Panduan Sujud Tilawah: Niat, Bacaan, dan Tata Cara Lengkap
Al-Qur'an adalah kalamullah, firman Allah SWT yang mulia, petunjuk bagi umat manusia. Setiap hurufnya mengandung keberkahan, dan setiap ayatnya adalah cahaya. Dalam interaksi kita dengan kitab suci ini, ada momen-momen istimewa yang menuntut respons spiritual yang lebih dalam. Salah satunya adalah ketika kita membaca atau mendengar ayat-ayat tertentu yang dikenal sebagai "Ayat Sajdah". Sebagai bentuk pengagungan, kerendahan hati, dan kepatuhan instan kepada Sang Pencipta, kita disunnahkan untuk melakukan Sujud Tilawah.
Sujud ini bukan sekadar gerakan fisik, melainkan sebuah pernyataan iman yang mendalam. Ia adalah pengakuan atas keagungan Allah dan ketundukan total seorang hamba. Namun, seperti ibadah lainnya, Sujud Tilawah memiliki landasan, adab, dan aturan yang perlu dipahami. Kunci utama untuk mengawali amalan ini adalah niat. Artikel ini akan mengupas tuntas segala hal yang berkaitan dengan niat sujud tilawah, bacaannya, tata caranya, hukumnya, serta hikmah di baliknya.
Memahami Hakikat Niat dalam Ibadah
Sebelum kita melangkah lebih jauh ke lafaz spesifik niat sujud tilawah, penting untuk merenungkan kembali posisi niat dalam syariat Islam. Niat adalah ruh dari setiap amalan. Ia adalah pembeda antara sebuah kebiasaan dengan ibadah, antara gerakan fisik yang hampa dengan sebuah tindakan yang bernilai pahala di sisi Allah. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang sangat fundamental dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim:
إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى
"Sesungguhnya setiap amalan bergantung pada niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan."
Hadis ini menegaskan bahwa niat adalah penentu kualitas dan validitas sebuah ibadah. Niat bertempat di dalam hati, sebuah bisikan tulus yang mengarahkan tujuan suatu perbuatan semata-mata karena Allah SWT. Meskipun melafazkan niat (talaffuzh) bukanlah sebuah kewajiban, sebagian ulama, terutama dari mazhab Syafi'i, menganggapnya sunnah untuk membantu memantapkan hati. Inilah konteks mengapa kita sering menemukan lafaz niat untuk berbagai ibadah, termasuk Sujud Tilawah.
Bacaan Niat Sujud Tilawah: Arab, Latin, dan Artinya
Niat untuk Sujud Tilawah pada dasarnya cukup dihadirkan dalam hati dengan kesadaran penuh bahwa kita akan melakukan sujud karena membaca atau mendengar ayat sajdah. Namun, bagi yang ingin melafazkannya untuk memantapkan hati, berikut adalah bacaan niat yang umum digunakan:
نَوَيْتُ سُجُوْدَ التِّلَاوَةِ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu sujūdat tilāwati sunnatan lillāhi ta'ālā."Aku berniat sujud tilawah, sunnah karena Allah Ta'ala."
Lafaz niat ini sangat sederhana namun mencakup semua elemen penting:
- Nawaitu sujūdat tilāwati: Aku berniat melakukan sujud tilawah. Ini adalah penegasan jenis ibadah yang akan dilakukan (qashdul fi'li).
- Sunnatan: Sebagai sebuah sunnah. Ini menjelaskan hukum dari perbuatan tersebut (hukmul fi'li).
- Lillāhi ta'ālā: Karena Allah Ta'ala. Ini adalah inti dari niat, yaitu keikhlasan, mengarahkan tujuan hanya kepada Allah (ikhlas).
Niat ini diucapkan atau dihadirkan dalam hati tepat sebelum melakukan takbiratul ihram untuk memulai sujud.
