Panduan Lengkap Niat Sholat Subuh: Latin, Arab, dan Artinya

Memahami makna dan tata cara sholat Subuh secara mendalam untuk meraih kekhusyukan dan keutamaannya.

Ilustrasi waktu Subuh dengan siluet masjid dan matahari terbit.

Sholat Subuh adalah salah satu dari lima sholat wajib yang memiliki kedudukan istimewa dalam Islam. Dilaksanakan di waktu fajar, saat pergantian dari gelapnya malam menuju terangnya siang, sholat ini menjadi penanda awal aktivitas seorang Muslim. Ia bukan sekadar rutinitas, melainkan sebuah pernyataan komitmen, keimanan, dan ketaatan kepada Allah SWT. Karena keistimewaannya, memahami setiap rukun dan bacaannya, terutama niat, menjadi sangat penting untuk meraih kesempurnaan ibadah.

Niat merupakan pilar pertama dan penentu sah atau tidaknya sebuah ibadah. Ia adalah kehendak hati yang membedakan satu amalan dengan amalan lainnya, serta membedakan antara ibadah dan kebiasaan. Tanpa niat yang benar, sebuah gerakan sholat hanyalah senam tanpa makna spiritual. Oleh karena itu, melafalkan dan menghayati niat Sholat Subuh adalah langkah awal yang fundamental.

Pentingnya Niat dalam Ibadah Sholat

Dalam Islam, konsep niat (النية) adalah fondasi dari segala perbuatan. Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadits yang sangat populer, "Sesungguhnya setiap amalan bergantung pada niatnya." (HR. Bukhari dan Muslim). Hadits ini menegaskan bahwa nilai sebuah perbuatan di sisi Allah SWT sangat ditentukan oleh apa yang terbesit di dalam hati pelakunya.

Niat berfungsi untuk tiga hal utama:

  1. Membedakan Ibadah dari Kebiasaan: Seseorang yang menahan lapar bisa jadi karena sedang berdiet (kebiasaan) atau karena sedang berpuasa (ibadah). Niatlah yang membedakan keduanya. Begitu pula dengan berdiri, ruku', dan sujud dalam sholat; niat membedakannya dari gerakan olahraga biasa.
  2. Membedakan Satu Jenis Ibadah dengan Ibadah Lain: Seseorang yang melaksanakan sholat dua rakaat bisa jadi sedang melaksanakan sholat sunnah Tahiyatul Masjid, sholat sunnah Qobliyah Subuh, atau Sholat Subuh itu sendiri. Niat yang spesifik di dalam hati yang menentukan jenis sholat apa yang sedang ia kerjakan.
  3. Menentukan Tujuan Ibadah: Niat mengarahkan tujuan sebuah amalan, apakah murni untuk mencari ridha Allah (ikhlas) atau untuk tujuan duniawi seperti pujian manusia (riya').

Tempat niat adalah di dalam hati. Melafalkan niat (talaffuzh) dengan lisan, menurut sebagian besar ulama mazhab Syafi'i, hukumnya sunnah. Tujuannya adalah untuk membantu hati lebih fokus dan memantapkan apa yang diniatkan. Namun, yang menjadi rukun utama adalah niat yang terlintas di dalam hati tepat saat melakukan takbiratul ihram.

Lafal Niat Sholat Subuh dan Penjelasannya

Niat Sholat Subuh berbeda-beda tergantung pada posisi kita dalam sholat: apakah melaksanakannya sendirian (munfarid), menjadi imam, atau menjadi makmum. Berikut adalah rincian lafal niatnya dalam tulisan Arab, Latin, beserta terjemahannya.

1. Niat Sholat Subuh Sendirian (Munfarid)

Ketika Anda melaksanakan Sholat Subuh seorang diri di rumah atau di mana pun, niat yang diucapkan adalah sebagai berikut:

أُصَلِّى فَرْضَ الصُّبْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلهِ تَعَالَى

Ushalli fardhas subhi rak'ataini mustaqbilal qiblati adaa'an lillaahi ta'aala. "Aku niat sholat fardhu Subuh dua rakaat, menghadap kiblat, tepat waktu, karena Allah Ta'ala."

Penjabaran Makna per Kata:

2. Niat Sholat Subuh Sebagai Imam

Jika Anda bertindak sebagai imam yang memimpin sholat berjamaah, ada tambahan kata "imaaman" dalam niat Anda untuk menegaskan posisi sebagai pemimpin.

