Panduan Terlengkap Niat Sholat Sendiri (Munfarid)
Sholat adalah tiang agama, sebuah pilar fundamental dalam kehidupan seorang Muslim. Ia merupakan wujud penghambaan, komunikasi langsung antara seorang hamba dengan Sang Pencipta, Allah SWT. Dalam setiap pelaksanaan sholat, terdapat satu unsur yang menjadi pondasi dan penentu sah atau tidaknya ibadah tersebut, yaitu niat. Niat adalah ruh dari segala amal, sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang masyhur: "Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya."
Artikel ini akan membahas secara mendalam dan komprehensif tentang niat sholat, khususnya ketika dilaksanakan secara sendiri atau yang dikenal dengan istilah munfarid. Melaksanakan sholat secara munfarid memiliki keutamaan tersendiri dalam situasi tertentu, dan memahami lafal serta hakikat niatnya adalah kunci untuk meraih kekhusyukan dan kesempurnaan ibadah.
Memahami Hakikat Niat dalam Ibadah Sholat
Sebelum melangkah kepada lafal niat untuk setiap sholat, penting bagi kita untuk memahami esensi dari niat itu sendiri. Niat bukanlah sekadar rangkaian kata yang diucapkan oleh lisan. Niat adalah getaran dan tekad yang terbersit di dalam hati untuk melakukan suatu ibadah yang ditujukan semata-mata karena Allah Ta'ala.
Para ulama menjelaskan bahwa niat memiliki tiga komponen utama yang harus hadir di dalam hati ketika seseorang hendak memulai sholat:
- Qashdul Fi'li ( قصد الفعل ): Menyengaja melakukan perbuatan sholat. Hati seseorang harus bertekad, "Saya berniat untuk sholat."
- Ta'yin ( التعيين ): Menentukan jenis sholat yang akan dikerjakan. Misalnya, "sholat Dzuhur" atau "sholat Ashar". Tidak cukup hanya berniat sholat secara umum.
- Fardiyyah ( الفرضية ): Menentukan status hukum sholat tersebut, yaitu fardhu. Ini berlaku khusus untuk sholat wajib. Hati harus menegaskan, "sholat fardhu Dzuhur."
Ketiga unsur ini harus menyatu dalam hati tepat pada saat mengangkat tangan untuk takbiratul ihram. Momen inilah yang disebut sebagai "maqam an-niyyah" atau waktu berniat. Adapun melafalkan niat (talaffuzh binniyah) dengan lisan, seperti mengucapkan "Ushalli...", menurut mayoritas ulama Syafi'iyah hukumnya sunnah. Tujuannya adalah untuk membantu hati agar lebih fokus dan memantapkan apa yang diniatkan. Namun, yang menjadi rukun dan penentu sahnya sholat tetaplah niat yang ada di dalam hati.
Niat Sholat Fardhu Lima Waktu Secara Sendiri (Munfarid)
Berikut adalah panduan lengkap bacaan niat untuk sholat fardhu lima waktu ketika dikerjakan secara sendirian. Setiap niat akan disertai dengan tulisan Arab, transliterasi Latin untuk mempermudah pelafalan, serta terjemahannya untuk pendalaman makna.
1. Niat Sholat Subuh (2 Raka'at)
Sholat Subuh adalah sholat fardhu yang dilaksanakan pada waktu fajar hingga terbitnya matahari. Sholat ini terdiri dari dua raka'at.
أُصَلِّى فَرْضَ الصُّبْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلهِ تَعَالَى
Ushalli fardhas shubhi rak'ataini mustaqbilal qiblati adaa-an lillaahi ta'aala.
Artinya: "Aku niat sholat fardhu Subuh dua raka'at, menghadap kiblat, tepat waktu, karena Allah Ta'ala."
Penjabaran Makna Lafal Niat:
- Ushalli (أُصَلِّى): Aku berniat sholat.
- Fardha (فَرْضَ): Menegaskan status sholat sebagai kewajiban (fardhu).
- As-Shubhi (الصُّبْحِ): Menentukan jenis sholatnya, yaitu sholat Subuh.
