Panduan Lengkap Bacaan Dzikir
Dzikir adalah jembatan yang menghubungkan hati seorang hamba dengan Sang Pencipta. Dalam hiruk pikuk kehidupan modern yang sering kali menjauhkan kita dari ketenangan, dzikir hadir sebagai oasis yang menyejukkan jiwa. Secara harfiah, dzikir berarti 'mengingat'. Dalam konteks ibadah, ia adalah segala bentuk aktivitas lisan maupun hati yang bertujuan untuk mengingat keagungan Allah SWT. Ini adalah amalan yang ringan di lisan, namun berat timbangannya di akhirat, dan sangat dicintai oleh Ar-Rahman. Melalui dzikir, hati yang gersang disirami oleh rahmat, pikiran yang kalut ditenangkan oleh kebesaran-Nya, dan jiwa yang lelah menemukan sandaran yang paling kokoh.
Perintah untuk senantiasa berdzikir tersebar di banyak ayat dalam Al-Qur'an. Allah berfirman, "Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu." Ini adalah janji yang luar biasa; saat kita mengingat Allah, Dia pun mengingat kita. Dzikir bukan hanya sekadar rutinitas mengucapkan kalimat-kalimat suci, melainkan sebuah proses internalisasi makna yang mendalam, sebuah dialog tanpa kata antara hamba dengan Tuhannya. Artikel ini akan mengupas secara mendalam berbagai macam bacaan dzikir, mulai dari yang dibaca setiap hari, setelah shalat, hingga dzikir pagi dan petang, lengkap dengan keutamaan serta adab dalam mengamalkannya.
Keutamaan dan Manfaat Agung dari Berdzikir
Manfaat berdzikir tidak hanya terbatas pada pahala di akhirat, tetapi juga memberikan dampak positif yang luar biasa dalam kehidupan dunia. Keutamaan ini terangkum dalam berbagai dalil dari Al-Qur'an dan hadits, serta terbukti secara nyata dalam pengalaman spiritual kaum beriman.
1. Mendatangkan Ketenangan Hati
Salah satu keutamaan dzikir yang paling sering dirasakan adalah kemampuannya untuk menentramkan hati. Di tengah badai masalah dan kecemasan, dzikir laksana sauh yang menjaga kapal jiwa agar tetap stabil. Allah SWT berfirman dalam Surah Ar-Ra'd ayat 28:
"(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram."
Ayat ini dengan tegas menyatakan bahwa ketenangan sejati (sakinah) hanya dapat diraih melalui dzikrullah. Ketika lisan dan hati sibuk mengagungkan Asma-Nya, maka kegelisahan, kekhawatiran, dan ketakutan duniawi akan sirna, digantikan oleh rasa damai dan pasrah kepada-Nya.
2. Menghapus Dosa dan Mengangkat Derajat
Dzikir, terutama yang mengandung permohonan ampun (istighfar), adalah cara efektif untuk membersihkan diri dari noda-noda dosa. Setiap kali seorang hamba mengucapkan "Astaghfirullah" dengan tulus, ia sedang membuka pintu ampunan Allah yang Maha Luas. Rasulullah SAW bersabda bahwa orang yang berdzikir laksana orang hidup, sementara yang tidak berdzikir laksana orang mati. Dzikir menghidupkan kembali hati yang telah mati oleh dosa. Lebih dari itu, setiap kalimat tasbih, tahmid, dan takbir yang diucapkan akan menjadi pemberat timbangan kebaikan di hari kiamat dan mengangkat derajat pelakunya di surga.
3. Mendapat Perlindungan dari Allah SWT
Bacaan-bacaan dzikir tertentu, seperti dzikir pagi dan petang, berfungsi sebagai perisai ghaib yang melindungi seorang muslim dari berbagai macam keburukan. Ia melindungi dari gangguan jin dan setan, dari kejahatan manusia, dari sihir, dan dari berbagai musibah lainnya atas izin Allah. Dengan membiasakan dzikir perlindungan, seseorang menempatkan dirinya dalam penjagaan Allah yang tidak pernah tidur dan tidak pernah lalai. Ia berjalan di muka bumi dengan keyakinan bahwa ada kekuatan Maha Besar yang senantiasa melindunginya.