Bacaan Doa Ketika Sujud Tilawah
Setelah berniat dan melakukan gerakan sujud, ada bacaan khusus yang dianjurkan untuk dibaca. Doa ini mengandung pujian dan pengakuan yang mendalam kepada Allah SWT. Bacaan yang paling masyhur berdasarkan hadis riwayat Abu Dawud, Tirmidzi, dan lainnya adalah sebagai berikut:
سَجَدَ وَجْهِيَ لِلَّذِي خَلَقَهُ وَصَوَّرَهُ، وَشَقَّ سَمْعَهُ وَبَصَرَهُ، تَبَارَكَ اللهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِيْنَ
Sajada wajhiya lilladzī khalaqahū, wa shawwarahū, wa syaqqa sam'ahū wa basharahū, tabārakallāhu ahsanul khāliqīn."Wajahku bersujud kepada Dzat yang menciptakannya, yang membentuknya, dan yang membukakan pendengaran dan penglihatannya. Maha Suci Allah, sebaik-baik Pencipta."
Doa ini sarat dengan makna. "Wajahku bersujud" adalah simbol dari ketundukan seluruh diri. Kita mengakui bahwa Allah bukan hanya menciptakan kita dari ketiadaan (khalaqahū), tetapi juga memberikan bentuk yang sempurna (shawwarahū), dan menganugerahkan indra yang tak ternilai seperti pendengaran (sam'ahū) dan penglihatan (basharahū). Kalimat penutup "tabārakallāhu ahsanul khāliqīn" adalah puncak pujian, sebuah pengakuan bahwa tidak ada pencipta yang lebih baik dan lebih agung daripada Allah SWT.
Bacaan Alternatif Lainnya
Terdapat juga riwayat lain yang menyebutkan doa-doa yang bisa dibaca saat Sujud Tilawah, yang memberikan variasi dan kekayaan dalam beribadah. Salah satunya adalah doa yang lebih panjang, mencakup permohonan ampun dan harapan pahala:
اللَّهُمَّ اكْتُبْ لِي بِهَا عِنْدَكَ أَجْرًا، وَضَعْ عَنِّي بِهَا وِزْرًا، وَاجْعَلْهَا لِي عِنْدَكَ ذُخْرًا، وَتَقَبَّلْهَا مِنِّي كَمَا تَقَبَّلْتَهَا مِنْ عَبْدِكَ دَاوُدَ
Allāhummaktub lī bihā 'indaka ajran, wa dha' 'annī bihā wizran, waj'alhā lī 'indaka dzukhran, wa taqabbalhā minnī kamā taqabbaltahā min 'abdika dāwūda."Ya Allah, catatlah untukku dengan sujud ini sebuah pahala di sisi-Mu, hapuskanlah dariku dengannya sebuah dosa, jadikanlah ia sebagai simpanan untukku di sisi-Mu, dan terimalah ia dariku sebagaimana Engkau menerimanya dari hamba-Mu, Daud."
Doa ini memiliki dimensi permohonan yang kuat. Kita tidak hanya bersujud, tetapi juga berharap sujud tersebut menjadi wasilah untuk mendapatkan pahala, menghapus dosa, dan menjadi bekal di akhirat kelak. Penyebutan Nabi Daud 'alaihissalam merujuk pada sujud taubatnya yang diabadikan dalam Al-Qur'an dan diterima oleh Allah.
Tata Cara Pelaksanaan Sujud Tilawah
Pelaksanaan Sujud Tilawah sedikit berbeda tergantung pada apakah kita sedang berada di dalam shalat atau di luar shalat. Memahami kedua skenario ini penting agar kita dapat melakukannya dengan benar.
1. Sujud Tilawah di Luar Shalat
Ini adalah kondisi yang paling sering terjadi, misalnya saat kita sedang membaca Al-Qur'an secara mandiri (tadarus) atau mendengarkan murottal. Para ulama memiliki beberapa perbedaan pendapat mengenai persyaratannya, namun berikut adalah tata cara yang paling lengkap dan dianjurkan, terutama menurut mazhab Syafi'i:
- Bersuci (Thaharah): Dianjurkan untuk berada dalam keadaan suci dari hadas kecil (memiliki wudhu) dan hadas besar.
- Menutup Aurat: Sebagaimana syarat sah shalat, aurat harus tertutup dengan sempurna.
