Panduan Lengkap 9 Doa Mustajab Setelah Sholat Fardhu
Sholat fardhu adalah tiang agama, sebuah kewajiban utama bagi setiap Muslim. Namun, ibadah kita tidak berhenti begitu salam diucapkan. Momen setelah sholat adalah waktu yang sangat istimewa, sebuah 'jeda emas' di mana pintu-pintu langit terbuka lebar dan doa seorang hamba memiliki potensi besar untuk diijabah. Rasulullah SAW senantiasa meluangkan waktu untuk berdzikir dan berdoa setelah menunaikan sholat wajib. Ini bukan sekadar rutinitas, melainkan sebuah cara untuk menyempurnakan ibadah, memohon ampunan, serta menyampaikan segala hajat kepada Allah SWT.
Berdzikir dan berdoa setelah sholat fardhu memiliki banyak keutamaan. Ia menjadi penambal kekurangan dalam sholat kita, membersihkan hati dari kelalaian, dan memperkuat ikatan spiritual dengan Sang Pencipta. Dalam keheningan setelah sholat, kita merenungi kebesaran Allah, mengakui kelemahan diri, dan menumpahkan segala harapan. Artikel ini akan mengupas secara mendalam 9 doa setelah sholat fardhu yang diajarkan oleh Rasulullah SAW, lengkap dengan bacaan Arab, Latin, terjemahan, serta penjelasan makna yang terkandung di dalamnya agar setiap lafaz yang kita ucapkan lebih meresap ke dalam jiwa.
1. Istighfar: Membuka Gerbang Ampunan
Langkah pertama yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW setelah salam adalah memohon ampunan. Ini adalah wujud kerendahan hati seorang hamba yang menyadari bahwa sholatnya mungkin masih jauh dari sempurna, terdapat kelalaian atau pikiran yang tidak fokus. Dengan beristighfar, kita mengakui kelemahan kita di hadapan Allah Yang Maha Sempurna.
أَسْتَغْفِرُ اللهَ
Astaghfirullah
Aku memohon ampun kepada Allah.
Doa ini dibaca sebanyak tiga kali. Setelah itu, dilanjutkan dengan doa pujian yang lebih lengkap.
Makna dan Keutamaan Istighfar
Istighfar bukan sekadar ucapan lisan. Kata "Astaghfirullah" berasal dari akar kata "ghafara" yang berarti menutupi. Jadi, ketika kita beristighfar, kita memohon agar Allah menutupi dosa-dosa kita, aib kita, dan kesalahan kita, baik di dunia maupun di akhirat. Ini adalah pengakuan tulus bahwa kita adalah makhluk yang sering berbuat salah dan sangat membutuhkan maghfirah (ampunan) dari-Nya.
Rasulullah SAW, yang ma'shum (terjaga dari dosa), tetap beristighfar puluhan kali setiap hari. Ini menjadi pelajaran berharga bagi kita, umatnya. Jika beliau yang dijamin surga saja begitu tekun memohon ampun, apalagi kita yang bergelimang dosa? Membiasakan istighfar setelah sholat melatih jiwa untuk selalu introspeksi diri, tidak merasa sombong dengan ibadah yang telah dilakukan, dan senantiasa bergantung pada rahmat Allah.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Tsauban RA, ia berkata:
"Apabila Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam selesai dari sholatnya (sholat fardhu), beliau beristighfar tiga kali." (HR. Muslim)
Keutamaan istighfar sangatlah besar. Selain menghapus dosa, ia juga membuka pintu rezeki, memberikan jalan keluar dari setiap kesulitan, dan mendatangkan ketenangan jiwa. Dengan memulai wirid pasca-sholat dengan istighfar, kita membersihkan 'wadah' hati kita terlebih dahulu sebelum mengisinya dengan dzikir dan doa-doa lainnya.
