Surat Yasin: Bacaan Latin, Arab, dan Terjemahannya

Artikel ini menyajikan bacaan lengkap Surat Yasin, surat ke-36 dalam Al-Qur'an, yang terdiri dari 83 ayat. Disajikan dalam format tulisan Latin untuk mempermudah pembaca yang belum lancar membaca aksara Arab, disertai dengan teks Arab asli dan terjemahan bahasa Indonesia yang jelas untuk setiap ayatnya. Semoga menjadi panduan yang bermanfaat.

Kaligrafi Surat Yasin sebagai ilustrasi artikel يٰسۤ

Keutamaan dan Kedudukan Surat Yasin

Surat Yasin sering disebut sebagai 'jantung Al-Qur'an' (Qalbul Qur'an). Penyebutan ini bukanlah tanpa alasan. Sebagaimana jantung adalah organ vital yang memompa kehidupan ke seluruh tubuh, Surat Yasin mengandung pokok-pokok ajaran Islam yang paling fundamental. Di dalamnya terangkum pilar-pilar keimanan yang esensial, mulai dari keesaan Allah SWT, kebenaran risalah Nabi Muhammad SAW, hingga kepastian adanya hari kebangkitan dan pembalasan. Membaca dan merenungi Surat Yasin ibarat menyegarkan kembali denyut keimanan dalam diri seorang Muslim.

Keistimewaan surat ini juga terletak pada gaya bahasanya yang indah, ringkas, namun padat makna. Ayat-ayatnya mengalir dengan ritme yang memukau, mampu menyentuh kalbu yang paling dalam. Allah SWT menggunakan berbagai perumpamaan dan tanda-tanda kebesaran-Nya di alam semesta untuk mengajak manusia berpikir dan merenung. Dari pergantian malam dan siang, bumi yang mati lalu dihidupkan dengan air hujan, hingga peredaran benda-benda langit, semuanya menjadi bukti nyata akan kekuasaan-Nya yang tak terbatas. Hal ini menjadikan Surat Yasin tidak hanya sebagai bacaan ibadah, tetapi juga sebagai sumber inspirasi dan refleksi spiritual yang mendalam.

Memudahkan Urusan dan Memberi Ketenangan

Banyak umat Muslim meyakini bahwa membaca Surat Yasin dapat menjadi wasilah atau perantara untuk memohon kemudahan dari Allah SWT dalam menghadapi berbagai kesulitan hidup. Ketika seseorang dihadapkan pada kebuntuan, masalah yang pelik, atau kegelisahan hati, melantunkan ayat-ayat Surat Yasin dengan penuh kepasrahan dapat mendatangkan ketenangan jiwa. Ini karena kandungan surat ini mengingatkan kita bahwa segala sesuatu berada dalam genggaman kekuasaan Allah. Keyakinan ini menumbuhkan optimisme dan kekuatan mental untuk terus berikhtiar seraya bertawakal kepada-Nya. Surat ini mengajarkan bahwa tidak ada masalah yang terlalu besar bagi Allah, dan pertolongan-Nya akan selalu datang bagi hamba-Nya yang sabar dan berdoa.

Pengingat Akan Hari Akhir

Salah satu tema sentral dalam Surat Yasin adalah tentang hari kebangkitan. Surat ini dengan sangat gamblang melukiskan peristiwa-peristiwa dahsyat yang akan terjadi di hari kiamat, mulai dari tiupan sangkakala yang membangkitkan semua makhluk dari kuburnya, hingga pengadilan di mana setiap perbuatan akan diperhitungkan. Bagi orang beriman, membaca bagian ini akan memperkuat keyakinan akan kehidupan setelah mati dan memotivasi untuk senantiasa berbuat kebaikan. Sebaliknya, bagi mereka yang ragu, ayat-ayat ini berfungsi sebagai peringatan keras akan akibat dari keingkaran. Surat Yasin menjadi pengingat abadi bahwa kehidupan dunia hanyalah sementara, dan kehidupan akhirat adalah tujuan yang hakiki.

Memahami Kandungan Surat Yasin Secara Mendalam

Surat Yasin, meskipun tidak terlalu panjang, memiliki kandungan makna yang sangat luas dan mendalam. Untuk memahaminya secara lebih baik, kita dapat membaginya ke dalam beberapa bagian tematik yang saling berkaitan, membentuk sebuah jalinan pesan ilahi yang utuh.

Bagian 1: Penegasan Risalah dan Al-Qur'an (Ayat 1-12)

Surat ini dibuka dengan huruf-huruf misterius (muqatta'at) "Yā Sīn", yang hikmahnya hanya diketahui oleh Allah SWT. Kemudian, Allah bersumpah demi Al-Qur'an yang penuh hikmah untuk menegaskan kebenaran risalah Nabi Muhammad SAW. Bagian ini secara tegas menyatakan bahwa Nabi Muhammad adalah seorang utusan yang berada di jalan yang lurus, diutus untuk memberi peringatan kepada kaum yang lalai. Ayat-ayat awal ini juga menekankan fungsi utama Al-Qur'an sebagai petunjuk dan peringatan. Di akhir bagian ini, ditegaskan bahwa Allah SWT Maha Mengetahui segala perbuatan manusia, baik yang tampak maupun yang tersembunyi, dan semuanya tercatat dengan rapi dalam "Kitab yang Nyata" (Lauh Mahfuzh).

Bagian 2: Kisah Penduduk Negeri (Ayat 13-32)

Allah SWT kemudian menyajikan sebuah perumpamaan melalui kisah penduduk suatu negeri yang mendustakan para rasul. Kisah ini berfungsi sebagai pelajaran (ibrah) bagi kaum kafir Quraisy dan umat manusia secara umum. Dikisahkan bagaimana Allah mengutus dua rasul, lalu diperkuat dengan yang ketiga, namun penduduk negeri itu tetap menolak dan bahkan mengancam mereka. Di tengah penolakan massal itu, muncullah seorang lelaki beriman dari ujung kota yang berlari untuk membela para rasul dan menasihati kaumnya. Ia menyeru kaumnya untuk mengikuti para utusan yang tidak meminta imbalan dan hanya mengajak kepada Allah. Namun, kaumnya justru membunuhnya. Setelah wafat, ia dimasukkan ke dalam surga dan menyadari betapa besar nikmat yang diberikan Allah kepadanya. Kisah ini menyoroti kontras antara nasib seorang mukmin yang berani membela kebenaran dengan nasib kaum pendusta yang pada akhirnya dibinasakan dengan satu suara teriakan yang dahsyat. Ini adalah cerminan dari akibat pilihan hidup: keimanan membawa kepada kemuliaan, sedangkan kekafiran membawa kepada kebinasaan.

