Ilustrasi Anatomi Perikarp Buah, Menampilkan Posisi Mesokarp sebagai Lapisan Tengah.
Dalam dunia botani dan biologi, buah adalah struktur yang sangat kompleks dan esensial, hasil dari perkembangan ovarium bunga setelah pembuahan. Buah berfungsi tidak hanya untuk melindungi biji yang ada di dalamnya, tetapi juga sebagai mekanisme utama dalam penyebaran keturunan. Ketika kita membahas struktur buah, salah satu komponen yang paling menarik perhatian dan memiliki peran multifungsi yang krusial adalah mesokarp. Mesokarp, yang secara harfiah berarti 'lapisan tengah' (dari bahasa Yunani mesos = tengah dan karpos = buah), adalah bagian dari perikarp atau dinding buah yang terletak di antara eksokarp (kulit luar) dan endokarp (lapisan dalam yang mengelilingi biji).
Mesokarp bukan sekadar jaringan pengisi. Ia adalah gudang nutrisi, sumber air, dan penentu tekstur serta rasa buah. Variasi mesokarp—dari yang berdaging tebal dan manis pada mangga, hingga yang berserat dan keras pada kelapa, atau yang kaya minyak seperti pada alpukat dan zaitun—mencerminkan adaptasi evolusioner yang luar biasa terhadap lingkungan dan strategi penyebaran yang spesifik. Pemahaman mendalam tentang anatomi, kimia, dan ontogeni mesokarp sangat penting, baik dari sudut pandang agronomi, industri pangan, maupun kesehatan manusia.
Perikarp adalah keseluruhan dinding buah yang berkembang dari dinding ovarium bunga. Dinding ini terbagi menjadi tiga lapisan yang berbeda dalam struktur dan fungsi:
Mayoritas jaringan mesokarp terdiri dari sel-sel parenkim. Sel parenkim adalah sel hidup yang fleksibel, memainkan peran sentral dalam penyimpanan nutrisi. Namun, komposisi histologis mesokarp sangat dipengaruhi oleh jenis buahnya:
Pada buah-buahan berdaging (seperti apel, persik, dan beri), sel-sel parenkim mesokarp sangat besar dan mengandung vakuola besar yang dipenuhi air dan gula (fruktosa, glukosa, sukrosa). Sel-sel ini memberikan tekstur juici dan renyah. Dalam proses pematangan, dinding sel parenkim mengalami pelunakan (hidrolisis pektin dan hemiselulosa), yang mengubah buah dari keras menjadi lembut.
Pada mesokarp fibrosa (seperti pada kelapa atau buah batu tertentu), jaringan sklerenkim memainkan peran penting. Sklereid (sel batu) memberikan kekerasan dan kegentingan (misalnya, pada buah pir), sementara serat (fibre) pada kelapa (sabut) memberikan kekuatan mekanik yang luar biasa, membantu dalam penyebaran melalui air.
Berkas pembuluh (xilem dan floem) yang bercabang dari tangkai buah (pedicel) menembus mesokarp. Sistem vaskular ini bertanggung jawab untuk mengangkut air, mineral, dan asimilat (gula) ke sel-sel mesokarp yang sedang berkembang. Kepadatan dan distribusi berkas vaskular memengaruhi laju pengisian buah.
Bentuk mesokarp adalah kunci dalam klasifikasi buah botani:
Ini adalah jenis yang paling umum dimanfaatkan manusia. Lapisan tengah ini tebal, kaya akan air dan gula, bertujuan menarik hewan penyebar. Contoh utamanya ada pada: Beri (Tomat, Anggur), Drupa (Persik, Mangga, Zaitun), dan Pepo (Mentimun).
Mesokarp ini didominasi oleh serat sklerenkim. Contoh klasik adalah Cocos nucifera (kelapa), di mana mesokarpnya membentuk sabut yang ringan dan tahan air, memfasilitasi hidrokorus (penyebaran air).
Pada buah kering (seperti polong-polongan atau biji-bijian), mesokarp menjadi tipis dan seringkali menyatu dengan eksokarp dan endokarp setelah buah matang. Fungsinya lebih bersifat perlindungan biji hingga terjadi dehisensi (pecah) atau penyebaran keseluruhan buah.
Peran mesokarp jauh melampaui sekadar struktur penopang. Ia adalah pusat kegiatan metabolisme dan strategi kelangsungan hidup tanaman.
