus Makhluk-Nya) disebut sebagai Al-Ismul A'zham (Nama Allah yang Teragung) dalam banyak riwayat. Doa yang dipanjatkan dengan menyebut kedua nama ini memiliki potensi besar untuk dikabulkan. Kalimat "birahmatika astaghiits" (dengan rahmat-Mu aku ber-istighosah) adalah penegasan bahwa pertolongan yang kita harapkan semata-mata berasal dari kasih sayang Allah, bukan karena kelayakan amal kita.

j. Ya Lathiif (Dibaca 129 kali)

يَا لَطِيْفُ

Yaa Lathiif.

"Wahai Dzat Yang Maha Lembut."

Makna dan Keutamaan: Al-Lathiif memiliki makna ganda: Yang Maha Lembut dan Yang Maha Mengetahui hal-hal yang tersembunyi. Dengan berdzikir "Ya Lathiif", kita memohon agar Allah memberikan pertolongan-Nya dengan cara yang lembut, tak terduga, dan menyelesaikan masalah dari akarnya yang paling tersembunyi. Jumlah 129 sesuai dengan nilai numerik (hisab abjad) dari kata Lathiif, sebuah tradisi dalam beberapa amalan para ulama tasawuf untuk tujuan kekhusyukan dan tabarruk (mencari berkah).

k. Istighfar Kedua (Dibaca 33 kali)

أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا

Astaghfirullaahal 'adziim, innahuu kaana ghaffaaraa.

"Aku memohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun."

Makna dan Keutamaan: Kalimat ini mengutip dari firman Allah dalam Surat Nuh ayat 10. Ini adalah penegasan kembali permohonan ampun kita dengan keyakinan penuh bahwa Allah adalah Al-Ghaffar, Dzat yang selalu siap mengampuni dosa-dosa hamba-Nya sebanyak apapun, selama ia mau bertaubat. Istighfar ini juga diyakini sebagai pembuka pintu rezeki dan jalan keluar dari kesulitan.

l. Shalawat Adrikni (Dibaca 3 kali)

أَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ قَدْ ضَاقَتْ حِيْلَتِيْ أَدْرِكْنِيْ يَا اَللهُ يَا رَسُوْلَ اللهِ

Allaahumma shalli 'alaa sayyidinaa Muhammadin qad dhaaqat hiilatii adriknii Yaa Allaah Yaa Rasuulallaah.

"Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami Nabi Muhammad, sungguh telah sempit dayaku, maka tolonglah aku, wahai Rasulullah."

Makna dan Keutamaan: Ini adalah shalawat tawassul yang mengandung ungkapan kepasrahan total. Ketika seorang hamba merasa segala usaha dan upayanya telah buntu ("dhaaqat hiilatii"), ia memohon pertolongan dengan wasilah kemuliaan Rasulullah SAW. Seruan "Ya Rasulullah" di sini bukan berarti meminta kepada selain Allah, melainkan bertawassul dengan kedudukan beliau, memohon agar beliau berkenan mendoakan kita kepada Allah SWT. Ini adalah bentuk mahabbah (cinta) yang mendalam kepada Nabi.

m. Shalawat Mubin (Dibaca 1 kali)

صَلَاةً تُنْجِيْنَا بِهَا مِنْ جَمِيْعِ الْأَهْوَالِ وَالْآفَاتِ، وَتَقْضِيْ لَنَا بِهَا جَمِيْعَ الْحَاجَاتِ، وَتُطَهِّرُنَا بِهَا مِنْ جَمِيْعِ السَّيِّئَاتِ، وَتَرْفَعُنَا بِهَا عِنْدَكَ أَعْلَى الدَّرَجَاتِ، وَتُبَلِّغُنَا بِهَا أَقْصَى الْغَايَاتِ مِنْ جَمِيْعِ الْخَيْرَاتِ فِي الْحَيَاةِ وَبَعْدَ الْمَمَاتِ

...Shalaatan tunjiinaa bihaa min jamii'il ahwaali wal aafaat, wa taqdhii lanaa bihaa jamii'al haajaat, wa tuthahhirunaa bihaa min jamii'is sayyi-aat, wa tarfa'unaa bihaa 'indaka a'lad darajaat, wa tuballighunaa bihaa aqshal ghaayaat min jamii'il khairaat fil hayaati wa ba'dal mamaat.

"...(lanjutan dari shalawat sebelumnya) dengan shalawat itu Engkau menyelamatkan kami dari segala marabahaya dan bencana, Engkau memenuhi semua hajat kami, Engkau menyucikan kami dari semua keburukan, Engkau mengangkat kami ke derajat yang paling tinggi di sisi-Mu, dan Engkau menyampaikan kami kepada tujuan yang paling mulia dari segala kebaikan, baik semasa hidup maupun setelah mati."