2. Doa Memohon Keselamatan dan Keberkahan
Setelah memohon ampunan, kita memuji Allah sebagai sumber segala kedamaian dan keselamatan. Doa ini menegaskan bahwa hanya dari Allah-lah datangnya ketenangan sejati, dan kepada-Nya pula segala keberkahan berasal.
اَللّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ وَمِنْكَ السَّلاَمُ تَبَارَكْتَ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَاْلإِكْرَامِ
Allahumma antas salaam wa minkas salaam tabaarokta yaa dzal jalaali wal ikrom.
Ya Allah, Engkau adalah As-Salaam (Maha Pemberi Keselamatan) dan dari-Mu lah keselamatan. Maha Suci Engkau, wahai Tuhan Yang Memiliki Keagungan dan Kemuliaan.
Penjelasan Mendalam Doa Keselamatan
Doa ini merupakan kelanjutan langsung dari istighfar dalam hadits Tsauban RA. Mari kita bedah maknanya:
- "Allahumma Antas Salaam": Kita mengakui bahwa salah satu nama terindah Allah (Asmaul Husna) adalah As-Salaam. Ini berarti Allah adalah Dzat yang Maha Selamat dari segala aib dan kekurangan. Dia adalah sumber dari setiap kedamaian, ketentraman, dan keselamatan.
- "Wa Minkas Salaam": Dan hanya dari-Mu lah datangnya keselamatan. Pengakuan ini menanamkan dalam diri kita bahwa tidak ada tempat berlindung dan mencari keamanan selain kepada Allah. Keselamatan dari api neraka, dari siksa kubur, dari fitnah dunia, dari kejahatan makhluk, semuanya berasal dari-Nya.
- "Tabaarokta Yaa Dzal Jalaali wal Ikrom": Maha Suci Engkau (penuh keberkahan), wahai Tuhan Yang Memiliki Keagungan dan Kemuliaan. Ini adalah bentuk pujian tertinggi. "Dzal Jalaal" merujuk pada keagungan, kebesaran, dan kesempurnaan sifat-sifat Allah. Sementara "wal Ikrom" merujuk pada kemuliaan-Nya dan kemurahan-Nya dalam memberi nikmat kepada hamba-hamba-Nya.
Dengan merenungi doa ini, hati seorang Muslim menjadi tenang. Ia sadar bahwa ia baru saja beribadah kepada Tuhan Yang Maha Agung dan Maha Pemberi Damai. Segala kecemasan dan kegelisahan duniawi terasa sirna ketika kita bersandar pada Dzat Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu. Ini adalah transisi yang indah dari permohonan ampun menuju pujian yang tulus kepada Allah SWT.
3. Tahlil: Ikrar Tauhid yang Agung
Setelah memuji Allah, dzikir dilanjutkan dengan kalimat Tahlil. Ini adalah inti dari ajaran Islam, yaitu penegasan keesaan Allah dan penafian segala bentuk sekutu bagi-Nya. Kalimat ini memiliki bobot yang sangat berat di timbangan amal.
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa 'ala kulli syai-in qodiir.
Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya lah segala kerajaan dan bagi-Nya lah segala puji. Dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Keutamaan dan Makna Tahlil Pasca Sholat
Kalimat Tahlil adalah pondasi akidah. Mengucapkannya setelah sholat berfungsi sebagai pengingat dan penguat keyakinan kita. Mari kita pahami setiap frasanya:
- "Laa ilaha illallah": Penegasan bahwa tidak ada tuhan, sesembahan, atau dzat yang patut diibadahi dengan benar kecuali Allah. Ini menafikan segala bentuk syirik.
- "Wahdahu laa syarika lah": Menekankan keesaan-Nya. Dia satu-satunya, tidak ada partner, anak, atau sekutu dalam kekuasaan-Nya.
- "Lahul mulku": Hanya milik-Nya lah segala kerajaan. Apa yang ada di langit dan di bumi adalah ciptaan dan milik-Nya. Kekuasaan para raja di dunia ini hanyalah titipan yang fana.
