Panduan Sholat Witir 3 Rakaat 1 Salam
Sholat Witir merupakan ibadah sunnah yang memiliki kedudukan istimewa dalam Islam. Ia dijuluki sebagai penutup sholat malam, penyempurna ibadah, dan amalan yang sangat dicintai oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. Melaksanakannya secara rutin adalah cerminan dari kesungguhan seorang hamba dalam mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Salah satu cara yang paling umum dan dianjurkan untuk melaksanakannya adalah dengan format tiga rakaat yang diakhiri dengan satu kali salam. Artikel ini akan mengupas tuntas segala hal yang berkaitan dengan niat sholat witir 3 rakaat 1 salam, mulai dari pemahaman mendalam tentang niat itu sendiri, tata cara pelaksanaan yang rinci, bacaan-bacaan yang dianjurkan, hingga keutamaan-keutamaan agung yang terkandung di dalamnya.
Memahami esensi sholat witir berarti memahami cinta Allah pada sesuatu yang ganjil. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits, "Sesungguhnya Allah itu Witir (ganjil) dan Dia mencintai yang witir." (HR. Bukhari dan Muslim). Oleh karena itu, sholat ini dilaksanakan dalam jumlah rakaat yang ganjil, seperti satu, tiga, lima, tujuh, dan seterusnya. Format tiga rakaat menjadi pilihan banyak umat Islam karena dianggap paling ringkas namun tetap sarat makna, serta banyak diamalkan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dan para sahabat.
Memahami Hakikat dan Lafal Niat Sholat Witir 3 Rakaat 1 Salam
Niat adalah pilar utama dalam setiap ibadah. Ia adalah ruh yang menggerakkan jasad amalan. Tanpa niat yang benar, sebuah ibadah bisa menjadi sekadar gerakan fisik tanpa nilai di sisi Allah. Niat sejatinya adalah kehendak dan tekad yang terbersit di dalam hati untuk melakukan suatu perbuatan semata-mata karena Allah Ta'ala. Mengucapkan niat dengan lisan (talaffuzh) bukanlah sebuah kewajiban, namun banyak ulama dari mazhab Syafi'i menganjurkannya sebagai cara untuk membantu memantapkan hati dan menguatkan konsentrasi agar selaras dengan apa yang akan dikerjakan.
Fokus utama kita adalah pada pelaksanaan sholat witir tiga rakaat yang dikerjakan sekaligus dengan satu salam di akhir. Ini berbeda dengan metode lain yang mengerjakannya dengan dua rakaat lalu salam, kemudian ditambah satu rakaat lagi. Untuk metode satu salam ini, niat yang dipanjatkan di dalam hati harus secara spesifik menyebutkan jumlah tiga rakaat tersebut. Berikut adalah lafal niat yang dapat diucapkan untuk membantu memantapkan hati.
1. Niat Sholat Witir 3 Rakaat (Sendirian / Munfarid)
Ketika Anda melaksanakan sholat witir seorang diri di rumah atau di mana pun, niat yang dianjurkan adalah sebagai berikut:
Ushalli sunnatan minal witri tsalâtsa raka'âtin mustaqbilal qiblati adâ'an lillâhi ta'âlâ. "Aku niat sholat sunnah Witir tiga rakaat dengan menghadap kiblat, tunai karena Allah Ta'ala."
Mari kita bedah makna dari setiap kata dalam lafal niat ini untuk pemahaman yang lebih dalam:
- Ushalli (أُصَلِّى): Aku berniat sholat. Ini adalah pernyataan tekad yang mengawali seluruh rangkaian ibadah.
- Sunnatan (سُنَّةً): Sebagai sebuah sunnah. Menegaskan status hukum dari sholat yang akan dikerjakan, yaitu ibadah yang dianjurkan oleh Rasulullah.
- Minal Witri (مِنَ الْوِتْرِ): Dari sholat Witir. Ini adalah penegasan spesifik jenis sholat sunnah yang akan dilaksanakan.
- Tsalâtsa Raka'âtin (ثَلَاثَ رَكْعَاتٍ): Tiga rakaat. Bagian ini sangat penting karena ia membedakan niat ini dengan niat sholat witir satu rakaat atau jumlah lainnya.
- Mustaqbilal Qiblati (مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ): Dengan menghadap kiblat. Ini adalah syarat sahnya sholat.