أُصَلِّى فَرْضَ الصُّبْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً إِمَامًا لِلهِ تَعَالَى

Ushalli fardhas subhi rak'ataini mustaqbilal qiblati adaa'an imaaman lillaahi ta'aala. "Aku niat sholat fardhu Subuh dua rakaat, menghadap kiblat, tepat waktu, sebagai imam, karena Allah Ta'ala."

Kata imaaman (إِمَامًا) yang berarti "sebagai seorang imam" menjadi pembeda utama. Niat ini harus terbesit di hati saat memulai sholat untuk sahnya sholat berjamaah tersebut bagi sang imam.

3. Niat Sholat Subuh Sebagai Makmum

Bagi Anda yang sholat di belakang imam (menjadi makmum), niatnya pun disesuaikan dengan menambahkan kata "makmuuman".

أُصَلِّى فَرْضَ الصُّبْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً مَأْمُوْمًا لِلهِ تَعَالَى

Ushalli fardhas subhi rak'ataini mustaqbilal qiblati adaa'an makmuuman lillaahi ta'aala. "Aku niat sholat fardhu Subuh dua rakaat, menghadap kiblat, tepat waktu, sebagai makmum, karena Allah Ta'ala."

Kata makmuuman (مَأْمُوْمًا) yang berarti "sebagai seorang makmum" adalah kunci. Tanpa niat untuk mengikuti imam, sholat berjamaah seorang makmum tidak akan sah. Ia harus berniat mengikuti setiap gerakan imamnya.

Panduan Tata Cara Sholat Subuh Langkah demi Langkah

Sholat Subuh terdiri dari dua rakaat. Berikut adalah urutan pelaksanaan sholat Subuh secara rinci, dari awal hingga akhir, termasuk bacaan Doa Qunut yang menjadi ciri khasnya.

Rakaat Pertama

  1. Berdiri Tegak Menghadap Kiblat dan Niat

    Posisikan tubuh berdiri tegak, pandangan mata ke arah tempat sujud. Mantapkan hati dan lafalkan niat sesuai posisi Anda (sendiri, imam, atau makmum) seperti yang telah dijelaskan di atas.

  2. Takbiratul Ihram

    Angkat kedua tangan sejajar dengan bahu atau telinga sambil mengucapkan takbir: "Allahu Akbar" (الله أَكْبَر). Saat inilah niat di dalam hati harus dihadirkan secara bersamaan. Setelah itu, letakkan tangan kanan di atas tangan kiri di antara dada dan pusar.

  3. Membaca Doa Iftitah

    Setelah takbir, disunnahkan membaca doa Iftitah. Salah satu bacaan yang paling umum adalah:

    اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ ِللهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً. إِنِّى وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَالسَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ. إِنَّ صَلاَتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. لاَشَرِيْكَ لَهُ وَبِذلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ.

    Allaahu akbar kabiraa walhamdulillaahi katsiiraa, wa subhaanallaahi bukratan wa'ashiilaa. Innii wajjahtu wajhiya lilladzii fatharas samaawaati wal ardha haniifan musliman wa maa anaa minal musyrikiin. Inna shalaatii wa nusukii wa mahyaaya wa mamaatii lillaahi rabbil 'aalamiin. Laa syariikalahu wa bidzaalika umirtu wa anaa minal muslimiin. "Allah Maha Besar dengan sebesar-besarnya. Segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak. Maha Suci Allah pada waktu pagi dan petang. Sesungguhnya aku hadapkan wajahku kepada Dzat yang telah menciptakan langit dan bumi dengan lurus dan berserah diri, dan aku bukanlah termasuk golongan orang-orang musyrik. Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagi-Nya, dan dengan yang demikian itulah aku diperintahkan, dan aku termasuk golongan orang-orang Muslim."
  4. Membaca Surat Al-Fatihah

    Membaca Al-Fatihah adalah rukun sholat. Dimulai dengan Ta'awudz (A'udzubillahi minasy syaithanirrajim) dan Basmalah (Bismillahirrahmanirrahim), kemudian dilanjutkan dengan membaca tujuh ayat Surat Al-Fatihah dengan tartil dan penghayatan.

  5. Membaca Surat Pendek

    Setelah Al-Fatihah, disunnahkan membaca surat atau beberapa ayat dari Al-Qur'an. Dalam sholat Subuh, disunnahkan untuk membaca surat-surat yang agak panjang dibandingkan sholat lainnya, seperti surat-surat dalam juz 'Amma atau surat lain yang dihafal.

