Meraih Samudera Ampunan dan Syafaat Melalui Istighfar dan Sholawat
Dua amalan lisan yang ringan namun memiliki bobot keutamaan yang luar biasa di sisi Allah SWT.
Dalam perjalanan hidup seorang manusia, tak ada satu pun yang luput dari salah dan dosa. Fitrah sebagai insan yang memiliki nafsu dan kelemahan seringkali menjerumuskan pada perbuatan yang tidak diridhai oleh Allah SWT. Namun, di tengah keterbatasan itu, Allah dengan sifat-Nya yang Maha Pengampun (Al-Ghafur) dan Maha Penerima Taubat (At-Tawwab) membukakan pintu ampunan yang seluas-luasnya. Dua kunci utama untuk membuka gerbang ampunan dan meraih curahan rahmat-Nya adalah melalui amalan istighfar dan sholawat.
Istighfar adalah permohonan ampun, sebuah pengakuan tulus akan kelemahan diri di hadapan keagungan Sang Pencipta. Ia adalah jembatan yang menghubungkan kembali hati yang gersang karena dosa dengan sumber mata air kasih sayang Ilahi. Sementara itu, sholawat adalah untaian doa dan pujian untuk Nabi Muhammad SAW, sosok teladan paripurna yang menjadi rahmat bagi seluruh alam. Melalui sholawat, seorang hamba tidak hanya menunjukkan cintanya kepada Rasulullah, tetapi juga membuka pintu syafaat dan keberkahan yang tak terhingga. Menggabungkan keduanya dalam dzikir harian adalah seperti memiliki dua sayap kuat yang akan membawa ruh seorang mukmin terbang tinggi menuju ridha Allah SWT.
Menyelami Makna dan Keutamaan Istighfar: Jalan Pulang Menuju Ampunan
Istighfar, yang berasal dari kata Arab "ghafara" (غَفَرَ) yang berarti menutupi atau mengampuni, adalah sebuah ibadah agung. Ia bukan sekadar ucapan lisan, melainkan sebuah proses spiritual yang melibatkan kesadaran hati, penyesalan mendalam atas dosa yang telah lalu, dan komitmen kuat untuk tidak mengulanginya di masa depan. Istighfar adalah dialog paling intim antara seorang hamba dengan Tuhannya, di mana ia menanggalkan segala keangkuhan dan mengakui sepenuhnya bahwa tiada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah.
Dasar Perintah dan Anjuran Beristighfar
Al-Qur'an dan As-Sunnah dipenuhi dengan perintah dan anjuran untuk senantiasa membasahi lisan dengan istighfar. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an:
"Dan hendaklah kamu memohon ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya. (Jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus-menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberikan kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya." (QS. Hud: 3)
Rasulullah SAW, meskipun telah dijamin ma'sum (terbebas dari dosa besar), memberikan teladan yang luar biasa dalam memperbanyak istighfar. Beliau melakukannya bukan karena berlumur dosa, melainkan sebagai bentuk penghambaan tertinggi, rasa syukur, dan pengajaran bagi umatnya. Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, beliau mendengar Rasulullah SAW bersabda:
"Demi Allah, sesungguhnya aku beristighfar dan bertaubat kepada Allah dalam sehari lebih dari tujuh puluh kali." (HR. Bukhari)
Jika seorang Nabi yang mulia saja beristighfar sedemikian rupa, bagaimana dengan kita yang setiap hari tak luput dari khilaf dan dosa, baik yang disadari maupun tidak?
Buah Manis dari Istighfar yang Konsisten
Keutamaan istighfar tidak hanya terbatas pada penghapusan dosa. Ia adalah kunci pembuka berbagai pintu kebaikan dunia dan akhirat. Di antara buah manis yang dapat dipetik dari amalan ini adalah:
- Mendatangkan Ampunan Allah: Ini adalah tujuan utama dan paling hakiki dari istighfar. Dengan memohon ampun secara tulus, seorang hamba berpeluang besar mendapatkan maaf dari Allah atas segala kesalahannya.