Fungsi utama mesokarp berdaging adalah akumulasi metabolit sekunder dan primer. Selama fase pertumbuhan cepat buah, mesokarp berfungsi sebagai tempat pembuangan (sink) yang kuat untuk karbohidrat yang diproduksi di daun (source). Gula diubah menjadi pati di beberapa buah mentah (seperti pisang), dan kemudian kembali diubah menjadi gula sederhana saat pematangan.
Gula sederhana yang terakumulasi di mesokarp meningkatkan tekanan osmotik di vakuola sel, memungkinkan penyerapan air yang besar, menyebabkan pembengkakan sel dan peningkatan ukuran buah secara drastis.
Dalam buah-buahan tertentu (misalnya, alpukat, zaitun, kelapa sawit), mesokarp adalah tempat penyimpanan utama lipid (minyak dan lemak). Minyak yang disimpan di sini sangat penting secara ekonomi dan memiliki komposisi asam lemak yang unik.
Mesokarp adalah inti dari strategi penyebaran biji yang disebut zookori (penyebaran oleh hewan). Rasa manis, warna cerah (yang seringkali disebabkan oleh karotenoid dan antosianin yang tersimpan di mesokarp), dan aroma yang dihasilkan saat pematangan berfungsi sebagai sinyal yang menarik pemangsa atau herbivora. Ketika hewan mengonsumsi buah, biji yang keras biasanya melewati saluran pencernaan tanpa rusak dan dibuang jauh dari tanaman induk, seringkali dengan pupuk alami yang membantu perkecambahan.
Selama tahap awal perkembangan buah, mesokarp yang keras dan seringkali kaya akan senyawa fenolik (astringensi) berfungsi untuk mencegah herbivora memakan buah sebelum biji di dalamnya matang secara fisiologis. Pematangan (perubahan dari keras, hijau, dan asam menjadi lembut, berwarna, dan manis) adalah sinyal bahwa biji sudah siap untuk disebar.
Keragaman kandungan kimia mesokarp adalah alasan mengapa buah-buahan menjadi bagian integral dari diet global. Analisis kimia mesokarp mengungkap kompleksitas metabolik yang luar biasa.
Proporsi karbohidrat bisa mencapai 80-90% dari berat kering mesokarp berdaging. Jenis gula utama menentukan rasa manis buah. Asam organik (seperti asam sitrat, malat, dan tartarat) memberikan rasa asam dan berfungsi sebagai agen penyangga pH seluler.
Pematangan dikendalikan oleh etilen (pada buah klimakterik) dan melibatkan peningkatan aktivitas enzim yang mengubah pati (jika ada) menjadi gula sederhana dan menurunkan kadar asam organik, meningkatkan rasio gula-asam yang disukai konsumen.
Mesokarp buah tertentu adalah sumber lipid tak jenuh tunggal dan tak jenuh ganda yang paling penting di dunia. Contoh paling menonjol meliputi:
Minyak mentah diekstraksi dari mesokarp (daging buah) Elaeis guineensis. Minyak ini kaya akan asam lemak jenuh (terutama asam palmitat) dan tak jenuh (asam oleat). Komposisi yang unik ini memberikannya stabilitas oksidatif tinggi, menjadikannya komoditas minyak nabati paling penting secara global.
Mesokarp zaitun sangat kaya akan asam oleat (omega-9), yang dikenal karena manfaat kardiovaskularnya. Proses penekanan menghasilkan minyak perawan ekstra, di mana kualitasnya sangat tergantung pada integritas struktur sel mesokarp selama pemrosesan.
Alpukat memiliki kandungan minyak mesokarp yang sangat tinggi, seringkali mencapai 20-30% berat segar. Minyak ini didominasi oleh asam oleat, mirip dengan zaitun, dan berperan besar dalam nilai kalori dan tekstur lembut alpukat.
Mesokarp adalah reservoir fitokimia yang bertindak sebagai antioksidan, yang melindungi sel tumbuhan dari stres oksidatif dan, ketika dikonsumsi, memberikan manfaat kesehatan bagi manusia.
Pemberi warna kuning, oranye, dan merah. Mesokarp mangga, pepaya, dan wortel (walaupun wortel adalah akar, mekanisme penyimpanannya mirip) kaya akan beta-karoten (prekursor Vitamin A) dan likopen.
