Pedet: Fondasi Masa Depan Peternakan yang Sehat dan Produktif
Pedet, atau anak sapi, adalah aset paling berharga dalam setiap usaha peternakan. Mereka adalah fondasi masa depan, calon-calon sapi perah produktif, sapi potong berkualitas, atau bibit unggul yang akan menentukan keberhasilan peternakan. Namun, periode awal kehidupan pedet juga merupakan masa paling rentan. Tingkat kematian pedet yang tinggi, seringkali mencapai 10-20% di banyak peternakan, dapat menjadi kerugian besar yang menghambat pertumbuhan dan profitabilitas usaha.
Memahami kebutuhan pedet, mulai dari nutrisi yang tepat, lingkungan yang nyaman, hingga protokol kesehatan yang ketat, adalah kunci untuk memastikan kelangsungan hidup dan pertumbuhan optimal mereka. Artikel ini akan membahas secara mendalam setiap aspek penting dalam pemeliharaan pedet, dari saat kelahiran hingga masa penyapihan dan seterusnya, dengan harapan dapat membekali para peternak dengan pengetahuan dan strategi yang diperlukan untuk membesarkan pedet yang sehat, kuat, dan produktif.
I. Mengenal Pedet: Anatomi dan Fisiologi Unik
Pedet memiliki anatomi dan fisiologi yang unik, terutama pada sistem pencernaannya, yang membedakannya dari sapi dewasa. Memahami karakteristik ini adalah langkah awal untuk menyediakan perawatan yang sesuai.
A. Tahapan Perkembangan dalam Kandungan
Perkembangan pedet dimulai jauh sebelum kelahiran. Di dalam rahim induk, pedet mengalami pertumbuhan pesat yang membentuk organ dan sistem tubuhnya. Kesehatan induk selama kebuntingan sangat memengaruhi vitalitas pedet saat lahir. Nutrisi yang cukup dan manajemen stres yang baik bagi induk akan menghasilkan pedet yang lebih kuat dan memiliki peluang hidup lebih tinggi.
B. Saat Kelahiran: Momen Krusial
Kelahiran adalah transisi paling dramatis bagi seekor pedet. Beberapa hal krusial terjadi pada momen ini:
Pernapasan Pertama: Pedet harus segera mulai bernapas untuk mengambil oksigen. Stimulasi seperti membersihkan lendir dari hidung dan mulut atau menggosok tubuh pedet dapat membantu.
Refleks Berdiri dan Menyusu: Dalam beberapa jam pertama, pedet yang sehat akan berusaha berdiri dan mencari puting induk untuk menyusu. Refleks ini sangat vital untuk mendapatkan kolostrum.
Sistem Kekebalan Tubuh yang Belum Sempurna: Pedet lahir dengan sistem kekebalan tubuh yang sangat minim karena antibodi tidak dapat melewati plasenta sapi. Mereka sepenuhnya bergantung pada transfer kekebalan pasif melalui kolostrum.
C. Sistem Pencernaan Ruminansia Muda
Salah satu perbedaan paling mencolok pada pedet adalah sistem pencernaannya:
Abomasum Dominan: Pedet yang baru lahir secara fungsional adalah hewan monogastrik (lambung tunggal). Abomasum (lambung sejati) adalah bagian terbesar dari empat kompartemen lambung dan berfungsi mencerna susu seperti pada hewan non-ruminansia. Rumen, retikulum, dan omasum masih sangat kecil dan belum berkembang.
Peran Esophageal Groove (Celah Esofageal): Saat pedet minum susu, celah esofageal akan menutup, membentuk saluran langsung dari esofagus ke abomasum, melewati rumen. Ini mencegah susu masuk ke rumen yang belum matang dan tidak dapat mencernanya, sehingga menghindari masalah pencernaan seperti kembung atau diare.
Perkembangan Rumen: Perkembangan rumen sangat bergantung pada konsumsi pakan padat. Fermentasi pakan padat oleh mikroba di rumen menghasilkan asam lemak volatil (VFA) seperti butirat dan propionat, yang merangsang pertumbuhan papila rumen (tonjolan kecil di dinding rumen yang berfungsi menyerap nutrisi). Tanpa pakan padat, rumen akan tetap kecil dan tidak berfungsi optimal, menghambat penyapihan.