Bagian 3: Tanda-Tanda Kekuasaan Allah di Alam Semesta (Ayat 33-44)

Setelah menyajikan pelajaran dari sejarah, Surat Yasin mengajak pembaca untuk merenungkan tanda-tanda (ayat) kekuasaan Allah yang terhampar di alam semesta. Bagian ini adalah argumen logis dan empiris tentang eksistensi dan kebesaran Sang Pencipta. Allah menunjukkan bagaimana bumi yang tadinya mati dan kering dapat hidup kembali dengan turunnya hujan, menumbuhkan biji-bijian dan buah-buahan. Allah menciptakan segala sesuatu berpasang-pasangan, sebuah konsep yang baru dipahami ilmu pengetahuan modern. Kemudian, dipaparkan fenomena alam yang luar biasa: pergantian malam dan siang, matahari yang beredar pada porosnya, dan bulan yang memiliki manzilah (fase-fase) tertentu. Semua berjalan dalam keteraturan yang presisi, menunjukkan adanya Sang Maha Pengatur. Ayat-ayat ini ditutup dengan pengingat akan nikmat Allah melalui kisah Bahtera Nabi Nuh, yang menjadi tanda bagaimana Allah menyelamatkan orang-orang beriman.

Bagian 4: Dialog dengan Kaum Musyrik dan Peristiwa Hari Kiamat (Ayat 45-68)

Bagian ini menggambarkan sikap kaum musyrik yang sombong dan enggan menerima kebenaran. Ketika diajak untuk berinfak, mereka justru mengejek. Ketika diperingatkan tentang hari kiamat, mereka menantang dengan bertanya, "Kapan janji itu akan datang?" Allah menjawab bahwa kedatangan kiamat akan terjadi secara tiba-tiba melalui satu tiupan sangkakala. Setelah itu, akan ada tiupan kedua yang membangkitkan seluruh manusia dari kubur mereka. Pada hari itu, mulut mereka akan dikunci, dan yang akan berbicara adalah tangan dan kaki mereka, menjadi saksi atas perbuatan mereka di dunia. Akan ada pemisahan yang jelas antara orang-orang beriman yang masuk surga dan orang-orang berdosa yang masuk neraka. Bagian ini memberikan gambaran yang hidup dan dramatis tentang pengadilan akhir, yang seharusnya mendorong setiap individu untuk mempersiapkan diri.

Bagian 5: Penutup: Menegaskan Kekuasaan Mutlak Allah untuk Mencipta dan Membangkitkan (Ayat 69-83)

Sebagai penutup, Allah SWT kembali menegaskan hakikat Al-Qur'an dan menolak tuduhan bahwa Nabi Muhammad adalah seorang penyair. Al-Qur'an adalah wahyu yang jelas untuk memberi peringatan. Kemudian, surat ini kembali mengajak manusia untuk berpikir: "Tidakkah manusia memperhatikan bahwa Kami menciptakannya dari setetes mani, kemudian ia menjadi penantang yang nyata?" Ayat ini menyoroti keangkuhan manusia yang lupa akan asal-usulnya yang hina. Puncak argumen tentang hari kebangkitan disajikan ketika orang kafir bertanya, "Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang yang telah hancur luluh?" Allah menjawab dengan tegas bahwa Dzat yang mampu menciptakannya pada kali pertama, tentu lebih mudah untuk menghidupkannya kembali. Allah bahkan mampu menciptakan api dari kayu yang hijau. Surat ini diakhiri dengan ayat pamungkas yang sangat agung, menegaskan bahwa perintah Allah jika menghendaki sesuatu hanyalah dengan berfirman "Jadilah!", maka jadilah ia (Kun Fayakūn). Ayat terakhir menyucikan Allah dari segala kekurangan dan menyatakan bahwa kepada-Nya lah semua akan dikembalikan.

Bacaan Lengkap Surat Yasin: Arab, Latin, dan Terjemahan

Berikut adalah bacaan lengkap Surat Yasin dari ayat 1 hingga 83, disajikan dalam tiga format: teks Arab asli, transliterasi Latin, dan terjemahan bahasa Indonesia.

1

يٰسۤ ۚ

Yā Sīn.

Artinya: "Ya Sin."

2

وَالْقُرْاٰنِ الْحَكِيْمِۙ

Wal-qur'ānil-ḥakīm.

Artinya: "Demi Al-Qur'an yang penuh hikmah,"

3

اِنَّكَ لَمِنَ الْمُرْسَلِيْنَۙ

Innaka laminal-mursalīn.

Artinya: "sesungguhnya kamu salah seorang dari rasul-rasul,"

4

عَلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍۗ

'Alā ṣirāṭim mustaqīm.

Artinya: "(yang berada) di atas jalan yang lurus,"

5

تَنْزِيْلَ الْعَزِيْزِ الرَّحِيْمِۙ

Tanzīlal-'azīzir-raḥīm.

Artinya: "(sebagai wahyu) yang diturunkan oleh Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang,"

6

لِتُنْذِرَ قَوْمًا مَّآ اُنْذِرَ اٰبَاۤؤُهُمْ فَهُمْ غٰفِلُوْنَ

Litunżira qaumam mā unżira ābā'uhum fahum gāfilūn.

Artinya: "agar kamu memberi peringatan kepada kaum yang bapak-bapak mereka belum pernah diberi peringatan, karena itu mereka lalai."

7

لَقَدْ حَقَّ الْقَوْلُ عَلٰٓى اَكْثَرِهِمْ فَهُمْ لَا يُؤْمِنُوْنَ

Laqad ḥaqqal-qaulu 'alā akṡarihim fahum lā yu'minūn.

