Fase kritis 14 hari, di mana anak ayam mulai menunjukkan pertumbuhan pesat dan memerlukan penyesuaian lingkungan.
Usia dua minggu, atau 14 hari, merupakan titik balik yang sangat fundamental dalam siklus kehidupan anak ayam, baik itu jenis broiler, petelur (layer), maupun ayam kampung. Fase ini menandai berakhirnya periode brooding intensif dan dimulainya periode pertumbuhan yang cepat. Kesalahan manajemen yang terjadi pada minggu pertama bisa berakibat fatal, namun kesalahan yang terjadi pada minggu kedua akan menghasilkan kerugian finansial yang signifikan karena mengganggu FCR (Feed Conversion Ratio) dan keseragaman bobot.
Pada umur 14 hari, sistem kekebalan tubuh anak ayam mulai matang, namun kebutuhan nutrisi dan energi mereka melonjak drastis seiring dengan bertambahnya aktivitas fisik dan perkembangan bulu. Keseimbangan antara suhu lingkungan, kepadatan kandang, dan kualitas pakan harus dipertahankan secara sempurna. Peternak yang berhasil pada fase ini telah meletakkan fondasi kuat untuk panen yang sukses dan efisien.
Minggu kedua adalah masa transisi. Kita beralih dari fokus utama pada menjaga suhu vital ke fokus utama pada meningkatkan konsumsi pakan dan memastikan ketersediaan ruang yang memadai. Penyesuaian suhu harus dilakukan secara bertahap, biasanya dengan mengurangi suhu brooder sekitar 2-3°C dari minggu pertama. Selain itu, ayam pada usia ini sudah menunjukkan perilaku sosial yang lebih kompleks, termasuk perebutan pakan dan, jika manajemen buruk, kanibalisme. Memahami perubahan ini adalah kunci.
Perkembangan internal dan eksternal ayam pada usia dua minggu sangat pesat. Beberapa perubahan krusial meliputi:
Mengabaikan salah satu aspek ini dapat menyebabkan hambatan pertumbuhan (stunting) yang tidak dapat diperbaiki di usia selanjutnya. Investasi waktu dan perhatian pada dua minggu pertama, khususnya di fase transisi hari ke-8 hingga ke-14, akan memberikan hasil terbaik di akhir periode budidaya.
Fase brooding idealnya selesai menjelang akhir minggu kedua, tergantung pada iklim lokal dan jenis ayam yang dipelihara. Suhu adalah faktor tunggal yang paling penting. Pada hari ke-14, suhu yang ideal di area pemanas (brooder) harus berkisar antara 28°C hingga 30°C. Ini adalah penurunan bertahap dari 32-33°C yang dibutuhkan pada minggu pertama.
Penurunan suhu tidak boleh dilakukan secara mendadak. Ayam harus diberi kesempatan untuk beradaptasi dengan lingkungan yang lebih sejuk. Peternak harus selalu mengamati perilaku ayam sebagai indikator suhu yang paling akurat:
Pada usia 14 hari, ayam sudah lebih kuat menghadapi fluktuasi suhu luar, namun manajemen zona mikro di bawah brooder harus tetap ketat. Untuk kandang terbuka, perubahan suhu malam dan siang yang ekstrem masih bisa menjadi masalah besar, memerlukan pemantauan intensif, terutama pada saat fajar.
Kepadatan adalah tantangan utama di minggu kedua. Ayam tumbuh sangat cepat. Kepadatan yang memadai pada hari pertama akan menjadi terlalu padat pada hari ke-14. Kepadatan yang berlebihan dapat menyebabkan stres, kanibalisme, peningkatan kelembaban, dan penyebaran penyakit yang cepat.
Idealnya, area brooding perlu diperluas minimal 50% atau bahkan dua kali lipat pada hari ke-10 hingga ke-14. Jika pada minggu pertama satu meter persegi diisi 50-60 DOC, pada hari ke-14, kepadatan optimal harus diturunkan menjadi sekitar 30-40 ekor per meter persegi. Proses perluasan ini harus dilakukan dengan hati-hati agar ayam tidak kaget dengan ruang baru yang lebih dingin.