- Menghadap Kiblat: Berdiri menghadap ke arah Kiblat.
- Niat: Melafazkan atau menghadirkan dalam hati niat sujud tilawah seperti yang telah disebutkan di atas.
- Takbiratul Ihram: Mengangkat kedua tangan seperti takbir dalam shalat sambil mengucapkan "Allahu Akbar".
- Langsung Sujud: Tanpa rukuk atau i'tidal, langsung turun untuk melakukan sujud sebanyak satu kali.
- Membaca Doa Sujud: Saat sujud, bacalah salah satu doa sujud tilawah yang telah dijelaskan. Bacaan tasbih sujud biasa ("Subhaana robbiyal a'laa") juga dibolehkan.
- Duduk di Antara Dua Sujud: Bangun dari sujud dengan mengucapkan "Allahu Akbar" dan duduk sejenak (seperti duduk iftirasy atau tawarruk).
- Salam: Mengakhiri rangkaian dengan mengucapkan salam ke kanan dan ke kiri seperti mengakhiri shalat.
Catatan Penting Mengenai Syarat Suci: Mayoritas ulama (Jumhur), termasuk mazhab Syafi'i, Maliki, dan Hanbali, mensyaratkan suci (wudhu) untuk melakukan sujud tilawah karena mereka menganggapnya sebagai bagian dari shalat. Namun, sebagian ulama lain, seperti Ibnu Taimiyah, berpendapat bahwa sujud tilawah tidak disyaratkan harus dalam keadaan suci karena ia bukan shalat secara hakiki. Pendapat jumhur lebih kuat dan lebih hati-hati untuk diikuti (ihtiyath).
2. Sujud Tilawah di Dalam Shalat
Ketika seorang imam atau orang yang shalat sendirian membaca ayat sajdah, ia disunnahkan untuk langsung melakukan sujud tilawah. Tata caranya terintegrasi ke dalam gerakan shalat.
- Bagi Imam atau Shalat Sendiri (Munfarid):
- Setelah selesai membaca ayat sajdah, ia langsung mengucapkan "Allahu Akbar" dan turun untuk sujud (tanpa mengangkat tangan).
- Dalam sujud, ia membaca doa sujud tilawah.
- Setelah selesai, ia bangkit kembali ke posisi berdiri dengan mengucapkan "Allahu Akbar" dan melanjutkan bacaan surat atau langsung rukuk jika ayat sajdah dibaca di akhir surat.
- Bagi Makmum:
Seorang makmum wajib mengikuti imamnya. Jika imam melakukan sujud tilawah, makmum wajib ikut sujud. Jika imam tidak melakukannya, makmum juga tidak boleh melakukannya sendiri. Jika makmum sujud sendiri sementara imam tidak, maka shalatnya bisa batal.
Sujud tilawah di dalam shalat tidak diakhiri dengan duduk dan salam. Gerakannya menyatu dengan alur shalat itu sendiri, yaitu dari berdiri, sujud, lalu kembali berdiri untuk melanjutkan rakaat.
Hukum Melaksanakan Sujud Tilawah
Terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai hukum sujud tilawah. Memahami perbedaan ini penting untuk menumbuhkan sikap toleransi dan keluasan wawasan dalam beragama.
Pendapat Mayoritas Ulama (Jumhur)
Mayoritas ulama dari mazhab Maliki, Syafi'i, dan Hanbali berpendapat bahwa hukum sujud tilawah adalah Sunnah Mu'akkadah (sunnah yang sangat dianjurkan). Ini berarti, sangat baik untuk dikerjakan dan akan mendapatkan pahala, namun tidak berdosa jika ditinggalkan. Landasan mereka adalah hadis dari Zaid bin Tsabit radhiyallahu 'anhu:
"Aku pernah membacakan surat An-Najm di hadapan Nabi SAW, namun beliau tidak melakukan sujud." (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini dipahami bahwa jika sujud tilawah itu wajib, tentu Nabi SAW tidak akan pernah meninggalkannya. Riwayat lain dari Umar bin Khattab radhiyallahu 'anhu juga memperkuat pendapat ini. Beliau pernah berkhutbah di hari Jumat dan membaca ayat sajdah, lalu turun untuk sujud. Pada Jumat berikutnya, beliau membaca ayat yang sama namun tidak turun untuk sujud, seraya berkata, "Sesungguhnya Allah tidak mewajibkannya atas kita, kecuali jika kita mau."