Artinya: "Sesungguhnya telah pasti berlaku perkataan (ketentuan Allah) terhadap kebanyakan mereka, karena mereka tidak beriman."

8

اِنَّا جَعَلْنَا فِيْٓ اَعْنَاقِهِمْ اَغْلٰلًا فَهِيَ اِلَى الْاَذْقَانِ فَهُمْ مُّقْمَحُوْنَ

Innā ja'alnā fī a'nāqihim aglālan fa hiya ilal-ażqāni fahum muqmaḥūn.

Artinya: "Sesungguhnya Kami telah memasang belenggu di leher mereka, lalu tangan mereka (diangkat) ke dagu, maka karena itu mereka tertengadah."

9

وَجَعَلْنَا مِنْۢ بَيْنِ اَيْدِيْهِمْ سَدًّا وَّمِنْ خَلْفِهِمْ سَدًّا فَاَغْشَيْنٰهُمْ فَهُمْ لَا يُبْصِرُوْنَ

Wa ja'alnā mim baini aidīhim saddaw wa min khalfihim saddan fa agsyaināhum fahum lā yubṣirūn.

Artinya: "Dan Kami adakan di hadapan mereka dinding dan di belakang mereka dinding (pula), dan Kami tutup (mata) mereka sehingga mereka tidak dapat melihat."

10

وَسَوَاۤءٌ عَلَيْهِمْ ءَاَنْذَرْتَهُمْ اَمْ لَمْ تُنْذِرْهُمْ لَا يُؤْمِنُوْنَ

Wa sawā'un 'alaihim a'anżartahum am lam tunżirhum lā yu'minūn.

Artinya: "Dan sama saja bagi mereka apakah kamu memberi peringatan kepada mereka ataukah kamu tidak memberi peringatan kepada mereka, mereka tidak akan beriman."

11

اِنَّمَا تُنْذِرُ مَنِ اتَّبَعَ الذِّكْرَ وَخَشِيَ الرَّحْمٰنَ بِالْغَيْبِۚ فَبَشِّرْهُ بِمَغْفِرَةٍ وَّاَجْرٍ كَرِيْمٍ

Innamā tunżiru manittaba'aż-żikra wa khasyiyar-raḥmāna bil-gaib, fa basysyirhu bimagfiratiw wa ajrin karīm.

Artinya: "Sesungguhnya kamu hanya memberi peringatan kepada orang-orang yang mau mengikuti peringatan dan yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pemurah walaupun dia tidak melihat-Nya. Maka berilah mereka kabar gembira dengan ampunan dan pahala yang mulia."

12

اِنَّا نَحْنُ نُحْيِ الْمَوْتٰى وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوْا وَاٰثَارَهُمْۗ وَكُلَّ شَيْءٍ اَحْصَيْنٰهُ فِيْٓ اِمَامٍ مُّبِيْنٍ

Innā naḥnu nuḥyil-mautā wa naktubu mā qaddamū wa āṡārahum, wa kulla syai'in aḥṣaināhu fī imāmim mubīn.

Artinya: "Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata (Lauh Mahfuzh)."

13

وَاضْرِبْ لَهُمْ مَّثَلًا اَصْحٰبَ الْقَرْيَةِۘ اِذْ جَاۤءَهَا الْمُرْسَلُوْنَۚ

Waḍrib lahum maṡalan aṣḥābal-qaryah, iż jā'ahal-mursalūn.

Artinya: "Dan buatlah bagi mereka suatu perumpamaan, yaitu penduduk suatu negeri ketika utusan-utusan datang kepada mereka."

14

اِذْ اَرْسَلْنَآ اِلَيْهِمُ اثْنَيْنِ فَكَذَّبُوْهُمَا فَعَزَّزْنَا بِثَالِثٍ فَقَالُوْٓا اِنَّآ اِلَيْكُمْ مُّرْسَلُوْنَ

Iż arsalnā ilaihimuṡnaini fa każżabūhumā fa 'azzaznā biṡāliṡin fa qālū innā ilaikum mursalūn.

Artinya: "(yaitu) ketika Kami mengutus kepada mereka dua orang utusan, lalu mereka mendustakan keduanya; kemudian Kami kuatkan dengan (utusan) yang ketiga, maka ketiga utusan itu berkata: 'Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang diutus kepadamu'."

15

قَالُوْا مَآ اَنْتُمْ اِلَّا بَشَرٌ مِّثْلُنَاۙ وَمَآ اَنْزَلَ الرَّحْمٰنُ مِنْ شَيْءٍۙ اِنْ اَنْتُمْ اِلَّا تَكْذِبُوْنَ

Qālū mā antum illā basyarum miṡlunā wa mā anzalar-raḥmānu min syai'in in antum illā takżibūn.

Artinya: "Mereka menjawab: 'Kamu tidak lain hanyalah manusia seperti kami dan Allah Yang Maha Pemurah tidak menurunkan sesuatupun, kamu tidak lain hanyalah pendusta belaka'."

16

قَالُوْا رَبُّنَا يَعْلَمُ اِنَّآ اِلَيْكُمْ لَمُرْسَلُوْنَ

Qālū rabbunā ya'lamu innā ilaikum lamursalūn.

Artinya: "Mereka berkata: 'Tuhan kami mengetahui bahwa sesungguhnya kami adalah orang yang diutus kepada kamu'."

17

وَمَا عَلَيْنَآ اِلَّا الْبَلٰغُ الْمُبِيْنُ

Wa mā 'alainā illal-balāgul-mubīn.

Artinya: "Dan kewajiban kami tidak lain hanyalah menyampaikan (perintah Allah) dengan jelas."

18

قَالُوْٓا اِنَّا تَطَيَّرْنَا بِكُمْۚ لَىِٕنْ لَّمْ تَنْتَهُوْا لَنَرْجُمَنَّكُمْ وَلَيَمَسَّنَّكُمْ مِّنَّا عَذَابٌ اَلِيْمٌ

Qālū innā taṭayyarnā bikum, la'il lam tantahū lanarjumannakum wa layamassannakum minnā 'ażābun alīm.

