Panduan Terperinci Urutan Sholat Jenazah
Pendahuluan: Memahami Makna dan Kedudukan Sholat Jenazah
Sholat jenazah adalah salah satu bentuk ibadah yang memiliki kedudukan sangat penting dalam ajaran Islam. Ibadah ini merupakan hak bagi setiap Muslim yang meninggal dunia atas Muslim lainnya yang masih hidup. Hukum melaksanakannya adalah fardhu kifayah, yang berarti kewajiban ini akan gugur bagi seluruh Muslim di suatu wilayah jika sebagian dari mereka sudah melaksanakannya. Namun, jika tidak ada satu pun yang mengerjakan, maka seluruh Muslim di wilayah tersebut akan menanggung dosa.
Lebih dari sekadar ritual, sholat jenazah adalah wujud penghormatan terakhir, solidaritas, dan doa permohonan ampunan bagi almarhum/almarhumah. Ini adalah momen di mana komunitas Muslim berkumpul, melepaskan segala urusan duniawi sejenak, untuk mendoakan saudaranya yang telah berpulang agar diampuni segala dosanya, diterima amal ibadahnya, dan dilapangkan kuburnya. Bagi yang melaksanakan, terdapat keutamaan yang besar sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah SAW, yaitu pahala sebesar satu qirath, dan jika mengantarkannya hingga ke pemakaman, pahalanya menjadi dua qirath, di mana satu qirath diumpamakan sebesar Gunung Uhud.
Berbeda dengan sholat fardhu atau sunnah lainnya, sholat jenazah memiliki tata cara yang unik. Sholat ini dilaksanakan tanpa rukuk, sujud, i'tidal, maupun duduk tasyahud. Inti dari sholat jenazah adalah empat kali takbir yang masing-masing diikuti dengan bacaan doa-doa khusus. Oleh karena itu, memahami urutan dan bacaan dalam setiap takbir menjadi sangat krusial agar sholat yang kita laksanakan sah dan sempurna. Artikel ini akan menguraikan secara rinci dan mendalam mengenai setiap langkah dalam urutan sholat jenazah, mulai dari persiapan hingga salam penutup.
Persiapan Sebelum Memulai Sholat Jenazah
Sebelum sholat dimulai, ada beberapa hal penting yang harus dipastikan, baik yang berkaitan dengan jenazah maupun jamaah yang akan melaksanakan sholat. Persiapan yang matang akan memastikan kelancaran dan kekhusyukan ibadah.
1. Kondisi Jenazah
Jenazah yang akan disholatkan harus sudah dalam keadaan suci. Ini berarti jenazah telah selesai dimandikan sesuai syariat dan telah dikafani dengan kain kafan yang bersih dan menutup seluruh auratnya. Proses memandikan dan mengafani ini adalah bagian dari rangkaian pengurusan jenazah yang wajib dilakukan sebelum sholat.
2. Kondisi Jamaah
Setiap jamaah, baik imam maupun makmum, wajib memenuhi syarat sah sholat pada umumnya, yaitu:
- Suci dari hadats besar dan kecil. Jamaah harus dalam keadaan berwudhu. Jika tidak memungkinkan karena ketiadaan air atau halangan lain, dapat diganti dengan tayamum.
- Suci badan, pakaian, dan tempat sholat dari najis.
- Menutup aurat sebagaimana mestinya dalam sholat.
- Menghadap kiblat. Seluruh jamaah, termasuk jenazah yang diletakkan di depan, harus diarahkan menghadap kiblat.
3. Penentuan Posisi Imam dan Jenazah
Posisi imam terhadap jenazah memiliki aturan spesifik yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Pengetahuan akan hal ini penting, terutama bagi yang ditunjuk menjadi imam.
- Untuk Jenazah Laki-laki: Imam berdiri sejajar dengan bagian kepala jenazah. Posisi ini memberikan isyarat penghormatan dan fokus doa pada bagian yang paling mulia dari tubuh manusia.
- Untuk Jenazah Perempuan: Imam berdiri sejajar dengan bagian tengah badan (pinggang atau perut) jenazah. Hikmah di balik posisi ini, menurut sebagian ulama, adalah untuk lebih menutupi bagian aurat jenazah perempuan dari pandangan langsung jamaah di belakang imam.