  6. Ruku' dengan Tuma'ninah

    Angkat tangan seperti takbir awal, lalu ucapkan "Allahu Akbar" dan membungkuk hingga punggung lurus. Letakkan kedua telapak tangan di lutut. Dalam posisi ini, baca tasbih ruku' sebanyak tiga kali:

    سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيْمِ وَبِحَمْدِهِ

    Subhaana robbiyal 'adziimi wa bihamdih. "Maha Suci Tuhanku Yang Maha Agung dan dengan memuji-Nya."
    Pastikan ada jeda tenang (tuma'ninah) saat ruku'.
  7. I'tidal (Bangkit dari Ruku')

    Bangkit dari ruku' sambil mengangkat kedua tangan dan mengucapkan:

    سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ

    Sami'allaahu liman hamidah. "Allah Maha Mendengar orang yang memuji-Nya."
    Setelah berdiri tegak, baca doa i'tidal:

    رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ مِلْءَ السَّمَوَاتِ وَمِلْءَ الْأَرْضِ وَمِلْءَ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ

    Robbanaa lakal hamdu mil'us samaawaati wa mil'ul ardhi wa mil'u maa syi'ta min syai'in ba'du. "Wahai Tuhan kami, bagi-Mu segala puji, sepenuh langit dan sepenuh bumi, dan sepenuh apa yang Engkau kehendaki setelah itu."
  8. Sujud Pertama

    Ucapkan "Allahu Akbar" lalu turun untuk sujud. Pastikan tujuh anggota badan menyentuh lantai: dahi, kedua telapak tangan, kedua lutut, dan kedua ujung jari kaki. Baca tasbih sujud tiga kali:

    سُبْحَانَ رَبِّيَ الْأَعْلَى وَبِحَمْدِهِ

    Subhaana robbiyal a'laa wa bihamdih. "Maha Suci Tuhanku Yang Maha Tinggi dan dengan memuji-Nya."
  9. Duduk di Antara Dua Sujud

    Bangkit dari sujud sambil mengucapkan "Allahu Akbar" dan duduk iftirasy (kaki kiri diduduki, kaki kanan ditegakkan). Baca doa berikut:

    رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَارْحَمْنِيْ وَاجْبُرْنِيْ وَارْفَعْنِيْ وَارْزُقْنِيْ وَاهْدِنِيْ وَعَافِنِيْ وَاعْفُ عَنِّيْ

    Robbighfirlii warhamnii wajburnii warfa'nii warzuqnii wahdinii wa'aafinii wa'fu 'annii. "Ya Tuhanku, ampunilah aku, sayangilah aku, cukupkanlah kekuranganku, angkatlah derajatku, berilah aku rezeki, berilah aku petunjuk, sehatkanlah aku, dan maafkanlah aku."
  10. Sujud Kedua

    Lakukan sujud kedua seperti sujud pertama, dengan bacaan yang sama.

  11. Bangkit untuk Rakaat Kedua

    Bangkit dari sujud kedua sambil mengucapkan "Allahu Akbar" untuk memulai rakaat kedua, tanpa duduk istirahat.

Rakaat Kedua

  1. Membaca Al-Fatihah dan Surat Pendek

    Lakukan seperti pada rakaat pertama: membaca Surat Al-Fatihah yang diikuti dengan bacaan surat atau ayat Al-Qur'an lainnya.

  2. Ruku' dan I'tidal

    Lakukan ruku' dan i'tidal persis seperti pada rakaat pertama.

  3. Membaca Doa Qunut

    Ini adalah bagian yang membedakan sholat Subuh. Setelah bangkit dari ruku' (i'tidal) pada rakaat kedua, setelah membaca doa i'tidal, angkat kedua tangan seperti saat berdoa dan bacalah Doa Qunut.

