Pertanyaan fundamental bagi setiap peternak ayam petelur adalah: kapan tepatnya ayam siap memasuki fase produksi dan mulai meletakkan telur pertamanya? Jawaban atas pertanyaan ini tidak sekadar angka mutlak, melainkan cerminan dari keberhasilan manajemen sepanjang periode pertumbuhan ayam.
Umur di mana ayam petelur mulai memproduksi telur disebut sebagai Point of Lay (POL) atau Titik Awal Produksi. Secara umum, ayam petelur komersial modern (seperti strain Lohmann Brown, Hy-Line, atau Isa Brown) dirancang secara genetik untuk mencapai kematangan seksual dan mulai bertelur pada rentang usia yang relatif sempit. Interval ideal ini adalah antara 18 hingga 22 minggu (sekitar 4,5 hingga 5,5 bulan).
Mencapai POL tepat waktu, atau bahkan sedikit lebih awal (namun dengan berat badan yang memadai), sangat krusial. Keterlambatan dalam mencapai POL akan mengakibatkan kerugian ekonomis karena masa pemeliharaan bertambah tanpa adanya hasil produksi. Sebaliknya, ayam yang bertelur terlalu cepat tanpa mencapai bobot badan dan perkembangan organ yang optimal akan menghasilkan telur kecil dan memiliki masalah kesehatan (seperti prolaps) di kemudian hari.
Untuk memahami mengapa rentang umur 18-22 minggu begitu penting, kita harus memecah masa hidup ayam menjadi tiga fase manajemen utama, di mana setiap fase memiliki tujuan spesifik yang memengaruhi waktu kematangan seksual.
Tujuan utama fase ini adalah pertumbuhan yang cepat dan pembentukan sistem imun yang kuat. Bobot badan yang dicapai pada akhir fase starter menentukan fondasi perkembangan tulang dan organ internal. Kekurangan nutrisi atau penyakit serius pada fase ini akan menyebabkan keterlambatan yang sulit dikejar pada fase berikutnya.
Fase grower adalah fase penentuan. Pada periode ini, ayam harus mencapai target bobot badan yang spesifik dan seragam. Perkembangan organ reproduksi (ovarium dan oviduk) terjadi, tetapi pembentukan lemak yang berlebihan harus dihindari, sementara pembentukan otot yang solid harus diprioritaskan.
Keseragaman bobot badan pada usia 16 minggu harus mencapai minimal 80%. Jika keseragaman rendah, artinya sebagian besar ayam tidak siap secara fisiologis untuk dirangsang bertelur. Stimulasi cahaya yang diberikan pada kelompok yang tidak seragam akan menyebabkan hanya ayam yang besar saja yang bertelur, sementara ayam yang kecil tetap terlambat.
Fase ini adalah masa transisi. Sekitar 1-2 minggu sebelum telur pertama diletakkan, kebutuhan kalsium ayam meningkat drastis. Kalsium dibutuhkan tidak hanya untuk kulit telur, tetapi juga untuk membentuk tulang meduler (tempat penyimpanan kalsium internal) sebagai cadangan. Pakan harus diubah dari pakan grower ke pakan pre-layer/pullet atau langsung ke pakan layer, yang memiliki kalsium lebih tinggi (sekitar 2.5% hingga 3.0%).
Pada akhir fase ini, antara minggu ke-18 hingga ke-20, stimulasi cahaya biasanya dimulai untuk memicu pelepasan hormon ovulasi.
Meskipun genetika menetapkan batas potensi (18-22 minggu), empat faktor manajemen utama bertanggung jawab penuh atas tercapainya potensi tersebut.
Bobot badan pada usia 16-18 minggu adalah prediktor terbaik kapan ayam akan mulai bertelur. Setiap strain ayam petelur memiliki standar bobot badan ideal (misalnya 1.25 kg - 1.45 kg pada minggu ke-18). Ayam tidak akan mencapai kematangan seksual yang optimal jika bobot badannya kurang dari 90% dari standar strain, bahkan jika sudah memasuki usia ideal.