Artinya: "Mereka menjawab: 'Sesungguhnya kami bernasib malang karena kamu, sesungguhnya jika kamu tidak berhenti (menyeru kami), niscaya kami akan merajam kamu dan kamu pasti akan mendapat siksa yang pedih dari kami'."

19

قَالُوْا طَاۤىِٕرُكُمْ مَّعَكُمْۗ اَىِٕنْ ذُكِّرْتُمْۗ بَلْ اَنْتُمْ قَوْمٌ مُّسْرِفُوْنَ

Qālū ṭā'irukum ma'akum, a'in żukkirtum, bal antum qaumum musrifūn.

Artinya: "Utusan-utusan itu berkata: 'Kemalangan kamu itu adalah karena kamu sendiri. Apakah jika kamu diberi peringatan (kamu bernasib malang)? Sebenarnya kamu adalah kaum yang melampaui batas'."

20

وَجَاۤءَ مِنْ اَقْصَا الْمَدِيْنَةِ رَجُلٌ يَّسْعٰى قَالَ يٰقَوْمِ اتَّبِعُوا الْمُرْسَلِيْنَۙ

Wa jā'a min aqṣal-madīnati rajuluy yas'ā qāla yā qaumittabi'ul-mursalīn.

Artinya: "Dan datanglah dari ujung kota, seorang laki-laki dengan bergegas-gegas ia berkata: 'Hai kaumku, ikutilah utusan-utusan itu'."

21

اتَّبِعُوْا مَنْ لَّا يَسْـَٔلُكُمْ اَجْرًا وَّهُمْ مُّهْتَدُوْنَ

Ittabi'ū mal lā yas'alukum ajraw wa hum muhtadūn.

Artinya: "Ikutilah orang yang tiada minta balasan kepadamu; dan mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk."

22

وَمَا لِيَ لَآ اَعْبُدُ الَّذِيْ فَطَرَنِيْ وَاِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ

Wa mā liya lā a'budul-lażī faṭaranī wa ilaihi turja'ūn.

Artinya: "Mengapa aku tidak menyembah (Tuhan) yang telah menciptakanku dan yang kepada-Nya-lah kamu semua akan dikembalikan?"

23

ءَاَتَّخِذُ مِنْ دُوْنِهٖٓ اٰلِهَةً اِنْ يُّرِدْنِ الرَّحْمٰنُ بِضُرٍّ لَّا تُغْنِ عَنِّيْ شَفَاعَتُهُمْ شَيْـًٔا وَّلَا يُنْقِذُوْنِۚ

A'attakhiżu min dūnihī ālihatan iy yuridnir-raḥmānu biḍurril lā tugni 'annī syafā'atuhum syai'aw wa lā yunqiżūn.

Artinya: "Mengapa aku akan menyembah tuhan-tuhan selain-Nya jika (Allah) Yang Maha Pemurah menghendaki kemudharatan terhadapku, niscaya syafa'at mereka tidak memberi manfaat sedikitpun bagi diriku dan mereka tidak (pula) dapat menyelamatkanku?"

24

اِنِّيْٓ اِذًا لَّفِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ

Innī iżal lafī ḍalālim mubīn.

Artinya: "Sesungguhnya aku kalau begitu pasti berada dalam kesesatan yang nyata."

25

اِنِّيْٓ اٰمَنْتُ بِرَبِّكُمْ فَاسْمَعُوْنِۗ

Innī āmannu birabbikum fasma'ūn.

Artinya: "Sesungguhnya aku telah beriman kepada Tuhanmu; maka dengarkanlah (pengakuan keimanan)ku."

26

قِيْلَ ادْخُلِ الْجَنَّةَۗ قَالَ يٰلَيْتَ قَوْمِيْ يَعْلَمُوْنَۙ

Qīladkhulil-jannah, qāla yā laita qaumī ya'lamūn.

Artinya: "Dikatakan (kepadanya): 'Masuklah ke surga'. Ia berkata: 'Alangkah baiknya sekiranya kaumku mengetahui'."

27

بِمَا غَفَرَ لِيْ رَبِّيْ وَجَعَلَنِيْ مِنَ الْمُكْرَمِيْنَ

Bimā gafara lī rabbī wa ja'alanī minal-mukramīn.

Artinya: "apa yang menyebabkan Tuhanku memberi ampun kepadaku dan menjadikan aku termasuk orang-orang yang dimuliakan."

28

وَمَآ اَنْزَلْنَا عَلٰى قَوْمِهٖ مِنْۢ بَعْدِهٖ مِنْ جُنْدٍ مِّنَ السَّمَاۤءِ وَمَا كُنَّا مُنْزِلِيْنَ

Wa mā anzalnā 'alā qaumihī mim ba'dihī min jundim minas-samā'i wa mā kunnā munzilīn.

Artinya: "Dan kami tidak menurunkan kepada kaumnya sesudah dia (meninggal) suatu pasukanpun dari langit dan tidak layak Kami menurunkannya."

29

اِنْ كَانَتْ اِلَّا صَيْحَةً وَّاحِدَةً فَاِذَا هُمْ خَامِدُوْنَ

In kānat illā ṣaiḥataw wāḥidatan fa'iżā hum khāmidūn.

Artinya: "Tidak ada siksaan atas mereka melainkan satu teriakan suara saja; maka tiba-tiba mereka semuanya mati."

30

يٰحَسْرَةً عَلَى الْعِبَادِۚ مَا يَأْتِيْهِمْ مِّنْ رَّسُوْلٍ اِلَّا كَانُوْا بِهٖ يَسْتَهْزِءُوْنَ

Yā ḥasratan 'alal-'ibād, mā ya'tīhim mir rasūlin illā kānū bihī yastahzi'ūn.

Artinya: "Alangkah besarnya penyesalan terhadap hamba-hamba itu, tiada datang seorang rasulpun kepada mereka melainkan mereka selalu memperolok-olokkannya."