    اَللّهُمَّ اهْدِنِىْ فِيْمَنْ هَدَيْتَ وَعَافِنِى فِيْمَنْ عَافَيْتَ وَتَوَلَّنِىْ فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ وَبَارِكْ لِىْ فِيْمَا اَعْطَيْتَ وَقِنِيْ شَرَّمَا قَضَيْتَ فَاِ نَّكَ تَقْضِىْ وَلاَ يُقْضَى عَلَيْكَ وَاِ نَّهُ لاَ يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ وَلاَ يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ فَلَكَ الْحَمْدُ عَلَى مَا قَضَيْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ اْلاُمِّيِّ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

    Allahummahdinii fiiman hadait, wa 'aafinii fiiman 'aafait, wa tawallanii fiiman tawallait, wa baarik lii fiimaa a'thait, wa qinii syarra maa qadhait, fa innaka taqdhii wa laa yuqdhaa 'alaik, wa innahuu laa yadzillu man waalait, wa laa ya'izzu man 'aadait, tabaarakta rabbanaa wa ta'aalait, fa lakal hamdu a'laa maa qadhait, astaghfiruka wa atuubu ilaik, wa shallallaahu 'alaa sayyidinaa muhammadin nabiyyil ummiyyi wa 'alaa aalihi wa shahbihi wa sallam. "Ya Allah, berilah aku petunjuk sebagaimana orang-orang yang telah Engkau beri petunjuk. Berilah aku kesehatan sebagaimana orang yang telah Engkau beri kesehatan. Pimpinlah aku bersama orang-orang yang telah Engkau pimpin. Berkahilah rezeki yang telah Engkau berikan kepadaku. Lindungilah aku dari keburukan yang telah Engkau takdirkan. Sesungguhnya Engkaulah yang menentukan dan tidak ada yang menentukan atas-Mu. Sesungguhnya tidak akan hina orang yang telah Engkau bela. Dan tidak akan mulia orang yang Engkau musuhi. Maha Suci Engkau, wahai Tuhan kami dan Maha Tinggi. Bagi-Mu segala puji atas apa yang telah Engkau takdirkan. Aku memohon ampunan-Mu dan aku bertaubat kepada-Mu. Semoga Allah melimpahkan rahmat dan keselamatan kepada junjungan kami Nabi Muhammad, keluarga, dan para sahabatnya."

    Setelah selesai membaca Doa Qunut, usapkan kedua tangan ke wajah (menurut sebagian pendapat) lalu lanjutkan ke gerakan berikutnya.

  4. Sujud dan Duduk di Antara Dua Sujud

    Lakukan sujud pertama, duduk di antara dua sujud, dan sujud kedua persis seperti pada rakaat pertama.

  5. Duduk Tasyahud (Tahiyat) Akhir

    Setelah sujud kedua, bangkit untuk duduk tasyahud akhir. Posisinya adalah duduk tawarruk (kaki kiri dimasukkan ke bawah kaki kanan, dan duduk di atas lantai). Bacaan tasyahud akhir adalah sebagai berikut:

    التَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ ِللهِ. السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ. السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللهِ الصَّالِحِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ فِى الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

    At-tahiyyaatul mubaarakaatush shalawaatuth thayyibaatu lillaah. Assalaamu 'alaika ayyuhan nabiyyu wa rahmatullaahi wa barakaatuh. Assalaamu 'alainaa wa 'alaa 'ibaadillaahish shaalihiin. Asyhadu an laa ilaaha illallaah, wa asyhadu anna muhammadar rasuulullaah. Allaahumma shalli 'alaa sayyidinaa Muhammad wa 'alaa aali sayyidinaa Muhammad. Kamaa shallaita 'alaa sayyidinaa Ibraahiim wa 'alaa aali sayyidinaa Ibraahiim. Wa baarik 'alaa sayyidinaa Muhammad wa 'alaa aali sayyidinaa Muhammad. Kamaa baarakta 'alaa sayyidinaa Ibraahiim wa 'alaa aali sayyidinaa Ibraahiim, fil 'aalamiina innaka hamiidum majiid. "Segala kehormatan, keberkahan, rahmat, dan kebaikan adalah milik Allah. Semoga keselamatan, rahmat Allah, dan berkah-Nya tercurah kepadamu, wahai Nabi. Semoga keselamatan tercurah kepada kami dan kepada hamba-hamba Allah yang shalih. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah. Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami Nabi Muhammad dan kepada keluarga junjungan kami Nabi Muhammad. Sebagaimana Engkau telah melimpahkan rahmat kepada junjungan kami Nabi Ibrahim dan keluarga junjungan kami Nabi Ibrahim. Dan limpahkanlah berkah kepada junjungan kami Nabi Muhammad dan kepada keluarga junjungan kami Nabi Muhammad. Sebagaimana Engkau telah melimpahkan berkah kepada junjungan kami Nabi Ibrahim dan keluarga junjungan kami Nabi Ibrahim. Di seluruh alam, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Terpuji lagi Maha Mulia."
  6. Salam

    Akhiri sholat dengan mengucapkan salam sambil menoleh ke kanan terlebih dahulu, lalu ke kiri. Bacaannya:

    السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ

    Assalaamu 'alaikum wa rahmatullaah. "Semoga keselamatan dan rahmat Allah terlimpah untukmu."

