Panduan Lengkap Niat Sholat Jumat dan Sunnahnya
Hari Jumat memiliki kedudukan yang sangat istimewa dalam Islam. Ia disebut sebagai Sayyidul Ayyam atau penghulu segala hari. Pada hari ini, terdapat satu ibadah agung yang menjadi kewajiban bagi setiap laki-laki Muslim yang telah baligh, berakal, dan tidak dalam keadaan bepergian, yaitu Sholat Jumat. Ibadah ini bukan sekadar rutinitas mingguan, melainkan sebuah momen sakral untuk berkumpul, mendengarkan nasihat kebaikan, dan mempererat tali persaudaraan sesama Muslim.
Pentingnya Sholat Jumat ditegaskan dalam Al-Qur'an, Surah Al-Jumu'ah ayat 9, yang artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Apabila telah diseru untuk melaksanakan sholat pada hari Jumat, maka segeralah kamu mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui."
Pelaksanaan Sholat Jumat memiliki rukun dan syarat yang harus dipenuhi agar sah. Salah satu rukun yang paling fundamental dalam setiap ibadah, termasuk Sholat Jumat, adalah niat. Niat menjadi pembeda antara sebuah kebiasaan dengan ibadah, serta penentu sah atau tidaknya sebuah amalan. Artikel ini akan mengupas tuntas mengenai niat Sholat Jumat, baik sebagai makmum maupun imam, serta sunnah-sunnah yang menyempurnakan pelaksanaannya.
Memahami Hakikat Niat dalam Ibadah
Sebelum membahas lafaz niat Sholat Jumat secara spesifik, penting untuk memahami esensi dari niat itu sendiri. Dalam terminologi syariat, niat adalah kehendak hati untuk melakukan suatu perbuatan dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Tempatnya adalah di dalam hati, bukan di lisan. Melafazkan niat (mengucapkannya dengan lisan) dihukumi sunnah oleh sebagian besar ulama mazhab Syafi'i, dengan tujuan untuk membantu memantapkan apa yang ada di dalam hati.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam sebuah hadis yang sangat populer, yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim:
"Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya. Dan setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan."
Hadis ini menjadi kaidah agung dalam Islam. Ia mengajarkan bahwa nilai sebuah perbuatan di sisi Allah sangat bergantung pada motivasi dan tujuan di baliknya. Seseorang yang melaksanakan Sholat Jumat dengan niat yang ikhlas karena Allah akan mendapatkan pahala yang besar, sementara yang melakukannya hanya karena formalitas atau rasa tidak enak dengan lingkungan, maka ia hanya akan mendapatkan sebatas itu.
Lafaz Niat Sholat Jumat dan Penjelasannya
Niat Sholat Jumat diucapkan di dalam hati bersamaan dengan takbiratul ihram (ucapan "Allahu Akbar" pertama saat memulai sholat). Berikut adalah lafaz niat yang biasa diucapkan untuk memantapkan hati, baik saat menjadi makmum maupun imam.
1. Niat Sholat Jumat sebagai Makmum
Bagi sebagian besar jamaah, posisi mereka adalah sebagai makmum, yaitu pengikut imam. Niat yang dipanjatkan harus mencerminkan posisi ini.
أُصَلِّى فَرْضَ الْجُمُعَةِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً مَأْمُوْمًا لِلهِ تَعَالَى
Ushalli fardhal jumu'ati rak'ataini mustaqbilal qiblati adā'an ma'mūman lillāhi ta'ālā.
Aku berniat sholat fardhu Jumat dua rakaat menghadap kiblat, sebagai makmum, karena Allah Ta'ala.
Penjabaran Makna Lafaz Niat Makmum:
- أُصَلِّى (Ushalli): Aku berniat sholat. Ini adalah pernyataan kehendak untuk melaksanakan ibadah sholat.
- فَرْضَ الْجُمُعَةِ (Fardhal Jumu'ati): Sholat fardhu Jumat. Penegasan bahwa sholat yang akan dilakukan adalah sholat wajib di hari Jumat, bukan sholat sunnah atau sholat lainnya.
- رَكْعَتَيْنِ (Rak'ataini): Dua rakaat. Menyebutkan jumlah rakaat sholat yang akan dikerjakan, yaitu dua rakaat.
- مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ (Mustaqbilal Qiblati): Menghadap kiblat. Ini adalah salah satu syarat sah sholat.