- Adâ'an (أَدَاءً): Tunai / pada waktunya. Menandakan bahwa sholat ini dikerjakan dalam rentang waktu yang telah ditentukan (setelah Isya hingga sebelum Subuh).
- Lillâhi Ta'âlâ (لِلهِ تَعَالَى): Karena Allah Yang Maha Tinggi. Ini adalah puncak dari niat, yaitu mengikhlaskan seluruh amalan hanya untuk mencari ridha Allah semata.
2. Niat Sholat Witir 3 Rakaat (Sebagai Imam)
Jika Anda bertindak sebagai imam dalam sholat witir berjamaah, ada sedikit tambahan pada lafal niat untuk menegaskan posisi Anda sebagai pemimpin sholat.
Ushalli sunnatan minal witri tsalâtsa raka'âtin mustaqbilal qiblati adâ'an imâman lillâhi ta'âlâ. "Aku niat sholat sunnah Witir tiga rakaat dengan menghadap kiblat, tunai sebagai imam karena Allah Ta'ala."
Kata kunci perbedaannya adalah Imâman (إِمَامًا) yang berarti "sebagai seorang imam". Ini penting untuk membedakan peran dalam sholat berjamaah.
3. Niat Sholat Witir 3 Rakaat (Sebagai Makmum)
Bagi Anda yang mengikuti imam dalam sholat witir berjamaah, misalnya saat bulan Ramadhan setelah sholat Tarawih, maka niatnya juga disesuaikan.
Ushalli sunnatan minal witri tsalâtsa raka'âtin mustaqbilal qiblati adâ'an ma'mûman lillâhi ta'âlâ. "Aku niat sholat sunnah Witir tiga rakaat dengan menghadap kiblat, tunai sebagai makmum karena Allah Ta'ala."
Perbedaannya terletak pada kata Ma'mûman (مَأْمُوْمًا) yang berarti "sebagai seorang makmum". Niat ini menegaskan komitmen untuk mengikuti seluruh gerakan dan bacaan imam.
Tata Cara Pelaksanaan Sholat Witir 3 Rakaat dengan 1 Salam
Metode pelaksanaan sholat witir tiga rakaat dengan satu salam memiliki ciri khas tersendiri, yaitu tidak adanya tasyahud (tahiyat) awal pada rakaat kedua. Hal ini bertujuan untuk membedakannya secara jelas dari sholat Maghrib yang juga berjumlah tiga rakaat. Berikut adalah panduan langkah demi langkah yang sangat rinci.
Rakaat Pertama
- Takbiratul Ihram: Berdiri tegak menghadap kiblat, lalu angkat kedua tangan sejajar telinga (bagi laki-laki) atau dada (bagi perempuan) sambil mengucapkan "Allahu Akbar". Bersamaan dengan takbir ini, hadirkan niat di dalam hati sesuai dengan posisi Anda (sendirian, imam, atau makmum).
- Membaca Doa Iftitah: Setelah bersedekap, bacalah doa iftitah. Salah satu doa iftitah yang populer adalah:
اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا وَالْحَمْدُ لِلهِ كَثِيرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا. إِنِّى وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا مُسْلِمًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ. إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ لَا شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ.
- Membaca Surat Al-Fatihah: Lanjutkan dengan membaca Ta'awudz, Basmalah, dan Surat Al-Fatihah dengan tartil dan penghayatan.
- Membaca Surat Pendek: Setelah Al-Fatihah, dianjurkan (sunnah) untuk membaca Surat Al-A'la (Sabbihisma rabbikal a'la). Namun, jika tidak hafal, Anda boleh membaca surat atau ayat Al-Qur'an lain yang dihafal.
- Ruku': Angkat tangan untuk takbir, lalu membungkuk untuk ruku'. Pastikan punggung lurus sejajar dengan lantai. Baca tasbih ruku' minimal tiga kali: "Subhaana robbiyal 'adziimi wa bihamdih".
- I'tidal: Bangkit dari ruku' sambil mengangkat tangan dan membaca "Sami'allaahu liman hamidah". Ketika berdiri tegak, baca "Robbanaa lakal hamdu mil'us samaawati wa mil'ul ardhi wa mil'u maa syi'ta min syai'in ba'du".
- Sujud Pertama: Turun untuk sujud sambil bertakbir. Pastikan tujuh anggota badan menyentuh alas sholat: dahi (dan hidung), kedua telapak tangan, kedua lutut, dan kedua ujung kaki. Baca tasbih sujud minimal tiga kali: "Subhaana robbiyal a'laa wa bihamdih".