- "Wa lahul hamdu": Dan hanya bagi-Nya lah segala puji. Setiap pujian yang sempurna dan mutlak hanya pantas ditujukan kepada Allah, karena semua nikmat berasal dari-Nya.
- "Wa huwa 'ala kulli syai-in qodiir": Dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Ini adalah penegasan kemahakuasaan Allah yang tidak terbatas. Dia mampu melakukan apa pun yang Dia kehendaki.
Mengucapkan dzikir ini setelah sholat memiliki fadhilah yang luar biasa. Ia mengingatkan kita bahwa segala kekuatan dan kekuasaan hanyalah milik Allah, sehingga kita tidak perlu takut kepada selain-Nya dan tidak berharap kepada selain-Nya. Ini menumbuhkan rasa tawakal dan keberanian dalam menjalani hidup. Dzikir ini adalah deklarasi kemerdekaan seorang hamba dari penghambaan kepada makhluk menuju penghambaan total hanya kepada Al-Khaliq.
4. Doa Perlindungan dari Siksa dan Fitnah
Salah satu doa yang sangat penting dan sering dianjurkan adalah permohonan perlindungan dari empat perkara besar: siksa neraka, siksa kubur, fitnah kehidupan dan kematian, serta fitnah Dajjal. Doa ini menunjukkan betapa seorang hamba sangat butuh perlindungan Allah dari ujian-ujian terberat.
اَللّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيْحِ الدَّجَّالِ
Allahumma inni a'udzubika min 'adzabil qobri, wa min 'adzabi jahannam, wa min fitnatil mahya wal mamat, wa min syarri fitnatil masihid dajjal.
Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, dari siksa neraka Jahannam, dari fitnah kehidupan dan kematian, dan dari kejahatan fitnah Al-Masih Ad-Dajjal.
Urgensi Memohon Perlindungan
Meskipun doa ini lebih masyhur dibaca saat tasyahud akhir sebelum salam, banyak ulama yang menganjurkan untuk membacanya juga setelah sholat karena kandungan maknanya yang sangat vital. Mari kita jabarkan empat permohonan perlindungan ini:
- Perlindungan dari Siksa Kubur ('Adzabil Qobri): Alam kubur adalah fase pertama kehidupan akhirat. Kenikmatan atau siksanya adalah nyata. Memohon perlindungan dari siksanya adalah tanda keimanan kita pada hal ghaib dan kesadaran bahwa hanya pertolongan Allah yang bisa menyelamatkan kita.
- Perlindungan dari Siksa Neraka ('Adzabi Jahannam): Ini adalah puncak dari segala ketakutan seorang mukmin. Neraka adalah balasan terburuk bagi mereka yang durhaka. Memohon perlindungan darinya adalah tujuan utama kita dalam beribadah.
- Perlindungan dari Fitnah Kehidupan dan Kematian (Fitnatil Mahya wal Mamat): Fitnah kehidupan mencakup segala ujian yang bisa menggoyahkan iman, seperti godaan syahwat, harta, tahta, dan syubhat (kerancuan pemikiran). Fitnah kematian adalah ujian berat di saat sakaratul maut, di mana setan datang menggoda untuk terakhir kalinya.
- Perlindungan dari Fitnah Dajjal (Fitnatil Masihid Dajjal): Ini adalah fitnah terbesar yang akan terjadi di akhir zaman. Rasulullah SAW menggambarkan dahsyatnya fitnah Dajjal hingga beliau memerintahkan umatnya untuk selalu berlindung darinya dalam setiap sholat.
Membaca doa ini secara rutin menunjukkan keseriusan kita dalam menjaga akidah dan memohon keselamatan dunia akhirat. Kita mengakui bahwa tanpa pertolongan Allah, kita tidak akan mampu menghadapi ujian-ujian maha dahsyat tersebut.