- أَدَاءً (Adā'an): Dilakukan pada waktunya. Menunjukkan bahwa sholat ini dikerjakan tepat pada waktu yang telah ditentukan, bukan sholat qadha (pengganti).
- مَأْمُوْمًا (Ma'mūman): Sebagai seorang makmum. Ini adalah bagian krusial yang membedakan niat makmum dengan imam. Menegaskan posisi sebagai pengikut imam dalam sholat berjamaah.
- لِلهِ تَعَالَى (Lillāhi Ta'ālā): Karena Allah Ta'ala. Kalimat pamungkas yang menegaskan keikhlasan, bahwa seluruh ibadah ini ditujukan semata-mata untuk mencari ridha Allah SWT.
2. Niat Sholat Jumat sebagai Imam
Bagi seseorang yang bertugas memimpin sholat berjamaah, niatnya sedikit berbeda untuk mencerminkan perannya sebagai imam.
أُصَلِّى فَرْضَ الْجُمُعَةِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً إِمَامًا لِلهِ تَعَالَى
Ushalli fardhal jumu'ati rak'ataini mustaqbilal qiblati adā'an imāman lillāhi ta'ālā.
Aku berniat sholat fardhu Jumat dua rakaat menghadap kiblat, sebagai imam, karena Allah Ta'ala.
Penjabaran Makna Lafaz Niat Imam:
Sebagian besar komponen niatnya sama dengan niat makmum. Perbedaan utamanya terletak pada satu kata:
- إِمَامًا (Imāman): Sebagai seorang imam. Kata ini menggantikan kata "ma'mūman". Ini adalah penegasan peran sebagai pemimpin sholat, yang akan diikuti oleh para makmum. Seorang imam wajib berniat menjadi imam agar sholat berjamaah tersebut sah.
Sunnah-Sunnah Agung di Hari Jumat
Untuk meraih kesempurnaan pahala di hari Jumat, tidak cukup hanya dengan melaksanakan kewajibannya. Islam mengajarkan banyak amalan sunnah yang sangat dianjurkan untuk dilakukan, baik sebelum, saat, maupun sesudah Sholat Jumat. Menghidupkan sunnah-sunnah ini adalah wujud kecintaan kita kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan cara untuk memperberat timbangan amal kebaikan.
Sunnah Sebelum Berangkat ke Masjid
Persiapan menuju Sholat Jumat dimulai sejak pagi hari. Ini adalah bentuk pengagungan terhadap hari yang mulia ini.
1. Mandi Jumat (Ghusl)
Mandi pada hari Jumat hukumnya sunnah muakkadah (sangat dianjurkan), bahkan sebagian ulama ada yang mewajibkannya. Tujuannya adalah untuk membersihkan diri secara fisik, menghilangkan bau badan, dan mempersiapkan diri dalam keadaan suci dan segar untuk beribadah. Waktu terbaik untuk mandi Jumat adalah sesaat sebelum berangkat ke masjid.
2. Membersihkan Diri dan Berhias
Selain mandi, dianjurkan pula untuk membersihkan diri secara menyeluruh, yang meliputi:
- Memotong kuku: Menjaga kebersihan dan kerapian kuku tangan dan kaki.
- Mencukur kumis: Merapikan kumis agar tidak melebihi bibir atas.
- Bersiwak atau menggosok gigi: Membersihkan mulut dari sisa makanan dan bau tidak sedap, agar tidak mengganggu kekhusyukan diri sendiri maupun jamaah lain.
3. Memakai Pakaian Terbaik dan Bersih
Sunnah untuk memakai pakaian yang paling bagus, bersih, dan rapi. Pakaian yang paling utama adalah yang berwarna putih, sebagaimana sabda Nabi. Pakaian ini melambangkan kesucian dan kebersihan. Hindari memakai pakaian kerja yang kotor atau pakaian yang memiliki gambar-gambar yang dapat mengganggu konsentrasi sholat.
4. Menggunakan Wangi-wangian (Bagi Laki-laki)
Bagi kaum laki-laki, sangat dianjurkan untuk memakai parfum atau wewangian (non-alkohol) pada tubuh dan pakaian. Aroma yang harum menciptakan suasana yang nyaman dan menyenangkan saat beribadah, serta merupakan bentuk penghormatan terhadap masjid dan jamaah lainnya. Sunnah ini tidak berlaku bagi wanita yang hendak ke masjid, untuk menghindari fitnah.
Sunnah Saat Menuju dan Berada di Masjid
Adab dan amalan selama perjalanan dan saat berada di dalam masjid juga memiliki nilai pahala yang besar.