Pendapat Mazhab Hanafi
Ulama dari mazhab Hanafi memiliki pandangan yang berbeda. Mereka berpendapat bahwa hukum sujud tilawah adalah Wajib. Artinya, orang yang membaca atau mendengarnya dengan sengaja (bukan tidak sadar) berdosa jika tidak melakukannya. Dalil yang mereka gunakan adalah ayat-ayat Al-Qur'an yang bernada perintah untuk bersujud, seperti:
فَاسْجُدُوا لِلَّهِ وَاعْبُدُوا
"Maka bersujudlah kepada Allah dan sembahlah (Dia)." (QS. An-Najm: 62)
Bagi mereka, lafaz perintah (fi'il amr) pada dasarnya menunjukkan kewajiban. Meskipun ada perbedaan, kedua pandangan ini sama-sama mengakui agungnya amalan sujud tilawah. Mengamalkannya adalah bentuk ketaatan dan ittiba' (mengikuti sunnah) yang sangat terpuji.
Daftar 15 Ayat Sajdah dalam Al-Qur'an
Di dalam Al-Qur'an, terdapat 15 ayat yang disepakati oleh para ulama sebagai Ayat Sajdah. Mengetahui lokasinya akan membantu kita bersiap-siap ketika membacanya. Berikut adalah daftar lengkapnya beserta terjemahannya.
- QS. Al-A'raf (7), Ayat 206
إِنَّ الَّذِينَ عِندَ رَبِّكَ لَا يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِهِ وَيُسَبِّحُونَهُ وَلَهُ يَسْجُدُونَ ۩
"Sesungguhnya malaikat-malaikat yang di sisi Tuhanmu tidaklah merasa enggan menyembah Allah dan mereka mentasbihkan-Nya dan hanya kepada-Nya-lah mereka bersujud."
- QS. Ar-Ra'd (13), Ayat 15
وَلِلَّهِ يَسْجُدُ مَن فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ طَوْعًا وَكَرْهًا وَظِلَالُهُم بِالْغُدُوِّ وَالْآصَالِ ۩
"Hanya kepada Allah-lah sujud (patuh) segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan kemauan sendiri ataupun terpaksa (dan sujud pula) bayang-bayangnya di waktu pagi dan petang hari."
- QS. An-Nahl (16), Ayat 50
يَخَافُونَ رَبَّهُم مِّن فَوْقِهِمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ ۩
"Mereka takut kepada Tuhan mereka yang di atas mereka dan mereka mengerjakan apa yang diperintahkan (kepada mereka)." (Catatan: Sujud dilakukan setelah ayat 49 dan 50 dibaca bersamaan)
- QS. Al-Isra' (17), Ayat 109
وَيَخِرُّونَ لِلْأَذْقَانِ يَبْكُونَ وَيَزِيدُهُمْ خُشُوعًا ۩
"Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu'."
- QS. Maryam (19), Ayat 58
... إِذَا تُتْلَىٰ عَلَيْهِمْ آيَاتُ الرَّحْمَٰنِ خَرُّوا سُجَّدًا وَبُكِيًّا ۩
"... Apabila dibacakan ayat-ayat Allah Yang Maha Pemurah kepada mereka, maka mereka menyungkur dengan bersujud dan menangis."