- Membuka Pintu Rezeki: Dalam kisah Nabi Nuh 'alaihissalam yang terabadikan dalam Al-Qur'an, istighfar disebut sebagai sebab turunnya hujan (simbol kesuburan dan rezeki) dan diberikannya harta serta anak-anak. Allah berfirman mengisahkan seruan Nabi Nuh: "Maka aku katakan kepada mereka: ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan memperbanyak harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai." (QS. Nuh: 10-12)
- Memberikan Ketenangan Jiwa: Dosa dan maksiat seringkali menjadi sumber kegelisahan, kecemasan, dan keresahan hati. Istighfar bekerja layaknya penawar yang menenangkan jiwa, membersihkan noda-noda hitam di hati, dan mengembalikan kedamaian batin.
- Menjadi Solusi dari Setiap Kesulitan: Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa yang senantiasa beristighfar, niscaya Allah akan menjadikan baginya kelapangan dari setiap kesempitan, jalan keluar dari setiap kesusahan, dan memberinya rezeki dari arah yang tidak ia sangka-sangka." (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah)
Berbagai Macam Bacaan Istighfar
Ada banyak lafal istighfar yang diajarkan dalam Al-Qur'an dan Sunnah, dari yang paling singkat hingga yang paling lengkap. Setiap Muslim bisa memilih dan mengamalkannya sesuai kemampuan.
1. Istighfar Singkat
Ini adalah bacaan yang paling mudah dihafal dan diucapkan kapan saja, di mana saja. Sangat dianjurkan untuk dibaca minimal 100 kali setiap hari.
أَسْتَغْفِرُ اللهَ
Astaghfirullah
Artinya: "Aku memohon ampun kepada Allah."
أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ
Astaghfirullahal 'adziim
Artinya: "Aku memohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung."
2. Istighfar yang Diajarkan kepada Abu Bakar Ash-Shiddiq
Sebuah doa permohonan ampun yang sangat mendalam, diajarkan langsung oleh Rasulullah SAW kepada sahabat terbaiknya.
اللَّهُمَّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي ظُلْمًا كَثِيرًا، وَلَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ، فَاغْفِرْ لِي مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ، وَارْحَمْنِي، إِنَّكَ أَنْتَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
Allahumma inni zholamtu nafsi zhulman katsiiran, wa laa yaghfirudz dzunuuba illa anta, faghfirlii maghfiratan min 'indika, warhamnii, innaka antal ghafuurur rahiim.
Artinya: "Ya Allah, sesungguhnya aku telah banyak menzalimi diriku sendiri, dan tidak ada yang bisa mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau. Maka ampunilah aku dengan ampunan dari sisi-Mu, dan rahmatilah aku. Sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
3. Sayyidul Istighfar (Raja Istighfar)
Ini adalah puncak dari segala bacaan istighfar. Rasulullah SAW menyebutnya sebagai "Sayyidul Istighfar" atau pemimpin para istighfar. Keutamaannya sangat luar biasa. Nabi SAW bersabda bahwa barangsiapa membacanya di waktu sore dengan penuh keyakinan lalu ia meninggal pada malam itu, maka ia akan masuk surga. Dan barangsiapa membacanya di waktu pagi dengan penuh keyakinan lalu ia meninggal pada hari itu, maka ia akan masuk surga. (HR. Bukhari).
اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِي، فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ
Allahumma anta rabbii laa ilaaha illaa anta, khalaqtanii wa ana 'abduka, wa ana 'alaa 'ahdika wa wa'dika mastatha'tu, a'uudzu bika min syarri maa shana'tu, abuu-u laka bini'matika 'alayya, wa abuu-u laka bidzanbii faghfirlii, fa-innahuu laa yaghfirudz dzunuuba illaa anta.
Artinya: "Ya Allah, Engkau adalah Tuhanku, tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau. Engkau telah menciptakanku dan aku adalah hamba-Mu. Aku akan setia pada perjanjianku dengan-Mu dan janji-Mu semampuku. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan yang telah aku perbuat. Aku mengakui nikmat-Mu kepadaku dan aku mengakui dosaku, oleh karena itu, ampunilah aku. Sesungguhnya tiada yang mengampuni dosa kecuali Engkau."
Menggemakan Cinta dengan Sholawat: Mengetuk Pintu Syafaat Rasulullah SAW
Setelah membersihkan diri dengan istighfar, amalan berikutnya yang menjadi penyempurna adalah sholawat kepada Nabi Muhammad SAW. Sholawat adalah bentuk doa, pujian, dan permohonan rahmat kepada Allah untuk dilimpahkan kepada Rasulullah SAW. Ini adalah ekspresi cinta, hormat, dan kerinduan seorang umat kepada Nabinya.