1. Berangkat Lebih Awal ke Masjid
Salah satu sunnah yang paling besar pahalanya adalah bersegera menuju masjid. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan perumpamaan yang indah tentang pahala bagi mereka yang datang lebih awal:
"Barangsiapa yang mandi pada hari Jumat seperti mandi junub, lalu ia pergi di awal waktu, maka ia seperti berkurban seekor unta. Barangsiapa yang datang di waktu kedua, maka ia seperti berkurban seekor sapi. Barangsiapa yang datang di waktu ketiga, maka ia seperti berkurban seekor kambing bertanduk. Barangsiapa yang datang di waktu keempat, maka ia seperti berkurban seekor ayam. Dan barangsiapa yang datang di waktu kelima, maka ia seperti berkurban sebutir telur. Jika imam sudah keluar (naik mimbar), maka para malaikat hadir untuk mendengarkan dzikir (khutbah)." (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini memotivasi kita untuk berlomba-lomba datang ke masjid sedini mungkin untuk mendapatkan ganjaran pahala yang paling besar.
2. Berjalan Kaki Menuju Masjid
Jika memungkinkan dan jaraknya tidak terlalu jauh, dianjurkan untuk berjalan kaki ke masjid. Setiap langkah kaki yang diayunkan menuju masjid akan dihitung sebagai kebaikan, menghapus dosa, dan mengangkat derajat di sisi Allah SWT.
3. Masuk Masjid dengan Kaki Kanan dan Berdoa
Adab masuk ke dalam masjid adalah dengan mendahulukan kaki kanan seraya membaca doa masuk masjid, seperti: "Allahummaftahli abwāba rahmatik" (Ya Allah, bukakanlah untukku pintu-pintu rahmat-Mu).
4. Melaksanakan Sholat Tahiyatul Masjid
Sebelum duduk, disunnahkan untuk melaksanakan sholat sunnah dua rakaat yang disebut Sholat Tahiyatul Masjid (sholat penghormatan kepada masjid). Sholat ini dilakukan selama khatib belum naik ke atas mimbar. Jika seseorang datang saat khutbah sudah dimulai, ia tetap dianjurkan melaksanakannya dengan ringkas.
5. Mencari Shaf (Barisan) Terdepan
Berusahalah untuk mengisi shaf-shaf terdepan yang masih kosong. Shaf terdepan memiliki keutamaan yang besar. Namun, dalam proses mencari shaf depan, hindari melangkahi pundak jamaah lain karena perbuatan tersebut dapat mengganggu dan menyakiti mereka.
6. Tidak Berbicara dan Fokus Mendengarkan Khutbah
Saat khatib telah naik mimbar dan memulai khutbahnya, seluruh jamaah wajib diam dan mendengarkan dengan saksama. Bahkan menegur orang lain yang berbicara pun dilarang, karena hal itu dapat menghilangkan pahala Jumat. Fokuskan seluruh perhatian untuk menyimak nasihat dan ilmu yang disampaikan oleh khatib.
7. Memperbanyak Dzikir, Doa, dan Membaca Al-Qur'an Sebelum Khutbah
Waktu antara tiba di masjid hingga khutbah dimulai adalah waktu yang sangat berharga. Manfaatkan waktu ini untuk berdzikir, membaca Al-Qur'an (terutama Surah Al-Kahfi), atau memanjatkan doa-doa.
Sunnah Setelah Selesai Sholat Jumat
Amalan kebaikan tidak berhenti dengan selesainya sholat.
1. Melaksanakan Sholat Sunnah Ba'diyah Jumat
Setelah selesai Sholat Jumat, disunnahkan untuk melaksanakan sholat sunnah rawatib sesudahnya (ba'diyah). Sholat ini bisa dilakukan sebanyak dua atau empat rakaat. Jika dilakukan di masjid, dianjurkan empat rakaat (dua kali salam). Jika dilakukan di rumah, dianjurkan dua rakaat.
2. Memperbanyak Doa di Waktu Mustajab
Hari Jumat memiliki satu waktu singkat yang sangat istimewa di mana doa seorang hamba tidak akan ditolak. Para ulama berbeda pendapat mengenai kapan tepatnya waktu tersebut, namun pendapat yang kuat adalah setelah waktu Ashar hingga terbenamnya matahari. Manfaatkanlah waktu ini untuk memperbanyak doa dan memohon segala hajat kepada Allah SWT.