- Duduk di Antara Dua Sujud: Bangkit dari sujud untuk duduk iftirasy sambil bertakbir. Baca doa: "Robbighfirlii warhamnii wajburnii warfa'nii warzuqnii wahdinii wa'aafinii wa'fu 'annii".
- Sujud Kedua: Lakukan sujud kedua seperti sujud pertama, dengan bacaan yang sama.
- Bangkit ke Rakaat Kedua: Setelah sujud kedua, bangkit berdiri untuk rakaat kedua sambil mengucapkan "Allahu Akbar".
Rakaat Kedua
- Membaca Al-Fatihah dan Surat Pendek: Seperti pada rakaat pertama, bacalah Surat Al-Fatihah, kemudian dilanjutkan dengan surat pendek. Pada rakaat kedua ini, disunnahkan untuk membaca Surat Al-Kafirun (Qul yaa ayyuhal kaafirun).
- Lakukan Gerakan Sholat: Lanjutkan dengan ruku', i'tidal, sujud pertama, duduk di antara dua sujud, dan sujud kedua, persis seperti yang dilakukan pada rakaat pertama.
- Bangkit Langsung ke Rakaat Ketiga: Ini adalah poin krusial. Setelah sujud kedua pada rakaat kedua, JANGAN DUDUK TASYAHUD AWAL. Langsung bangkit berdiri untuk memulai rakaat ketiga sambil mengucapkan "Allahu Akbar". Ini adalah pembeda utama antara sholat witir tiga rakaat satu salam dengan sholat Maghrib.
Rakaat Ketiga
- Membaca Al-Fatihah dan Surat Pendek: Setelah berdiri sempurna, bacalah Surat Al-Fatihah. Kemudian, disunnahkan untuk membaca tiga surat sekaligus, yaitu Surat Al-Ikhlas, Surat Al-Falaq, dan Surat An-Nas.
- Ruku' dan I'tidal: Lakukan ruku' seperti biasa. Setelah ruku', bangkit untuk i'tidal.
- Membaca Doa Qunut (Dianjurkan): Pada rakaat terakhir sholat witir, terutama pada pertengahan kedua bulan Ramadhan atau menurut sebagian pendapat bisa dilakukan sepanjang tahun, disunnahkan membaca Doa Qunut saat posisi i'tidal. Angkat kedua tangan setinggi dada dan bacalah doa berikut dengan khusyuk:
اَللّهُمَّ اهْدِنِىْ فِيْمَنْ هَدَيْتَ وَعَافِنِى فِيْمَنْ عَافَيْتَ وَتَوَلَّنِىْ فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ وَبَارِكْ لِىْ فِيْمَا اَعْطَيْتَ وَقِنِيْ شَرَّمَا قَضَيْتَ فَاِ نَّكَ تَقْضِىْ وَلاَ يُقْضَى عَلَيْكَ وَاِ نَّهُ لاَ يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ وَلاَ يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ فَلَكَ الْحَمْدُ عَلَى مَا قَضَيْتَ وَاَسْتَغْفِرُكَ وَاَتُوْبُ اِلَيْكَ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ اْلاُمِّيِّ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ
Allahummahdinii fiiman hadaiit, wa 'aafinii fiiman 'aafaiit, wa tawallanii fiiman tawallaiit, wa baarik lii fiimaa a'thaiit, wa qinii syarra maa qadhaiit, fa innaka taqdhii wa laa yuqdhaa 'alaiik, wa innahu laa yadzillu man waalaiit, wa laa ya'izzu man 'aadaiit, tabaarakta rabbanaa wa ta'aalait, fa lakal hamdu a'laa maa qadhaiit, wa astagfiruka wa atuubu ilaik, wa shallallâhu 'alâ sayyidinâ muhammadin nabiyyil ummiyyi wa 'alâ âlihi wa shahbihi wa sallam. "Ya Allah, berilah aku petunjuk sebagaimana Engkau telah berikan petunjuk (kepada hamba-hamba-Mu), berilah aku kesehatan sebagaimana Engkau telah berikan kesehatan, peliharalah aku sebagaimana Engkau telah pelihara, berilah keberkahan pada apa yang telah Engkau berikan kepadaku, dan jauhkanlah aku dari keburukan apa yang Engkau tetapkan. Sesungguhnya Engkaulah yang menentukan dan tidak ada yang bisa menentukan atas-Mu. Sesungguhnya tidak akan hina orang yang Engkau bela, dan tidak akan mulia orang yang Engkau musuhi. Maha Suci Engkau, wahai Tuhan kami dan Maha Tinggi Engkau. Bagi-Mu segala puji atas apa yang telah Engkau takdirkan. Aku memohon ampunan dan bertaubat kepada-Mu. Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat dan keselamatan kepada junjungan kami Nabi Muhammad, nabi yang ummi, beserta keluarga dan para sahabatnya."