Sekam (alas kandang) harus kering dan gembur. Pada usia 14 hari, produksi kotoran (feses) ayam meningkat pesat. Sekam yang basah, menggumpal, atau berbau amonia merupakan ancaman serius. Kelembaban tinggi di litter dapat memicu:
Untuk mengatasi peningkatan kotoran pada minggu kedua, peternak harus rutin membalik sekam (litter stirring) setiap hari dan menambahkan sekam baru di area yang paling basah, terutama di bawah tempat minum. Pastikan tidak ada kebocoran dari tempat minum.
Pada minggu kedua, kebutuhan oksigen ayam meningkat signifikan, dan jumlah panas serta uap air yang dikeluarkan dari tubuh mereka juga bertambah. Ventilasi yang baik sangat krusial. Pada kandang tertutup (closed house), kipas harus diatur untuk menyediakan pertukaran udara yang memadai sambil tetap menjaga suhu target.
Pada kandang terbuka, pastikan tirai kandang diatur sedemikian rupa sehingga udara segar dapat masuk tanpa menciptakan angin kencang (draft) yang langsung menerpa ayam. Angin dingin dapat menyebabkan stres dan membuat ayam menumpuk, bahkan jika suhu di bawah brooder sudah ideal. Ventilasi yang baik adalah kunci untuk mengeluarkan gas berbahaya seperti amonia dan karbon dioksida.
Pengelolaan tirai harus fleksibel. Di siang hari yang cerah dan hangat, tirai mungkin perlu dibuka lebih lebar. Namun, di malam hari atau saat cuaca hujan, tirai harus ditutup rapat untuk mencegah penurunan suhu yang drastis. Keseimbangan ini membutuhkan keahlian observasi dari peternak.
Pada usia 14 hari, pakan yang diberikan umumnya masih berupa pakan starter (protein tinggi, biasanya 21-23%) atau fase pre-starter, tergantung pada jenis ayam dan target pertumbuhan. Namun, yang berubah drastis adalah kuantitas dan metode pemberiannya.
Fase 14 hari adalah masa di mana ayam harus mencapai bobot target untuk jaminan pertumbuhan di fase selanjutnya. Bobot ideal pada hari ke-14 sangat bervariasi tergantung strain (misalnya, broiler bisa mencapai 350-450 gram, sementara layer mungkin lebih rendah). Kegagalan mencapai bobot target pada titik ini sulit dikejar di usia selanjutnya, karena massa otot dan kerangka yang terbentuk pada masa ini sangat penting.
Pada minggu kedua, frekuensi pemberian pakan dapat sedikit dikurangi dibandingkan minggu pertama, tetapi yang terpenting adalah memastikan tempat pakan (feeder) tidak pernah kosong. Ayam pada usia ini adalah "lapar konstan" dan memerlukan akses pakan 24 jam sehari. Strategi yang umum digunakan adalah:
Pada usia 14 hari, tempat pakan tambahan (nampan pakan) yang digunakan pada minggu pertama harus mulai ditarik dan diganti dengan tempat pakan gantung yang lebih besar atau tempat pakan otomatis. Tinggi tempat pakan harus disesuaikan: sejajar dengan punggung ayam atau sedikit lebih tinggi agar ayam bisa makan dengan nyaman tanpa menggaruk pakan keluar dari wadah. Pengaturan ketinggian tempat pakan yang salah adalah penyebab utama pakan terbuang.