5. Membaca Ayat Kursi: Ayat Teragung dalam Al-Qur'an
Setelah berdzikir, sangat dianjurkan untuk membaca Ayat Kursi (Al-Baqarah: 255). Ayat ini disebut sebagai ayat yang paling agung dalam Kitabullah karena kandungan maknanya yang luar biasa dalam menjelaskan sifat-sifat kebesaran dan kekuasaan Allah SWT.
ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلْحَىُّ ٱلْقَيُّومُ ۚ لَا تَأْخُذُهُۥ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ ۚ لَّهُۥ مَا فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِى ٱلْأَرْضِ ۗ مَن ذَا ٱلَّذِى يَشْفَعُ عِندَهُۥٓ إِلَّا بِإِذْنِهِۦ ۚ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ ۖ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَىْءٍ مِّنْ عِلْمِهِۦٓ إِلَّا بِمَا شَآءَ ۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ ۖ وَلَا يَـُٔودُهُۥ حِفْظُهُمَا ۚ وَهُوَ ٱلْعَلِىُّ ٱلْعَظِيمُ
Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.
Keistimewaan Membaca Ayat Kursi Setelah Sholat
Keutamaan membaca Ayat Kursi setelah sholat fardhu sangatlah besar. Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadits:
"Barangsiapa yang membaca Ayat Kursi setiap selesai sholat fardhu, maka tidak ada yang menghalanginya masuk surga kecuali kematian." (HR. An-Nasa'i, disahihkan oleh Syekh Al-Albani)
Hadits ini memberikan motivasi yang sangat kuat. Artinya, jika seseorang rutin mengamalkannya dan ia meninggal dalam keadaan beriman, maka surgalah tempat kembalinya. Ini karena kandungan Ayat Kursi yang luar biasa:
- Tauhid Murni: Dimulai dengan "Allahu la ilaha illa Huwa," sama seperti kalimat Tahlil, mengesakan Allah.
- Sifat Allah yang Sempurna: Menyebutkan sifat Al-Hayyu (Maha Hidup) dan Al-Qayyum (Maha Berdiri Sendiri dan Mengurus Makhluk), menunjukkan bahwa Allah tidak bergantung pada apa pun, sementara segala sesuatu bergantung pada-Nya.
- Penafian Kekurangan: "La ta'khudzuhu sinatun wa la naum," Allah tidak mengantuk dan tidak tidur. Ini menunjukkan kesempurnaan pengawasan-Nya yang tiada henti.
- Kekuasaan Absolut: "Lahu ma fis samawati wa ma fil ardh," menegaskan kepemilikan mutlak Allah atas alam semesta.
- Ilmu yang Meliputi Segalanya: Menjelaskan bahwa ilmu Allah meliputi masa lalu, masa kini, dan masa depan, sementara ilmu makhluk sangat terbatas.
- Keagungan Kursi-Nya: "Wasi'a kursiyyuhus samawati wal ardh," Kursi-Nya meliputi langit dan bumi. Para ulama menafsirkan bahwa Kursi adalah tempat letak kedua telapak kaki Allah, dan itu saja sudah lebih luas dari langit dan bumi. Ini menunjukkan betapa Agungnya Dzat Allah.
Membaca dan merenungi Ayat Kursi setelah sholat adalah cara untuk mengisi kembali ruh kita dengan pengagungan kepada Allah, memperkuat iman, dan memohon perlindungan-Nya dari segala keburukan.
6. Dzikir Tasbih, Tahmid, dan Takbir (Masing-masing 33 Kali)
Ini adalah rangkaian dzikir yang paling populer dan memiliki dasar yang sangat kuat dari sunnah. Rangkaian ini terdiri dari tiga kalimat agung: Subhanallah, Alhamdulillah, dan Allahu Akbar, yang dibaca masing-masing sebanyak 33 kali.