D. Termoregulasi: Rentan terhadap Suhu Ekstrem
Pedet baru lahir memiliki lapisan lemak tubuh yang tipis dan belum sepenuhnya mampu mengatur suhu tubuhnya sendiri. Mereka sangat rentan terhadap hipotermia (kedinginan) di lingkungan dingin dan stres panas di lingkungan yang terlalu panas. Oleh karena itu, lingkungan yang hangat dan terlindung sangat penting.
E. Kebutuhan Energi dan Protein Tinggi
Pedet memiliki laju pertumbuhan yang sangat cepat dan metabolisme yang tinggi, sehingga membutuhkan asupan energi dan protein yang jauh lebih tinggi per unit berat badan dibandingkan sapi dewasa. Nutrisi yang tidak memadai akan mengakibatkan pertumbuhan terhambat dan kerentanan terhadap penyakit.
II. Nutrisi Esensial untuk Pertumbuhan Optimal
Nutrisi adalah pilar utama dalam pemeliharaan pedet. Pemberian nutrisi yang tepat sejak dini akan menentukan kesehatan, pertumbuhan, dan produktivitas pedet di kemudian hari.
A. Kolostrum: Emas Cair Pertama
Kolostrum adalah susu pertama yang dihasilkan induk sapi setelah melahirkan, dan ini adalah komponen nutrisi paling krusial bagi pedet. Sering disebut "emas cair" karena kandungan nutrisinya yang luar biasa.
Komposisi dan Fungsi: Kolostrum kaya akan antibodi (imunoglobulin, terutama IgG), protein, lemak, vitamin (terutama A, D, E), mineral, dan faktor pertumbuhan. Antibodi ini memberikan kekebalan pasif kepada pedet, melindunginya dari berbagai patogen di lingkungan. Selain itu, kolostrum juga memiliki efek laksatif alami yang membantu membersihkan mekonium (feses pertama) dari saluran pencernaan pedet.
Pentingnya Waktu Pemberian: Pedet memiliki kemampuan terbatas untuk menyerap antibodi dari usus. Dinding usus mereka "terbuka" untuk penyerapan makromolekul ini hanya dalam beberapa jam pertama setelah lahir (puncaknya dalam 2-6 jam, dan menurun drastis setelah 12-24 jam). Oleh karena itu, pemberian kolostrum sesegera mungkin setelah lahir (idealnya dalam 1-2 jam pertama) adalah sangat penting.
Jumlah dan Kualitas Kolostrum: Pedet harus menerima sekitar 10-12% dari berat badannya dalam bentuk kolostrum berkualitas tinggi dalam 24 jam pertama, dengan setidaknya setengahnya diberikan dalam 6 jam pertama. Misalnya, pedet 40 kg harus menerima 4-4,8 liter kolostrum. Kualitas kolostrum dapat diukur menggunakan kolostrometer atau refraktometer BRIX, di mana kolostrum berkualitas baik harus memiliki kepadatan spesifik >1.050 atau BRIX >22%.
Manajemen Kolostrum: Jika induk tidak menghasilkan kolostrum yang cukup atau kualitasnya buruk, kolostrum beku dari induk lain yang terbukti sehat dapat digunakan. Kolostrum beku harus dicairkan secara perlahan (misalnya dalam air hangat 50-60°C) untuk menghindari kerusakan antibodi. Jangan pernah menggunakan microwave.
B. Susu dan Susu Pengganti (Milk Replacer)
Setelah kolostrum, susu atau susu pengganti menjadi sumber nutrisi utama pedet selama periode pra-penyapihan.
Pemberian Susu Sapi Utuh: Susu utuh memiliki kandungan nutrisi yang sangat baik. Kelebihannya adalah mudah dicerna dan diserap. Kekurangannya, bisa mahal, dan ada risiko penularan penyakit jika susu berasal dari sapi yang terinfeksi (misalnya, Jembrana atau TB).