Air adalah nutrisi yang paling sering diabaikan. Konsumsi air pada ayam umur 14 hari harus sekitar 1.5 hingga 2 kali lipat dari konsumsi pakan. Jika ayam makan 30 gram, mereka harus minum 45-60 ml air per hari. Air harus:
Pada fase ini, penting juga untuk mengevaluasi program suplementasi. Vitamin dan elektrolit sering diberikan melalui air minum, terutama setelah proses vaksinasi atau saat terjadi stres lingkungan (seperti perubahan cuaca ekstrem). Pemberian vitamin B kompleks membantu metabolisme energi dan meningkatkan nafsu makan, yang sangat dibutuhkan pada periode pertumbuhan cepat ini.
Untuk jenis ayam broiler, transisi dari pakan starter (fase I) ke pakan grower (fase II) biasanya terjadi sekitar hari ke-18 hingga ke-21. Namun, pada hari ke-14, peternak harus sudah mempersiapkan pakan fase selanjutnya. Jika ada perbedaan signifikan dalam formulasi pakan, transisi harus dilakukan secara bertahap selama 2-3 hari untuk menghindari gangguan pencernaan, meskipun sebagian besar peternak profesional menunda transisi hingga minggu ke-3 untuk memaksimalkan bobot awal.
Konsumsi pakan yang efisien sangat dipengaruhi oleh kesehatan usus. Jika ayam mengalami diare atau masalah pencernaan, penyerapan nutrisi akan terganggu, menyebabkan FCR (rasio pakan yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 kg bobot hidup) menjadi buruk, yang pada akhirnya merugikan peternak.
Pada usia 14 hari, program kesehatan harus difokuskan pada penguatan kekebalan tubuh yang mulai matang dan perlindungan terhadap infeksi lingkungan yang meningkat akibat kepadatan dan kotoran. Periode ini seringkali bertepatan dengan jadwal vaksinasi kedua (booster) untuk beberapa jenis penyakit, tergantung program yang diterapkan sejak DOC.
Meskipun jadwal vaksinasi bervariasi, ayam pada umur 14 hari seringkali menerima vaksinasi untuk penyakit yang sangat menular. Dua penyakit utama yang menjadi perhatian di sekitar usia ini adalah:
Proses vaksinasi harus dilakukan dengan sangat hati-hati. Pastikan air minum yang digunakan untuk vaksinasi bebas klorin dan mengandung stabilizer (seperti susu skim) untuk melindungi efektivitas virus vaksin. Ayam harus dipuasakan minum selama 1-2 jam sebelum pemberian vaksin agar mereka minum vaksin secara serentak.
Koksidiosis adalah penyakit parasit usus yang menjadi sangat menonjol di minggu kedua karena dua alasan:
Gejala koksidiosis meliputi diare berdarah, kotoran berwarna cokelat kemerahan, dan penurunan drastis dalam konsumsi pakan. Pencegahan terbaik adalah manajemen sekam yang kering dan penggunaan koksidiostat dalam pakan (standar dalam pakan starter komersial). Jika terjadi wabah, obat koksidia (seperti sulfaquinoxaline atau amprolium) harus segera diberikan di air minum.
Inspeksi kandang harian harus fokus pada beberapa indikator kesehatan penting:
Mendeteksi penyakit secara dini pada umur 14 hari sangat vital, karena pengobatan di fase ini jauh lebih efektif daripada jika penyakit sudah menyebar luas di akhir periode pemeliharaan.
Sanitasi air minum harus menjadi rutinitas harian. Meskipun pemberian antibiotik hanya dilakukan jika ada indikasi penyakit, pemberian acidifier atau cuka yang aman dalam dosis kecil (misalnya, 1 ml cuka per liter air) dapat membantu menjaga pH usus tetap rendah, yang menghambat pertumbuhan bakteri patogen seperti E. coli dan Salmonella, serta membantu memaksimalkan penyerapan kalsium. Namun, perlu dicatat bahwa acidifier tidak boleh diberikan bersamaan dengan vaksinasi melalui air minum.
Meskipun manajemen sudah dilakukan dengan baik, beberapa masalah umum cenderung muncul pada usia transisi ini. Peternak harus siap untuk mengidentifikasi dan mengatasinya dengan cepat.
