Ilustrasi matahari terbit sebagai simbol waktu Sholat Syuruq

Panduan Lengkap Niat Sholat Syuruq dan Keutamaannya

Di antara lautan ibadah sunnah yang diajarkan oleh Rasulullah SAW, terdapat satu amalan istimewa yang dikerjakan pada pagi hari, menjanjikan pahala yang luar biasa besar bagi siapa saja yang konsisten mengamalkannya. Amalan tersebut adalah Sholat Syuruq, atau yang juga sering disebut Sholat Isyraq. Sholat ini merupakan permata tersembunyi di awal hari, sebuah kesempatan emas untuk memulai aktivitas dengan curahan rahmat dan keberkahan dari Allah SWT. Kunci utama untuk melaksanakan ibadah ini adalah pemahaman yang benar mengenai niat sholat syuruq, yang menjadi gerbang pembuka dari seluruh rangkaian ibadah agung ini.

Memahami niat bukan sekadar menghafal lafaznya, melainkan menanamkan kesadaran di dalam hati tentang ibadah yang akan dikerjakan, untuk siapa ibadah itu ditujukan, dan harapan apa yang terkandung di dalamnya. Artikel ini akan mengupas secara mendalam dan komprehensif segala hal yang berkaitan dengan Sholat Syuruq, mulai dari lafaz niat yang shahih, tata cara pelaksanaannya, hingga fadhilah atau keutamaan yang membuatnya begitu didambakan oleh para pencari ridha Ilahi.

Memahami Makna dan Lafaz Niat Sholat Syuruq

Niat adalah rukun qalbi (rukun yang bertempat di hati) dalam setiap ibadah. Tanpa niat, sebuah amalan hanya akan menjadi gerakan fisik tanpa nilai di sisi Allah. Niat membedakan antara satu ibadah dengan ibadah lainnya, dan membedakan antara ibadah dengan kebiasaan. Untuk Sholat Syuruq, niat yang terpatri dalam hati adalah "Aku sengaja melaksanakan sholat sunnah Syuruq dua rakaat karena Allah Ta'ala."

Meskipun niat utama berada di dalam hati, para ulama menganjurkan untuk melafazkannya (talaffuzh) secara lisan dengan suara pelan untuk membantu memantapkan hati dan meningkatkan konsentrasi. Berikut adalah lafaz niat sholat syuruq yang umum digunakan:

Lafaz Niat dalam Bahasa Arab

أُصَلِّي سُنَّةَ الْإِشْرَاقِ رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى

Transliterasi Latin

Ushalli sunnatal isyraqi rak'ataini lillahi ta'ala.

Terjemahan dalam Bahasa Indonesia

"Aku berniat sholat sunnah Isyraq (Syuruq) dua rakaat karena Allah Ta'ala."

Analisis Mendalam Setiap Kata dalam Niat

Untuk lebih meresapi makna niat ini, mari kita bedah setiap katanya:

Dalil dan Landasan Hukum Sholat Syuruq

Sholat Syuruq memiliki landasan yang kuat dari hadis Nabi Muhammad SAW. Hadis yang paling populer dan sering dijadikan rujukan utama terkait keutamaan sholat ini adalah hadis yang diriwayatkan oleh Imam At-Tirmidzi dari sahabat Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu.

Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa yang melaksanakan sholat Subuh secara berjamaah lalu ia duduk sambil berdzikir kepada Allah hingga matahari terbit, kemudian ia melaksanakan sholat dua rakaat, maka baginya seperti pahala haji dan umrah." Anas bin Malik berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Sempurna, sempurna, sempurna." (HR. At-Tirmidzi, no. 586).

Hadis ini dinilai sebagai hadis hasan (baik) oleh para ulama hadis. Di dalamnya terkandung sebuah paket amalan yang luar biasa:

  1. Sholat Subuh Berjamaah: Amalan ini dimulai dengan menunaikan kewajiban utama, yaitu sholat Subuh, dan melakukannya secara berjamaah yang pahalanya berlipat ganda.
  2. Duduk Berdzikir: Setelah sholat, tidak langsung beranjak pergi, melainkan tetap duduk di tempat sholatnya (atau di dalam masjid) untuk berdzikir, membaca Al-Qur'an, berdoa, atau melakukan amalan kebaikan lainnya.
  3. Hingga Matahari Terbit: Aktivitas berdzikir ini dilanjutkan sampai waktu terbitnya matahari.
  4. Sholat Dua Rakaat: Puncak dari rangkaian ini adalah menunaikan sholat sunnah dua rakaat setelah matahari terbit sepenuhnya, yang inilah disebut sebagai Sholat Syuruq.