Formula Susu Pengganti (Milk Replacer): Ini adalah alternatif yang ekonomis dan seringkali lebih aman.
Komposisi Ideal: Milk replacer berkualitas tinggi harus mengandung setidaknya 20-22% protein kasar, 15-20% lemak kasar, serta vitamin dan mineral yang seimbang. Sumber protein harus berbasis susu (whey, skim milk powder) karena lebih mudah dicerna. Hindari milk replacer dengan protein nabati tinggi untuk pedet sangat muda.
Cara Pencampuran dan Pemberian: Selalu ikuti petunjuk pabrikan. Gunakan air bersih dengan suhu yang tepat (sekitar 38-40°C) untuk mencampur. Pemberian harus konsisten dalam jadwal dan volume (misalnya, 2 liter, 2 kali sehari). Gunakan botol atau ember yang bersih untuk mencegah kontaminasi.
Transisi dari Susu ke Pakan Padat: Secara bertahap kurangi volume susu atau milk replacer saat pedet mulai mengonsumsi pakan starter. Ini mendorong pedet untuk makan lebih banyak pakan padat dan mempercepat perkembangan rumen.
C. Pakan Starter Pedet: Mendorong Perkembangan Rumen
Pakan starter adalah kunci untuk mengembangkan rumen pedet dan mempersiapkannya untuk penyapihan.
Jenis Pakan Starter: Biasanya berupa pellet atau butiran remah yang mudah dimakan pedet. Harus sangat palatable (disukai) agar pedet mau mengonsumsinya.
Komposisi Nutrisi: Pakan starter yang baik mengandung protein tinggi (18-22%), energi yang cukup, serta serat dan mineral seimbang. Serat dalam pakan starter (meskipun jumlahnya tidak terlalu tinggi) penting untuk merangsang aktivitas rumen.
Kapan Mulai Diberikan?: Pakan starter dapat mulai ditawarkan sejak pedet berumur 3-5 hari. Meskipun awalnya hanya dimakan sedikit, ini adalah permulaan penting untuk mengenalkan pakan padat.
Pentingnya Ketersediaan: Pakan starter harus selalu tersedia dalam jumlah kecil dan segar. Bersihkan tempat pakan setiap hari. Konsumsi pakan starter yang cukup (misalnya, 0,7-1 kg/hari selama 3 hari berturut-turut) adalah indikator kesiapan untuk penyapihan.
D. Air Bersih dan Segar: Sering Terlupakan
Ketersediaan air bersih dan segar sering diabaikan, padahal sangat vital.
Kebutuhan Air: Pedet membutuhkan air untuk hidrasi, pencernaan, dan metabolisme. Bahkan saat minum susu, mereka tetap membutuhkan air terpisah.
Pentingnya Ketersediaan: Air harus selalu tersedia di kandang pedet. Air bersih merangsang konsumsi pakan starter dan membantu mencegah dehidrasi, terutama saat diare.
E. Mineral dan Vitamin Tambahan: Mikronutrien Penting
Selain makronutrien, mikronutrien seperti mineral dan vitamin juga penting untuk kekebalan dan pertumbuhan.
Kebutuhan Spesifik: Pedet dapat kekurangan mineral tertentu seperti Selenium (Se), Tembaga (Cu), Seng (Zn), dan vitamin A, D, E. Defisiensi ini dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti kelemahan otot, masalah kulit, atau gangguan kekebalan.
Metode Pemberian: Umumnya sudah ada dalam milk replacer atau pakan starter. Jika tidak, suplemen tambahan dapat diberikan melalui injeksi atau oral di bawah pengawasan dokter hewan.
III. Manajemen Lingkungan dan Kandang yang Ideal
Lingkungan yang nyaman dan bersih adalah faktor krusial untuk mencegah stres dan penyakit pada pedet.
A. Desain Kandang Pedet: Kehangatan, Kering, dan Ventilasi
Jenis Kandang:
Individual Hutches (Kandang Individu): Memberikan isolasi yang baik, mengurangi penularan penyakit, dan memungkinkan monitoring individu yang lebih mudah. Cocok untuk periode awal kehidupan (0-60 hari).