Perintah bersholawat datang langsung dari Allah SWT dan merupakan sebuah amalan di mana Allah dan para malaikat-Nya juga melakukannya. Ini menunjukkan betapa agung dan mulianya kedudukan Nabi Muhammad SAW.
"Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya." (QS. Al-Ahzab: 56)
Keajaiban dan Keutamaan Bersholawat
Setiap satu sholawat yang kita panjatkan akan dibalas dengan kebaikan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda:
"Barangsiapa yang bershalawat kepadaku satu kali, maka Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali, dihapuskan darinya sepuluh kesalahan, dan ditinggikan baginya sepuluh derajat." (HR. An-Nasa'i)
Subhanallah, sebuah "investasi" amal yang sangat menguntungkan. Manfaat sholawat tidak berhenti di situ. Di antara keajaibannya adalah:
- Menjadi Sebab Terkabulnya Doa: Sebuah doa yang diapit dengan sholawat di awal dan di akhirnya memiliki kemungkinan lebih besar untuk dikabulkan. Umar bin Khattab radhiyallahu 'anhu berkata, "Sesungguhnya doa itu terhenti di antara langit dan bumi, tidak akan naik sedikit pun darinya sampai engkau bershalawat atas Nabimu."
- Mendapatkan Syafaat di Hari Kiamat: Rasulullah SAW menjanjikan syafaat (pertolongan) bagi umatnya yang paling banyak bersholawat kepadanya. Beliau bersabda: "Orang yang paling berhak mendapatkan syafaatku pada hari kiamat adalah orang yang paling banyak bershalawat kepadaku." (HR. Tirmidzi)
- Menghilangkan Kesusahan dan Kegundahan: Dikisahkan Ubay bin Ka'ab bertanya kepada Rasulullah SAW tentang berapa banyak porsi sholawat yang harus ia alokasikan dalam doanya. Setelah berdialog, Ubay berkata akan menjadikan seluruh doanya untuk bersholawat. Maka Rasulullah SAW bersabda: "Jika demikian, maka akan dicukupkan kesusahanmu dan akan diampuni dosamu."
- Mendekatkan Diri kepada Rasulullah SAW: Sholawat adalah tali penghubung spiritual antara umat dengan Nabinya. Semakin banyak bersholawat, semakin dekat pula kedudukannya dengan Rasulullah di akhirat kelak.
Ragam Bacaan Sholawat Nabi
Sama seperti istighfar, bacaan sholawat juga sangat beragam. Berikut adalah beberapa di antaranya yang paling populer dan memiliki fadhilah besar.
1. Sholawat Ibrahimiyah
Ini adalah sholawat yang paling utama dan sempurna (afdhal) karena diajarkan langsung oleh Rasulullah SAW dan selalu kita baca dalam tasyahud akhir setiap shalat. Inilah bacaan sholawat yang kualitasnya tidak diragukan lagi.
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ. اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
Allahumma shalli 'alaa Muhammad wa 'alaa aali Muhammad, kamaa shallaita 'alaa Ibraahiim wa 'alaa aali Ibraahiim, innaka hamiidum majiid. Allahumma baarik 'alaa Muhammad wa 'alaa aali Muhammad, kamaa baarakta 'alaa Ibraahiim wa 'alaa aali Ibraahiim, innaka hamiidum majiid.
Artinya: "Ya Allah, berilah rahmat kepada Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberi rahmat kepada Nabi Ibrahim dan keluarga Nabi Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia. Ya Allah, berilah keberkahan kepada Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberi keberkahan kepada Nabi Ibrahim dan keluarga Nabi Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia."
2. Sholawat Nariyah (Tafrijiyah)
Sholawat ini dikenal sebagai "kunci gudang yang agung". Para ulama sering mengamalkannya ketika menghadapi kesulitan besar atau memohon hajat yang penting. Dikatakan bahwa membacanya sebanyak 4444 kali dengan niat yang tulus dapat menjadi wasilah terurainya masalah yang sulit.