Kematangan seksual dipicu oleh lemak tubuh tertentu yang memicu pelepasan hormon reproduksi (GnRH – Gonadotropin-Releasing Hormone) dari hipotalamus. Jika ayam terlalu kurus, sinyal hormonal ini akan tertunda, menunda POL. Jika ayam terlalu gemuk, risiko masalah prolaps dan produksi telur ganda meningkat.
Selain bobot badan, panjang dan perkembangan oviduk juga penting. Oviduk mencapai panjang penuhnya sekitar 60-70 cm saat ayam mulai bertelur. Manajemen nutrisi yang buruk dapat menghambat perkembangan organ vital ini, bahkan jika bobot badan terlihat ideal.
Cahaya, khususnya panjang hari (fotoperiod), adalah pemicu lingkungan terkuat untuk dimulainya produksi telur. Rangsangan cahaya diterima oleh mata dan kelenjar pineal, kemudian diteruskan ke hipotalamus, yang melepaskan hormon yang memicu ovulasi.
Jangan pernah mengurangi durasi cahaya setelah fase stimulasi dimulai. Penurunan cahaya setelah minggu ke-18 akan menyebabkan penundaan bertelur, bahkan penghentian produksi sementara.
Penting juga diperhatikan intensitas cahaya. Di fase awal, intensitas rendah (5-10 lux) cukup. Saat stimulasi, intensitas harus dinaikkan menjadi 20-30 lux, terutama di area pakan dan minum.
Transisi nutrisi adalah jembatan fisiologis yang menghubungkan masa remaja dengan masa produksi. Kesalahan transisi dapat menyebabkan masalah serius seperti cage layer fatigue (kelelahan kandang), telur berkulit tipis, atau keterlambatan bertelur.
Dua minggu sebelum telur pertama diletakkan, ayam harus menyimpan kalsium dalam jumlah besar di tulang (tulang meduler). Kalsium ini digunakan untuk pembentukan kulit telur. Jika pakan layer (tinggi kalsium, >3.5%) diberikan terlambat, ayam akan mulai mengambil kalsium dari tulang struktural, menyebabkan kerapuhan tulang dan masalah mobilitas.
Oleh karena itu, pakan Pre-Layer (diberikan pada minggu 17-18) sangat penting, karena memiliki kandungan kalsium sedang (sekitar 2.0-2.5%) yang cukup untuk membangun cadangan, tetapi belum terlalu tinggi sehingga tidak mengganggu penyerapan mineral lain.
Pada fase grower, fokus adalah protein untuk pertumbuhan otot. Saat mendekati POL, kebutuhan energi meningkat karena ayam harus menyediakan energi untuk sintesis kuning telur. Pakan layer memiliki rasio energi dan protein yang seimbang untuk mendukung metabolisme produksi telur.
Setiap penyakit atau tingkat stres yang signifikan selama masa pertumbuhan akan mengalihkan energi tubuh dari pertumbuhan dan perkembangan organ reproduksi, yang pasti menunda POL.
Untuk mencapai usia bertelur yang optimal, penting untuk memahami apa yang terjadi di dalam tubuh ayam yang memicu dimulainya produksi telur.
Ayam betina dilahirkan dengan ribuan folikel (bakal kuning telur) yang tidak aktif. Kematangan seksual terjadi ketika ovarium merespons sinyal hormonal (yang dipicu oleh cahaya dan bobot badan) untuk mulai memilih folikel mana yang akan berkembang. Hanya satu folikel yang akan matang setiap hari dalam kondisi produksi optimal.
Stimulasi cahaya yang tepat memicu pelepasan Luteinizing Hormone (LH) dan Follicle-Stimulating Hormone (FSH). Hormon-hormon ini mendorong pertumbuhan folikel kuning telur, dan dalam waktu 10-14 hari setelah folikel pertama matang, ayam siap berovulasi dan meletakkan telur pertamanya.