Kandang Kelompok: Setelah pedet lebih besar dan sehat, mereka dapat dipindahkan ke kandang kelompok. Membutuhkan manajemen yang lebih ketat untuk mencegah penularan penyakit.
Ukuran Kandang: Kandang harus cukup luas agar pedet dapat berdiri, berbaring, dan bergerak dengan nyaman.
Lantai Kandang: Harus kering, bersih, dan menyediakan insulasi. Alas tidur seperti jerami kering, serbuk gergaji, atau sekam padi sangat penting untuk menjaga kehangatan dan kebersihan. Drainase yang baik juga diperlukan.
Ventilasi: Ventilasi yang memadai penting untuk menghilangkan amonia, kelembaban, dan patogen udara, sehingga mencegah penyakit pernapasan. Namun, hindari angin langsung yang dapat menyebabkan pedet kedinginan.
Pencahayaan: Cahaya alami yang cukup baik untuk kesehatan pedet, tetapi harus ada area teduh dari sinar matahari langsung.
B. Suhu dan Kelembaban Optimal
Zona Nyaman Termal: Pedet baru lahir memiliki zona nyaman termal yang lebih tinggi (sekitar 10-25°C). Di bawah suhu ini, mereka akan menghabiskan energi untuk menjaga kehangatan, yang berarti energi tersebut tidak digunakan untuk pertumbuhan.
Perlindungan dari Angin dan Hujan: Kandang harus terlindung dari angin kencang dan hujan. Pedet yang basah dan kedinginan sangat rentan terhadap penyakit.
Penggunaan Lampu Pemanas: Pada musim dingin atau di daerah beriklim dingin, lampu pemanas dapat digunakan untuk menjaga pedet tetap hangat, terutama pada malam hari atau setelah lahir.
C. Sanitasi dan Higiene: Kunci Pencegahan Penyakit
Kebersihan adalah pertahanan terbaik terhadap penyakit.
Pembersihan dan Desinfeksi Kandang: Kandang harus dibersihkan secara rutin, idealnya setiap kali pedet dipindahkan. Desinfeksi dengan larutan yang tepat akan membunuh patogen.
Manajemen Feses dan Urin: Feses dan urin harus dibersihkan secara teratur untuk mencegah penumpukan bakteri dan amonia. Alas tidur harus diganti atau ditambahkan secara berkala agar tetap kering.
Peralatan Pakan dan Minum yang Bersih: Ember susu, botol, dan tempat pakan starter harus dicuci dan didesinfeksi setiap hari. Residu susu dapat menjadi media pertumbuhan bakteri.
"All-in, All-out" System: Jika memungkinkan, terapkan sistem ini. Semua pedet dipindahkan dari satu area pada waktu yang sama, area tersebut dibersihkan dan didesinfeksi total, kemudian diisi dengan kelompok pedet baru. Ini memutus siklus penyakit.
D. Isolasi dan Karantina: Mencegah Penularan
Pedet yang baru lahir atau pedet yang menunjukkan gejala sakit harus segera diisolasi dari kelompok untuk mencegah penularan penyakit ke pedet lainnya.
IV. Protokol Kesehatan dan Pencegahan Penyakit
Program kesehatan preventif adalah investasi yang akan menghemat biaya pengobatan dan kerugian di masa depan.
A. Identifikasi Pedet: Penting untuk Pencatatan
Metode: Identifikasi bisa dilakukan dengan ear tag (penanda telinga), tato, atau branding (cap bakar/dingin). Ear tag adalah metode yang paling umum dan praktis.
Pentingnya Pencatatan: Setiap pedet harus dicatat tanggal lahirnya, jenis kelamin, silsilah induk dan pejantan, berat lahir, dan semua riwayat perawatan (pemberian kolostrum, vaksinasi, pengobatan). Pencatatan yang akurat sangat penting untuk manajemen kawanan, seleksi bibit, dan analisis kinerja.
B. Perawatan Pusar: Gerbang Infeksi
Pusar pedet adalah jalan masuk potensial bagi bakteri ke dalam tubuh.