4. Dicintai oleh Allah dan Didekatkan kepada-Nya
Amalan yang paling dicintai Allah adalah yang dilakukan secara rutin (istiqamah) meskipun sedikit. Dzikir adalah salah satu amalan yang paling mudah untuk diistiqamahkan. Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadits qudsi, Allah SWT berfirman: "Aku sesuai persangkaan hamba-Ku. Aku bersamanya ketika ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku saat bersendirian, Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku di suatu kumpulan, Aku akan mengingatnya di kumpulan yang lebih baik daripada pada itu (kumpulan malaikat)." Hadits ini menunjukkan betapa istimewanya kedudukan orang yang berdzikir di sisi Allah.
Kumpulan Bacaan Dzikir Pokok dan Keutamaannya
Berikut adalah beberapa bacaan dzikir dasar yang menjadi inti dari banyak rangkaian wirid. Memahami makna dan keutamaannya akan menambah kekhusyuan saat mengamalkannya.
1. Tasbih (تَسْبِيْح)
سُبْحَانَ اللهِ
Subhanallah
"Maha Suci Allah."
Tasbih adalah ungkapan penyucian. Dengan mengucapkannya, kita mengakui bahwa Allah SWT Maha Suci dari segala bentuk kekurangan, sifat buruk, dan dari segala sesuatu yang tidak layak bagi keagungan-Nya. Kalimat ini membersihkan keyakinan kita dari menyamakan Allah dengan makhluk-Nya. Rasulullah SAW bersabda bahwa dua kalimat yang ringan di lisan, berat di timbangan, dan dicintai Ar-Rahman adalah "Subhanallahi wa bihamdih, Subhanallahil 'azhim". Mengucapkan "Subhanallah" seratus kali di pagi hari dan seratus kali di petang hari akan menghapus dosa-dosa meskipun sebanyak buih di lautan.
2. Tahmid (تَحْمِيْد)
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ
Alhamdulillah
"Segala puji bagi Allah."
Tahmid adalah ungkapan syukur dan pujian. Dengan mengucapkannya, kita mengakui bahwa segala pujian yang sempurna, segala nikmat yang kita terima, baik yang tampak maupun tersembunyi, semuanya berasal dari Allah dan hanya layak ditujukan kepada-Nya. Kalimat ini memenuhi timbangan kebaikan (mizan). Rasulullah SAW mengajarkan bahwa "Alhamdulillah" adalah ucapan yang paling disukai Allah. Ia adalah doa terbaik, karena di dalamnya terkandung pengakuan atas segala kebaikan dari-Nya, yang secara implisit juga merupakan permohonan agar nikmat tersebut terus berlanjut.
3. Takbir (تَكْبِيْر)
اَللّٰهُ أَكْبَرُ
Allahu Akbar
"Allah Maha Besar."
Takbir adalah ungkapan pengagungan. Dengan mengucapkannya, kita menyatakan bahwa Allah lebih besar dari segala sesuatu. Lebih besar dari masalah kita, lebih besar dari kekhawatiran kita, lebih besar dari musuh kita, dan lebih besar dari seluruh alam semesta. Kalimat ini menanamkan keberanian dan ketenangan dalam hati, karena kita menyandarkan diri kepada Dzat Yang Maha Besar. Ia adalah kalimat yang membakar semangat dalam ibadah dan jihad, serta pengingat bahwa tidak ada kekuatan yang patut ditakuti selain kekuatan Allah.
4. Tahlil (تَهْلِيْل)
لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ
Laa ilaha illallah
"Tiada Tuhan selain Allah."
Tahlil adalah kalimat tauhid, pondasi dari seluruh ajaran Islam. Ia adalah pernyataan pembebasan diri dari segala bentuk penyembahan kepada selain Allah dan penegasan totalitas penghambaan hanya kepada-Nya. Kalimat ini adalah kunci surga. Siapa pun yang ucapan terakhirnya adalah "Laa ilaha illallah" akan masuk surga. Ia adalah dzikir yang paling utama, karena ia mencakup penolakan (laa ilaha) dan penetapan (illallah). Ia membersihkan hati dari syirik dan mengisinya dengan cinta dan pengagungan kepada satu-satunya Tuhan yang hakiki.