Kanibalisme sering dimulai pada minggu kedua. Pemicu utamanya adalah stres yang disebabkan oleh:
Untuk mengendalikan kanibalisme, segera periksa faktor-faktor lingkungan di atas. Jika masalahnya parah, reduksi intensitas cahaya (misalnya, beralih dari lampu 100 watt ke 40 watt) adalah solusi cepat. Pastikan juga asupan garam dalam pakan cukup, karena kekurangan garam kadang-kadang memicu pemagutan.
Anak ayam broiler yang tumbuh sangat cepat pada usia 14 hari rentan terhadap masalah kaki, seperti Tibial Dyschondroplasia (TD) atau keseleo. Hal ini diperburuk oleh dua faktor: lantai yang licin dan kekurangan mineral dalam pakan (terutama kalsium dan fosfor) atau ketidakseimbangan nutrisi vitamin D3.
Jika lantai brooding terlalu licin (misalnya, alas koran di atas semen), anak ayam akan kesulitan berdiri dan sering mengalami pergeseran pinggul. Pastikan sekam sudah tebal dan gembur agar ayam memiliki pijakan yang stabil. Ayam yang sudah terlihat lumpuh atau pincang parah pada usia ini mungkin tidak akan mencapai bobot panen yang optimal dan sering kali harus diafkir.
Pilo-kaki, kondisi di mana kotoran menempel dan mengeras di sekitar kloaka, seharusnya sudah berkurang drastis setelah minggu pertama. Jika masih terjadi pada hari ke-14, ini menandakan masalah serius pada kesehatan usus, seringkali disebabkan oleh infeksi bakteri (E. coli), Gumboro, atau konsumsi air minum yang terlalu banyak karena stres panas.
Penanganan: Bersihkan kloaka dengan air hangat. Jika kasusnya masif, evaluasi program pakan dan air minum, serta pertimbangkan pemberian antibiotik spektrum luas yang direkomendasikan dokter hewan untuk mengatasi infeksi sekunder di usus.
Ayam umur dua minggu sangat peka terhadap perubahan lingkungan yang mendadak. Suara keras, pergerakan mendadak, atau kehadiran predator (seperti kucing atau tikus) dapat menyebabkan stres parah. Stres mengganggu konsumsi pakan, menurunkan kekebalan, dan meningkatkan risiko penyakit. Jaga lingkungan kandang setenang mungkin. Prosedur harian, seperti pemberian pakan dan pengecekan, harus dilakukan dengan tenang dan konsisten.
Pengawasan terhadap tikus dan serangga (terutama kumbang lalat) juga penting. Tikus tidak hanya memakan pakan dan berpotensi menularkan penyakit Salmonella, tetapi juga mengganggu istirahat ayam di malam hari.
Budidaya ayam yang sukses sangat bergantung pada data. Pada usia 14 hari, peternak harus sudah memiliki data yang akurat untuk dua minggu pertama dan menggunakannya untuk memprediksi performa di masa depan.
Bobot badan rata-rata (Average Body Weight/ABW) diukur setidaknya sekali seminggu (misalnya pada hari ke-7 dan hari ke-14). Pengambilan sampel penimbangan harus representatif, biasanya 3-5% dari populasi kandang, diambil secara acak dari berbagai titik.
Jika ABW pada hari ke-14 berada di bawah standar strain yang dipelihara (misalnya, 350 gram untuk broiler tertentu), peternak harus segera melakukan intervensi, yang biasanya melibatkan peningkatan kualitas pakan, penyesuaian suhu malam hari, dan pemberian suplemen penambah nafsu makan.
Selain bobot rata-rata, keseragaman (uniformity) adalah kunci. Ini diukur menggunakan Koefisien Variasi (CV). Idealnya, CV harus di bawah 10%. CV yang tinggi (misalnya 15-20%) menunjukkan bahwa ada ayam yang sangat besar dan sangat kecil dalam kelompok, yang bisa disebabkan oleh manajemen brooding yang buruk (akses pakan/air yang tidak merata) atau penyakit.