- Rak'ataini (رَكْعَتَيْنِ): Menyatakan jumlah raka'atnya, yaitu dua raka'at.
- Mustaqbilal qiblati (مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ): Menegaskan syarat sah sholat, yaitu menghadap kiblat.
- Adaa-an (أَدَاءً): Menunjukkan bahwa sholat dilaksanakan pada waktunya. Jika meng-qadha, kata ini diganti dengan qadhaa-an.
- Lillaahi ta'aala (لِلهِ تَعَالَى): Mengikrarkan keikhlasan bahwa ibadah ini dilakukan semata-mata karena Allah Yang Maha Tinggi.
2. Niat Sholat Dzuhur (4 Raka'at)
Sholat Dzuhur dilaksanakan setelah matahari tergelincir ke arah barat hingga bayangan suatu benda sama panjang dengan benda aslinya. Sholat ini terdiri dari empat raka'at.
أُصَلِّى فَرْضَ الظُّهْرِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلهِ تَعَالَى
Ushalli fardhadz dzuhri arba'a raka'aatin mustaqbilal qiblati adaa-an lillaahi ta'aala.
Artinya: "Aku niat sholat fardhu Dzuhur empat raka'at, menghadap kiblat, tepat waktu, karena Allah Ta'ala."
Penjabaran Makna Lafal Niat:
- Adz-Dzuhri (الظُّهْرِ): Menentukan jenis sholatnya, yaitu sholat Dzuhur.
- Arba'a raka'aatin (أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ): Menyatakan jumlah raka'atnya, yaitu empat raka'at.
- Komponen lain seperti Ushalli, fardha, mustaqbilal qiblati, adaa-an, dan lillaahi ta'aala memiliki makna yang sama seperti pada sholat Subuh.
3. Niat Sholat Ashar (4 Raka'at)
Sholat Ashar dilaksanakan setelah waktu Dzuhur habis, yaitu ketika bayangan benda melebihi panjang benda itu sendiri, hingga terbenamnya matahari. Sholat ini terdiri dari empat raka'at.
أُصَلِّى فَرْضَ الْعَصْرِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلهِ تَعَالَى
Ushalli fardhal 'ashri arba'a raka'aatin mustaqbilal qiblati adaa-an lillaahi ta'aala.
Artinya: "Aku niat sholat fardhu Ashar empat raka'at, menghadap kiblat, tepat waktu, karena Allah Ta'ala."
Penjabaran Makna Lafal Niat:
- Al-'Ashri (الْعَصْرِ): Menentukan jenis sholatnya, yaitu sholat Ashar.
- Arba'a raka'aatin (أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ): Menyatakan jumlah raka'atnya, yaitu empat raka'at.
- Elemen niat lainnya memiliki makna yang konsisten dengan niat-niat sholat sebelumnya.
4. Niat Sholat Maghrib (3 Raka'at)
Sholat Maghrib dilaksanakan sesaat setelah matahari terbenam sempurna hingga hilangnya mega merah di ufuk barat. Sholat ini terdiri dari tiga raka'at.
أُصَلِّى فَرْضَ الْمَغْرِبِ ثَلَاثَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلهِ تَعَالَى
Ushalli fardhal maghribi tsalaatsa raka'aatin mustaqbilal qiblati adaa-an lillaahi ta'aala.
Artinya: "Aku niat sholat fardhu Maghrib tiga raka'at, menghadap kiblat, tepat waktu, karena Allah Ta'ala."
Penjabaran Makna Lafal Niat:
- Al-Maghribi (الْمَغْرِبِ): Menentukan jenis sholatnya, yaitu sholat Maghrib.
- Tsalaatsa raka'aatin (ثَلَاثَ رَكَعَاتٍ): Menyatakan jumlah raka'atnya, yaitu tiga raka'at.
5. Niat Sholat Isya (4 Raka'at)
Sholat Isya dilaksanakan setelah hilangnya mega merah di ufuk barat hingga terbit fajar shadiq (masuknya waktu Subuh). Sholat ini terdiri dari empat raka'at.
أُصَلِّى فَرْضَ الْعِشَاءِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلهِ تَعَالَى
Ushalli fardhal 'isyaa-i arba'a raka'aatin mustaqbilal qiblati adaa-an lillaahi ta'aala.