5. Hauqalah (حَوْقَلَة)
لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ
Laa hawla wa laa quwwata illa billah
"Tiada daya dan tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah."
Hauqalah adalah kalimat kepasrahan total. Dengan mengucapkannya, kita mengakui kelemahan dan keterbatasan diri kita, serta mengakui bahwa segala kemampuan untuk berubah dari satu kondisi ke kondisi lain, untuk melakukan kebaikan, dan untuk meninggalkan keburukan, semata-mata berasal dari kekuatan Allah. Rasulullah SAW menyebut kalimat ini sebagai "Kanzun min kunuzil jannah" (salah satu perbendaharaan surga). Ia adalah kalimat yang diucapkan ketika menghadapi kesulitan, ketika memikul beban berat, dan ketika memohon pertolongan dalam segala urusan.
6. Istighfar (اِسْتِغْفَار)
أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ
Astaghfirullahal 'adziim
"Aku memohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung."
Istighfar adalah permohonan ampun. Ini adalah dzikir yang sangat penting karena manusia adalah tempatnya salah dan lupa. Dengan beristighfar, kita mengakui dosa-dosa kita dan memohon agar Allah menutupinya di dunia dan mengampuninya di akhirat. Rasulullah SAW, yang ma'shum (terjaga dari dosa), beristighfar lebih dari tujuh puluh kali dalam sehari. Ini menunjukkan betapa agungnya amalan ini. Memperbanyak istighfar tidak hanya menghapus dosa, tetapi juga menjadi sebab dibukanya pintu rezeki, diberikan jalan keluar dari setiap kesulitan, dan dilapangkan dari setiap kesempitan.
Dzikir Setelah Shalat Fardhu
Salah satu waktu paling utama untuk berdzikir adalah seusai melaksanakan shalat fardhu. Rasulullah SAW tidak langsung beranjak pergi setelah salam, melainkan duduk sejenak untuk berdzikir. Berikut adalah urutan dzikir yang umum diamalkan sesuai sunnah:
-
Membaca Istighfar (3 kali)
أَسْتَغْفِرُ اللهَ
Astaghfirullah
"Aku memohon ampun kepada Allah."
-
Membaca Doa Keselamatan
اَللّٰهُمَّ أَنْتَ السَّلَامُ وَمِنْكَ السَّلَامُ، تَبَارَكْتَ يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ
Allahumma antas salaam, wa minkas salaam, tabaarakta yaa dzal jalaali wal ikraam.
"Ya Allah, Engkaulah As-Salaam (Yang Maha Sejahtera), dan dari-Mulah segala keselamatan. Maha Berkah Engkau, wahai Dzat yang memiliki segala keagungan dan kemuliaan."
-
Membaca Tahlil
لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
Laa ilaha illallahu wahdahu laa syarika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa 'ala kulli syai'in qadiir.
"Tiada Tuhan selain Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya segala kerajaan dan bagi-Nya segala puji, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu."
-
Membaca Tasbih, Tahmid, dan Takbir (masing-masing 33 kali)
Amalan ini memiliki keutamaan yang sangat besar, sebagaimana disebutkan dalam hadits riwayat Muslim, bahwa siapa yang mengamalkannya akan diampuni dosa-dosanya walaupun sebanyak buih di lautan.
سُبْحَانَ اللهِ (x33)
Subhanallah (33 kali)
"Maha Suci Allah."
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ (x33)
Alhamdulillah (33 kali)
"Segala puji bagi Allah."
اَللّٰهُ أَكْبَرُ (x33)
Allahu Akbar (33 kali)
"Allah Maha Besar."
-
Menyempurnakan menjadi 100 dengan Tahlil
لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
Laa ilaha illallahu wahdahu laa syarika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa 'ala kulli syai'in qadiir.
