Harga Ayam Cemani Sepasang: Panduan Lengkap dan Faktor Penentu

Siluet Ayam Cemani Representasi visual siluet Ayam Cemani yang benar-benar hitam.

Ayam Cemani, dikenal karena pigmentasi hitam total (Fibromelanosis).

Ayam Cemani, unggas eksotis yang berasal dari Indonesia, khususnya Jawa, telah lama memegang posisi unik di dunia peternakan dan budaya. Dikenal secara global sebagai "Ayam Lamborghini" atau "Ayam serba hitam", daya tarik utamanya terletak pada kondisi genetik langka yang disebut Fibromelanosis—suatu kondisi yang menyebabkan seluruh organ, termasuk bulu, daging, tulang, dan bahkan jeroan, berwarna hitam pekat. Keunikan visual ini secara langsung memengaruhi nilai jualnya, menjadikannya salah satu ayam hias termahal di dunia.

Menganalisis harga sepasang Ayam Cemani bukanlah perkara sederhana karena harga sangat bervariasi, dipengaruhi oleh serangkaian faktor kompleks mulai dari kemurnian genetik, usia, garis keturunan (bloodline), hingga permintaan pasar regional dan status sertifikasi. Artikel ini akan mengupas tuntas semua aspek yang menentukan harga sepasang Ayam Cemani, memberikan panduan komprehensif bagi calon peternak, kolektor, maupun mereka yang sekadar tertarik pada nilai ekonomis unggas legendaris ini.

Faktor Utama Penentu Harga Sepasang Ayam Cemani Murni

Harga jual sepasang Ayam Cemani tidak ditentukan oleh berat daging atau jumlah telur, melainkan oleh kemurnian dan kesempurnaan penampilan fisik yang mencerminkan tingkat Fibromelanosis. Sepasang yang dimaksud di sini biasanya adalah satu jantan dan satu betina siap kawin, yang memiliki kualitas genetik setara untuk menghasilkan keturunan berkualitas tinggi.

1. Kemurnian Pigmentasi (Tingkat Fibromelanosis)

Inilah faktor penentu harga paling krusial. Ayam Cemani yang dihargai mahal adalah yang menunjukkan hitam total (Solid Black). Kriteria kemurnian ini mencakup:

🏠 Kembali ke Homepage