Desinfeksi Segera: Segera setelah lahir, pusar harus dicelupkan ke dalam larutan iodine tinktur 7% atau klorheksidin 0,5%. Ini membantu mengeringkan tali pusar dan membunuh bakteri. Ulangi desinfeksi selama beberapa hari jika perlu.
Monitoring: Amati pusar setiap hari untuk tanda-tanda infeksi seperti bengkak, kemerahan, nanah, atau bau tidak sedap.
C. Dehorning (Pemotongan Tanduk): Keamanan dan Manajemen
Pemotongan tanduk dilakukan untuk keamanan pekerja dan hewan, serta mencegah cedera pada sapi lain.
Waktu Terbaik: Dehorning paling baik dilakukan saat pedet masih sangat muda (1-8 minggu) ketika tanduk masih berupa "kuncup" kecil yang disebut horn bud. Ini meminimalkan stres dan pendarahan.
Metode:
Pembakaran (Cautery): Menggunakan alat panas untuk menghancurkan sel-sel pembentuk tanduk.
Pasta Kimia: Oleskan pasta khusus pada kuncup tanduk yang membakar jaringan.
Alat Khusus: Menggunakan alat mekanis untuk memotong kuncup tanduk.
Manajemen Nyeri: Gunakan anestesi lokal (misalnya, lidokain) dan obat anti-inflamasi untuk mengurangi rasa sakit dan stres pada pedet.
D. Kastrasi (Pengebirian): Jika untuk Ternak Potong
Kastrasi dilakukan pada pedet jantan yang akan dibesarkan sebagai sapi potong (steer).
Waktu dan Metode: Kastrasi dapat dilakukan pada usia muda (beberapa minggu hingga beberapa bulan). Metode meliputi:
Elastrator: Menggunakan karet gelang elastis yang ditempatkan di pangkal skrotum untuk memotong suplai darah, menyebabkan testis mati dan lepas.
Bedah: Prosedur bedah oleh dokter hewan untuk mengangkat testis.
Manajemen Nyeri: Sama seperti dehorning, manajemen nyeri dengan anestesi lokal dan anti-inflamasi sangat dianjurkan.
E. Program Vaksinasi Esensial
Vaksinasi adalah cara efektif untuk membangun kekebalan aktif pada pedet terhadap penyakit umum.
Penyakit Umum yang Divaksin: Tergantung pada prevalensi penyakit di daerah, vaksinasi dapat mencakup perlindungan terhadap:
Penyakit Clostridial: Blackleg, Malignant Edema, Tetanus, dll.
Penyakit Lain: Tergantung risiko, seperti Anthrax atau Rabies di daerah endemik.
Jadwal Vaksinasi: Konsultasikan dengan dokter hewan lokal untuk menyusun jadwal vaksinasi yang tepat berdasarkan usia pedet, jenis vaksin, dan kondisi lingkungan. Biasanya, vaksinasi dimulai beberapa minggu sebelum penyapihan atau pada saat penyapihan untuk mengurangi stres.
F. Program Kontrol Parasit (Cacing)
Parasit internal (cacing) dapat menyebabkan kerugian ekonomi yang signifikan melalui pertumbuhan terhambat, penurunan produksi, dan peningkatan kerentanan terhadap penyakit lain.
Jenis Cacing: Pedet rentan terhadap berbagai jenis cacing, termasuk nematoda gastrointestinal (cacing bulat), trematoda (cacing hati), dan cestoda (cacing pita).
Gejala Infestasi: Pedet yang terinfeksi cacing dapat menunjukkan gejala seperti diare, pertumbuhan terhambat, bulu kusam, perut buncit (pada infestasi berat), anemia, dan kelemahan.
Deworming (Obat Cacing): Pemberian obat cacing (anthelmintik) secara teratur adalah bagian penting dari program kontrol parasit. Pilih obat yang sesuai dengan jenis cacing yang dominan di daerah Anda dan ikuti dosis serta jadwal yang direkomendasikan. Rotasi jenis obat cacing dapat membantu mencegah resistensi.