31

اَلَمْ يَرَوْا كَمْ اَهْلَكْنَا قَبْلَهُمْ مِّنَ الْقُرُوْنِ اَنَّهُمْ اِلَيْهِمْ لَا يَرْجِعُوْنَ

Alam yarau kam ahlaknā qablahum minal-qurūni annahum ilaihim lā yarji'ūn.

Artinya: "Tidakkah mereka mengetahui berapa banyaknya umat-umat sebelum mereka yang telah Kami binasakan, bahwasanya orang-orang (yang telah Kami binasakan) itu tiada kembali kepada mereka."

32

وَاِنْ كُلٌّ لَّمَّا جَمِيْعٌ لَّدَيْنَا مُحْضَرُوْنَ

Wa in kullul lammā jamī'ul ladainā muḥḍarūn.

Artinya: "Dan setiap mereka semuanya akan dikumpulkan lagi kepada Kami."

33

وَاٰيَةٌ لَّهُمُ الْاَرْضُ الْمَيْتَةُ оживиناها وَاَخْرَجْنَا مِنْهَا حَبًّا فَمِنْهُ يَأْكُلُوْنَ

Wa āyatul lahumul-arḍul-maitah, aḥyaināhā wa akhrajnā minhā ḥabban fa minhu ya'kulūn.

Artinya: "Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah bumi yang mati. Kami hidupkan bumi itu dan Kami keluarkan dari padanya biji-bijian, maka daripadanya mereka makan."

34

وَجَعَلْنَا فِيْهَا جَنّٰتٍ مِّنْ نَّخِيْلٍ وَّاَعْنَابٍ وَّفَجَّرْنَا فِيْهَا مِنَ الْعُيُوْنِۙ

Wa ja'alnā fīhā jannātim min nakhīliw wa a'nābiw wa fajjarnā fīhā minal-'uyūn.

Artinya: "Dan Kami jadikan padanya kebun-kebun kurma dan anggur dan Kami pancarkan padanya beberapa mata air,"

35

لِيَأْكُلُوْا مِنْ ثَمَرِهٖۙ وَمَا عَمِلَتْهُ اَيْدِيْهِمْۗ اَفَلَا يَشْكُرُوْنَ

Liya'kulū min ṡamarihī wa mā 'amilathu aidīhim, afalā yasykurūn.

Artinya: "supaya mereka dapat makan dari buahnya, dan dari apa yang diusahakan oleh tangan mereka. Maka mengapakah mereka tidak bersyukur?"

36

سُبْحٰنَ الَّذِيْ خَلَقَ الْاَزْوَاجَ كُلَّهَا مِمَّا تُنْۢبِتُ الْاَرْضُ وَمِنْ اَنْفُسِهِمْ وَمِمَّا لَا يَعْلَمُوْنَ

Subḥānal-lażī khalaqal-azwāja kullahā mimmā tumbitul-arḍu wa min anfusihim wa mimmā lā ya'lamūn.

Artinya: "Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui."

37

وَاٰيَةٌ لَّهُمُ الَّيْلُۖ نَسْلَخُ مِنْهُ النَّهَارَ فَاِذَا هُمْ مُّظْلِمُوْنَۙ

Wa āyatul lahumul-lail, naslakhu min-hun-nahāra fa'iżā hum muẓlimūn.

Artinya: "Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah malam; Kami tanggalkan siang dari malam itu, maka dengan serta merta mereka berada dalam kegelapan."

38

وَالشَّمْسُ تَجْرِيْ لِمُسْتَقَرٍّ لَّهَاۗ ذٰلِكَ تَقْدِيْرُ الْعَزِيْزِ الْعَلِيْمِۗ

Wasy-syamsu tajrī limustaqarril lahā, żālika taqdīrul-'azīzil-'alīm.

Artinya: "dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui."

39

وَالْقَمَرَ قَدَّرْنٰهُ مَنَازِلَ حَتّٰى عَادَ كَالْعُرْجُوْنِ الْقَدِيْمِ

Wal-qamara qaddarnāhu manāzila ḥattā 'āda kal-'urjūnil-qadīm.

Artinya: "Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua."

40

لَا الشَّمْسُ يَنْۢبَغِيْ لَهَآ اَنْ تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلَا الَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِۗ وَكُلٌّ فِيْ فَلَكٍ يَّسْبَحُوْنَ

Lasy-syamsu yambagī lahā an tudrikal-qamara wa lal-lailu sābiqun-nahār, wa kullun fī falakiy yasbaḥūn.

Artinya: "Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya."

41

وَاٰيَةٌ لَّهُمْ اَنَّا حَمَلْنَا ذُرِّيَّتَهُمْ فِى الْفُلْكِ الْمَشْحُوْنِۙ

Wa āyatul lahum annā ḥamalnā żurriyyatahum fil-fulkil-masyḥūn.

Artinya: "Dan suatu tanda (kebesaran Allah yang besar) bagi mereka adalah bahwa Kami angkut keturunan mereka dalam bahtera yang penuh muatan."

42

وَخَلَقْنَا لَهُمْ مِّنْ مِّثْلِهٖ مَا يَرْكَبُوْنَ

Wa khalaqnā lahum mim miṡlihī mā yarkabūn.

Artinya: "dan Kami ciptakan untuk mereka yang akan mereka kendarai seperti bahtera itu."

43

وَاِنْ نَّشَأْ نُغْرِقْهُمْ فَلَا صَرِيْخَ لَهُمْ وَلَا هُمْ يُنْقَذُوْنَۙ

Wa in nasya' nugriq-hum fa lā ṣarīkha lahum wa lā hum yunqażūn.

Artinya: "Dan jika Kami menghendaki niscaya Kami tenggelamkan mereka, maka tiadalah bagi mereka penolong dan tidak pula mereka diselamatkan."

44

اِلَّا رَحْمَةً مِّنَّا وَمَتَاعًا اِلٰى حِيْنٍ

Illā raḥmatam minnā wa matā'an ilā ḥīn.

Artinya: "Tetapi (Kami selamatkan mereka) karena rahmat yang besar dari Kami dan untuk memberikan kesenangan hidup sampai kepada suatu ketika."