- Sujud dan Duduk Tasyahud Akhir: Setelah selesai Doa Qunut (atau jika tidak membacanya, setelah i'tidal), lanjutkan dengan sujud pertama, duduk di antara dua sujud, dan sujud kedua. Kemudian, duduk untuk tasyahud akhir (duduk tawarruk). Bacalah bacaan tasyahud akhir, shalawat Ibrahimiyah, dan doa perlindungan sebelum salam.
- Salam: Akhiri sholat dengan menoleh ke kanan sambil mengucapkan "Assalaamu 'alaikum wa rahmatullah", kemudian menoleh ke kiri dengan ucapan yang sama. Dengan demikian, selesailah rangkaian sholat witir tiga rakaat dengan satu salam.
Keutamaan Agung Sholat Witir
Melaksanakan sholat witir bukan sekadar rutinitas penutup malam. Di dalamnya tersimpan berbagai keutamaan dan fadhilah yang sangat besar, yang seharusnya menjadi motivasi bagi setiap muslim untuk menjaganya.
1. Amalan yang Dicintai Allah
Seperti telah disebutkan, Allah adalah ganjil dan mencintai yang ganjil. Melaksanakan sholat Witir adalah bentuk manifestasi cinta kita kepada Allah dengan melakukan amalan yang dicintai-Nya. Ini adalah cara termudah untuk meraih cinta dari Sang Maha Pencipta, yang merupakan puncak dari segala pencapaian seorang hamba.
2. Lebih Berharga dari Harta Dunia Terbaik
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Sesungguhnya Allah telah memberi kalian tambahan sholat, yang ia lebih baik bagi kalian daripada unta merah, yaitu sholat Witir. Allah menjadikannya untuk kalian di antara sholat Isya hingga terbit fajar." (HR. Abu Dawud). Unta merah pada zaman dahulu adalah simbol kekayaan dan kemewahan tertinggi. Ini menunjukkan bahwa nilai satu sholat witir di sisi Allah jauh melampaui nilai materi terbaik di dunia sekalipun.
3. Penyempurna Sholat Malam
Sholat witir berfungsi sebagai penutup dan penyempurna sholat-sholat sunnah yang dikerjakan pada malam hari, seperti sholat tahajud, hajat, atau taubat. Ia mengunci semua amalan malam dengan sebuah ibadah yang agung, menjadikannya sebuah paket ibadah malam yang lengkap dan sempurna.
4. Disaksikan oleh Para Malaikat
Waktu pelaksanaan sholat witir, terutama di sepertiga malam terakhir, adalah waktu yang mustajab dan penuh berkah. Pada waktu ini, para malaikat turun ke bumi untuk menyaksikan hamba-hamba Allah yang khusyuk beribadah. Sholat witir yang kita kerjakan akan menjadi saksi kebaikan di hadapan Allah kelak.
5. Mengikuti Sunnah Rasulullah yang Selalu Dijaga
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam tidak pernah meninggalkan sholat witir, baik saat beliau sedang di rumah (mukim) maupun saat sedang dalam perjalanan jauh (safar). Ini menunjukkan betapa penting dan ditekankannya sholat ini. Dengan menjaga sholat witir, kita telah meneladani sunnah Nabi dan menunjukkan kecintaan kita kepada beliau.
Sebagai kesimpulan, memahami dan mengamalkan niat sholat witir 3 rakaat 1 salam beserta tata caranya adalah sebuah langkah penting dalam meningkatkan kualitas ibadah malam kita. Ia bukan hanya sekadar gerakan dan bacaan, melainkan sebuah dialog spiritual, sebuah persembahan cinta dari seorang hamba kepada Rabb-nya di keheningan malam. Semoga Allah memberikan kita kekuatan dan keistiqomahan untuk senantiasa menghidupkan malam-malam kita dengan sholat witir dan ibadah lainnya, sehingga kita tergolong sebagai hamba-hamba-Nya yang bersyukur dan bertaqwa.