3. Memperbanyak Shalawat kepada Nabi
Hari Jumat adalah hari yang paling utama untuk memperbanyak shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau bersabda, "Sesungguhnya hari yang paling utama bagi kalian adalah hari Jumat, maka perbanyaklah shalawat kepadaku di dalamnya, karena shalawat kalian akan disampaikan kepadaku." (HR. Abu Dawud).
4. Membaca Surah Al-Kahfi
Membaca Surah Al-Kahfi pada malam Jumat atau pada hari Jumatnya memiliki keutamaan yang luar biasa, yaitu akan disinari cahaya di antara dua Jumat. Ini adalah amalan yang sangat dianjurkan untuk dirutinkan setiap pekannya.
Tata Cara Pelaksanaan Sholat Jumat Secara Runtut
Agar lebih mudah dipahami, berikut adalah urutan pelaksanaan ibadah pada hari Jumat sejak tiba di masjid hingga selesai:
- Tiba di Masjid: Masuk dengan kaki kanan, membaca doa, dan berniat untuk i'tikaf.
- Sholat Sunnah: Melaksanakan sholat sunnah Tahiyatul Masjid dua rakaat.
- Menunggu Waktu Khutbah: Mengisi waktu dengan membaca Al-Qur'an, berdzikir, bershalawat, atau berdoa. Hindari pembicaraan yang tidak bermanfaat.
- Adzan Dikumandangkan: Muadzin mengumandangkan adzan pertama (jika ada) atau adzan saat masuk waktu Dzuhur. Jamaah menjawab adzan dan berdoa setelahnya.
- Khatib Naik Mimbar: Khatib naik ke atas mimbar, mengucapkan salam, lalu duduk. Muadzin kemudian mengumandangkan adzan kedua.
- Pelaksanaan Khutbah: Khatib berdiri untuk menyampaikan khutbah pertama. Jamaah wajib diam dan mendengarkan. Setelah selesai, khatib duduk sejenak di antara dua khutbah. Kemudian berdiri lagi untuk menyampaikan khutbah kedua.
- Iqamah: Setelah khutbah kedua selesai, muadzin mengumandangkan iqamah sebagai tanda sholat akan segera dimulai.
- Pelaksanaan Sholat Jumat: Jamaah merapikan dan meluruskan shaf. Imam memimpin sholat fardhu Jumat sebanyak dua rakaat.
- Imam dan makmum berniat di dalam hati bersamaan dengan takbiratul ihram.
- Rakaat pertama: Setelah membaca Al-Fatihah, imam disunnahkan membaca Surah Al-Jumu'ah atau Surah Al-A'la.
- Rakaat kedua: Setelah membaca Al-Fatihah, imam disunnahkan membaca Surah Al-Munafiqun atau Surah Al-Ghasyiyah.
- Gerakan dan bacaan sholat lainnya sama seperti sholat fardhu pada umumnya.
- Dzikir dan Doa Setelah Sholat: Setelah salam, dianjurkan untuk tidak langsung bubar. Berdzikirlah sejenak dan panjatkan doa kepada Allah SWT.
- Sholat Sunnah Ba'diyah: Melaksanakan sholat sunnah ba'diyah Jumat, baik di masjid (4 rakaat) maupun di rumah (2 rakaat).
- Keluar Masjid: Keluar dari masjid dengan mendahulukan kaki kiri dan membaca doa keluar masjid.
Kesimpulan: Meraih Berkah Sempurna di Hari Jumat
Sholat Jumat adalah anugerah besar dari Allah SWT bagi kaum Muslimin. Ia bukan hanya sekadar ritual penggugur kewajiban, melainkan sebuah sarana pendidikan, pemersatu umat, dan sumber keberkahan yang melimpah. Memahami dan menghayati setiap detailnya, mulai dari niat yang tulus di dalam hati hingga mengamalkan sunnah-sunnah yang diajarkan oleh Rasulullah, akan mengantarkan kita pada kesempurnaan pahala.
Dengan mempersiapkan diri sebaik mungkin, menyegerakan langkah ke rumah Allah, mendengarkan khutbah dengan penuh perhatian, dan menghidupkan hari Jumat dengan amalan-amalan sunnah, kita tidak hanya menunaikan ibadah, tetapi juga sedang menenun bekal terbaik untuk kehidupan akhirat. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kita taufik dan hidayah untuk dapat mengamalkan ibadah agung ini dengan sebaik-baiknya.