اَللّٰهُمَّ صَلِّ صَلَاةً كَامِلَةً وَسَلِّمْ سَلَامًا تَامًّا عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الَّذِيْ تَنْحَلُّ بِهِ الْعُقَدُ وَتَنْفَرِجُ بِهِ الْكُرَبُ وَتُقْضٰى بِهِ الْحَوَائِجُ وَتُنَالُ بِهِ الرَّغَائِبُ وَحُسْنُ الْخَوَاتِمِ وَيُسْتَسْقَى الْغَمَامُ بِوَجْهِهِ الْكَرِيْمِ وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ فِيْ كُلِّ لَمْحَةٍ وَنَفَسٍ بِعَدَدِ كُلِّ مَعْلُوْمٍ لَكَ
Allahumma sholli sholaatan kaamilatan wasallim salaaman taamman 'ala sayyidinaa Muhammadinil ladzii tanhallu bihil 'uqodu wa tanfariju bihil kurabu wa tuqdhaa bihil hawaa-iju wa tunaalu bihir raghaa-ibu wa husnul khawaatimi wa yustasqal ghamaamu biwajhihil kariimi wa 'alaa aalihii wa shahbihii fii kulli lamhatin wa nafasin bi'adadi kulli ma'luumin laka.
Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah shalawat yang sempurna dan curahkanlah salam kesejahteraan yang penuh kepada junjungan kami Nabi Muhammad, yang dengan sebab beliau semua kesulitan dapat terpecahkan, semua kesusahan dapat dilenyapkan, semua keperluan dapat terpenuhi, dan semua yang didambakan serta husnul khatimah dapat diraih, dan berkat wajahnya yang mulia hujanpun akan turun, dan semoga terlimpahkan kepada keluarganya serta para sahabatnya, di setiap detik dan hembusan nafas sebanyak bilangan semua yang diketahui oleh Engkau."
3. Sholawat Thibbil Qulub (Penyembuh Hati)
Sholawat ini dikenal sebagai doa untuk memohon kesembuhan, baik penyakit fisik maupun penyakit hati (rohani). Sangat baik diamalkan sebagai ikhtiar batiniah untuk memohon kesehatan dari Allah SWT.
اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، طِبِّ الْقُلُوْبِ وَدَوَائِهَا، وَعَافِيَةِ الْأَبْدَانِ وَشِفَائِهَا، وَنُوْرِ الْأَبْصَارِ وَضِيَائِهَا، وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ
Allahumma sholli 'alaa sayyidinaa Muhammadin, thibbil quluubi wa dawaa-ihaa, wa 'aafiyatil abdaani wa syifaa-ihaa, wa nuuril abshaari wa dhiyaa-ihaa, wa 'alaa aalihii wa shahbihii wa sallim.
Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami, Nabi Muhammad, sebagai dokter hati dan obatnya, sebagai penyehat badan dan kesembuhannya, sebagai cahaya mata dan sinarnya, dan semoga rahmat tercurah limpahkan atas keluarga dan sahabat-sahabatnya, dan berilah kesejahteraan."
4. Sholawat Munjiyat (Penyelamat)
Sholawat ini memiliki keutamaan sebagai penyelamat dari berbagai macam kesulitan dan bencana. Dianjurkan dibaca ketika seseorang merasa dalam bahaya atau menginginkan perlindungan dari segala keburukan.
اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلاَةً تُنْجِيْنَا بِهَا مِنْ جَمِيْعِ الْأَهْوَالِ وَالْاٰفَاتِ وَتَقْضِيْ لَنَا بِهَا جَمِيْعَ الْحَاجَاتِ وَتُطَهِّرُنَا بِهَا مِنْ جَمِيْعِ السَّيِّئَاتِ وَتَرْفَعُنَا بِهَا عِنْدَكَ أَعْلَى الدَّرَجَاتِ وَتُبَلِّغُنَا بِهَا أَقْصَى الْغَايَاتِ مِنْ جَمِيْعِ الْخَيْرَاتِ فِى الْحَيَاةِ وَبَعْدَ الْمَمَاتِ
Allahumma sholli 'alaa sayyidinaa Muhammadin sholaatan tunjiinaa bihaa min jamii'il ahwaali wal aafaat, wa taqdhii lanaa bihaa jamii'al haajaat, wa tuthahhirunaa bihaa min jamii'is sayyi-aat, wa tarfa'unaa bihaa 'indaka a'lad darajaat, wa tuballighunaa bihaa aqshal ghaayaat min jamii'il khairaati fil hayaati wa ba'dal mamaat.
Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami Nabi Muhammad, dengan shalawat itu Engkau menyelamatkan kami dari semua keadaan yang menakutkan dan dari semua bencana, dengan shalawat itu Engkau memenuhi semua kebutuhan kami, dengan shalawat itu Engkau membersihkan kami dari semua keburukan, dengan shalawat itu Engkau mengangkat kami ke derajat tertinggi di sisi-Mu, dan dengan shalawat itu Engkau menyampaikan kami kepada tujuan maksimal dari semua kebaikan, baik dalam kehidupan maupun setelah kematian."
Sinergi Istighfar dan Sholawat: Membersihkan dan Menghias Diri
Mengamalkan istighfar dan sholawat secara bersamaan memiliki kekuatan spiritual yang luar biasa. Para ulama menganalogikannya seperti proses membersihkan sebuah wadah lalu mengisinya dengan wewangian. Istighfar berfungsi untuk membersihkan wadah (hati) dari kotoran-kotoran dosa dan maksiat. Tanpa pembersihan ini, kebaikan apa pun yang dimasukkan tidak akan sempurna.
Setelah wadah hati menjadi bersih berkat istighfar, maka sholawat datang untuk mengisi dan menghiasinya dengan cahaya cinta kepada Rasulullah, rahmat dari Allah, dan keberkahan yang melimpah. Hati yang bersih akan lebih mudah menerima pancaran nur ilahi, dan doa-doa yang dipanjatkan akan lebih mudah menembus langit.
Waktu Terbaik untuk Mengamalkannya
Pada dasarnya, istighfar dan sholawat dapat diamalkan kapan saja dan di mana saja. Namun, ada beberapa waktu yang dianggap mustajab dan memiliki keutamaan lebih, di antaranya:
- Sepertiga Malam Terakhir: Waktu sahur adalah waktu terbaik untuk beristighfar. Allah SWT memuji hamba-Nya yang memohon ampun di waktu ini (QS. Ali 'Imran: 17).
- Setelah Shalat Fardhu: Rasulullah SAW biasa beristighfar tiga kali setelah salam dari shalat fardhu. Ini adalah momen yang tepat untuk menyambungnya dengan dzikir dan sholawat.
- Pagi dan Petang: Mengamalkan dzikir pagi dan petang, yang di dalamnya termasuk Sayyidul Istighfar dan sholawat, adalah perisai pelindung sepanjang hari dan malam.
- Hari Jumat: Hari Jumat adalah hari yang agung. Memperbanyak sholawat pada hari Jumat sangat dianjurkan, sebagaimana sabda Nabi: "Sesungguhnya hari yang paling utama bagi kalian adalah hari Jumat, maka perbanyaklah shalawat kepadaku di dalamnya, karena shalawat kalian akan disampaikan kepadaku." (HR. Abu Dawud).
- Saat Turun Hujan: Waktu turunnya hujan adalah salah satu waktu mustajab untuk berdoa. Mengisinya dengan istighfar dan sholawat akan memperbesar peluang terkabulnya hajat.
Menjadikannya Kebiasaan Harian
Kunci untuk merasakan manfaat luar biasa dari istighfar dan sholawat adalah istiqamah atau konsistensi. Jangan hanya melakukannya saat sedang tertimpa musibah. Jadikanlah keduanya sebagai wirid harian yang tak terpisahkan dari napas kehidupan kita.
Mulailah dengan target yang realistis. Misalnya, berkomitmen membaca istighfar 100 kali dan sholawat 100 kali setiap hari. Bisa dibagi-bagi waktunya, misalnya 20 kali setelah setiap shalat fardhu. Gunakan waktu-waktu luang seperti saat di perjalanan, menunggu, atau sebelum tidur untuk terus membasahi lisan dengan dua dzikir agung ini.
Pada akhirnya, istighfar adalah perjalanan kembali kepada fitrah yang suci, sebuah pengakuan bahwa kita adalah hamba yang lemah dan senantiasa butuh ampunan-Nya. Sementara sholawat adalah perjalanan cinta menuju sang teladan, sebuah upaya untuk menyambungkan hati dengan sumber syafaat dan rahmat. Keduanya adalah bekal terbaik yang bisa kita siapkan untuk perjalanan panjang menuju keabadian, meraih ketenangan di dunia dan kebahagiaan di akhirat.