Jika terdapat beberapa jenazah (laki-laki dan perempuan) yang akan disholatkan sekaligus, maka posisi jenazah diatur sebagai berikut: jenazah laki-laki diletakkan paling dekat dengan imam, diikuti jenazah perempuan di belakangnya, semuanya menghadap kiblat. Imam mengambil posisi sesuai dengan jenazah yang paling dekat dengannya (yaitu jenazah laki-laki).
4. Niat Sholat Jenazah
Niat adalah rukun pertama dan utama dalam setiap ibadah. Niat dilakukan di dalam hati bersamaan dengan takbiratul ihram. Meskipun dilafalkan dalam hati, melafalkan niat secara lisan (talaffuzh) dapat membantu memantapkan hati. Bacaan niat dibedakan berdasarkan posisi sebagai imam atau makmum, serta jenis kelamin jenazah.
Niat untuk Jenazah Laki-laki
Sebagai Imam:
أُصَلِّي عَلَى هَذَا الْمَيِّتِ أَرْبَعَ تَكْبِيرَاتٍ فَرْضَ الْكِفَايَةِ إِمَامًا لِلّهِ تَعَالَى
Usholli 'ala hadzal mayyiti arba'a takbirotin fardhol kifayati imaman lillahi ta'ala.
"Saya niat sholat atas jenazah laki-laki ini empat kali takbir fardhu kifayah, sebagai imam karena Allah Ta'ala."
Sebagai Makmum:
أُصَلِّي عَلَى هَذَا الْمَيِّتِ أَرْبَعَ تَكْبِيرَاتٍ فَرْضَ الْكِفَايَةِ مَأْمُومًا لِلّهِ تَعَالَى
Usholli 'ala hadzal mayyiti arba'a takbirotin fardhol kifayati ma'muman lillahi ta'ala.
"Saya niat sholat atas jenazah laki-laki ini empat kali takbir fardhu kifayah, sebagai makmum karena Allah Ta'ala."
Niat untuk Jenazah Perempuan
Sebagai Imam:
أُصَلِّي عَلَى هَذِهِ الْمَيِّتَةِ أَرْبَعَ تَكْبِيرَاتٍ فَرْضَ الْكِفَايَةِ إِمَامًا لِلّهِ تَعَالَى
Usholli 'ala hadzihil mayyitati arba'a takbirotin fardhol kifayati imaman lillahi ta'ala.
"Saya niat sholat atas jenazah perempuan ini empat kali takbir fardhu kifayah, sebagai imam karena Allah Ta'ala."
Sebagai Makmum:
أُصَلِّي عَلَى هَذِهِ الْمَيِّتَةِ أَرْبَعَ تَكْبِيرَاتٍ فَرْضَ الْكِفَايَةِ مَأْمُومًا لِلّهِ تَعَالَى
Usholli 'ala hadzihil mayyitati arba'a takbirotin fardhol kifayati ma'muman lillahi ta'ala.
"Saya niat sholat atas jenazah perempuan ini empat kali takbir fardhu kifayah, sebagai makmum karena Allah Ta'ala."
Perbedaan utama terletak pada kata petunjuk: "hadzal mayyiti" untuk jenazah laki-laki dan "hadzihil mayyitati" untuk jenazah perempuan.
Rukun dan Urutan Sholat Jenazah: Empat Takbir dan Bacaannya
Setelah semua persiapan selesai dan jamaah telah berdiri dalam saf yang rapat dan lurus, sholat jenazah dapat dimulai. Inti dari sholat ini adalah empat kali takbir yang menjadi rukunnya. Berikut adalah urutan rinci dari setiap takbir beserta bacaan yang dianjurkan.
Takbir Pertama (Takbiratul Ihram)
Takbir pertama ini berfungsi sebagai takbiratul ihram, yaitu takbir yang menandai dimulainya sholat.
- Mengangkat Tangan: Imam dan makmum mengangkat kedua tangan sejajar dengan telinga atau bahu, sebagaimana dilakukan dalam sholat biasa.
- Mengucapkan Takbir: Mengucapkan "Allahu Akbar" (اللهُ أَكْبَرُ).