Peternak dapat memprediksi POL dengan mengamati perubahan fisik pada ayam, biasanya dimulai sekitar 2-3 minggu sebelum telur pertama:
Meskipun rata-rata adalah 18-22 minggu, genetika strain memegang peran penting dalam menentukan waktu spesifik dan kurva produksi awal.
| Strain Ayam | Umur Awal Bertelur (POL) | Bobot Tubuh Ideal (18 Mg) | Karakteristik Utama |
|---|---|---|---|
| Lohmann Brown | 18 – 20 minggu | 1.40 – 1.45 kg | Sangat produktif, cepat mencapai puncak, telur coklat. |
| Hy-Line W-36 | 17 – 19 minggu | 1.25 – 1.35 kg | Mulai bertelur paling cepat, telur putih, bobot tubuh ramping. |
| Isa Brown | 19 – 21 minggu | 1.35 – 1.40 kg | Tahan terhadap variasi lingkungan, telur coklat gelap. |
| Dekalb White | 18 – 20 minggu | 1.30 – 1.40 kg | Mirip Hy-Line, efisiensi pakan tinggi. |
Jika ayam dipaksa bertelur terlalu cepat, ini seringkali disebabkan oleh pakan starter/grower yang terlalu tinggi protein dan stimulasi cahaya yang terlalu dini atau terlalu intens.
Keterlambatan hampir selalu disebabkan oleh defisiensi nutrisi (terutama kurangnya energi dan bobot badan), program cahaya yang salah (cahaya terlalu panjang di fase grower), atau penyakit kronis.
Manajemen pakan pada fase grower dan pre-layer adalah seni dan ilmu yang menentukan keberhasilan Point of Lay. Diperlukan penyesuaian yang sangat hati-hati terhadap kebutuhan nutrisi mikro dan makro.
Saat ayam beralih dari fase pertumbuhan ke fase produksi, kebutuhan nutrisinya berubah secara radikal:
Tiga serangkai mineral ini adalah kunci pembentukan kulit telur yang kuat:
Kebutuhan Kalsium pada fase grower (0-16 minggu) hanya sekitar 0.8% - 1.0%. Namun, pada fase layer (setelah 20 minggu), kebutuhan melompat menjadi 3.8% - 4.2%.
Untuk transisi, pakan pre-layer (minggu 17-19) harus memiliki Kalsium kasar 2.5%. Selain jumlah, bentuk kalsium juga penting. Sebagian kalsium harus diberikan dalam bentuk partikel kasar (butiran batu kapur yang lebih besar), sehingga kalsium dicerna lebih lambat di ampela dan tersedia pada malam hari saat kulit telur sedang dibentuk.
Fosfor harus seimbang dengan Kalsium. Rasio Ca:P yang ideal adalah krusial. Terlalu banyak kalsium dapat menghambat penyerapan fosfor, menyebabkan tulang lemah dan efisiensi pakan rendah. Fosfor harus dipastikan tersedia dalam bentuk yang dapat dicerna (Available Phosphorus) untuk memaksimalkan kesehatan tulang.
Vitamin D3 adalah hormon yang bertanggung jawab untuk penyerapan Kalsium di usus dan mobilisasinya dari tulang meduler. Pada saat mendekati POL, suplemen Vitamin D3 yang memadai harus dipastikan, terutama jika ayam dipelihara di kandang tertutup tanpa sinar matahari langsung.
Program pencahayaan bukan hanya tentang menaikkan durasi, tetapi tentang memahami interaksi kompleks antara cahaya dan fisiologi ayam. Kesalahan dalam program cahaya adalah penyebab paling umum dari POL yang terlambat atau tidak seragam.
a. Ayam telah mencapai bobot badan standar strain.
b. Keseragaman bobot badan minimal 80%.
Peningkatan cahaya pertama harus signifikan (misalnya, lompatan 1-2 jam sekaligus), diikuti dengan peningkatan bertahap 30 menit setiap minggu hingga mencapai 16 jam.
Tidak hanya durasi, tetapi intensitas juga penting. Lampu yang digunakan sebaiknya menghasilkan spektrum merah-jingga (warm white), yang lebih efektif dalam merangsang hipotalamus ayam dibandingkan spektrum biru-hijau.