سُبْحَانَ اللهِ (x33)
Subhanallah (33x)
Maha Suci Allah (33 kali)
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ (x33)
Alhamdulillah (33x)
Segala puji bagi Allah (33 kali)
اَللهُ أَكْبَرُ (x33)
Allahu Akbar (33x)
Allah Maha Besar (33 kali)
Setelah membaca ketiganya sebanyak 99 kali, kemudian digenapkan menjadi 100 dengan membaca kalimat Tahlil sekali lagi.
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa 'ala kulli syai-in qodiir.
Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya lah segala kerajaan dan bagi-Nya lah segala puji. Dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Fadhilah Agung di Balik Dzikir Rutin Ini
Keutamaan rangkaian dzikir ini dijelaskan dalam hadits dari Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda:
"Barangsiapa yang bertasbih (mengucapkan 'Subhanallah') setiap selesai sholat sebanyak 33 kali, bertahmid (mengucapkan 'Alhamdulillah') sebanyak 33 kali, dan bertakbir (mengucapkan 'Allahu Akbar') sebanyak 33 kali, itu semua berjumlah 99, lalu ia menggenapkannya untuk yang keseratus dengan (ucapan Tahlil), maka dosa-dosanya akan diampuni meskipun sebanyak buih di lautan." (HR. Muslim)
Ini adalah janji ampunan yang sangat besar bagi amalan yang relatif ringan. Mari kita renungi makna setiap kalimatnya:
- Tasbih (Subhanallah): Artinya Maha Suci Allah. Ini adalah kalimat penyucian. Dengan mengucapkannya, kita membersihkan keyakinan kita dari segala anggapan yang tidak layak bagi Allah. Kita menyucikan Allah dari sifat-sifat kekurangan, dari memiliki sekutu, anak, atau istri. Ini adalah pengakuan atas kesempurnaan mutlak Allah.
- Tahmid (Alhamdulillah): Artinya segala puji bagi Allah. Ini adalah kalimat syukur. Kita mengakui bahwa setiap nikmat, baik yang kita sadari maupun tidak, baik yang besar maupun kecil, semuanya berasal dari Allah. Udara yang kita hirup, detak jantung kita, kesehatan, keluarga, hidayah iman, semuanya adalah pemberian-Nya yang layak untuk disyukuri dengan pujian.
- Takbir (Allahu Akbar): Artinya Allah Maha Besar. Ini adalah kalimat pengagungan. Dengan mengucapkannya, kita menegaskan bahwa Allah lebih besar dari segala masalah kita, lebih besar dari segala kekhawatiran kita, lebih besar dari segala musuh kita, dan lebih besar dari apa pun yang ada di dunia ini. Kalimat ini memberikan kekuatan dan ketenangan jiwa.
Membaca rangkaian ini secara rutin setelah sholat tidak hanya mendatangkan ampunan, tetapi juga menanamkan pondasi akidah yang kokoh dalam hati, yaitu menyucikan, memuji, dan mengagungkan Allah SWT.
7. Doa Memohon Ilmu, Rezeki, dan Amal yang Diterima
Doa ini adalah paket lengkap permohonan kebaikan dunia dan akhirat. Mencakup tiga pilar utama kehidupan seorang Muslim: ilmu yang bermanfaat, rezeki yang baik, dan amalan yang diterima. Doa ini sangat dianjurkan untuk dibaca, terutama setelah sholat Subuh.
اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا, وَرِزْقًا طَيِّبًا, وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً
Allahumma inni as-aluka 'ilman nafi'an, wa rizqon thoyyiban, wa 'amalan mutaqobbalan.
Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang baik, dan amal yang diterima.