- Bersedekap: Setelah takbir, tangan diletakkan di atas dada (posisi bersedekap), dengan tangan kanan di atas tangan kiri.
- Membaca Surat Al-Fatihah: Setelah bersedekap, seluruh jamaah (imam dan makmum) membaca Surat Al-Fatihah secara sirr (suara pelan, hanya terdengar oleh diri sendiri). Membaca Al-Fatihah setelah takbir pertama adalah rukun menurut mayoritas ulama Syafi'iyah.
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ. الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ. اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ. اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ. صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّۤالِّيْنَ
"Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam. Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Pemilik hari pembalasan. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus. (Yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya; bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat."
Takbir Kedua
Setelah selesai membaca Al-Fatihah, imam kembali bertakbir untuk kedua kalinya, yang diikuti oleh makmum.
- Mengucapkan Takbir: Imam mengucapkan "Allahu Akbar". Disunnahkan untuk mengangkat tangan saat takbir ini, meskipun posisi tangan tetap bersedekap setelahnya.
- Membaca Shalawat Nabi: Setelah takbir kedua, bacaan yang dianjurkan adalah shalawat kepada Nabi Muhammad SAW. Shalawat yang paling utama (afdhal) adalah Shalawat Ibrahimiyyah, yaitu shalawat yang biasa dibaca saat tasyahud akhir dalam sholat fardhu. Bacaan ini juga dibaca secara sirr.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، فِي الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
Allahumma sholli 'ala sayyidina Muhammad wa 'ala ali sayyidina Muhammad, kama shollaita 'ala sayyidina Ibrahim wa 'ala ali sayyidina Ibrahim, wa barik 'ala sayyidina Muhammad wa 'ala ali sayyidina Muhammad, kama barokta 'ala sayyidina Ibrahim wa 'ala ali sayyidina Ibrahim, fil 'alamina innaka hamidum majid.
"Ya Allah, berikanlah rahmat-Mu kepada junjungan kami Nabi Muhammad dan keluarga junjungan kami Nabi Muhammad, sebagaimana telah Engkau beri rahmat kepada junjungan kami Nabi Ibrahim dan keluarga junjungan kami Nabi Ibrahim. Dan berikanlah berkah-Mu kepada junjungan kami Nabi Muhammad dan keluarga junjungan kami Nabi Muhammad, sebagaimana telah Engkau beri berkah kepada junjungan kami Nabi Ibrahim dan keluarga junjungan kami Nabi Ibrahim. Di seluruh alam, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia."
Jika tidak hafal shalawat Ibrahimiyyah secara lengkap, diperbolehkan membaca shalawat yang lebih pendek, seperti: "Allahumma sholli 'ala sayyidina Muhammad."
Takbir Ketiga
Takbir ketiga adalah momen inti dari sholat jenazah, yaitu saat memanjatkan doa khusus untuk memohon ampunan bagi si mayit. Bacaan doa ini dibedakan berdasarkan jenis kelamin jenazah.
- Mengucapkan Takbir: Imam mengucapkan "Allahu Akbar", disunnahkan mengangkat tangan, dan diikuti oleh makmum.
- Membaca Doa untuk Jenazah: Setelah takbir, bacalah doa berikut dengan ikhlas, juga secara sirr.
Doa untuk Jenazah Laki-laki
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ، وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ، وَوَسِّعْ مَدْخَلَهُ، وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ، وَنَقِّهِ مِنَ الْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ، وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ، وَأَهْلًا خَيْرًا مِنْ أَهْلِهِ، وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ، وَأَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ، وَأَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَعَذَابِ النَّارِ
Allahummaghfirlahu warhamhu wa 'afihi wa'fu 'anhu, wa akrim nuzulahu, wa wassi' mudkholahu, waghsilhu bil ma'i wats tsalji wal barod, wa naqqihi minal khotoya kama yunaqqots tsaubul abyadhu minad danas, wa abdilhu daron khoiron min darihi, wa ahlan khoiron min ahlihi, wa zaujan khoiron min zaujihi, wa adkhilhul jannata, wa a'idzhu min 'adzabil qobri wa 'adzabin nar.