Jika CV tinggi pada hari ke-14, peternak mungkin perlu melakukan seleksi (grading) dan memisahkan kelompok kecil ke dalam area terpisah dengan pakan dan perhatian ekstra untuk membantu mereka mengejar ketertinggalan.
Data mortalitas harian harus dicatat dengan teliti. Mortalitas yang tinggi pada hari ke-14 bisa mengindikasikan infeksi parah (misalnya, Gumboro atau Salmonellosis). Jika kematian melampaui 0.5% per hari, diagnosis mendesak (nekropsi) oleh ahli harus dilakukan.
Konsumsi Pakan Kumulatif (Cumulative Feed Intake) juga dihitung. Data ini penting untuk menghitung FCR sementara. Jika konsumsi pakan rendah dibandingkan dengan target, ini sering kali terkait dengan suhu yang tidak nyaman atau penyakit yang sedang menyerang.
Fase 14 hari merupakan penentu seberapa efisien konversi pakan ayam akan terjadi. Bobot yang rendah di usia ini membutuhkan konsumsi pakan yang jauh lebih banyak dan mahal di fase akhir untuk mencapai bobot panen, membuat usaha budidaya kurang menguntungkan.
Pada periode pertumbuhan yang sangat intensif, yaitu di sekitar dua minggu, ayam memiliki metabolisme yang sangat tinggi. Air minum bukan hanya pelarut nutrisi, tetapi juga komponen vital dalam termoregulasi dan fungsi seluler. Kesalahan manajemen air di fase ini bisa lebih merugikan daripada kesalahan pakan.
Suhu air minum memiliki dampak besar pada konsumsi. Air yang terlalu dingin (di bawah 10°C, terutama jika berasal dari sumur dalam di pagi hari) dapat menyebabkan kontraksi pembuluh darah di kerongkongan ayam, sehingga mereka menolak minum (chill factor). Sebaliknya, air yang terlalu hangat (di atas 25°C) dapat mendorong pertumbuhan alga dan bakteri. Suhu ideal air minum adalah mendekati suhu ruangan atau sedikit lebih dingin, sekitar 18°C hingga 22°C.
Di wilayah tropis, menjaga air tetap sejuk seringkali sulit, terutama di tempat minum nipel. Peternak harus memastikan pipa air tidak terpapar sinar matahari langsung dan melakukan flushing (pengeluaran air stagnan) beberapa kali sehari untuk memastikan air yang disajikan selalu segar dan sejuk.
Ayam umur 14 hari sering mengalami stres akibat penyesuaian suhu yang berkurang, perluasan kandang, atau, yang paling umum, vaksinasi Gumboro/ND. Stres menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit, yang mengganggu kemampuan sel tubuh berfungsi optimal. Pemberian elektrolit (campuran garam, kalium, dan bikarbonat) melalui air minum sangat direkomendasikan pasca-vaksinasi atau selama periode stres panas. Elektrolit membantu memulihkan keseimbangan cairan tubuh dan mempercepat pemulihan.
Pada sistem tempat minum otomatis (nipel), pada usia ini ayam sudah mulai lebih agresif dalam minum, yang dapat menyebabkan kotoran dan sekam tertarik ke dalam nipel atau sistem. Kebuntuan atau tekanan air yang tidak merata dapat menyebabkan sebagian ayam dehidrasi tanpa disadari. Pengecekan rutin tekanan air dan membersihkan filter air wajib dilakukan. Biofilm di dalam pipa air minum dapat menjadi sumber kontaminasi bakteri kronis (misalnya E. coli) yang sulit diatasi jika sudah parah.
Program pencahayaan memainkan peran ganda: merangsang konsumsi pakan dan memengaruhi aktivitas ayam. Terdapat perbedaan signifikan dalam manajemen pencahayaan antara ayam broiler dan ayam petelur pada usia 14 hari.