Pemberi warna merah, ungu, dan biru. Mesokarp anggur, beri, dan plum memiliki konsentrasi tinggi antosianin, yang telah dikaitkan dengan fungsi anti-inflamasi dan pelindung saraf.
Mesokarp sitrus kaya akan Vitamin C (asam askorbat). Mesokarp alpukat mengandung Vitamin K dan E. Selain itu, mineral seperti kalium, yang penting untuk keseimbangan cairan, seringkali ditemukan dalam konsentrasi tinggi di jaringan mesokarp.
Perkembangan mesokarp dari dinding ovarium bunga adalah proses yang terkoordinasi secara genetik dan hormonal, yang dapat dibagi menjadi beberapa tahap krusial.
Segera setelah pembuahan (atau pada buah partenokarpi, tanpa pembuahan), sel-sel dinding ovarium mengalami pembelahan mitosis yang cepat. Tahap ini menentukan jumlah sel maksimum yang akan dimiliki mesokarp. Jumlah sel ini sangat menentukan potensi ukuran akhir buah.
Setelah pembelahan sel melambat, sel-sel parenkim di mesokarp mulai membesar secara dramatis. Peningkatan volume sel ini disebabkan oleh penyerapan air yang cepat dan perluasan vakuola. Akumulasi gula dan asam organik yang cepat mendorong osmosis yang menghasilkan tekanan turgor tinggi, yang merupakan kekuatan pendorong utama di balik pembesaran buah.
Hormon tanaman seperti auksin dan giberelin sangat penting dalam tahap pembesaran. Auksin memediasi pertumbuhan sel dan menarik nutrisi ke buah yang sedang berkembang (fungsi sink), sementara sitokinin sering dikaitkan dengan mempertahankan pembelahan sel awal.
Pematangan adalah serangkaian perubahan irreversibel yang mengubah mesokarp agar siap untuk penyebaran. Pada buah klimakterik (seperti pisang, alpukat, apel, mangga), pematangan dipicu oleh lonjakan produksi etilen. Pada buah non-klimakterik (seperti sitrus, anggur), perubahan ini terjadi secara bertahap tanpa lonjakan etilen yang jelas.
Enzim seperti poligalakturonase dan pektat liase memecah pektin, menyebabkan pelunakan mesokarp. Tingkat pelunakan harus tepat; terlalu cepat menghasilkan buah yang terlalu lunak (mushy), sementara terlalu lambat menghambat penyebaran.
Klorofil didegradasi (menghilangkan warna hijau), dan pigmen baru (karotenoid, antosianin) disintesis. Senyawa volatil (ester, aldehida, keton) diproduksi, memberikan aroma khas buah matang, yang secara evolusioner menarik perhatian hewan penyebar.
Karena keragaman komposisi kimianya, mesokarp menjadi bahan baku utama dalam beberapa industri pangan dan non-pangan terbesar di dunia. Utilisasi mesokarp mencerminkan pemanfaatan efisien sumber daya hayati.
Mesokarp kelapa sawit adalah fondasi industri minyak nabati global. Buah sawit terdiri dari eksokarp (kulit tipis), mesokarp (daging buah berserat tebal), dan endokarp (tempurung keras) yang melindungi kernel. Minyak mesokarp adalah minyak yang diperoleh dengan menekan daging buah ini.
Setelah sterilisasi dan stripping, tandan buah segar (TBS) melewati proses digester, di mana mesokarp dipisahkan dari biji dan dilumatkan. Minyak kemudian diekstraksi melalui pengepresan mekanis. Kualitas minyak mentah (Crude Palm Oil/CPO) sangat bergantung pada efisiensi pemisahan mesokarp dari kontaminan dan kandungan asam lemak bebas (FFA) yang harus dijaga serendah mungkin.
Residu serat mesokarp setelah ekstraksi minyak tidak dibuang begitu saja. Serat ini, yang dikenal sebagai Empty Fruit Bunch (EFB) atau serat mesokarp terpisah, dimanfaatkan sebagai bahan bakar boiler biomassa di pabrik, pupuk organik, atau bahan baku untuk pulp dan kertas, menunjukkan sirkularitas dalam pemanfaatan seluruh bagian mesokarp.