"Tiada Tuhan selain Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya segala kerajaan dan bagi-Nya segala puji, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu."
-
Membaca Ayat Kursi (Surah Al-Baqarah: 255)
Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang membaca Ayat Kursi setiap selesai shalat fardhu, maka tidak ada yang menghalanginya masuk surga kecuali kematian." (HR. An-Nasa'i).
ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلْحَىُّ ٱلْقَيُّومُ ۚ لَا تَأْخُذُهُۥ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ ۚ لَّهُۥ مَا فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِى ٱلْأَرْضِ ۗ مَن ذَا ٱلَّذِى يَشْفَعُ عِندَهُۥٓ إِلَّا بِإِذْنِهِۦ ۚ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ ۖ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَىْءٍ مِّنْ عِلْمِهِۦٓ إِلَّا بِمَا شَآءَ ۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ ۖ وَلَا يَـُٔودُهُۥ حِفْظُهُمَا ۚ وَهُوَ ٱلْعَلِىُّ ٱلْعَظِيمُ
Allahu laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyuum, laa ta'khudzuhuu sinatuw wa laa nauum, lahuu maa fissamaawaati wa maa fil ardh, man dzalladzii yasyfa'u 'indahuu illaa bi idznih, ya'lamu maa baina aidiihim wa maa khalfahum, wa laa yuhiithuuna bisyai im min 'ilmihii illaa bimaa syaa', wasi'a kursiyyuhus samaawaati wal ardh, wa laa ya'uuduhuu hifdzuhumaa, wa huwal 'aliyyul 'adziim.
"Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar."
-
Membaca Surah Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas (masing-masing 1 kali, khusus setelah Subuh dan Maghrib dibaca 3 kali)
Ketiga surah ini dikenal sebagai Al-Mu'awwidzat (surah-surah perlindungan). Membacanya secara rutin adalah bagian dari benteng diri seorang muslim.
Dzikir Pagi dan Petang (Al-Ma'tsurat)
Dzikir pagi (dibaca setelah shalat Subuh hingga terbit matahari) dan dzikir petang (dibaca setelah shalat Ashar hingga terbenam matahari) adalah amalan sunnah yang sangat dianjurkan. Ia laksana baju zirah yang melindungi seorang hamba sepanjang hari atau malam. Berikut beberapa bacaan penting dari Al-Ma'tsurat:
Sayyidul Istighfar (Raja dari Istighfar)
Rasulullah bersabda, barangsiapa membacanya di sore hari dengan penuh keyakinan lalu ia meninggal pada malam itu, maka ia termasuk penghuni surga. Dan barangsiapa membacanya di pagi hari dengan penuh keyakinan lalu ia meninggal pada hari itu, maka ia termasuk penghuni surga.
اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لَا إِلٰهَ إِلَّا أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلَّا أَنْتَ
Allahumma anta rabbii laa ilaaha illaa anta, khalaqtanii wa ana 'abduka, wa ana 'alaa 'ahdika wa wa'dika mastatha'tu, a'uudzu bika min syarri maa shana'tu, abuu'u laka bini'matika 'alayya, wa abuu'u bidzanbii faghfirlii fa innahuu laa yaghfirudz dzunuuba illaa anta.
"Ya Allah, Engkau adalah Tuhanku, tiada Tuhan selain Engkau. Engkau telah menciptakanku dan aku adalah hamba-Mu. Aku berada di atas janji dan sumpah setia kepada-Mu semampuku. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan yang telah aku perbuat. Aku mengakui nikmat-Mu atasku dan aku mengakui dosaku, maka ampunilah aku. Sesungguhnya tiada yang mengampuni dosa selain Engkau."
Doa Memohon Perlindungan
Dibaca 3 kali di waktu pagi dan petang, akan melindungi dari segala sesuatu yang membahayakan.
بِسْمِ اللهِ الَّذِيْ لَا يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ
Bismillahilladzi laa yadhurru ma'asmihi syai'un fil ardhi wa laa fis samaa'i wa huwas samii'ul 'aliim.