"Ya Allah, ampunilah dia, berilah rahmat kepadanya, selamatkanlah dia, maafkanlah dia. Muliakanlah tempat tinggalnya, luaskanlah pintu masuknya. Sucikanlah ia dengan air, es, dan embun. Bersihkanlah ia dari segala kesalahan sebagaimana kain putih yang bersih dari noda. Gantikanlah rumahnya dengan rumah yang lebih baik dari rumahnya, keluarga yang lebih baik dari keluarganya, dan pasangan yang lebih baik dari pasangannya. Masukkanlah ia ke dalam surga, dan lindungilah ia dari siksa kubur dan siksa neraka."
Doa untuk Jenazah Perempuan
Doanya sama, hanya saja kata ganti (dhamir) "-hu" diubah menjadi "-ha".
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهَا وَارْحَمْهَا وَعَافِهَا وَاعْفُ عَنْهَا، وَأَكْرِمْ نُزُلَهَا، وَوَسِّعْ مَدْخَلَهَا، وَاغْسِلْهَا بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ، وَنَقِّهَا مِنَ الْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ، وَأَبْدِلْهَا دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهَا، وَأَهْلًا خَيْرًا مِنْ أَهْلِهَا، وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهَا، وَأَدْخِلْهَا الْجَنَّةَ، وَأَعِذْهَا مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَعَذَابِ النَّارِ
Allahummaghfirlaha warhamha wa 'afiha wa'fu 'anha, wa akrim nuzulaha, wa wassi' mudkholaha, waghsilha bil ma'i wats tsalji wal barod, wa naqqiha minal khotoya kama yunaqqots tsaubul abyadhu minad danas, wa abdilha daran khoiron min dariha, wa ahlan khoiron min ahliha, wa zaujan khoiron min zaujiha, wa adkhilhal jannata, wa a'idzha min 'adzabil qobri wa 'adzabin nar.
"Ya Allah, ampunilah dia, berilah rahmat kepadanya, selamatkanlah dia, maafkanlah dia. Muliakanlah tempat tinggalnya, luaskanlah pintu masuknya. Sucikanlah ia dengan air, es, dan embun. Bersihkanlah ia dari segala kesalahan sebagaimana kain putih yang bersih dari noda. Gantikanlah rumahnya dengan rumah yang lebih baik dari rumahnya, keluarga yang lebih baik dari keluarganya, dan pasangan yang lebih baik dari pasangannya. Masukkanlah ia ke dalam surga, dan lindungilah ia dari siksa kubur dan siksa neraka."
Takbir Keempat
Ini adalah takbir terakhir sebelum salam. Setelah takbir ini, kita memanjatkan doa tidak hanya untuk si mayit, tetapi juga untuk diri kita sendiri dan kaum Muslimin secara umum.
- Mengucapkan Takbir: Imam mengucapkan "Allahu Akbar" untuk keempat kalinya, disunnahkan mengangkat tangan, dan diikuti oleh makmum.
- Membaca Doa Penutup: Setelah takbir, bacalah doa berikut. Doa ini juga memiliki versi untuk jenazah laki-laki dan perempuan.
Doa untuk Jenazah Laki-laki
اللَّهُمَّ لَا تَحْرِمْنَا أَجْرَهُ وَلَا تَفْتِنَّا بَعْدَهُ، وَاغْفِرْ لَنَا وَلَهُ
Allahumma la tahrimna ajrohu wa la taftinna ba'dahu waghfirlana wa lahu.
"Ya Allah, janganlah Engkau haramkan kami dari pahalanya, dan janganlah Engkau beri fitnah kepada kami sepeninggalnya, serta ampunilah kami dan dia."
Doa untuk Jenazah Perempuan
Sama seperti sebelumnya, hanya kata ganti "-hu" diubah menjadi "-ha".
اللَّهُمَّ لَا تَحْرِمْنَا أَجْرَهَا وَلَا تَفْتِنَّا بَعْدَهَا، وَاغْفِرْ لَنَا وَلَهَا
Allahumma la tahrimna ajroha wa la taftinna ba'daha waghfirlana wa laha.
"Ya Allah, janganlah Engkau haramkan kami dari pahalanya, dan janganlah Engkau beri fitnah kepada kami sepeninggalnya, serta ampunilah kami dan dia."
Setelah membaca doa ini, dianjurkan untuk diam sejenak sebelum salam, memberikan kesempatan bagi makmum untuk menyelesaikan bacaan mereka.