Pada drupes seperti mangga, persik, dan ceri, mesokarp adalah bagian yang sepenuhnya dapat dimakan. Manajemen pasca-panen sangat kritis karena mesokarp sangat rentan terhadap kerusakan mekanis dan serangan jamur akibat tingginya kandungan gula dan air.
Mesokarp mangga (yang sangat kaya akan karotenoid, khususnya pada varietas tertentu) diolah menjadi bubur, nektar, manisan, dan dikeringkan. Fokus industri terletak pada mempertahankan warna cerah dan profil nutrisi selama pemrosesan. Konsentrasi pigmen dan asam organik sangat dipengaruhi oleh varietas dan kondisi iklim tempat pertumbuhan, yang secara langsung memengaruhi kualitas produk akhir dari mesokarp.
Mesokarp zaitun harus diolah secepat mungkin setelah panen untuk mencegah hidrolisis lipid oleh enzim lipase, yang akan meningkatkan kadar Asam Lemak Bebas (FFA) dan menurunkan kualitas minyak (menjadi tidak layak sebagai "extra virgin"). Integritas mesokarp pada zaitun merupakan penentu utama standar kualitas minyak yang diekstraksi.
Selain sumber kalori dan makronutrien, mesokarp semakin diakui sebagai sumber penting komponen bioaktif yang dapat diintegrasikan ke dalam pangan fungsional.
Pengembangan metode ekstraksi yang ramah lingkungan (seperti ekstraksi cairan superkritis) memungkinkan isolasi senyawa spesifik dari matriks mesokarp. Misalnya, polifenol dari mesokarp anggur (yang biasanya dibuang setelah pembuatan anggur) kini diekstraksi untuk digunakan sebagai suplemen atau pengawet alami.
Pektin, polisakarida struktural yang melimpah di dinding sel mesokarp (terutama pada apel dan sitrus), diekstraksi dan digunakan sebagai agen pembentuk gel, penstabil, dan pengental dalam industri makanan, minuman, dan farmasi.
Beberapa komponen serat mesokarp (terutama hemiselulosa dan serat tidak larut) resisten terhadap pencernaan di usus kecil, mencapai usus besar di mana mereka difermentasi oleh mikrobiota. Hal ini menjadikan mesokarp, khususnya dari buah-buahan berserat seperti nangka atau jambu biji, sumber prebiotik potensial yang mendukung kesehatan usus.
Pemahaman mengenai bagaimana mesokarp berkembang dan mematangkan melibatkan studi kompleks regulasi genetik dan jalur sinyal molekuler. Ilmuwan berupaya memanipulasi mesokarp untuk meningkatkan ukuran, tekstur, dan nilai nutrisi.
Pada buah klimakterik, transkripsi gen-gen yang terlibat dalam biosintesis etilen (seperti ACS dan ACO) dan gen-gen respons etilen (seperti EIL) sangat diatur dalam jaringan mesokarp. Ekspresi gen-gen yang mengkode enzim pelunak dinding sel (PG, PL) juga diaktifkan, memicu pelunakan mesokarp yang cepat.
Akumulasi sukrosa di mesokarp diatur oleh aktivitas enzim Invertase dan Sukrosa Sintase. Penelitian genetik pada tomat dan anggur telah mengidentifikasi gen transporter yang memindahkan gula dari berkas vaskular ke sel-sel parenkim mesokarp, yang merupakan langkah pembatas laju dalam pengisian gula.
Faktor transkripsi (seperti MADS-box, SPL, dan MYB) bertindak sebagai master regulator, mengendalikan keseluruhan jaringan gen yang bertanggung jawab atas identitas organ (dinding ovarium menjadi mesokarp) dan proses pematangan.
Melalui teknik rekayasa genetik (seperti CRISPR-Cas9) atau pemuliaan konvensional, para peneliti berfokus pada memodifikasi mesokarp untuk:
Meskipun mesokarp adalah sumber daya yang melimpah, industri dan penelitian menghadapi beberapa tantangan signifikan dalam optimalisasi pemanfaatannya.
Dalam industri pengolahan besar (misalnya, pengolahan kelapa sawit atau pengolahan buah sitrus), volume besar mesokarp yang tersisa sebagai limbah menimbulkan masalah lingkungan. Mencari metode konversi biomassa limbah mesokarp menjadi produk bernilai tambah (misalnya, bioetanol, bioplastik, atau pupuk organik yang diperkaya) adalah area penelitian yang sangat aktif.
