Kemuliaan Bani Adam: Telaah Mendalam Surah Al Isra Ayat 17

Salah satu inti ajaran teologis dan etis yang dibawa oleh risalah samawi adalah penekanan pada martabat inheren yang melekat pada setiap individu manusia. Doktrin fundamental ini termaktub secara jelas dan tegas dalam Surah Al Isra, khususnya pada ayat ke-17. Ayat ini tidak hanya sekadar pengakuan, melainkan sebuah deklarasi universal mengenai kehormatan luar biasa yang dianugerahkan oleh Sang Pencipta kepada seluruh umat manusia—Bani Adam.

وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِي آدَمَ وَحَمَلْنَاهُمْ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنَاهُم مِّنَ الطَّيِّبَاتِ وَفَضَّلْنَاهُمْ عَلَىٰ كَثِيرٍ مِّمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيلًا
Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna.

Telaah mendalam terhadap ayat ini memerlukan pendekatan multidimensi, meliputi analisis linguistik, konteks historis dan tematik surat, serta implikasi teologis, etis, dan sosiologisnya. Ayat ini merupakan landasan bagi setiap pemahaman tentang hak asasi manusia, tanggung jawab moral, dan posisi manusia dalam tatanan kosmik.

Ilustrasi Kemuliaan Manusia

Alt Text: Ilustrasi abstrak yang melambangkan kemuliaan dan martabat manusia.

I. Analisis Linguistik dan Terminologi Kunci

Untuk memahami kedalaman pesan ayat ini, kita harus menelaah setiap komponen linguistiknya, terutama kata kunci 'karramna' dan 'tafḍīlan'.

1. Kata Kunci 'Karramna' (Kami Muliakan)

Kata dasar dari 'Karramna' adalah K-R-M (Karama), yang memiliki makna dasar mulia, agung, terhormat, dan dermawan. Ketika Allah menggunakan bentuk fi'il mādī (kata kerja lampau) 'Karramna,' hal ini menunjukkan bahwa pemuliaan ini adalah sebuah fakta yang telah ditetapkan dan mutlak, bukan janji di masa depan atau kondisi bersyarat.

🏠 Kembali ke Homepage