Manajemen Padang Penggembalaan: Jika pedet digembalakan, rotasi padang penggembalaan dan menghindari penggembalaan berlebihan dapat mengurangi beban parasit di lingkungan.
V. Penyakit Umum pada Pedet: Diagnosis dan Penanganan
Meskipun upaya pencegahan, pedet masih dapat terserang penyakit. Mengenali gejala dan menanganinya dengan cepat adalah kunci untuk menyelamatkan nyawa dan meminimalkan kerugian.
A. Diare (Scours): Pembunuh Utama
Diare adalah penyebab utama kematian pedet di seluruh dunia.
Penyebab: Sangat bervariasi dan sering multifaktorial.
Bakteri: E. coli, Salmonella, Clostridium perfringens.
Nutrisi: Perubahan mendadak dalam pakan, pemberian susu yang terlalu banyak atau terlalu dingin, kualitas susu pengganti yang buruk.
Gejala: Feses cair, sering buang air besar, dehidrasi (mata cekung, kulit tidak elastis), kelemahan, lesu, kurang nafsu makan, kadang demam.
Penanganan:
Rehidrasi: Ini adalah langkah paling penting. Berikan cairan elektrolit oral sesegera mungkin. Pada kasus dehidrasi parah, cairan infus intravena mungkin diperlukan.
Antibiotik: Jika ada indikasi infeksi bakteri (misalnya, demam, darah pada feses), antibiotik dapat diberikan di bawah pengawasan dokter hewan.
Anti-inflamasi: Untuk mengurangi peradangan usus dan nyeri.
Dukungan Nutrisi: Lanjutkan pemberian susu/milk replacer, tetapi mungkin dalam volume yang lebih kecil dan lebih sering, atau selang-seling dengan elektrolit.
Pencegahan: Kolostrum berkualitas baik dan tepat waktu, sanitasi kandang dan peralatan yang ketat, manajemen nutrisi yang konsisten, vaksinasi pada induk bunting (terhadap Rota, Corona, E.coli) untuk meningkatkan antibodi dalam kolostrum.
B. Pneumonia (Penyakit Pernapasan)
Pneumonia adalah penyakit pernapasan yang umum pada pedet.
Penyebab: Juga multifaktorial, sering melibatkan kombinasi virus dan bakteri.
Lingkungan: Ventilasi buruk, kelembaban tinggi, fluktuasi suhu ekstrem, kepadatan kandang yang tinggi, stres.
Gejala: Batuk, demam, napas cepat dan dangkal, kesulitan bernapas, lesu, keluar lendir dari hidung, kurang nafsu makan, telinga terkulai.
Penanganan:
Antibiotik: Untuk melawan infeksi bakteri.
Anti-inflamasi: Untuk mengurangi peradangan paru-paru dan demam.
Perbaikan Lingkungan: Pastikan ventilasi yang baik, kering, dan hangat.
Pencegahan: Program vaksinasi yang tepat, ventilasi kandang yang baik tanpa angin kencang, menjaga kebersihan dan kekeringan kandang, menghindari kepadatan berlebih, dan mengurangi stres.
C. Kembung (Bloat)
Kembung adalah penumpukan gas berlebihan di dalam rumen atau abomasum.
Penyebab:
Kembung Susu: Terlalu cepat minum susu (terutama dari ember), susu masuk ke rumen karena kegagalan celah esofageal.
Pakan Fermentatif: Konsumsi pakan yang terlalu mudah difermentasi secara berlebihan.
Penyumbatan: Obstruksi di saluran pencernaan.
Gejala: Perut kiri (area rumen) membesar dan tegang, pedet gelisah, sering menendang perut, kesulitan bernapas.
Penanganan: Jika parah, bisa fatal.
Pelepasan Gas: Masase perut, pemberian minyak anti-kembung (misalnya, minyak goreng) secara oral untuk memecah busa gas.
Trokar: Pada kasus darurat yang parah, dokter hewan mungkin perlu menusuk rumen dengan trokar untuk melepaskan gas.
Pencegahan: Beri susu secara perlahan dan pastikan suhu yang tepat. Jangan biarkan pedet terlalu lapar sebelum minum susu. Perkenalkan pakan padat secara bertahap.