Pahala yang dijanjikan, yaitu "seperti pahala haji dan umrah yang sempurna, sempurna, sempurna," menunjukkan betapa agungnya amalan ini di sisi Allah SWT. Penegasan "sempurna" hingga tiga kali oleh Rasulullah SAW menghilangkan keraguan akan besarnya ganjaran tersebut.

Waktu Pelaksanaan Sholat Syuruq yang Tepat

Memahami waktu pelaksanaan yang tepat adalah krusial agar sholat kita sah dan sesuai dengan tuntunan. Waktu Sholat Syuruq sangat spesifik dan terikat dengan pergerakan matahari.

Kapan Waktu Syuruq Dimulai?

Waktu Syuruq dimulai setelah matahari terbit sepenuhnya dan telah naik setinggi satu tombak (qadri rumhin). Para ulama memperkirakan ketinggian satu tombak ini setara dengan sekitar 15 hingga 20 menit setelah waktu matahari terbit (sunrise) yang tertera pada jadwal sholat atau kalender.

Mengapa Harus Menunggu?

Ada waktu terlarang (waktu tahrim) untuk melaksanakan sholat, salah satunya adalah tepat saat matahari sedang terbit. Hal ini untuk menghindari penyerupaan dengan kaum penyembah matahari. Oleh karena itu, kita harus memberikan jeda waktu setelah matahari muncul di ufuk timur. Menunggu selama 15-20 menit adalah langkah kehati-hatian untuk memastikan kita sholat di luar waktu yang terlarang tersebut. Saat itu, cahaya matahari sudah tidak lagi menyilaukan dan warnanya sudah berubah dari kemerahan menjadi putih kekuningan.

Batas Akhir Waktu Sholat Syuruq

Secara teknis, waktu Sholat Syuruq adalah awal dari waktu Sholat Dhuha. Oleh karena itu, batas akhirnya adalah ketika masuk waktu Dhuha yang lebih luas, yaitu hingga menjelang waktu zawal (saat matahari tergelincir ke barat), sesaat sebelum masuk waktu sholat Dzuhur.

Tata Cara Pelaksanaan Sholat Syuruq

Tata cara pelaksanaan Sholat Syuruq sama seperti sholat sunnah dua rakaat pada umumnya. Tidak ada gerakan atau bacaan khusus yang membedakannya secara signifikan. Berikut adalah panduan langkah demi langkah:

1. Persiapan Awal

Pastikan diri Anda dalam keadaan suci dari hadas kecil dan besar dengan berwudhu. Kenakan pakaian yang bersih dan suci, serta menghadap kiblat dengan penuh kekhusyuan.

2. Niat dalam Hati

Hadirkan niat di dalam hati untuk melaksanakan Sholat Sunnah Syuruq dua rakaat karena Allah Ta'ala. Anda bisa melafazkannya secara lirih seperti yang telah dijelaskan di atas untuk membantu konsentrasi.

3. Takbiratul Ihram

Mengangkat kedua tangan seraya mengucapkan "Allahu Akbar". Pandangan mata tertuju ke tempat sujud. Sejak takbir ini, Anda telah masuk ke dalam sholat dan dilarang melakukan hal-hal di luar gerakan dan bacaan sholat.

4. Rakaat Pertama

5. Rakaat Kedua

Gerakan dan bacaan pada rakaat kedua sama persis dengan rakaat pertama, dimulai dari membaca Al-Fatihah. Setelah Al-Fatihah, dianjurkan membaca surat pendek yang berbeda, misalnya Surat Al-Ikhlas.

6. Tasyahud Akhir

Setelah sujud kedua pada rakaat kedua, lakukan duduk tasyahud (tahiyat) akhir. Bacalah bacaan tasyahud, shalawat kepada Nabi Muhammad SAW, serta doa perlindungan dari empat perkara sebelum salam.

7. Salam

Menutup sholat dengan mengucapkan salam, "Assalamualaikum wa rahmatullah," sambil menoleh ke kanan, kemudian ke kiri.