Kualitas mesokarp, terutama kandungan gula, asam, dan pigmen, sangat dipengaruhi oleh stres abiotik (kekeringan, suhu ekstrem) selama pertumbuhan buah. Variabilitas ini menyulitkan standarisasi produk olahan. Penelitian agronomi berfokus pada teknik irigasi dan pemupukan yang presisi untuk memastikan mesokarp mencapai komposisi kimia yang optimal di seluruh hasil panen.
Ketika populasi global terus bertambah, kebutuhan akan buah-buahan dengan mesokarp yang berlimpah, padat nutrisi, dan memiliki umur simpan yang panjang semakin mendesak. Pemuliaan varietas baru dengan mesokarp yang lebih tebal dan tahan penyakit adalah kunci untuk mencapai ketahanan pangan.
Mesokarp adalah lebih dari sekadar "daging buah" yang kita nikmati. Ia adalah manifestasi dari strategi evolusioner tanaman, pusat metabolisme kompleks, dan salah satu sumber nutrisi dan bahan baku industri yang paling penting di dunia. Dari serat kasar kelapa hingga minyak premium zaitun, mesokarp terus menjadi fokus utama dalam botani, bioteknologi, dan upaya global untuk meningkatkan kesehatan manusia melalui diet yang lebih baik.
Interaksi antara mesokarp dan lingkungan ekologis adalah fenomena yang sangat terperinci, mengikat evolusi tanaman dengan kebiasaan hewan. Mesokarp berperan sebagai mediator dalam ko-evolusi antara angiosperma dan fauna penyebar biji (seed dispersers).
Pengembangan warna pada mesokarp yang matang, didorong oleh antosianin (ungu/merah) atau karotenoid (kuning/oranye), adalah sinyal visual yang ditargetkan. Misalnya, buah-buahan yang disebarkan oleh primata cenderung memiliki warna cerah dalam spektrum merah-oranye, sesuai dengan kemampuan penglihatan trikromatik primata. Sebaliknya, buah yang disebarkan oleh burung atau kelelawar mungkin lebih mengandalkan lokasi atau aroma, di mana warna mesokarp tidak terlalu dominan. Komposisi kimia mesokarp, khususnya rasio gula-asam, juga harus disetel dengan sempurna untuk memuaskan preferensi diet spesies penyebar spesifik, memastikan biji ditelan dan disebar, bukan dihancurkan.
Pada tahap mentah, mesokarp sering mengandung tanin dan senyawa fenolik lain yang menyebabkan astringensi (rasa sepat). Astringensi ini secara efektif mencegah konsumsi prematur, memastikan bahwa biji memiliki waktu yang cukup untuk mencapai kematangan fisiologis. Saat pematangan terjadi, enzim (seperti polifenol oksidase) dinonaktifkan atau senyawa tanin diubah, menghilangkan rasa sepat dan membuat mesokarp menarik untuk dimakan. Ini adalah mekanisme waktu yang dikontrol ketat oleh tanaman.
Pada buah kelapa, mesokarp tebal dan berserat (sabut) berfungsi lebih dari sekadar perlindungan. Struktur fibrosa yang mengandung banyak kantung udara (air pockets) memberikan daya apung yang luar biasa. Adaptasi mesokarp ini memungkinkan kelapa untuk melakukan penyebaran hidrokorus melintasi lautan luas, menjadikannya salah satu spesies tanaman yang paling tersebar secara geografis. Kepadatan dan hidrofobisitas serat mesokarp merupakan properti yang direkayasa alam untuk mobilitas jangka panjang di air asin.
Kualitas mesokarp yang kita konsumsi sangat ditentukan oleh praktik pertanian di lahan. Intervensi agronomi dapat memodifikasi akumulasi nutrisi dan morfologi mesokarp.
Mesokarp adalah jaringan yang sangat sensitif terhadap status air. Kekurangan air (stres kekeringan) dapat menyebabkan pengecilan ukuran sel parenkim, mengurangi volume buah, dan meningkatkan konsentrasi padatan terlarut (gula dan asam). Sebaliknya, irigasi yang terlalu berlebihan dapat menyebabkan pengenceran gula dan rasa yang kurang intens. Pada buah seperti tomat atau apel, manajemen irigasi yang tepat pada tahap pembesaran sel mesokarp sangat penting untuk mencapai ukuran pasar yang diinginkan.