D. Infeksi Pusar (Navel Ill / Omphalitis)
Infeksi bakteri pada tali pusar yang tidak dirawat dengan baik.
Penyebab: Bakteri dari lingkungan kotor masuk melalui tali pusar yang baru lahir.
Gejala: Bengkak, kemerahan, hangat, nyeri, atau mengeluarkan nanah di area pusar. Pedet mungkin demam dan lesu.
Penanganan: Antibiotik sistemik. Abses (kantong nanah) mungkin perlu didrainase oleh dokter hewan.
Pencegahan: Desinfeksi pusar segera setelah lahir dan jaga kebersihan lingkungan kandang pedet.
E. Artritis (Joint Ill)
Infeksi bakteri pada satu atau lebih sendi.
Penyebab: Bakteri yang masuk melalui pusar yang tidak bersih atau saluran pencernaan dapat menyebar melalui aliran darah dan menginfeksi sendi.
Gejala: Bengkak, nyeri, dan hangat pada sendi (terutama lutut dan hock), pedet pincang, enggan bergerak, demam.
Pencegahan: Sama dengan pencegahan infeksi pusar – desinfeksi pusar dan sanitasi lingkungan yang baik.
F. Kekurangan Nutrisi Spesifik
Defisiensi mikronutrien dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan.
Defisiensi Selenium/Vitamin E: Dapat menyebabkan "penyakit otot putih" (White Muscle Disease), di mana pedet mengalami kelemahan otot, kesulitan berdiri, atau masalah jantung.
Defisiensi Tembaga: Dapat menyebabkan bulu kusam, pertumbuhan terhambat, dan masalah kekebalan.
Penanganan: Suplementasi mineral/vitamin yang kurang sesuai dosis.
Pencegahan: Pastikan diet induk selama kebuntingan dan diet pedet pasca-lahir mengandung mineral dan vitamin esensial yang cukup.
VI. Memantau Pertumbuhan dan Perkembangan Pedet
Pemantauan yang cermat terhadap pertumbuhan pedet adalah cara terbaik untuk menilai efektivitas program pemeliharaan.
A. Indikator Pertumbuhan
Berat Badan Harian (ADG - Average Daily Gain): Ini adalah indikator terpenting. Pedet yang sehat harus memiliki ADG yang konsisten dan tinggi, biasanya 0,7-1 kg per hari atau lebih, tergantung genetik dan pakan. Penurunan ADG adalah tanda awal adanya masalah.
Tinggi Badan dan Lingkar Dada: Mengukur parameter ini secara berkala juga dapat memberikan gambaran tentang pertumbuhan kerangka tubuh pedet.
B. Tahapan Penting
Periode Pra-penyapihan (0-60 hari): Fokus pada asupan kolostrum, susu/milk replacer, dan pengenalan pakan starter. Periode paling kritis untuk kelangsungan hidup.
Periode Penyapihan (60-90 hari): Transisi dari diet cair ke diet padat. Stres penyapihan harus dikelola dengan baik untuk menghindari penurunan pertumbuhan dan penyakit.
Periode Pasca-penyapihan (90 hari - Dewasa): Pedet sepenuhnya bergantung pada pakan padat dan mulai berkembang menjadi sapi muda.
C. Penilaian Kondisi Tubuh (BCS - Body Condition Score)
Meskipun lebih umum untuk sapi dewasa, BCS juga dapat diterapkan pada pedet untuk menilai cadangan energi tubuh. Pedet yang terlalu kurus atau terlalu gemuk dapat mengindikasikan masalah nutrisi atau kesehatan.
D. Pentingnya Pencatatan Data Individu
Seperti disebutkan sebelumnya, pencatatan yang detail untuk setiap pedet—mulai dari berat lahir, tanggal, riwayat penyakit, pengobatan, hingga berat badan bulanan—adalah aset berharga. Data ini memungkinkan peternak untuk:
Mengidentifikasi pedet berkinerja buruk untuk intervensi dini.
Mengevaluasi efektivitas pakan dan program kesehatan.
Melakukan seleksi genetik yang lebih baik di masa depan.