Ayam broiler membutuhkan pencahayaan yang hampir terus-menerus (23 jam cahaya, 1 jam gelap) di minggu-minggu awal. Pada usia 14 hari, fokusnya adalah memaksimalkan jam makan. Intensitas cahaya harus cukup terang (sekitar 20-40 lux, setara dengan lampu 40 watt setiap 10-15 meter) di area pakan dan minum untuk memastikan ayam dapat menemukan sumber makanan dan aktif makan selama periode malam.
Namun, peternak harus berhati-hati agar cahaya tidak terlalu terang, karena hal ini dapat memicu hiperaktivitas dan kanibalisme. Di hari ke-14, penting untuk tetap memberikan setidaknya 1 jam kegelapan total. Periode gelap ini bertujuan untuk mengajarkan ayam beradaptasi dengan kondisi gelap (mencegah kepanikan total jika terjadi pemadaman listrik) dan memungkinkan sistem pencernaan mereka beristirahat, yang berkontribusi pada kesehatan usus yang lebih baik.
Untuk ayam layer atau ayam kampung yang ditujukan untuk petelur, program pencahayaan mulai diatur lebih ketat untuk mengendalikan pertumbuhan dan mencegah kematangan seksual dini. Meskipun pada 14 hari mereka masih membutuhkan cahaya panjang, program gelap yang lebih terstruktur (misalnya, 20 jam cahaya, 4 jam gelap) mungkin sudah mulai diperkenalkan untuk mengoptimalkan perkembangan kerangka tanpa kelebihan berat badan.
Manajemen pencahayaan harus diselaraskan dengan manajemen suhu. Jika suhu lingkungan terlalu rendah, pencahayaan yang intens dan berkelanjutan membantu menghasilkan sedikit panas tambahan dan menjaga aktivitas metabolisme tetap tinggi, namun risiko stres akibat kanibalisme harus selalu diperhatikan.
Pengelolaan sekam (litter management) yang efektif pada usia 14 hari adalah pertahanan utama melawan koksidiosis dan penyakit pernapasan. Kualitas sekam yang buruk dapat merusak kesehatan kawanan secara permanen.
Peningkatan kebasahan sekam pada hari ke-14 disebabkan oleh:
Sekam harus diaduk (stirring) minimal sekali sehari menggunakan garpu atau alat pengaduk sekam khusus. Pengadukan ini bertujuan untuk mengekspos lapisan sekam basah di bawah ke udara, memungkinkannya mengering. Jika sekam sudah menggumpal keras (caking), area tersebut harus segera dibuang dan diganti dengan sekam baru yang kering.
Untuk mengontrol amonia, peternak dapat menggunakan kapur pertanian (calcium carbonate) atau Zeolit yang ditaburkan di atas sekam yang basah sebelum diaduk. Bahan ini membantu menyerap kelembaban dan menetralisir amonia. Kadar amonia yang tinggi (bau yang menyengat) pada usia 14 hari dapat merusak silia di saluran pernapasan ayam, membuka jalan bagi infeksi CRD (Chronic Respiratory Disease) atau ND.
Perlu diingat bahwa pada usia ini, anak ayam masih sangat rentan terhadap dingin. Saat mengaduk sekam atau melakukan penggantian, pastikan suhu di dalam kandang tidak turun drastis, dan hindari menciptakan debu berlebihan yang dapat mengganggu pernapasan ayam.
Dalam budidaya broiler, bobot badan pada hari ke-14 sering disebut sebagai “Bobot Kunci” (Key Weight). Kinerja ayam di fase selanjutnya sangat ditentukan oleh seberapa baik bobot ini tercapai.
Prinsip umum dalam budidaya broiler adalah bahwa bobot yang didapatkan pada hari ke-14 akan melipatgandakan dirinya dalam dua minggu berikutnya (menjadi sekitar 4-5 kali bobot DOC). Ayam yang berhasil mencapai bobot 400 gram pada hari ke-14 memiliki potensi jauh lebih besar untuk mencapai 2.5 kg pada hari ke-35 dibandingkan ayam yang hanya mencapai 300 gram di hari ke-14.