"Dengan nama Allah yang bersama nama-Nya, tidak ada sesuatu pun di bumi maupun di langit yang dapat membahayakan, dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."
Doa Keridhaan
Dibaca 3 kali. Barangsiapa membacanya, maka Allah akan meridhainya pada hari kiamat.
رَضِيْتُ بِاللهِ رَبًّا، وَبِالْإِسْلَامِ دِيْنًا، وَبِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَبِيًّا
Radhiitu billahi rabba, wa bil islaami diina, wa bi muhammadin shallallahu 'alaihi wa sallama nabiyya.
"Aku ridha Allah sebagai Tuhanku, Islam sebagai agamaku, dan Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam sebagai Nabiku."
Doa Memohon Kesehatan dan Keselamatan
Dibaca 3 kali di waktu pagi dan petang.
اَللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ بَدَنِيْ، اَللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ سَمْعِيْ، اَللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ بَصَرِيْ، لَا إِلٰهَ إِلَّا أَنْتَ
Allahumma 'aafinii fii badanii, allahumma 'aafinii fii sam'ii, allahumma 'aafinii fii basharii, laa ilaaha illaa anta.
"Ya Allah, sehatkanlah badanku. Ya Allah, sehatkanlah pendengaranku. Ya Allah, sehatkanlah penglihatanku. Tiada Tuhan selain Engkau."
Adab dan Etika dalam Berdzikir
Agar dzikir yang kita lakukan lebih bermakna dan diterima di sisi Allah, ada beberapa adab yang perlu diperhatikan:
- Ikhlas: Niatkan dzikir semata-mata untuk mencari ridha Allah, bukan untuk pamer atau tujuan duniawi lainnya.
- Khusyu' dan Menghadirkan Hati: Usahakan untuk tidak sekadar menggerakkan lisan, tetapi juga merenungkan makna dari setiap kalimat yang diucapkan. Rasakan keagungan Allah saat bertakbir, rasakan kesucian-Nya saat bertasbih, dan rasakan rasa syukur saat bertahmid.
- Berada dalam Keadaan Suci: Meskipun tidak wajib, berdzikir dalam keadaan berwudhu adalah lebih utama dan lebih sempurna.
- Memilih Waktu dan Tempat yang Tepat: Carilah waktu yang tenang seperti di sepertiga malam terakhir atau setelah shalat, dan tempat yang bersih dan jauh dari gangguan.
- Merendahkan Suara: Dzikir yang paling utama adalah yang dilakukan dengan suara lirih (sirr), antara terdengar oleh diri sendiri dan tidak mengganggu orang lain, kecuali pada dzikir yang memang disunnahkan untuk dikeraskan (jahr) seperti takbir di hari raya.
- Istiqamah: Lakukan dzikir secara rutin setiap hari. Amalan yang sedikit tetapi konsisten lebih baik daripada amalan yang banyak tetapi hanya sesekali.
Penutup: Menjadikan Dzikir Napas Kehidupan
Dzikir bukanlah sekadar amalan tambahan, ia adalah napas bagi ruhani seorang mukmin. Ia adalah cara kita mengisi ulang energi spiritual, membersihkan karat-karat dosa yang menempel di hati, dan mempererat ikatan cinta dengan Allah SWT. Dalam kesendirian, dzikir adalah teman terbaik. Dalam keramaian, ia adalah penjaga dari kelalaian. Saat lapang, ia adalah wujud syukur. Saat sempit, ia adalah kunci pertolongan.
Marilah kita basahi lisan kita dengan bacaan dzikir setiap saat. Jadikan ia sebagai kebiasaan yang melekat dalam setiap aktivitas kita. Mulailah dengan dzikir-dzikir yang ringan, amalkan secara rutin setelah shalat, dan luangkan waktu khusus untuk dzikir pagi dan petang. Dengan izin Allah, hati kita akan senantiasa hidup, jiwa kita akan selalu tenang, dan langkah kita akan senantiasa berada dalam bimbingan dan perlindungan-Nya. Semoga Allah menjadikan kita semua termasuk dalam golongan orang-orang yang banyak mengingat-Nya.