Ilustrasi Masjid Siluet kubah dan menara masjid sebagai simbol ketenangan sesudah adzan. Ilustrasi siluet masjid di waktu senja sebagai simbol waktu sesudah adzan.

Meraih Keberkahan di Waktu Mustajab Sesudah Adzan

Gema adzan yang syahdu membelah keheningan, menyeru setiap jiwa yang beriman untuk kembali kepada Sang Pencipta. Panggilan ini bukan sekadar penanda masuknya waktu shalat, melainkan sebuah gerbang menuju momen-momen spiritual yang sangat berharga. Namun, seringkali kita terburu-buru, fokus kita hanya tertuju pada pelaksanaan shalat fardhu. Padahal, ada sebuah rentang waktu emas yang tersembunyi, yaitu waktu sesudah adzan berkumandang hingga iqamah diserukan. Momen singkat ini adalah lautan keberkahan, sebuah kesempatan istimewa yang dijanjikan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai salah satu waktu terkabulnya doa.

Memahami dan mengisi waktu ini dengan amalan yang benar adalah kunci untuk meningkatkan kualitas ibadah dan kedekatan kita kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Ini adalah waktu di mana langit seolah terbuka lebih lebar, memberi ruang bagi setiap rintihan, harapan, dan permohonan hamba-Nya. Mari kita selami lebih dalam amalan-amalan apa saja yang dapat kita lakukan untuk memaksimalkan setiap detik berharga sesudah adzan.

Keutamaan Waktu Antara Adzan dan Iqamah

Sebelum membahas amalan spesifik, penting bagi kita untuk menanamkan dalam hati keyakinan akan keistimewaan waktu ini. Keyakinan inilah yang akan menjadi bahan bakar semangat kita untuk tidak menyia-nyiakannya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu:

"Sesungguhnya do’a yang tidak tertolak adalah do’a antara adzan dan iqamah, maka berdo’alah (kala itu)." (HR. Ahmad dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani).

Hadits ini adalah sebuah jaminan. Sebuah janji yang pasti dari lisan manusia paling mulia. Bayangkan, Allah menyediakan sebuah "waktu primer" di mana doa memiliki probabilitas sangat tinggi untuk diijabah. Ini adalah bentuk kasih sayang Allah yang luar biasa. Dia tidak hanya memerintahkan kita untuk beribadah, tetapi juga menyediakan momen-momen khusus agar kita dapat berkomunikasi secara lebih intim dan agar permohonan kita lebih mudah terkabul. Waktu sesudah adzan adalah karpet merah yang Allah hamparkan lima kali sehari bagi hamba-hamba-Nya yang ingin mendekat.

Di tengah kesibukan dunia, di mana pikiran kita seringkali dipenuhi urusan pekerjaan, keluarga, dan masalah-masalah lainnya, waktu antara adzan dan iqamah adalah sebuah jeda suci. Ini adalah kesempatan untuk me-reset pikiran, mengosongkan hati dari kegelisahan duniawi, dan mengisinya kembali dengan dzikir serta harapan kepada Allah. Mengabaikan waktu ini sama seperti menemukan sebuah peti harta karun tetapi memilih untuk berjalan melewatinya begitu saja.

Langkah Pertama: Menjawab Seruan Adzan dengan Benar

Amalan pertama dan paling dasar sesudah adzan—atau lebih tepatnya, saat adzan berkumandang—adalah menjawabnya. Ini adalah bentuk adab dan penghormatan kita terhadap panggilan agung tersebut. Caranya sangat sederhana, yaitu dengan mengucapkan kembali apa yang diucapkan oleh muadzin.

Namun, ada pengecualian untuk dua kalimat ajakan, yaitu "Hayya 'alash shalah" (Marilah mendirikan shalat) dan "Hayya 'alal falah" (Marilah menuju kemenangan). Ketika mendengar dua kalimat ini, jawaban yang diajarkan oleh Rasulullah adalah:

لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ

Laa hawla wa laa quwwata illa billah.

"Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah."

Jawaban ini mengandung makna filosofis yang sangat dalam. Ketika kita diajak untuk shalat dan menuju kemenangan, kita mengakui kelemahan diri. Kita sadar bahwa kemampuan untuk berdiri, ruku', dan sujud, serta meraih kemenangan hakiki (surga), semuanya murni berasal dari kekuatan dan pertolongan Allah. Ini adalah bentuk kepasrahan total seorang hamba.

Khusus untuk adzan Shubuh, ketika muadzin menambahkan kalimat "Ash-shalatu khairum minan naum" (Shalat itu lebih baik daripada tidur), kita dianjurkan menjawab dengan "Shadaqta wa bararta" (Engkau benar dan engkau berbuat baik).

Puncak Amalan: Membaca Doa Khusus Sesudah Adzan

Setelah adzan selesai sepenuhnya, ada sebuah doa agung yang memiliki fadhilah luar biasa. Siapa pun yang membacanya dengan tulus, dijanjikan akan mendapatkan syafa'at (pertolongan) dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam di hari kiamat. Ini adalah sebuah "investasi" akhirat yang sangat besar dengan modal amalan yang singkat.

Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Barangsiapa ketika mendengar adzan lalu mengucapkan (doa berikut)... maka ia berhak mendapatkan syafa'atku kelak di hari kiamat."

Inilah doa yang dimaksud:

اللَّهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ، وَالصَّلَاةِ الْقَائِمَةِ، آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيلَةَ وَالْفَضِيلَةَ، وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُودًا الَّذِي وَعَدْتَهُ

Allahumma rabba haadzihid da'watit taammah, was shalaatil qaa-imah, aati muhammadanil wasiilata wal fadhiilah, wab'atshu maqaamam mahmuudanil ladzii wa'adtah.