45

وَاِذَا قِيْلَ لَهُمُ اتَّقُوْا مَا بَيْنَ اَيْدِيْكُمْ وَمَا خَلْفَكُمْ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ

Wa iżā qīla lahumuttaqū mā baina aidīkum wa mā khalfakum la'allakum turḥamūn.

Artinya: "Dan apabila dikatakan kepada mereka: 'Takutlah kamu akan siksa yang di hadapanmu dan siksa yang akan datang supaya kamu mendapat rahmat'."

46

وَمَا تَأْتِيْهِمْ مِّنْ اٰيَةٍ مِّنْ اٰيٰتِ رَبِّهِمْ اِلَّا كَانُوْا عَنْهَا مُعْرِضِيْنَ

Wa mā ta'tīhim min āyatim min āyāti rabbihim illā kānū 'anhā mu'riḍīn.

Artinya: "Dan sekali-kali tiada datang kepada mereka suatu tanda dari tanda-tanda kekuasaan Tuhan mereka, melainkan mereka selalu berpaling daripadanya."

47

وَاِذَا قِيْلَ لَهُمْ اَنْفِقُوْا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللّٰهُۙ قَالَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لِلَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَنُطْعِمُ مَنْ لَّوْ يَشَاۤءُ اللّٰهُ اَطْعَمَهٗٓ ۖاِنْ اَنْتُمْ اِلَّا فِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ

Wa iżā qīla lahum anfiqū mimmā razaqakumullāh, qālal-lażīna kafarū lil-lażīna āmanū anuṭ'imu mal lau yasyā'ullāhu aṭ'amahū in antum illā fī ḍalālim mubīn.

Artinya: "Dan apabila dikatakan kepada mereka: 'Nafkahkanlah sebahagian dari rezeki yang diberikan Allah kepadamu', maka orang-orang yang kafir itu berkata kepada orang-orang yang beriman: 'Apakah kami akan memberi makan kepada orang yang jika Allah menghendaki tentulah Dia akan memberinya makan, tiadalah kamu melainkan dalam kesesatan yang nyata'."

48

وَيَقُوْلُوْنَ مَتٰى هٰذَا الْوَعْدُ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ

Wa yaqūlūna matā hāżal-wa'du in kuntum ṣādiqīn.

Artinya: "Dan mereka berkata: 'Bilakah (terjadinya) janji ini (hari berbangkit) jika kamu adalah orang-orang yang benar?'."

49

مَا يَنْظُرُوْنَ اِلَّا صَيْحَةً وَّاحِدَةً تَأْخُذُهُمْ وَهُمْ يَخِصِّمُوْنَ

Mā yanẓurūna illā ṣaiḥataw wāḥidatan ta'khużuhum wa hum yakhiṣṣimūn.

Artinya: "Mereka tidak menunggu melainkan satu teriakan saja yang akan membinasakan mereka ketika mereka sedang bertengkar."

50

فَلَا يَسْتَطِيْعُوْنَ تَوْصِيَةً وَّلَآ اِلٰٓى اَهْلِهِمْ يَرْجِعُوْنَ

Fa lā yastaṭī'ūna tauṣiyataw wa lā ilā ahlihim yarji'ūn.

Artinya: "lalu mereka tidak kuasa membuat suatu wasiatpun dan tidak (pula) dapat kembali kepada kelurganya."

51

وَنُفِخَ فِى الصُّوْرِ فَاِذَا هُمْ مِّنَ الْاَجْدَاثِ اِلٰى رَبِّهِمْ يَنْسِلُوْنَ

Wa nufikha fiṣ-ṣūri fa'iżā hum minal-ajdāṡi ilā rabbihim yansilūn.

Artinya: "Dan ditiuplah sangkakala, maka tiba-tiba mereka keluar dengan segera dari kuburnya (menuju) kepada Tuhan mereka."

52

قَالُوْا يٰوَيْلَنَا مَنْۢ بَعَثَنَا مِنْ مَّرْقَدِنَا ۜهٰذَا مَا وَعَدَ الرَّحْمٰنُ وَصَدَقَ الْمُرْسَلُوْنَ

Qālū yā wailanā mam ba'aṡanā mim marqadinā, hāżā mā wa'adar-raḥmānu wa ṣadaqal-mursalūn.

Artinya: "Mereka berkata: 'Aduhai celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat-tidur kami (kubur)?' Inilah yang dijanjikan (Tuhan) Yang Maha Pemurah dan benarlah Rasul-rasul(Nya)."

53

اِنْ كَانَتْ اِلَّا صَيْحَةً وَّاحِدَةً فَاِذَا هُمْ جَمِيْعٌ لَّدَيْنَا مُحْضَرُوْنَ

In kānat illā ṣaiḥataw wāḥidatan fa'iżā hum jamī'ul ladainā muḥḍarūn.

Artinya: "Tidak adalah teriakan itu selain sekali teriakan saja, maka tiba-tiba mereka semua dikumpulkan kepada Kami."

54

فَالْيَوْمَ لَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْـًٔا وَّلَا تُجْزَوْنَ اِلَّا مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ

Fal-yauma lā tuẓlamu nafsun syai'aw wa lā tujzauna illā mā kuntum ta'malūn.

Artinya: "Maka pada hari itu seseorang tidak akan dirugikan sedikitpun dan kamu tidak dibalasi, kecuali dengan apa yang telah kamu kerjakan."

55

اِنَّ اَصْحٰبَ الْجَنَّةِ الْيَوْمَ فِيْ شُغُلٍ فٰكِهُوْنَ ۚ

Inna aṣḥābal-jannatil-yauma fī syugulin fākihūn.

Artinya: "Sesungguhnya penghuni surga pada hari itu bersenang-senang dalam kesibukan (mereka)."

56

هُمْ وَاَزْوَاجُهُمْ فِيْ ظِلٰلٍ عَلَى الْاَرَاۤىِٕكِ مُتَّكِـُٔوْنَ ۚ

Hum wa azwājuhum fī ẓilālin 'alal-arā'iki muttaki'ūn.

Artinya: "Mereka dan isteri-isteri mereka berada dalam tempat yang teduh, bertelekan di atas dipan-dipan."