Di kandang terbuka, jika hari alami sudah lebih dari 14 jam (misalnya saat musim panas), peternak harus menggunakan cahaya tambahan di pagi buta atau malam hari untuk memperpanjang total fotoperiod hingga 16 jam, memastikan pakan harian dapat diselesaikan ayam.
Jika ayam Anda melewati batas 22 minggu dan belum menunjukkan tanda-tanda bertelur (atau persentase bertelur masih di bawah 5%), ada beberapa masalah manajemen yang harus segera diperbaiki.
Jika bobot badan terlalu rendah, langkah pertama adalah meningkatkan kepadatan energi pakan (menambahkan sedikit minyak/lemak) dan membatalkan program stimulasi cahaya (atau menunda peningkatan durasi cahaya) hingga bobot target tercapai.
Pada fase grower, beberapa peternak menerapkan pemberian pakan terkontrol untuk menjaga bobot badan. Namun, jika bobot badan terlambat, peternak harus beralih ke pemberian pakan sepuasnya untuk beberapa waktu, sambil tetap memantau bobot agar tidak terjadi obesitas mendadak.
Suhu kandang yang terlalu tinggi (di atas 30°C) akan menyebabkan ayam mengurangi asupan pakan untuk mengurangi produksi panas metabolis. Asupan pakan yang rendah otomatis menunda POL.
Solusi: Tingkatkan ventilasi, gunakan sistem pendinginan evaporatif (mist/fogging), dan pindahkan waktu pemberian pakan ke periode yang lebih dingin (pagi buta dan sore hari).
Adanya infeksi kronis yang mungkin tidak mematikan tetapi menguras energi, seperti Mycoplasma atau E. coli. Pengobatan segera dan penyesuaian nutrisi (meningkatkan vitamin dan elektrolit) diperlukan untuk memulihkan energi yang hilang.
Ayam harus mengonsumsi air minum dua kali lebih banyak daripada pakan. Air yang tercemar, pipa yang kotor, atau air yang terlalu panas dapat menekan konsumsi air, yang pada gilirannya mengurangi konsumsi pakan, menghambat pertumbuhan dan POL.
Titik Awal Produksi (18-22 minggu) adalah penanda bahwa ayam telah matang, namun bukan akhir dari tantangan. Setelah telur pertama, tujuan manajemen bergeser untuk mencapai puncak produksi setinggi mungkin dalam waktu singkat.
Ayam petelur komersial modern diharapkan mencapai puncak produksi (92-96% produksi harian) pada usia antara 28 hingga 32 minggu.
Setelah ayam mulai bertelur, pakan harus segera dialihkan sepenuhnya ke pakan layer penuh (High Calcium Layer Diet). Transisi ini harus dilakukan secara bertahap selama 4-5 hari untuk menghindari gangguan pencernaan, sambil memastikan kalsium yang memadai masuk ke sistem tubuh untuk mendukung peningkatan permintaan produksi telur.
Seiring meningkatnya persentase bertelur, kebutuhan nutrisi ayam meningkat drastis. Peternak harus memantau asupan pakan harian. Jika asupan pakan tidak cukup (misalnya, kurang dari 110 gram per ekor per hari saat produksi mencapai 80%), ayam akan mulai kehilangan bobot tubuh, yang pada akhirnya akan menyebabkan penurunan produksi dini dan masalah kesehatan.
Pada dasarnya, umur ayam petelur mulai bertelur adalah hasil akhir dari investasi manajemen yang konsisten dan akurat sejak ayam menetas. Kesuksesan tidak hanya diukur dari kapan telur pertama muncul, tetapi juga dari kualitas dan ukuran telur tersebut, serta potensi ayam untuk mempertahankan produksi tinggi di sepanjang siklus peneluran.
Berikut adalah ringkasan tahapan usia yang harus dikelola dengan fokus berbeda untuk memastikan ayam mencapai POL yang optimal:
Memahami dan menerapkan manajemen di setiap fase ini akan memastikan ayam petelur mulai bertelur pada umur yang paling efisien, menghasilkan profitabilitas yang maksimal bagi peternak.