Tiga Permintaan Fundamental Seorang Hamba
Doa yang singkat ini mengandung permintaan yang sangat mendalam dan esensial:
- Ilmu yang Bermanfaat ('Ilman Nafi'an): Kita tidak hanya meminta ilmu, tetapi ilmu yang bermanfaat. Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang mendekatkan diri kita kepada Allah, yang membuahkan rasa takut (khasyah) kepada-Nya, dan yang tercermin dalam amal shaleh. Ilmu yang tidak bermanfaat justru bisa menjadi bumerang yang menjerumuskan pemiliknya ke dalam kesombongan dan kesesatan. Permintaan ini mencakup ilmu agama maupun ilmu dunia yang digunakan untuk kebaikan.
- Rezeki yang Baik (Rizqon Thoyyiban): Kita tidak sekadar meminta rezeki, tetapi rezeki yang thayyib. Kata thayyib berarti baik dan halal. Ini adalah permohonan agar Allah menganugerahkan kita rezeki dari sumber yang halal, yang membawa berkah bagi diri sendiri, keluarga, dan masyarakat. Rezeki yang haram akan mendatangkan malapetaka di dunia dan siksa di akhirat.
- Amal yang Diterima ('Amalan Mutaqobbalan): Ini adalah puncak dari segala harapan. Apa gunanya beramal jika tidak diterima oleh Allah? Syarat diterimanya amal ada dua: ikhlas karena Allah semata, dan sesuai dengan tuntunan (ittiba') Rasulullah SAW. Dengan doa ini, kita memohon kepada Allah agar Dia membimbing kita untuk memenuhi kedua syarat tersebut dalam setiap ibadah dan perbuatan baik kita.
Membiasakan doa ini setiap selesai sholat, khususnya Subuh, adalah cara memulai hari dengan visi yang jelas: mencari ilmu yang membawa manfaat, mengusahakan rezeki yang halal, dan beramal dengan niat yang lurus agar diterima oleh Allah SWT.
8. Doa untuk Kedua Orang Tua
Berbakti kepada orang tua (birrul walidain) adalah salah satu amalan yang paling dicintai Allah setelah sholat tepat waktu. Salah satu bentuk bakti yang bisa terus kita lakukan, bahkan setelah mereka tiada, adalah dengan mendoakan mereka. Momen setelah sholat fardhu adalah waktu yang sangat tepat untuk memanjatkan doa ini.
رَبِّ اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا
Rabbighfirlii wa liwaalidayya warhamhumaa kamaa robbayaanii shoghiiroo.
Wahai Tuhanku, ampunilah aku dan kedua orang tuaku, dan sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidikku di waktu kecil.
Wujud Bakti yang Tak Terputus
Doa ini adalah ekspresi cinta, terima kasih, dan bakti seorang anak kepada orang tuanya. Kandungannya sangat indah:
- "Rabbighfirlii wa liwaalidayya": Kita memulai dengan memohon ampunan untuk diri sendiri terlebih dahulu, ini adalah adab dalam berdoa. Kemudian, kita memohonkan ampunan untuk kedua orang tua kita. Ini adalah hadiah terindah yang bisa diberikan seorang anak, karena ampunan Allah adalah kunci keselamatan di akhirat.
- "Warhamhumaa": Dan sayangilah keduanya. Kita memohon agar Allah mencurahkan rahmat dan kasih sayang-Nya kepada mereka, baik di dunia maupun di akhirat. Rahmat Allah meliputi ketenangan jiwa, kesehatan, keberkahan, dan perlindungan dari segala mara bahaya.
- "Kamaa robbayaanii shoghiiroo": Sebagaimana mereka berdua telah mendidikku (dengan kasih sayang) di waktu kecil. Frasa ini adalah pengingat bagi kita akan jasa orang tua yang tak terhingga. Mereka merawat kita sejak dalam kandungan, melahirkan dengan susah payah, dan membesarkan kita dengan penuh cinta dan pengorbanan. Kita memohon agar Allah membalas kasih sayang mereka dengan kasih sayang-Nya yang jauh lebih besar dan abadi.