57

لَهُمْ فِيْهَا فَاكِهَةٌ وَّلَهُمْ مَّا يَدَّعُوْنَ ۚ

Lahum fīhā fākihatuw wa lahum mā yadda'ūn.

Artinya: "Di surga itu mereka memperoleh buah-buahan dan memperoleh apa yang mereka minta."

58

سَلٰمٌۗ قَوْلًا مِّنْ رَّبٍّ رَّحِيْمٍ

Salāmun qaulam mir rabbir raḥīm.

Artinya: "(Kepada mereka dikatakan): 'Salam', sebagai ucapan selamat dari Tuhan Yang Maha Penyayang."

59

وَامْتَازُوا الْيَوْمَ اَيُّهَا الْمُجْرِمُوْنَ

Wamtāzul-yauma ayyuhal-mujrimūn.

Artinya: "Dan (dikatakan kepada orang-orang kafir): 'Berpisahlah kamu (dari orang-orang mukmin) pada hari ini, hai orang-orang yang berbuat jahat'."

60

اَلَمْ اَعْهَدْ اِلَيْكُمْ يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ اَنْ لَّا تَعْبُدُوا الشَّيْطٰنَۚ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ

Alam a'had ilaikum yā banī ādama al lā ta'budusy-syaiṭān, innahū lakum 'aduwwum mubīn.

Artinya: "Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu hai Bani Adam supaya kamu tidak menyembah syaitan? Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu."

61

وَاَنِ اعْبُدُوْنِيْ ۗهٰذَا صِرَاطٌ مُّسْتَقِيْمٌ

Wa ani'budūnī, hāżā ṣirāṭum mustaqīm.

Artinya: "dan hendaklah kamu menyembah-Ku. Inilah jalan yang lurus."

62

وَلَقَدْ اَضَلَّ مِنْكُمْ جِبِلًّا كَثِيْرًاۗ اَفَلَمْ تَكُوْنُوْا تَعْقِلُوْنَ

Wa laqad aḍalla minkum jibillan kaṡīrā, afalam takūnū ta'qilūn.

Artinya: "Sesungguhnya syaitan itu telah menyesatkan sebahagian besar diantaramu, Maka apakah kamu tidak memikirkan?."

63

هٰذِهٖ جَهَنَّمُ الَّتِيْ كُنْتُمْ تُوْعَدُوْنَ

Hāżihī jahannamul-latī kuntum tū'adūn.

Artinya: "Inilah Jahannam yang dahulu kamu diancam (dengannya)."

64

اِصْلَوْهَا الْيَوْمَ بِمَا كُنْتُمْ تَكْفُرُوْنَ

Iṣlauhal-yauma bimā kuntum takfurūn.

Artinya: "Masuklah ke dalamnya pada hari ini disebabkan kamu dahulu mengingkarinya."

65

اَلْيَوْمَ نَخْتِمُ عَلٰٓى اَفْوَاهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَآ اَيْدِيْهِمْ وَتَشْهَدُ اَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ

Al-yauma nakhtimu 'alā afwāhihim wa tukallimunā aidīhim wa tasyhadu arjuluhum bimā kānū yaksibūn.

Artinya: "Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan."

66

وَلَوْ نَشَاۤءُ لَطَمَسْنَا عَلٰٓى اَعْيُنِهِمْ فَاسْتَبَقُوا الصِّرَاطَ فَاَنّٰى يُبْصِرُوْنَ

Walau nasyā'u laṭamasnā 'alā a'yunihim fastabaquṣ-ṣirāṭa fa annā yubṣirūn.

Artinya: "Dan jikalau Kami menghendaki pastilah Kami hapuskan penglihatan mata mereka; lalu mereka berlomba-lomba (mencari) jalan. Maka betapakah mereka dapat melihat(nya)."

67

وَلَوْ نَشَاۤءُ لَمَسَخْنٰهُمْ عَلٰى مَكَانَتِهِمْ فَمَا اسْتَطَاعُوْا مُضِيًّا وَّلَا يَرْجِعُوْنَ

Walau nasyā'u lamasakhnāhum 'alā makānatihim famastaṭā'ū muḍiyyaw wa lā yarji'ūn.

Artinya: "Dan jikalau Kami menghendaki pastilah Kami ubah mereka di tempat mereka berada; maka mereka tidak sanggup berjalan lagi dan tidak (pula) sanggup kembali."

68

وَمَنْ نُّعَمِّرْهُ نُنَكِّسْهُ فِى الْخَلْقِۗ اَفَلَا يَعْقِلُوْنَ

Wa man nu'ammirhu nunakkishu fil-khalq, afalā ya'qilūn.

Artinya: "Dan barangsiapa yang Kami panjangkan umurnya niscaya Kami kembalikan dia kepada kejadian(nya). Maka apakah mereka tidak memikirkan?"

69

وَمَا عَلَّمْنٰهُ الشِّعْرَ وَمَا يَنْۢبَغِيْ لَهٗۗ اِنْ هُوَ اِلَّا ذِكْرٌ وَّقُرْاٰنٌ مُّبِيْنٌۙ

Wa mā 'allamnāhusy-syi'ra wa mā yambagī lah, in huwa illā żikruw wa qur'ānum mubīn.

Artinya: "Dan Kami tidak mengajarkan syair kepadanya (Muhammad) dan bersyair itu tidaklah layak baginya. Al Quran itu tidak lain hanyalah pelajaran dan kitab yang memberi penerangan."

70

لِّيُنْذِرَ مَنْ كَانَ حَيًّا وَّيَحِقَّ الْقَوْلُ عَلَى الْكٰفِرِيْنَ

Liyunżira man kāna ḥayyaw wa yaḥiqqal-qaulu 'alal-kāfirīn.

Artinya: "supaya dia (Muhammad) memberi peringatan kepada orang-orang yang hidup (hatinya) dan supaya pastilah (ketetapan azab) terhadap orang-orang kafir."

71

اَوَلَمْ يَرَوْا اَنَّا خَلَقْنَا لَهُمْ مِّمَّا عَمِلَتْ اَيْدِيْنَآ اَنْعَامًا فَهُمْ لَهَا مَالِكُوْنَ

Awalam yarau annā khalaqnā lahum mimmā 'amilat aidīnā an'āman fahum lahā mālikūn.