Makna dan Keutamaan: Ini adalah bagian dari Shalawat Munjiyat, sebuah shalawat yang sangat masyhur karena keutamaannya dalam melepaskan dari kesulitan. Kandungannya sangat komprehensif, mencakup permohonan keselamatan, terpenuhinya hajat, penyucian diri, peningkatan derajat, dan pencapaian puncak kebaikan dunia dan akhirat.

n. Ya Badii' (Dibaca 40 kali)

يَا بَدِيْعُ

Yaa Badii'.

"Wahai Dzat Yang Maha Menciptakan Tanpa Contoh."

Makna dan Keutamaan: Al-Badii' adalah Pencipta yang Maha Inovatif, yang menciptakan segala sesuatu dengan keindahan dan keunikan tanpa meniru ciptaan lain. Dengan menyeru nama ini, kita memohon agar Allah menciptakan solusi yang unik dan "out of the box" untuk masalah kita, sebuah jalan keluar yang belum pernah terpikirkan oleh siapapun.

o. Hasbunallah (Dibaca 450 kali)

حَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ

Hasbunallaahu wa ni'mal wakiil.

"Cukuplah Allah sebagai penolong kami, dan Dia adalah sebaik-baik pelindung."

Makna dan Keutamaan: Ini adalah kalimat yang diucapkan oleh Nabi Ibrahim AS ketika hendak dilemparkan ke dalam api, dan diucapkan oleh para sahabat Nabi Muhammad SAW ketika diancam oleh pasukan musuh. Hasilnya, Allah memberikan pertolongan yang luar biasa. Kalimat ini adalah pernyataan keyakinan dan kepasrahan tingkat tertinggi. Dengan membacanya, kita mendeklarasikan bahwa kita tidak butuh pertolongan selain dari Allah, dan kita yakin seyakin-yakinnya bahwa pertolongan-Nya adalah yang terbaik. Angka 450 juga diambil dari hisab abjad dari kalimat ini yang diamalkan oleh para ulama.

p. Tahlil (Dibaca 100 kali atau lebih)

لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ

Laa ilaaha illallaah.

"Tiada Tuhan selain Allah."

Makna dan Keutamaan: Ini adalah inti dari ajaran Islam, kalimat tauhid yang paling agung. Ia adalah dzikir yang paling utama, kunci surga, dan benteng dari api neraka. Dengan mengulang-ulang kalimat ini, kita memperbarui iman, membersihkan hati dari syirik, dan menegaskan kembali bahwa hanya Allah-lah satu-satunya tujuan, sandaran, dan sumber pertolongan. Setiap helaan nafas yang diisi dengan tahlil adalah investasi akhirat yang tak ternilai harganya.

3. Doa Penutup Istighosah

Setelah menyelesaikan rangkaian dzikir, istighosah ditutup dengan doa yang berisi permohonan secara spesifik. Berikut adalah salah satu contoh doa penutup yang komprehensif.

اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. حَمْدًا يُوَافِيْ نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ. يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلَالِ وَجْهِكَ الْكَرِيْمِ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ.

اَللّٰهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ خَيْرَ هٰذَا الْيَوْمِ وَخَيْرَ مَا فِيْهِ وَخَيْرَ مَا بَعْدَهُ، وَنَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ هٰذَا الْيَوْمِ وَشَرِّ مَا فِيْهِ وَشَرِّ مَا بَعْدَهُ. اَللّٰهُمَّ إِنَّا نَسْتَغْفِرُكَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ تُبْنَا إِلَيْكَ مِنْهُ ثُمَّ عُدْنَا فِيْهِ، وَنَسْتَغْفِرُكَ لِمَا وَعَدْنَاكَ مِنْ أَنْفُسِنَا ثُمَّ أَخْلَفْنَاكَ، وَنَسْتَغْفِرُكَ لِكُلِّ عَمَلٍ أَرَدْنَا بِهِ وَجْهَكَ الْكَرِيْمَ فَخَالَطَهُ غَيْرُكَ.

اَللّٰهُمَّ انْصُرْنَا فَإِنَّكَ خَيْرُ النَّاصِرِيْنَ، وَافْتَحْ لَنَا فَإِنَّكَ خَيْرُ الْفَاتِحِيْنَ، وَاغْفِرْ لَنَا فَإِنَّكَ خَيْرُ الْغَافِرِيْنَ، وَارْحَمْنَا فَإِنَّكَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ، وَارْزُقْنَا فَإِنَّكَ خَيْرُ الرَّازِقِيْنَ، وَاهْدِنَا وَنَجِّنَا مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِيْنَ وَالْكَافِرِيْنَ.