Salam Penutup
Sholat jenazah diakhiri dengan salam, sebagaimana sholat pada umumnya.
- Mengucapkan Salam Pertama: Imam menoleh ke kanan sambil mengucapkan "Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh". Makmum mengikutinya.
- Mengucapkan Salam Kedua: Kemudian imam menoleh ke kiri dan mengucapkan salam kedua. Ini adalah sunnah, sama seperti dalam sholat fardhu. Sebagian ulama ada yang berpendapat cukup dengan satu kali salam ke kanan, namun melakukan dua kali salam adalah lebih utama untuk keluar dari perbedaan pendapat.
Dengan selesainya salam, maka berakhirlah rangkaian pelaksanaan sholat jenazah. Setelah itu, biasanya dilanjutkan dengan doa singkat sebelum jenazah diangkat untuk dibawa ke pemakaman.
Hal-Hal Penting Lainnya Terkait Sholat Jenazah
Sholat Ghaib
Sholat Ghaib adalah sholat jenazah yang dilakukan untuk seseorang yang meninggal di tempat yang jauh, di mana jenazahnya tidak berada di hadapan orang yang mensholatkan. Tata caranya sama persis dengan sholat jenazah biasa, termasuk empat takbir dan bacaannya. Perbedaannya hanya terletak pada niat, di mana kita menyebutkan bahwa sholat ini ditujukan untuk si Fulan (menyebut nama) yang jenazahnya tidak ada di tempat (ghaib). Contohnya, "Saya niat sholat ghaib atas jenazah Fulan bin Fulan..."
Sholat Jenazah untuk Anak-Anak
Jika jenazah adalah anak kecil yang belum baligh, isi doa setelah takbir ketiga sedikit berbeda. Doanya tidak lagi berisi permohonan ampun (karena anak kecil belum memiliki dosa), melainkan doa agar ia menjadi tabungan, syafaat, dan pahala bagi kedua orang tuanya.
اللَّهُمَّ اجْعَلْهُ فَرَطًا وَذُخْرًا لِوَالِدَيْهِ، وَشَفِيعًا مُجَابًا. اللَّهُمَّ ثَقِّلْ بِهِ مَوَازِينَهُمَا وَأَعْظِمْ بِهِ أُجُورَهُمَا، وَأَلْحِقْهُ بِصَالِحِ الْمُؤْمِنِينَ، وَاجْعَلْهُ فِي كَفَالَةِ إِبْرَاهِيمَ، وَقِهِ بِرَحْمَتِكَ عَذَابَ الْجَحِيمِ
Allahummaj'alhu farothon wa dzukhron liwalidaihi, wa syafi'an mujaban. Allahumma tsaqqil bihi mawazinahuma wa a'zhim bihi ujurohuma, wa alhiqhu bisholihil mu'minin, waj'alhu fi kafalati Ibrahim, wa qihi birohmatika 'adzabal jahim.
"Ya Allah, jadikanlah dia sebagai simpanan pendahuluan dan tabungan bagi kedua orang tuanya, dan sebagai pemberi syafaat yang dikabulkan. Ya Allah, beratkanlah timbangan amal kedua orang tuanya dengan sebab musibah ini, dan perbesarlah pahala keduanya. Kumpulkanlah dia bersama orang-orang beriman yang shalih, jadikanlah ia dalam pemeliharaan Nabi Ibrahim, dan lindungilah ia dengan rahmat-Mu dari siksa neraka."
Kesimpulan
Melaksanakan sholat jenazah adalah sebuah kewajiban komunal (fardhu kifayah) sekaligus amalan yang mulia. Ia menjadi bukti kepedulian dan ikatan persaudaraan sesama Muslim, bahkan ketika salah seorang di antaranya telah dipanggil oleh Sang Pencipta. Dengan memahami setiap urutan, rukun, dan bacaan di dalamnya, kita dapat menunaikan hak saudara kita yang telah meninggal dengan cara yang terbaik, seraya memohonkan ampunan dan rahmat dari Allah SWT untuknya. Semoga panduan ini dapat membantu kita semua dalam melaksanakan ibadah sholat jenazah dengan benar, khusyuk, dan penuh penghayatan.