Artinya: "Dan apakah mereka tidak melihat bahwa sesungguhnya Kami telah menciptakan binatang ternak untuk mereka yaitu sebahagian dari apa yang telah Kami ciptakan dengan kekuasaan Kami sendiri, lalu mereka menguasainya?"

72

وَذَلَّلْنٰهَا لَهُمْ فَمِنْهَا رَكُوْبُهُمْ وَمِنْهَا يَأْكُلُوْنَ

Wa żallalnāhā lahum fa minhā rakūbuhum wa minhā ya'kulūn.

Artinya: "Dan Kami tundukkan binatang-binatang itu untuk mereka; maka sebahagiannya menjadi tunggangan mereka dan sebahagiannya mereka makan."

73

وَلَهُمْ فِيْهَا مَنَافِعُ وَمَشَارِبُۗ اَفَلَا يَشْكُرُوْنَ

Wa lahum fīhā manāfi'u wa masyārib, afalā yasykurūn.

Artinya: "Dan mereka memperoleh padanya manfaat-manfaat dan minuman. Maka mengapakah mereka tidak bersyukur?"

74

وَاتَّخَذُوْا مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ اٰلِهَةً لَّعَلَّهُمْ يُنْصَرُوْنَ

Wattakhażū min dūnillāhi ālihatal la'allahum yunṣarūn.

Artinya: "Mereka mengambil sembahan-sembahan selain Allah, agar mereka mendapat pertolongan."

75

لَا يَسْتَطِيْعُوْنَ نَصْرَهُمْۙ وَهُمْ لَهُمْ جُنْدٌ مُّحْضَرُوْنَ

Lā yastaṭī'ūna naṣrahum wa hum lahum jundum muḥḍarūn.

Artinya: "Berhala-berhala itu tiada dapat menolong mereka; padahal berhala-berhala itu menjadi tentara yang disiapkan untuk menjaga mereka."

76

فَلَا يَحْزُنْكَ قَوْلُهُمْۘ اِنَّا نَعْلَمُ مَا يُسِرُّوْنَ وَمَا يُعْلِنُوْنَ

Fa lā yaḥzunka qauluhum, innā na'lamu mā yusirrūna wa mā yu'linūn.

Artinya: "Maka janganlah ucapan mereka menyedihkan kamu. Sesungguhnya Kami mengetahui apa yang mereka rahasiakan dan apa yang mereka nyatakan."

77

اَوَلَمْ يَرَ الْاِنْسَانُ اَنَّا خَلَقْنٰهُ مِنْ نُّطْفَةٍ فَاِذَا هُوَ خَصِيْمٌ مُّبِيْنٌ

Awalam yaral-insānu annā khalaqnāhu min nuṭfatin fa'iżā huwa khaṣīmum mubīn.

Artinya: "Dan apakah manusia tidak memperhatikan bahwa Kami menciptakannya dari setitik air (mani), maka tiba-tiba ia menjadi penantang yang nyata!"

78

وَضَرَبَ لَنَا مَثَلًا وَّنَسِيَ خَلْقَهٗۗ قَالَ مَنْ يُّحْيِ الْعِظَامَ وَهِيَ رَمِيْمٌ

Wa ḍaraba lanā maṡalaw wa nasiya khalqah, qāla may yuḥyil-'iẓāma wa hiya ramīm.

Artinya: "Dan ia membuat perumpamaan bagi Kami; dan dia lupa kepada kejadiannya; ia berkata: 'Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang, yang telah hancur luluh?'."

79

قُلْ يُحْيِيْهَا الَّذِيْٓ اَنْشَاَهَآ اَوَّلَ مَرَّةٍۗ وَهُوَ بِكُلِّ خَلْقٍ عَلِيْمٌۙ

Qul yuḥyīhal-lażī ansya'ahā awwala marrah, wa huwa bikulli khalqin 'alīm.

Artinya: "Katakanlah: 'Ia akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya kali yang pertama. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk'."

80

ۨالَّذِيْ جَعَلَ لَكُمْ مِّنَ الشَّجَرِ الْاَخْضَرِ نَارًا فَاِذَآ اَنْتُمْ مِّنْهُ تُوْقِدُوْنَ

Allażī ja'ala lakum minasy-syajaril-akhḍari nāran fa'iżā antum minhu tūqidūn.

Artinya: "yaitu Tuhan yang menjadikan untukmu api dari kayu yang hijau, maka tiba-tiba kamu nyalakan (api) dari kayu itu."

81

اَوَلَيْسَ الَّذِيْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ بِقٰدِرٍ عَلٰٓى اَنْ يَّخْلُقَ مِثْلَهُمْۗ بَلٰى وَهُوَ الْخَلّٰقُ الْعَلِيْمُ

Awalaisal-lażī khalaqas-samāwāti wal-arḍa biqādirin 'alā ay yakhluqa miṡlahum, balā wa huwal-khallāqul-'alīm.

Artinya: "Dan tidakkah Tuhan yang menciptakan langit dan bumi itu berkuasa menciptakan yang serupa dengan itu? Benar, Dia berkuasa. Dan Dialah Maha Pencipta lagi Maha Mengetahui."

82

اِنَّمَآ اَمْرُهٗٓ اِذَآ اَرَادَ شَيْـًٔا اَنْ يَّقُوْلَ لَهٗ كُنْ فَيَكُوْنُ

Innamā amruhū iżā arāda syai'an ay yaqūla lahū kun fa yakūn.

Artinya: "Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: 'Jadilah!' maka terjadilah ia."

83

فَسُبْحٰنَ الَّذِيْ بِيَدِهٖ مَلَكُوْتُ كُلِّ شَيْءٍ وَّاِلَيْهِ تُرْjَعُوْنَ

Fa subḥānal-lażī biyadihī malakūtu kulli syai'iw wa ilaihi turja'ūn.

Artinya: "Maka Maha Suci (Allah) yang di tangan-Nya kekuasaan atas segala sesuatu dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan."

🏠 Kembali ke Homepage