VII. Tantangan dan Inovasi dalam Pemeliharaan Pedet
Pemeliharaan pedet terus berkembang seiring dengan tantangan baru dan kemajuan teknologi.
A. Perubahan Iklim dan Lingkungan
Cuaca ekstrem (gelombang panas, banjir, kekeringan) dapat meningkatkan stres pada pedet dan memperburuk kondisi kesehatan. Adaptasi manajemen kandang dan lingkungan menjadi sangat penting.
B. Resistensi Antimikroba
Penggunaan antibiotik yang tidak tepat dapat menyebabkan resistensi bakteri, membuat pengobatan menjadi sulit. Peternak harus menerapkan praktik penggunaan antibiotik yang bertanggung jawab dan fokus pada pencegahan.
C. Teknologi Monitoring
Inovasi teknologi seperti sensor pada ear tag, kamera pengawas, atau sistem pemberian susu otomatis dapat membantu memantau pedet secara real-time, mendeteksi perubahan perilaku atau suhu tubuh yang mengindikasikan masalah kesehatan lebih awal.
D. Pakan Aditif Inovatif
Penelitian terus mengembangkan aditif pakan seperti probiotik (mikroorganisme baik), prebiotik (makanan untuk mikroorganisme baik), enzim, dan imunostimulan untuk meningkatkan kesehatan usus, kekebalan, dan efisiensi pakan pedet.
E. Kesejahteraan Hewan (Animal Welfare)
Semakin meningkatnya kesadaran akan kesejahteraan hewan mendorong peternak untuk menyediakan lingkungan yang lebih baik, mengurangi stres, dan meminimalkan rasa sakit selama prosedur seperti dehorning dan kastrasi. Praktik yang etis tidak hanya baik untuk hewan tetapi juga meningkatkan citra industri peternakan.
VIII. Peran Vital Pedet dalam Keberlanjutan Peternakan
Memelihara pedet dengan baik bukan hanya tentang menjaga kelangsungan hidup individu, tetapi juga tentang keberlanjutan dan profitabilitas seluruh usaha peternakan.
Sebagai Calon Induk Pengganti (Heifer): Pedet betina yang sehat dan tumbuh optimal akan menjadi calon induk pengganti yang produktif, memastikan kelangsungan siklus laktasi dan reproduksi kawanan.
Sebagai Ternak Potong Unggulan: Pedet jantan yang dikelola dengan baik akan mencapai berat badan target lebih cepat dengan konversi pakan yang efisien, menghasilkan daging berkualitas tinggi yang diminati pasar.
Sebagai Bibit Unggul: Pedet dari silsilah genetik yang baik, dengan pertumbuhan yang superior dan riwayat kesehatan yang bersih, dapat dijual sebagai bibit unggul, menambah sumber pendapatan bagi peternak.
Dampak Ekonomi: Tingkat kematian pedet yang rendah dan pertumbuhan yang cepat secara langsung berkorelasi dengan peningkatan keuntungan. Setiap pedet yang berhasil dibesarkan hingga dewasa mewakili investasi yang berhasil dan potensi pendapatan di masa depan.
Kesimpulan
Pemeliharaan pedet adalah salah satu aspek paling menantang namun paling bermanfaat dalam peternakan sapi. Dari pemberian kolostrum yang tepat waktu, nutrisi yang seimbang, lingkungan kandang yang bersih dan nyaman, hingga program kesehatan preventif yang ketat—setiap detail memiliki dampak signifikan terhadap masa depan pedet.
Dengan menerapkan praktik manajemen yang komprehensif dan berinvestasi dalam pengetahuan serta sumber daya yang tepat, peternak dapat mengurangi tingkat kematian pedet, mempromosikan pertumbuhan yang optimal, dan pada akhirnya membangun fondasi yang kuat untuk usaha peternakan yang sehat, produktif, dan berkelanjutan. Ingatlah, pedet yang sehat hari ini adalah sapi produktif di masa depan. Perhatian dan perawatan yang Anda berikan pada mereka adalah investasi terbaik untuk keberhasilan jangka panjang Anda.