Artinya: "Aku niat sholat fardhu Isya empat raka'at, menghadap kiblat, tepat waktu, karena Allah Ta'ala."
Penjabaran Makna Lafal Niat:
- Al-'Isyaa-i (الْعِشَاءِ): Menentukan jenis sholatnya, yaitu sholat Isya.
- Arba'a raka'aatin (أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ): Menyatakan jumlah raka'atnya, yaitu empat raka'at.
Niat Sholat Sunnah yang Biasa Dikerjakan Sendiri
Selain sholat fardhu, terdapat banyak sholat sunnah yang dianjurkan untuk dikerjakan secara munfarid. Melaksanakannya dapat menambah pundi-pundi pahala dan mendekatkan diri kepada Allah. Berikut beberapa niat sholat sunnah yang lazim dikerjakan sendiri.
1. Niat Sholat Sunnah Rawatib
Sholat sunnah Rawatib adalah sholat sunnah yang mengiringi sholat fardhu, baik sebelum (qabliyah) maupun sesudah (ba'diyah). Niatnya lebih sederhana, cukup menyebutkan jenis sholat rawatib dan jumlah rakaatnya.
Niat Sholat Sunnah Qabliyah Subuh (2 Raka'at)
أُصَلِّى سُنَّةَ الصُّبْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ لِلهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatas shubhi rak'ataini mustaqbilal qiblati lillaahi ta'aala.
Artinya: "Aku niat sholat sunnah Subuh dua raka'at, menghadap kiblat, karena Allah Ta'ala."
Niat Sholat Sunnah Qabliyah Dzuhur (2 Raka'at)
أُصَلِّى سُنَّةَ الظُّهْرِ رَكْعَتَيْنِ قَبْلِيَّةً مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ لِلهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatadz dzuhri rak'ataini qabliyyatan mustaqbilal qiblati lillaahi ta'aala.
Artinya: "Aku niat sholat sunnah sebelum Dzuhur dua raka'at, menghadap kiblat, karena Allah Ta'ala."
Niat Sholat Sunnah Ba'diyah Dzuhur (2 Raka'at)
أُصَلِّى سُنَّةَ الظُّهْرِ رَكْعَتَيْنِ بَعْدِيَّةً مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ لِلهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatadz dzuhri rak'ataini ba'diyyatan mustaqbilal qiblati lillaahi ta'aala.
Artinya: "Aku niat sholat sunnah sesudah Dzuhur dua raka'at, menghadap kiblat, karena Allah Ta'ala."
2. Niat Sholat Tahajud (Minimal 2 Raka'at)
Sholat Tahajud adalah sholat sunnah mu'akkad (sangat dianjurkan) yang dikerjakan pada malam hari setelah tidur, meskipun hanya tidur sejenak. Waktu utamanya adalah di sepertiga malam terakhir.
أُصَلِّى سُنَّةَ التَّهَجُّدِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ لِلهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatat tahajjudi rak'ataini mustaqbilal qiblati lillaahi ta'aala.
Artinya: "Aku niat sholat sunnah Tahajud dua raka'at, menghadap kiblat, karena Allah Ta'ala."
3. Niat Sholat Dhuha (Minimal 2 Raka'at)
Sholat Dhuha dikerjakan pada waktu pagi hari, setelah matahari naik setinggi tombak hingga sebelum masuk waktu Dzuhur. Sholat ini dikenal sebagai pembuka pintu rezeki dan penggugur dosa.
أُصَلِّى سُنَّةَ الضُّحَى رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ لِلهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatadh dhuhaa rak'ataini mustaqbilal qiblati lillaahi ta'aala.
Artinya: "Aku niat sholat sunnah Dhuha dua raka'at, menghadap kiblat, karena Allah Ta'ala."
4. Niat Sholat Witir (Ganjil, Minimal 1 Raka'at)
Sholat Witir adalah sholat penutup malam. Jumlah raka'atnya ganjil, bisa satu, tiga, lima, atau seterusnya. Jika mengerjakan tiga raka'at, bisa dilakukan dengan dua kali salam (2+1) atau satu kali salam.