8. Doa Setelah Sholat Syuruq

Setelah selesai sholat, sangat dianjurkan untuk tidak langsung beranjak. Luangkan waktu sejenak untuk berdzikir dan memanjatkan doa kepada Allah SWT. Tidak ada doa yang dikhususkan, Anda bisa berdoa sesuai dengan hajat dan keinginan Anda. Berikut adalah contoh doa yang bisa dipanjatkan:

"Ya Allah, Tuhan yang membelah pagi dan menjadikan malam untuk beristirahat, serta menjadikan matahari dan bulan sebagai perhitungan. Ya Allah, limpahkanlah kepadaku rezeki yang halal dan baik, berkahilah aku di dalamnya. Ya Allah, sebagaimana Engkau terbitkan matahari dari timur, terbitkanlah pula cahaya hidayah di dalam hatiku. Mudahkanlah segala urusanku di hari ini, lindungilah aku dari segala keburukan, dan jadikanlah awal hari ini sebagai rahmat, pertengahannya sebagai nikmat, dan akhirnya sebagai ampunan. Rabbana atina fiddunya hasanah, wa fil akhirati hasanah, waqina 'adzabannar. Walhamdulillahi rabbil 'alamin."

Perbedaan Antara Sholat Syuruq dan Sholat Dhuha

Ini adalah salah satu pertanyaan yang sering muncul. Apakah Sholat Syuruq dan Sholat Dhuha adalah dua sholat yang berbeda atau sholat yang sama? Terdapat dua pandangan utama di kalangan ulama mengenai hal ini:

Pandangan Pertama: Sholat yang Sama

Sebagian besar ulama (jumhur ulama) berpendapat bahwa Sholat Syuruq adalah Sholat Dhuha yang dikerjakan di awal waktunya. Jadi, tidak ada perbedaan esensial antara keduanya. Sholat sunnah yang dikerjakan setelah matahari terbit setinggi tombak hingga sebelum waktu zawal adalah Sholat Dhuha. Ketika ia dikerjakan tepat di awal waktunya (sekitar 15-20 menit setelah terbit), ia disebut juga dengan nama Sholat Syuruq atau Isyraq. Keutamaan pahala seperti haji dan umrah yang disebutkan dalam hadis di atas berlaku bagi mereka yang mengerjakan Sholat Dhuha di awal waktu ini setelah didahului dengan rangkaian amalan (sholat subuh berjamaah dan berdzikir).

Pandangan Kedua: Sholat yang Berbeda

Sebagian ulama lain, seperti Imam Al-Ghazali dalam kitabnya Ihya' Ulumiddin, membedakan antara keduanya. Menurut pandangan ini:

Meskipun terdapat perbedaan pandangan, keduanya tidak bertentangan. Kita bisa mengambil jalan tengah bahwa Sholat Syuruq adalah bagian paling utama dari Sholat Dhuha. Siapa pun yang mengerjakan Sholat Dhuha di awal waktunya setelah melakukan rangkaian amalan pasca-Subuh, ia berhak mendapatkan keutamaan yang disebutkan dalam hadis tersebut, Insya Allah.

Hikmah dan Keutamaan Agung Sholat Syuruq

Di balik setiap syariat, pasti terkandung hikmah dan kebaikan yang mendalam. Sholat Syuruq bukan sekadar rutinitas, tetapi sebuah investasi spiritual yang hasilnya akan dipetik di dunia dan akhirat.

1. Ganjaran Pahala Setara Haji dan Umrah Sempurna

Ini adalah keutamaan yang paling menonjol dan memotivasi. Mendapatkan pahala sebesar ibadah haji dan umrah, yang memerlukan biaya, tenaga, dan waktu yang tidak sedikit, hanya dengan melakukan amalan ringan di pagi hari adalah sebuah karunia yang tak ternilai dari Allah Yang Maha Pemurah.

2. Memulai Hari dengan Ketaatan

Melaksanakan Sholat Syuruq berarti kita membuka hari kita dengan ibadah, bukan dengan kesibukan duniawi. Ini adalah cara terbaik untuk "mengunci" hari kita dalam bingkai keberkahan. Ketika hari diawali dengan mengingat Allah, maka sisa hari tersebut berpotensi besar akan dipenuhi dengan pertolongan dan kemudahan dari-Nya.

3. Jaminan Perlindungan dari Allah

Dalam hadis qudsi, Allah SWT berfirman: "Wahai anak Adam, janganlah engkau luput dari empat rakaat di awal harimu, niscaya Aku akan mencukupimu di akhir harimu." (HR. Ahmad, Abu Daud, dan At-Tirmidzi). Sebagian ulama menafsirkan empat rakaat ini sebagai dua rakaat Sholat Syuruq/Dhuha dan dua rakaat sholat sunnah fajar. Ini adalah jaminan langsung dari Allah bahwa siapa pun yang menjaga sholat di pagi hari, urusannya akan dicukupi dan dilindungi sepanjang hari itu.

