Kualitas produk akhir sangat bergantung pada kualitas bahan baku. Bagi Ayam Betutu Haji Mustakim, pemilihan ayam adalah langkah krusial pertama yang seringkali diabaikan oleh produsen lain. Mereka secara tradisional menggunakan ayam kampung dewasa, yang meskipun memerlukan waktu masak lebih lama, menawarkan tekstur daging yang kokoh, tidak mudah hancur, dan mampu menyerap rempah secara maksimal.
Pemilihan Ayam Kampung yang Ideal
Ayam kampung yang dipilih harus memiliki bobot yang ideal dan usia yang matang. Daging ayam yang terlalu muda akan lembek dan kurang beraroma, sementara yang terlalu tua akan liat. Keseimbangan ini menentukan apakah daging akan menghasilkan kelembutan sempurna setelah dimasak berjam-jam. Setelah dibersihkan, ayam dipertahankan dalam bentuk utuh. Proses inilah yang membedakan Betutu otentik; ayam harus dimasak sebagai wadah besar untuk bumbu.
Teknik Marinas Jangka Panjang
Setelah ayam disiapkan, langkah selanjutnya adalah proses marinas (perendaman) yang mendalam. Bumbu Genep yang sudah ditumis matang tidak hanya dioleskan di bagian luar, tetapi juga dimasukkan secara padat ke dalam rongga perut ayam. Rongga ini, yang biasanya dibiarkan kosong pada masakan lain, berfungsi sebagai kantong bumbu alami yang akan melepaskan aromanya secara perlahan dari dalam ke luar selama proses memasak.
Proses marinas ini tidak dilakukan terburu-buru. Di dapur Haji Mustakim, ayam yang telah diisi bumbu dibiarkan beristirahat dalam suhu yang terkontrol selama beberapa jam—bahkan semalaman dalam beberapa kasus, tergantung ukuran ayam—agar minyak esensial dari Bumbu Genep benar-benar meresap ke dalam serat daging hingga ke tulang. Marinas yang sempurna adalah prasyarat mutlak untuk menghasilkan daging yang bukan hanya beraroma di permukaan, tetapi juga lezat hingga gigitan terakhir.
Mengikat dan Membungkus: Seni Memproteksi Rasa
Setelah dimarinasi, ayam harus diikat erat. Pengikatan tradisional menggunakan tali serat alami memastikan ayam mempertahankan bentuknya selama proses memasak yang panjang. Kemudian, ayam dibungkus berlapis-lapis. Lapisan pertama umumnya adalah daun singkong atau daun pepaya muda yang telah diolah untuk menghilangkan rasa pahit, berfungsi sebagai penyerap cairan bumbu dan pelapis pertama yang akan memberikan aroma tanah yang khas.
Lapisan paling luar adalah daun pisang. Daun pisang memainkan peran ganda: sebagai isolator panas dan sebagai penambah aroma. Daun pisang yang dipanaskan akan mengeluarkan aroma khas yang menyelimuti ayam, menjaga kelembaban daging, dan mencegah bumbu gosong secara langsung saat dipanaskan. Penggunaan daun pisang yang rapat adalah rahasia untuk menciptakan metode memasak in-papo (di dalam paket) yang memastikan kelembaban tetap terjaga, menghasilkan daging yang sangat empuk dan juicy.