Niat Sholat Witir 3 Raka'at Satu Salam
أُصَلِّى سُنَّةَ الْوِتْرِ ثَلَاثَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ لِلهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatal witri tsalaatsa raka'aatin mustaqbilal qiblati lillaahi ta'aala.
Artinya: "Aku niat sholat sunnah Witir tiga raka'at, menghadap kiblat, karena Allah Ta'ala."
Niat Sholat Witir 1 Raka'at
أُصَلِّى سُنَّةَ الْوِتْرِ رَكْعَةً مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ لِلهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatal witri rak'atan mustaqbilal qiblati lillaahi ta'aala.
Artinya: "Aku niat sholat sunnah Witir satu raka'at, menghadap kiblat, karena Allah Ta'ala."
Panduan Praktis Tata Cara Sholat Sendiri
Setelah memahami niat, langkah selanjutnya adalah melaksanakan sholat dengan gerakan dan bacaan yang benar (thuma'ninah). Berikut adalah urutan tata cara sholat empat raka'at (seperti Dzuhur, Ashar, dan Isya) secara munfarid dari awal hingga akhir.
Raka'at Pertama
- Berdiri Tegak Menghadap Kiblat dan Niat: Berdirilah dengan tenang, pandangan ke tempat sujud. Hadirkan niat di dalam hati untuk sholat yang akan dikerjakan.
-
Takbiratul Ihram: Angkat kedua tangan sejajar telinga (untuk pria) atau dada (untuk wanita) sambil mengucapkan:
اللهُ أَكْبَرُ
Allahu Akbar (Allah Maha Besar). Niat di dalam hati harus bersamaan dengan ucapan takbir ini. -
Bersedekap dan Membaca Doa Iftitah: Letakkan tangan kanan di atas tangan kiri di dada. Bacalah doa iftitah. Salah satu versi yang populer adalah:
اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ ِللهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً...
Allahu akbar kabiiro, walhamdulillahi katsiiro, wa subhanallahi bukrotaw wa'ashiila... - Membaca Surat Al-Fatihah: Dimulai dengan ta'awudz dan basmalah, lalu baca Surat Al-Fatihah dengan tartil dan jelas. Membaca Al-Fatihah adalah rukun sholat.
- Membaca Surat Pendek: Setelah Al-Fatihah, bacalah surat atau beberapa ayat dari Al-Qur'an.
-
Ruku': Angkat tangan seperti takbir, lalu membungkuk hingga punggung lurus. Letakkan telapak tangan di lutut. Baca tasbih ruku' tiga kali:
سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيْمِ وَبِحَمْدِهِ
Subhaana robbiyal 'adziimi wa bihamdih. -
I'tidal: Bangkit dari ruku' sambil mengangkat tangan dan mengucapkan:
سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ
Sami'allahu liman hamidah.
Setelah berdiri tegak, baca:
رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ مِلْءَ السَّمَوَاتِ وَمِلْءَ الْأَرْضِ وَمِلْءَ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ
Robbanaa lakal hamdu mil'us samaawaati wa mil'ul ardhi wa mil'u maa syi'ta min syai'in ba'du. -
Sujud Pertama: Turun untuk sujud dengan dahi, hidung, kedua telapak tangan, kedua lutut, dan ujung jari kedua kaki menyentuh lantai. Baca tasbih sujud tiga kali:
سُبْحَانَ رَبِّيَ الْأَعْلَى وَبِحَمْدِهِ
Subhaana robbiyal a'laa wa bihamdih. -
Duduk di Antara Dua Sujud: Bangkit dari sujud untuk duduk iftirasy (telapak kaki kiri diduduki dan kaki kanan ditegakkan). Baca doanya:
رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَارْحَمْنِيْ وَاجْبُرْنِيْ وَارْفَعْنِيْ وَارْزُقْنِيْ وَاهْدِنِيْ وَعَافِنِيْ وَاعْفُ عَنِّيْ
Robbighfirlii warhamnii wajburnii warfa'nii warzuqnii wahdinii wa'aafinii wa'fu 'annii. - Sujud Kedua: Lakukan sujud kedua dengan gerakan dan bacaan yang sama seperti sujud pertama.