Bobot yang kurang optimal pada usia 14 hari memiliki konsekuensi jangka panjang:
Oleh karena itu, intervensi nutrisi dan manajemen yang drastis harus dilakukan segera setelah penimbangan hari ke-14 menunjukkan hasil yang tidak memuaskan. Ini mungkin melibatkan penggunaan pakan pre-starter yang lebih lama atau penambahan suplemen energi.
Kesimpulannya, ayam umur 2 minggu adalah indikator paling jujur mengenai kualitas manajemen peternak. Periode ini adalah waktu kritis di mana kesalahan kecil yang terakumulasi di minggu pertama mulai menunjukkan dampak negatifnya secara nyata. Keberhasilan di usia 14 hari adalah jaminan profitabilitas yang paling kuat.
Meskipun suhu brooder diturunkan, ayam umur 2 minggu masih sangat rentan terhadap stres panas, terutama di iklim tropis atau pada kandang dengan kepadatan yang meningkat. Stres panas pada fase ini tidak hanya mengurangi nafsu makan, tetapi juga menyebabkan kerusakan permanen pada sistem kekebalan dan pencernaan.
Pada 14 hari, ayam sudah cukup besar untuk menunjukkan tanda-tanda stres panas yang jelas: terengah-engah (panting), sayap terbuka lebar, dan konsumsi air yang sangat tinggi (lebih dari dua kali konsumsi pakan). Jika suhu terlalu tinggi, ayam akan menghabiskan energi untuk mendinginkan diri, bukan untuk tumbuh.
Intervensi harus cepat:
Peternak harus memahami bahwa suhu yang nyaman bagi manusia mungkin sudah menjadi stres panas bagi ayam. Suhu kandang harus dipantau di level ayam, bukan hanya di langit-langit kandang. Termometer yang diposisikan setinggi ayam sangat penting untuk pengambilan keputusan manajemen yang akurat. Fluktuasi suhu yang cepat antara siang dan malam hari juga harus dihindari, karena transisi yang terlalu mendadak menyebabkan tekanan metabolisme yang besar pada tubuh ayam yang sedang tumbuh pesat.
Stres panas yang kronis (berlangsung beberapa hari) pada usia 14 hari dapat merusak villi usus, mengurangi kemampuan penyerapan nutrisi, dan meningkatkan risiko enteritis nekrotik. Bahkan jika ayam bertahan hidup, FCR mereka akan jauh lebih buruk di masa depan. Oleh karena itu, investasi pada sistem pendinginan yang memadai, bahkan pada fase brooding, adalah investasi yang sangat berharga.
Usus adalah "jantung" dari produksi ayam. Pada umur 14 hari, pematangan usus harus sudah sempurna. Kualitas kotoran ayam adalah cermin kesehatan usus.
Peternak harus mampu membedakan jenis kotoran normal dan abnormal:
Beberapa peternak profesional menggunakan sistem skor (1 hingga 5) untuk menilai konsistensi feses. Skor 1 adalah feses kering dan padat, sementara Skor 5 adalah feses sangat encer (watery). Feses yang ideal pada ayam umur 14 hari harus berada di Skor 2 atau 3. Jika skor rata-rata di atas 3.5, ini menandakan masalah kelembaban sekam yang serius dan risiko penyakit yang tinggi.
Untuk mendukung kesehatan usus yang sedang berkembang pesat pada minggu kedua, banyak peternak mulai memasukkan probiotik (bakteri baik) dan prebiotik (makanan untuk bakteri baik) ke dalam air minum atau pakan. Suplemen ini membantu menyeimbangkan mikrobiota usus, mengurangi peluang bakteri patogen mengambil alih, dan meningkatkan penyerapan nutrisi pakan. Penggunaan probiotik sangat disarankan setelah pemberian antibiotik untuk membangun kembali populasi bakteri baik yang mungkin ikut terbunuh.