- QS. Al-Hajj (22), Ayat 18
أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ يَسْجُدُ لَهُ مَن فِي السَّمَاوَاتِ وَمَن فِي الْأَرْضِ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ وَالنُّجُومُ وَالْجِبَالُ وَالشَّجَرُ وَالدَّوَابُّ وَكَثِيرٌ مِّنَ النَّاسِ ۖ وَكَثِيرٌ حَقَّ عَلَيْهِ الْعَذَابُ ۗ وَمَن يُهِنِ اللَّهُ فَمَا لَهُ مِن مُّكْرِمٍ ۚ إِنَّ اللَّهَ يَفْعَلُ مَا يَشَاءُ ۩
"Apakah kamu tiada mengetahui, bahwa kepada Allah bersujud apa yang ada di langit, di bumi, matahari, bulan, bintang, gunung, pohon-pohonan, binatang-binatang yang melata dan sebagian besar daripada manusia? Dan banyak di antara manusia yang telah ditetapkan azab atasnya. Dan barangsiapa yang dihinakan Allah maka tidak seorangpun yang memuliakannya. Sesungguhnya Allah berbuat apa yang Dia kehendaki."
- QS. Al-Hajj (22), Ayat 77
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ارْكَعُوا وَاسْجُدُوا وَاعْبُدُوا رَبَّكُمْ وَافْعَلُوا الْخَيْرَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ ۩
"Hai orang-orang yang beriman, ruku'lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan." (Ayat ini adalah ayat sajdah menurut mazhab Syafi'i dan Hanbali).
- QS. Al-Furqan (25), Ayat 60
وَإِذَا قِيلَ لَهُمُ اسْجُdُوا لِلرَّحْمَٰنِ قَالُوا وَمَا الرَّحْمَٰنُ أَنَسْجُدُ لِمَا تَأْمُرُنَا وَزَادَهُمْ نُفُورًا ۩
"Dan apabila dikatakan kepada mereka: 'Sujudlah kamu sekalian kepada yang Maha Penyayang', mereka menjawab: 'Siapakah yang Maha Penyayang itu? Apakah kami akan sujud kepada Tuhan Yang kamu perintahkan kami (bersujud kepada-Nya)?', dan (perintah sujud itu) menambah mereka jauh (dari iman)."
- QS. An-Naml (27), Ayat 26
اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ ۩
"Allah, tiada Tuhan (yang berhak disembah) kecuali Dia, Tuhan Yang mempunyai 'Arsy yang besar." (Sujud dilakukan setelah membaca ayat 25 dan 26).
- QS. As-Sajdah (32), Ayat 15
إِنَّمَا يُؤْمِنُ بِآيَاتِنَا الَّذِينَ إِذَا ذُكِّرُوا بِهَا خَرُّوا سُجَّدًا وَسَبَّحُوا بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَهُمْ لَا يَسْتَكْبِرُونَ ۩
"Sesungguhnya orang yang benar-benar beriman kepada ayat-ayat Kami adalah mereka yang apabila diperingatkan dengan ayat-ayat itu mereka segera bersujud seraya bertasbih dan memuji Tuhannya, dan mereka tidak menyombongkan diri."
- QS. Sad (38), Ayat 24
... وَظَنَّ دَاوُودُ أَنَّمَا فَتَنَّاهُ فَاسْتَغْفَرَ رَبَّهُ وَخَرَّ رَاكِعًا وَأَنَابَ ۩
"... dan Daud mengetahui bahwa Kami mengujinya; maka ia meminta ampun kepada Tuhannya lalu menyungkur sujud dan bertaubat." (Ini disebut Sujud Syukur, namun tetap disunnahkan sujud tilawah).
- QS. Fussilat (41), Ayat 38
فَإِنِ اسْتَكْبَرُوا فَالَّذِينَ عِندَ رَبِّكَ يُسَبِّحُونَ لَهُ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَهُمْ لَا يَسْأَمُونَ ۩
"Jika mereka menyombongkan diri, maka mereka (malaikat) yang di sisi Tuhanmu bertasbih kepada-Nya di malam dan siang hari, sedang mereka tidak jemu-jemu."
- QS. An-Najm (53), Ayat 62
فَاسْجُدُوا لِلَّهِ وَاعْبُدُوا ۩
"Maka bersujudlah kepada Allah dan sembahlah (Dia)."
- QS. Al-Insyiqaq (84), Ayat 21
وَإِذَا قُرِئَ عَلَيْهِمُ الْقُرْآنُ لَا يَسْجُدُونَ ۩
"dan apabila Al Quran dibacakan kepada mereka, mereka tidak bersujud."