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ، وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

Allaahumma shalli wa sallim 'alaa sayyidinaa Muhammadin wa 'alaa aali sayyidinaa Muhammad. Alhamdulillaahi rabbil 'aalamiin. Hamdan yuwaafii ni'amahuu wa yukaafi-u maziidah. Yaa rabbanaa lakal hamdu kamaa yanbaghii lijalaali wajhikal kariim wa 'azhiimi sulthaanik.

Allaahumma innaa nas-aluka khaira haadzal yaum wa khaira maa fiihi wa khaira maa ba'dah, wa na'uudzu bika min syarri haadzal yaum wa syarri maa fiihi wa syarri maa ba'dah. Allaahumma innaa nastaghfiruka min kulli dzanbin tubnaa ilaika minhu tsumma 'udnaa fiih, wa nastaghfiruka limaa wa'adnaaka min anfusinaa tsumma akhlafnaak, wa nastaghfiruka likulli 'amalin aradnaa bihi wajhakal kariim fakhaalathahu ghairuk.

Allaahummanshurnaa fa-innaka khairun naashiriin, waftah lanaa fa-innaka khairul faatihiin, waghfir lanaa fa-innaka khairul ghaafiriin, warhamnaa fa-innaka khairur raahimiin, warzuqnaa fa-innaka khairur raaziqiin, wahdinaa wa najjinaa minal qaumizh zhaalimiin wal kaafiriin.

Rabbanaa aatinaa fid-dunyaa hasanatan wa fil aakhirati hasanatan waqinaa 'adzaaban naar. Wa shallallaahu 'alaa sayyidinaa Muhammadin wa 'alaa aalihi wa shahbihii wa sallam, walhamdu lillaahi rabbil 'aalamiin.

"Ya Allah, limpahkanlah rahmat dan keselamatan kepada junjungan kami Nabi Muhammad dan keluarganya. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Pujian yang sebanding dengan nikmat-nikmat-Nya dan mencukupi tambahan-Nya. Wahai Tuhan kami, bagi-Mu segala puji sebagaimana layaknya bagi keagungan wajah-Mu dan kebesaran kekuasaan-Mu.

Ya Allah, kami memohon kepada-Mu kebaikan hari ini, kebaikan yang ada di dalamnya, dan kebaikan sesudahnya. Dan kami berlindung kepada-Mu dari keburukan hari ini, keburukan yang ada di dalamnya, dan keburukan sesudahnya. Ya Allah, kami memohon ampun kepada-Mu dari setiap dosa yang kami bertaubat darinya lalu kami mengulanginya kembali. Kami memohon ampun kepada-Mu atas janji yang kami buat untuk diri kami sendiri lalu kami mengingkarinya. Dan kami memohon ampun kepada-Mu untuk setiap amal yang kami niatkan untuk wajah-Mu yang mulia lalu tercampuri oleh selain-Mu.

Ya Allah, tolonglah kami, karena Engkaulah sebaik-baik Penolong. Bukakanlah bagi kami, karena Engkaulah sebaik-baik Pembuka. Ampunilah kami, karena Engkaulah sebaik-baik Pengampun. Sayangilah kami, karena Engkaulah sebaik-baik Penyayang. Berilah kami rezeki, karena Engkaulah sebaik-baik Pemberi Rezeki. Berilah kami petunjuk dan selamatkanlah kami dari kaum yang zalim dan kafir.

Wahai Tuhan kami, berikanlah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan peliharalah kami dari siksa api neraka. Semoga Allah melimpahkan rahmat dan keselamatan kepada junjungan kami Nabi Muhammad, keluarganya, dan para sahabatnya. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam."

Penutup: Jiwa Istighosah dalam Kehidupan

Istighosah lebih dari sekadar ritual. Ia adalah pendidikan ruhani yang mengajarkan kita tentang hakikat ketergantungan kepada Allah. Setiap kalimat dzikir yang diulang-ulang adalah proses menanamkan makna tauhid, tawakal, dan mahabbah ke dalam lubuk hati yang paling dalam. Dengan rutin mengamalkannya, seorang hamba akan merasakan ketenangan jiwa, kekuatan dalam menghadapi cobaan, dan keyakinan bahwa ia selalu berada dalam penjagaan dan pertolongan Allah SWT.

Semoga panduan ini dapat membantu kita semua dalam melaksanakan ibadah istighosah dengan lebih khusyuk dan penuh penghayatan, sehingga segala hajat kita dikabulkan dan kita senantiasa berada dalam naungan rahmat dan ridha-Nya.

🏠 Kembali ke Homepage