Aplikasi unsur hara secara langsung memengaruhi kimia mesokarp.
Kalium memainkan peran penting dalam pergerakan gula dari daun ke mesokarp. Pemupukan K yang optimal meningkatkan ukuran buah dan kandungan gula, karena K membantu mempertahankan tekanan turgor yang diperlukan untuk pembesaran sel mesokarp.
Kalsium adalah komponen kunci dalam dinding sel, khususnya lamela tengah. Kadar Ca yang memadai di mesokarp penting untuk menjaga kekerasan, mengurangi pelunakan prematur, dan mencegah gangguan fisiologis pasca-panen, seperti 'bitter pit' pada apel.
Regulator pertumbuhan sering digunakan untuk memanipulasi pengembangan mesokarp. Auksin sintetis dapat digunakan untuk menginduksi perkembangan buah partenokarpi (tanpa biji) dan mendorong pertumbuhan sel mesokarp, menghasilkan buah yang lebih besar dan seragam, seperti pada beberapa varietas anggur atau sitrus.
Dalam konteks global, mesokarp dari buah-buahan tertentu (khususnya pisang, mangga, dan buah sawit) merupakan sumber kalori dan nutrisi yang sangat penting bagi miliaran orang, memposisikannya sebagai pilar ketahanan pangan.
Pisang, makanan pokok di banyak negara tropis, memiliki mesokarp yang kaya pati saat mentah dan kaya gula saat matang. Kapasitas mesokarp pisang untuk menyimpan pati dalam jumlah besar menjadikannya sumber karbohidrat berenergi tinggi. Keragaman genetik pada pisang, terutama pada spesies liar, masih terus diteliti untuk menemukan gen ketahanan mesokarp terhadap penyakit (seperti Panama Disease) tanpa mengurangi kualitas nutrisi.
Di banyak daerah, limbah mesokarp (misalnya kulit mangga atau kulit kopi yang secara teknis merupakan mesokarp luar) sering dibuang. Upaya saat ini difokuskan pada pengolahan limbah ini untuk diekstraksi serat, pektin, dan antioksidan yang masih tersisa, sehingga meningkatkan efisiensi pangan dan mengurangi polusi lingkungan. Mesokarp yang dianggap 'limbah' seringkali memiliki kandungan fenolik yang jauh lebih tinggi daripada daging buah itu sendiri.
Struktur unik mesokarp memungkinkan ia menjadi basis untuk pengembangan berbagai produk spesialis, dari minuman hingga aditif farmasi.
Selain minyak, ampas mesokarp zaitun (pomace) setelah diekstraksi minyak masih kaya akan oleuropein, tyrosol, dan hidroksitirosol—polifenol kuat yang sulit ditemukan dalam konsentrasi tinggi di sumber makanan lain. Komponen ini diekstraksi dan digunakan dalam suplemen kesehatan yang ditargetkan untuk manfaat anti-inflamasi dan antioksidan.
Serat mesokarp kelapa telah lama digunakan sebagai media tanam dan bahan industri, namun penelitian modern mengeksplorasi penggunaannya sebagai bahan isolasi termal yang ramah lingkungan, menggantikan bahan sintetis. Struktur selulosa dan lignin yang kompleks dalam mesokarp memberikan sifat mekanik yang sangat diinginkan.
Dengan demikian, mesokarp adalah entitas biologis dengan dampak ekonomi dan ekologis yang mendalam. Pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya ini secara berkelanjutan adalah kunci untuk memenuhi tantangan pangan dan industri di masa depan, memanfaatkan kekayaan nutrisi dan fungsionalitas yang terkandung dalam lapisan tengah buah ini.
Penelitian terus mengungkap mekanisme rumit di balik perkembangan mesokarp, mulai dari tingkat genetik hingga interaksi mikroba pasca-panen. Setiap jenis mesokarp, entah itu yang lembut, manis, berserat, atau berminyak, menawarkan solusi unik untuk masalah global terkait nutrisi, energi terbarukan, dan material bio-industri. Peningkatan pemahaman tentang biokimia mesokarp memungkinkan kita untuk tidak hanya mengonsumsi, tetapi juga merekayasa dan mengoptimalkan buah-buahan untuk memenuhi kebutuhan spesifik manusia, memastikan bahwa mesokarp akan terus memainkan peran sentral dalam biologi dan kehidupan kita sehari-hari.