- QS. Al-'Alaq (96), Ayat 19
كَلَّا لَا تُطِعْهُ وَاسْجُدْ وَاقْتَرِب ۩
"Sekali-kali jangan, janganlah kamu patuh kepadanya; dan sujudlah dan dekatkanlah (dirimu kepada Tuhan)."
Keutamaan dan Hikmah Sujud Tilawah
Sujud Tilawah bukan hanya sekadar ritual, tetapi mengandung hikmah dan keutamaan yang besar. Mengamalkannya adalah cara kita untuk meraih berbagai kebaikan spiritual.
Membuat Setan Menangis dan Menyesal
Salah satu keutamaan yang paling menakjubkan dari sujud tilawah dijelaskan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah SAW bersabda:
"Jika anak Adam membaca ayat sajdah, lalu ia sujud, maka setan akan menjauhinya sambil menangis. Setan pun akan berkata-kata: 'Celaka aku. Anak Adam diperintahkan sujud, ia pun bersujud, maka baginya surga. Sedangkan aku diperintahkan untuk sujud, aku pun enggan, maka bagiku neraka.'"
Hadis ini menunjukkan betapa sujud adalah simbol ketaatan yang membedakan manusia beriman dengan Iblis yang sombong. Setiap kali kita melakukan sujud tilawah, kita menegaskan kembali posisi kita sebagai hamba yang taat dan sekaligus memberikan pukulan telak bagi musuh abadi kita, yaitu setan.
Sarana Kedekatan dengan Allah
Sujud adalah posisi terdekat seorang hamba dengan Tuhannya. Rasulullah SAW bersabda, "Posisi paling dekat seorang hamba dengan Tuhannya adalah ketika ia sedang bersujud, maka perbanyaklah berdoa" (HR. Muslim). Meskipun hadis ini konteksnya umum untuk semua sujud, spiritnya juga berlaku bagi sujud tilawah. Ia adalah momen instan untuk merendahkan diri, mengakui kelemahan, dan mendekatkan diri kepada Allah Yang Maha Agung.
Bentuk Kepatuhan Spontan
Ketika ayat sajdah dibacakan, ia sering kali berisi perintah langsung atau gambaran tentang makhluk-makhluk-Nya yang patuh bersujud. Dengan segera melakukan sujud tilawah, kita secara spontan menunjukkan kepatuhan kita terhadap firman-Nya. Ini adalah latihan untuk menjadikan diri responsif terhadap perintah Allah dalam segala aspek kehidupan.
Penegasan Iman dan Penghapusan Kesombongan
Akar dari dosa pertama yang dilakukan Iblis adalah kesombongan (kibr). Ia menolak untuk sujud kepada Adam karena merasa lebih baik. Sujud tilawah adalah antitesis dari sifat ini. Dengan meletakkan bagian tubuh yang paling mulia, yaitu wajah, di tempat yang paling rendah, kita sedang melatih jiwa untuk tawadhu' (rendah hati) dan mengikis benih-benih kesombongan yang mungkin ada dalam diri.
Kesimpulan
Sujud Tilawah adalah salah satu ibadah sunnah yang indah dan penuh makna dalam Islam. Ia dimulai dengan sebuah kesadaran dan ketulusan di dalam hati yang terwujud dalam niat sujud tilawah. Dari niat yang lurus, lahirlah sebuah gerakan penuh kepasrahan, diiringi dengan doa-doa yang menggetarkan jiwa. Memahami tata caranya, baik di dalam maupun di luar shalat, hukumnya, serta di mana saja ayat-ayat sajdah berada, akan membuat kita lebih siap dan mantap dalam mengamalkannya.
Lebih dari sekadar kewajiban fiqih, sujud tilawah adalah respons cinta dari seorang hamba kepada Kalam Penciptanya. Ia adalah jeda spiritual di tengah lantunan ayat suci, sebuah momen di mana lisan, hati, dan raga bersatu untuk mengagungkan Allah SWT. Semoga kita senantiasa dimudahkan untuk menghidupkan sunnah ini sebagai bukti ketundukan dan kerinduan kita untuk selalu dekat dengan-Nya.