"Ya Allah, Tuhan pemilik panggilan yang sempurna ini (adzan) dan shalat yang didirikan. Berilah al-wasilah (kedudukan di surga) dan keutamaan kepada Nabi Muhammad. Dan bangkitkanlah beliau di tempat yang terpuji (maqam mahmud) yang telah Engkau janjikan." (HR. Bukhari)

Membedah Makna Doa Sesudah Adzan

Doa ini bukan sekadar rangkaian kata, melainkan pengakuan dan permohonan yang mendalam.

Dengan membaca doa ini, kita tidak hanya beribadah untuk diri sendiri, tetapi juga menunjukkan cinta kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan balasannya adalah cinta yang lebih besar dari beliau, berupa syafa'at di hari di mana pertolongan sangat kita butuhkan.

Memanfaatkan Waktu Mustajab untuk Doa Pribadi

Setelah membaca doa khusus tersebut, inilah saatnya membuka brankas hati dan menumpahkan segala isinya kepada Allah. Ingat kembali hadits di awal, "do’a antara adzan dan iqamah tidak tertolak". Manfaatkanlah momen ini untuk memanjatkan doa-doa pribadi Anda. Jangan ragu dan jangan merasa permintaan Anda terlalu sepele atau terlalu besar bagi Allah.

Apa Saja yang Bisa Diminta?

Segalanya. Allah Maha Kaya dan Maha Mendengar. Anda bisa berdoa untuk:

Berdoalah dengan penuh keyakinan, dengan adab yang baik (menghadap kiblat jika memungkinkan dan mengangkat tangan), serta dengan suara yang lirih. Yakinlah bahwa Allah sedang mendengar setiap kata yang terucap, bahkan yang hanya terlintas di dalam hati. Jangan terburu-buru. Nikmati momen dialog intim dengan Sang Khaliq ini.

Menyibukkan Diri dengan Dzikir dan Shalawat

Sambil menunggu iqamah, selain berdoa, sangat dianjurkan untuk membasahi lisan dengan dzikir. Dzikir adalah cara terbaik untuk menenangkan hati dan menjaga koneksi spiritual setelah adzan. Hati yang tenang akan lebih mudah untuk khusyu' dalam shalat yang akan didirikan.

Bentuk-Bentuk Dzikir yang Dianjurkan:

Aktivitas dzikir ini menjaga kita dari perbincangan yang sia-sia atau melamunkan hal-hal duniawi. Pikiran kita tetap terfokus pada ibadah, mempersiapkan diri secara mental dan spiritual untuk menghadap Allah dalam shalat.

Menyempurnakan dengan Shalat Sunnah Qabliyah

Amalan lain yang sangat dianjurkan sesudah adzan dan sebelum iqamah adalah melaksanakan shalat sunnah rawatib qabliyah (shalat sunnah yang mengiringi shalat fardhu sebelumnya). Shalat sunnah ini berfungsi sebagai "pemanasan" spiritual dan penyempurna bagi shalat fardhu kita, menambal kekurangan-kekurangan yang mungkin ada.

Rincian Shalat Sunnah Qabliyah:

Dengan mendirikan shalat sunnah ini, kita membangun "benteng" di sekitar shalat fardhu kita. Ini menunjukkan kesungguhan dan kecintaan kita dalam beribadah, tidak hanya mencukupkan diri dengan yang wajib saja.

Membaca Al-Qur'an dan Tadabbur

Jika masih ada waktu tersisa setelah berdoa dan shalat sunnah, manfaatkanlah untuk berinteraksi dengan firman Allah. Membaca Al-Qur'an, meskipun hanya beberapa ayat, di waktu sesudah adzan akan memberikan ketenangan yang luar biasa. Cahaya Al-Qur'an akan menerangi hati dan mempersiapkannya untuk shalat dengan lebih khusyu'.

Usahakan tidak hanya membaca, tetapi juga melakukan tadabbur, yaitu merenungkan maknanya. Bacalah terjemahannya, coba pahami pesan apa yang ingin Allah sampaikan melalui ayat tersebut. Satu ayat yang dipahami dan direnungi maknanya bisa jadi lebih membekas di jiwa daripada membaca satu juz tanpa pemahaman.

Kesimpulan: Jangan Sia-siakan Momen Emas Ini

Waktu sesudah adzan hingga iqamah adalah sebuah hadiah istimewa dari Allah yang terulang lima kali setiap hari. Ia adalah oasis spiritual di tengah padang pasir kesibukan dunia. Ia adalah momen di mana doa-doa melesat ke langit tanpa penghalang. Merutinkan amalan-amalan di atas—mulai dari menjawab adzan, berdoa, berdzikir, hingga shalat sunnah—bukanlah beban, melainkan sebuah kebutuhan bagi jiwa yang merindukan kedekatan dengan Rabb-nya.

Mulailah dari yang paling mudah. Mungkin dari membiasakan diri untuk tidak langsung memegang ponsel sesudah adzan. Duduklah sejenak, jawablah seruan muadzin, lalu bacalah doa sesudahnya. Perlahan-lahan, tambahkan dengan doa pribadi, lalu dzikir, lalu shalat sunnah. Jadikan waktu antara adzan dan iqamah sebagai waktu pribadi Anda dengan Allah. Dengan konsistensi, Anda akan merasakan sendiri manisnya iman dan ketenangan jiwa yang luar biasa, mengubah rutinitas shalat menjadi sebuah perjumpaan yang selalu dirindukan.

🏠 Kembali ke Homepage