Keutamaan dan Keistimewaan Sholat Subuh

Sholat Subuh bukan sekadar kewajiban, melainkan sebuah anugerah yang penuh dengan keutamaan. Melaksanakannya secara konsisten, terutama berjamaah di masjid bagi laki-laki, mendatangkan banyak sekali manfaat dunia dan akhirat.

1. Disaksikan oleh Para Malaikat

Waktu Subuh adalah waktu pergantian tugas antara malaikat malam dan malaikat siang. Mereka yang melaksanakan sholat Subuh akan disaksikan oleh kedua kelompok malaikat ini, dan nama mereka akan dilaporkan kepada Allah SWT dalam kondisi terbaik, yaitu sedang beribadah. Allah berfirman: "...dan (laksanakan pula sholat) Subuh. Sesungguhnya sholat Subuh itu disaksikan (oleh malaikat)." (QS. Al-Isra': 78).

2. Berada dalam Jaminan dan Perlindungan Allah

Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang sholat Subuh maka dia berada dalam jaminan Allah." (HR. Muslim). Ini adalah sebuah garansi perlindungan yang luar biasa. Seseorang yang memulai harinya dengan menunaikan hak Allah, maka Allah akan menjaganya dari segala keburukan sepanjang hari itu.

3. Cahaya Sempurna di Hari Kiamat

Kegelapan di waktu Subuh saat melangkahkan kaki ke masjid akan diganti oleh Allah dengan cahaya yang sempurna di hari kiamat, hari di mana setiap orang sangat membutuhkan cahaya. "Berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang berjalan di dalam kegelapan menuju masjid dengan cahaya yang sempurna pada hari kiamat." (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi).

4. Lebih Baik dari Dunia dan Seisinya

Keutamaan ini secara spesifik merujuk pada sholat sunnah dua rakaat sebelum Subuh (qobliyah Subuh atau sholat Fajar). Rasulullah SAW bersabda, "Dua rakaat fajar (sholat sunnah sebelum Subuh) lebih baik daripada dunia dan seisinya." (HR. Muslim). Jika sholat sunnahnya saja memiliki nilai yang begitu dahsyat, maka betapa lebih utamanya sholat fardhu Subuh itu sendiri.

5. Salah Satu Penyebab Masuk Surga

Menjaga sholat pada dua waktu yang "dingin", yaitu Subuh dan Ashar, adalah salah satu kunci untuk meraih surga. "Barangsiapa yang mengerjakan sholat bardain (yaitu sholat Subuh dan Ashar) maka dia akan masuk surga." (HR. Bukhari dan Muslim).

6. Terhindar dari Sifat Munafik

Sholat yang paling berat bagi orang munafik adalah sholat Isya dan sholat Subuh. Oleh karena itu, konsisten melaksanakan sholat Subuh, apalagi secara berjamaah, adalah salah satu tanda terbebasnya seseorang dari sifat kemunafikan.

Waktu Pelaksanaan dan Batas Akhir Sholat Subuh

Memahami waktu sholat sangatlah krusial. Sholat yang dikerjakan di luar waktunya tanpa udzur syar'i tidak akan diterima sebagai sholat adaa'an (tepat waktu).

Waktu Awal Sholat Subuh dimulai sejak terbitnya fajar shadiq, yaitu cahaya putih yang menyebar horizontal di ufuk timur. Ini berbeda dengan fajar kadzib (fajar palsu) yang muncul sebelumnya, berbentuk cahaya vertikal yang kemudian menghilang. Jadwal sholat yang kita gunakan saat ini telah dihitung berdasarkan kemunculan fajar shadiq ini.

Waktu Akhir Sholat Subuh adalah saat matahari mulai terbit (syuruk). Ketika piringan matahari sudah mulai muncul di ufuk, maka waktu sholat Subuh telah berakhir. Sangat dianjurkan untuk menyegerakan sholat Subuh di awal waktu dan tidak menunda-nundanya hingga mendekati waktu syuruk.

Jika seseorang tertidur atau lupa sehingga terlewat waktu Subuh, ia wajib untuk segera melaksanakannya (meng-qadha) begitu ia teringat atau bangun, tanpa menundanya lagi.

🏠 Kembali ke Homepage