Mendoakan orang tua setelah sholat adalah amalan yang sangat mulia. Hal ini tidak hanya bermanfaat bagi orang tua, tetapi juga mendatangkan keberkahan bagi diri kita sendiri. Ini adalah cara kita menyambung tali kasih yang tidak akan pernah putus, bahkan oleh kematian sekalipun.
9. Doa Sapu Jagat: Permohonan Kebaikan Dunia dan Akhirat
Sebagai penutup dari rangkaian dzikir dan doa, kita memanjatkan sebuah doa yang sangat komprehensif, mencakup semua kebaikan. Doa ini dikenal sebagai "Doa Sapu Jagat" karena cakupannya yang begitu luas, meminta kebaikan di dunia, kebaikan di akhirat, dan perlindungan dari api neraka. Doa ini adalah doa yang paling sering dibaca oleh Rasulullah SAW.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Rabbana aatina fiddunya hasanah wa fil aakhirati hasanah waqinaa 'adzaabannar.
Wahai Tuhan kami, berikanlah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan peliharalah kami dari siksa api neraka.
Makna Kebaikan yang Menyeluruh
Doa dari Al-Qur'an (Surat Al-Baqarah: 201) ini sangat luar biasa karena sifatnya yang inklusif. Para ulama menjelaskan makna "kebaikan" (hasanah) dalam doa ini sebagai berikut:
- Kebaikan di Dunia (Hasanah fid-dunya): Ini mencakup segala hal yang baik dalam kehidupan duniawi. Seperti kesehatan, rumah yang lapang, pasangan yang shalih/shalihah, anak-anak yang berbakti, rezeki yang halal dan berkah, ilmu yang bermanfaat, nama baik, keamanan, dan yang terpenting adalah taufik untuk senantiasa beribadah kepada Allah.
- Kebaikan di Akhirat (Hasanah fil-aakhirah): Kebaikan terbesar di akhirat tentu saja adalah Surga. Ini juga mencakup kemudahan saat hisab, keamanan dari kengerian hari kiamat, mendapatkan syafaat, minum dari telaga Al-Kautsar, dan yang paling puncak adalah kenikmatan memandang wajah Allah SWT.
- Perlindungan dari Siksa Neraka (Waqinaa 'adzaabannar): Setelah meminta segala kebaikan, kita menutupnya dengan memohon perlindungan dari keburukan terburuk, yaitu api neraka. Permintaan ini ditegaskan secara khusus meskipun sudah tersirat dalam permintaan "kebaikan di akhirat", untuk menunjukkan betapa penting dan gentingnya urusan ini.
Dengan membaca doa sapu jagat, kita menyerahkan seluruh urusan kita kepada Allah. Kita memohon agar Allah memilihkan yang terbaik untuk kita di dunia ini, dan menganugerahkan keselamatan serta kebahagiaan abadi di akhirat kelak. Ini adalah doa pamungkas yang sempurna untuk mengakhiri wirid setelah sholat fardhu.
Penutup: Meraih Kekhusyukan Melalui Doa
Sembilan doa dan dzikir di atas adalah warisan berharga dari Rasulullah SAW yang sebaiknya kita amalkan secara rutin setelah sholat fardhu. Mengamalkannya bukan sekadar sebagai rutinitas tanpa makna, melainkan sebagai sebuah sarana untuk berkomunikasi, memohon, dan mengagungkan Dzat yang kita sembah dalam sholat. Momen setelah sholat adalah waktu mustajab di mana kita bisa merasakan kedekatan yang intim dengan Allah SWT.
Dengan memahami makna dari setiap lafaz yang kita ucapkan, dzikir dan doa kita akan menjadi lebih hidup dan meresap ke dalam sanubari. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kita taufik dan hidayah untuk dapat istiqomah dalam mengamalkan sunnah-sunnah-Nya, serta mengabulkan setiap doa yang kita panjatkan. Aamiin.