Raka'at Kedua
- Bangkit ke Raka'at Kedua: Bangkit dari sujud kedua langsung berdiri untuk raka'at kedua, diawali dengan takbir.
- Lakukan gerakan dan bacaan yang sama seperti raka'at pertama (Al-Fatihah dan surat pendek, ruku', i'tidal, dua kali sujud).
-
Tasyahud Awal: Setelah sujud kedua di raka'at kedua, duduklah untuk tasyahud awal dengan posisi duduk iftirasy. Baca doanya:
التَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ ِللهِ، السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ... hingga bacaan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW.
Raka'at Ketiga dan Keempat
- Bangkit ke Raka'at Ketiga: Setelah tasyahud awal, bangkit berdiri sambil mengangkat tangan dan bertakbir.
- Pada raka'at ketiga dan keempat, cukup membaca Surat Al-Fatihah saja (tidak perlu membaca surat pendek setelahnya).
- Lanjutkan dengan ruku', i'tidal, dua kali sujud, seperti biasa.
- Setelah sujud kedua di raka'at keempat (raka'at terakhir), lakukan duduk Tasyahud Akhir.
Penyelesaian Sholat
- Tasyahud Akhir: Posisi duduk tawarruk (kaki kiri dimasukkan ke bawah kaki kanan, dan duduk di lantai). Bacaan tasyahud akhir sama dengan tasyahud awal, namun dilanjutkan dengan shalawat Ibrahimiyah.
-
Salam: Setelah selesai tasyahud akhir, menoleh ke kanan sambil mengucapkan:
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ
Assalaamu 'alaikum wa rohmatullah.
Kemudian menoleh ke kiri dengan ucapan yang sama.
Dengan selesainya salam, maka berakhirlah pelaksanaan sholat. Dianjurkan untuk tidak langsung beranjak pergi, tetapi melanjutkan dengan berdzikir dan berdoa kepada Allah SWT.
Keutamaan dan Hikmah Sholat Sendiri
Meskipun sholat berjamaah di masjid memiliki keutamaan yang sangat tinggi, terdapat hikmah dan kondisi di mana sholat sendiri (munfarid) menjadi pilihan yang dibenarkan dan bahkan memiliki keutamaan tersendiri.
- Meningkatkan Konsentrasi Pribadi: Sholat sendiri memberikan ruang untuk lebih fokus dan khusyuk dalam merenungi setiap bacaan dan gerakan, membangun hubungan personal yang lebih intim dengan Allah.
- Fleksibilitas Waktu: Bagi mereka yang memiliki uzur syar'i seperti sakit, musafir, atau pekerjaan yang tidak memungkinkan untuk ke masjid, sholat sendiri memastikan kewajiban tetap tertunaikan tepat waktu.
- Latihan Kekhusyukan: Melaksanakan sholat sunnah di rumah secara sendiri sangat dianjurkan untuk menghidupkan rumah dengan ibadah dan melatih diri agar tidak bergantung pada orang lain untuk mencapai kekhusyukan.
- Menjaga Ibadah Tersembunyi: Beberapa amalan, terutama sholat sunnah malam (Tahajud), lebih utama dilakukan sendiri agar terhindar dari sifat riya' (ingin dilihat orang lain) dan menjaga keikhlasan.
Kesimpulan: Mantapkan Hati, Sempurnakan Ibadah
Niat adalah gerbang utama dalam ibadah sholat. Ia adalah pembeda antara gerakan-gerakan fisik biasa dengan sebuah ibadah agung yang bernilai di sisi Allah SWT. Baik saat sholat fardhu maupun sunnah, ketika dilaksanakan secara munfarid, pastikan hati kita sepenuhnya hadir, menyengaja, menentukan, dan mengikhlaskan ibadah tersebut hanya untuk-Nya.
Dengan memahami setiap lafal niat dan tata cara pelaksanaannya, semoga sholat yang kita kerjakan, meskipun sendirian, menjadi sholat yang berkualitas, diterima, dan mampu menjadi penyejuk hati serta pemberat timbangan amal kebaikan kita di akhirat kelak.