4. Melatih Disiplin dan Istiqamah

Untuk bisa rutin melaksanakan Sholat Syuruq, dibutuhkan kedisiplinan. Harus bangun untuk sholat Subuh, tidak tidur lagi setelahnya, dan meluangkan waktu untuk berdzikir. Kebiasaan ini akan membentuk karakter seorang mukmin yang tangguh, disiplin, dan pandai memanfaatkan waktu-waktu mustajab.

5. Menjaga Koneksi Spiritual

Waktu antara Subuh dan Syuruq adalah waktu yang hening dan penuh berkah. Berdzikir dan beribadah di waktu ini membantu membersihkan hati, menenangkan jiwa, dan memperkuat hubungan vertikal antara seorang hamba dengan Rabb-nya sebelum memulai interaksi horizontal dengan sesama makhluk.

Pertanyaan yang Sering Diajukan (FAQ)

Apakah wanita bisa melaksanakan Sholat Syuruq di rumah?

Tentu saja. Keutamaan ini tidak hanya berlaku bagi laki-laki di masjid. Seorang wanita yang melaksanakan sholat Subuh di awal waktu di tempat sholatnya di rumah, kemudian ia tetap duduk di tempat tersebut sambil berdzikir, membaca Al-Qur'an, atau mengurus keperluan rumah tangga yang tidak melalaikan dzikirnya hingga matahari terbit, lalu ia sholat dua rakaat, maka ia juga berhak mendapatkan keutamaan yang sama, Insya Allah. Intinya adalah menjaga kesinambungan ibadah dari setelah Subuh hingga waktu Syuruq.

Bagaimana jika saya tertidur setelah sholat subuh?

Syarat utama untuk mendapatkan pahala seperti haji dan umrah adalah tetap terjaga sambil berdzikir. Jika seseorang tertidur, maka ia telah kehilangan syarat tersebut. Namun, jika ia terbangun saat waktu Syuruq tiba dan tetap melaksanakan sholat dua rakaat, sholatnya tetap sah sebagai Sholat Dhuha dan ia tetap mendapatkan pahala sholat sunnah, meskipun pahala spesifik "seperti haji dan umrah" kemungkinan besar tidak didapatkan.

Apakah harus terus berdzikir tanpa henti?

Tidak harus berdzikir tanpa henti. Yang dimaksud adalah mengisi waktu tersebut dengan kegiatan yang bernilai ibadah. Bisa dengan membaca Al-Qur'an, mengulang hafalan, belajar ilmu agama, atau bahkan berbicara hal-hal yang baik dan bermanfaat. Yang harus dihindari adalah menyibukkan diri dengan obrolan sia-sia (laghwu), ghibah, atau hal-hal duniawi yang melalaikan dari mengingat Allah.

Bolehkah Sholat Syuruq lebih dari dua rakaat?

Hadis yang menyebutkan keutamaan spesifik pahala haji dan umrah secara eksplisit menyebutkan "sholat dua rakaat". Oleh karena itu, untuk mendapatkan fadhilah tersebut, yang paling utama adalah mengerjakannya dua rakaat. Namun, karena Sholat Syuruq adalah bagian dari Sholat Dhuha, dan Sholat Dhuha bisa dikerjakan hingga 8 atau 12 rakaat (dengan salam setiap dua rakaat), maka tidak ada larangan untuk menambah rakaatnya.

Kesimpulan: Meraih Berkah Pagi Hari

Sholat Syuruq adalah anugerah terindah di permulaan hari. Ia adalah paket ibadah lengkap yang menggabungkan sholat fardhu berjamaah, dzikir, dan ditutup dengan sholat sunnah yang berganjar pahala luar biasa. Mengamalkannya secara rutin bukan hanya tentang mengejar pahala, tetapi tentang membentuk sebuah gaya hidup Islami yang menjadikan Allah sebagai prioritas utama sejak mata terbuka di pagi hari.

Memahami dan menghayati niat sholat syuruq adalah langkah pertama. Langkah selanjutnya adalah membangun komitmen dan tekad untuk melaksanakannya. Semoga Allah SWT memberikan kita kekuatan dan keistiqamahan untuk dapat menghidupkan sunnah yang mulia ini, sehingga hari-hari kita senantiasa diawali dengan keberkahan, dilalui dengan kemudahan, dan diakhiri dengan ampunan dari-Nya. Aamiin.

🏠 Kembali ke Homepage