Sanitasi usus yang baik di usia 14 hari memastikan bahwa ayam dapat mengkonversi pakan yang mahal menjadi bobot badan dengan efisiensi maksimal, menjamin pengembalian modal yang optimal bagi peternak.
Kualitas udara adalah aspek yang sering terlupakan, padahal pada usia 14 hari, ayam menghirup volume udara yang besar. Debu dan gas amonia adalah dua musuh utama sistem pernapasan ayam.
Amonia pada konsentrasi 25 ppm (parts per million) sudah dapat menyebabkan kerusakan ringan pada selaput lendir mata dan trakea. Pada 50 ppm atau lebih, kerusakan parah terjadi, melumpuhkan pertahanan alami ayam terhadap infeksi bakteri dan virus (terutama E. coli dan ND). Bau amonia yang terdeteksi oleh hidung manusia (biasanya terjadi di atas 15 ppm) sudah merupakan tanda bahaya bagi kesehatan ayam.
Solusi untuk amonia adalah ventilasi yang lebih baik dan pengelolaan sekam yang lebih kering. Peningkatan ketinggian kandang (mengangkat tirai) dan penambahan putaran kipas (di closed house) harus dipertimbangkan. Penggunaan sekam yang terbuat dari bahan dengan daya serap tinggi, seperti kulit padi atau serbuk kayu yang sudah dikomposkan, sangat membantu.
Pada usia dua minggu, ayam mulai lebih aktif menggaruk dan berlarian, menyebabkan debu dari pakan dan sekam beterbangan. Debu membawa partikel bakteri dan virus, yang jika terhirup, dapat memicu penyakit pernapasan. Beberapa cara mengurangi debu:
Ayam yang mengalami masalah pernapasan pada hari ke-14 akan kehilangan nafsu makan dan pertumbuhannya akan terhenti secara drastis. Pencegahan melalui kontrol kualitas udara adalah investasi kesehatan yang vital.
Setelah berhasil melewati minggu kedua, peternak harus mempersiapkan ayam untuk fase pertumbuhan (grower) yang merupakan sisa periode budidaya. Transisi ini melibatkan penyesuaian pakan, manajemen ruang, dan program pencahayaan final.
Jika perluasan di hari ke-14 belum mencapai area penuh kandang, maka pada akhir minggu kedua, pemisah brooding harus dihapus sepenuhnya. Ayam harus memiliki akses ke seluruh area kandang yang dialokasikan untuk fase grower. Kepadatan yang terlalu padat melewati hari ke-14 akan berdampak buruk pada pertambahan bobot harian (ADG) dan meningkatkan risiko penyakit stres.
Pada hari ke-14, peternak harus sudah mulai menghitung sisa pakan starter dan mempersiapkan pakan grower. Pakan grower memiliki kandungan protein yang sedikit lebih rendah dan energi yang lebih tinggi dibandingkan starter, yang sesuai dengan kebutuhan ayam yang kini lebih fokus pada pembentukan massa dan lemak, bukan lagi pembentukan kerangka dasar dan bulu.
Perhitungan stok pakan harus akurat karena pakan starter umumnya jauh lebih mahal. Transisi pakan harus bertahap (mixing 50% starter dan 50% grower selama 1-2 hari) untuk menghindari diare dan masalah pencernaan akibat perubahan komposisi nutrisi yang tiba-tiba. Keberhasilan ayam umur 2 minggu menentukan seberapa optimal pakan grower selanjutnya akan digunakan.
Secara keseluruhan, minggu kedua dalam kehidupan anak ayam adalah fase validasi. Ini adalah saat semua keputusan manajemen, baik dari sanitasi DOC, pengendalian suhu, hingga nutrisi, terakumulasi menjadi hasil yang terukur (bobot, FCR, dan mortalitas). Pengawasan yang teliti dan respons yang cepat terhadap setiap masalah yang muncul di usia 14 hari adalah penentu utama profitabilitas budidaya hingga panen.