Ilustrasi postur dan penampilan megah ayam Brahma dewasa.
Ayam Brahma, sering dijuluki sebagai "Raja dari Semua Unggas," telah lama menarik perhatian para penghobi, peternak, dan kolektor di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Kehadiran fisik yang masif, postur tegak, dan bulu kaki yang tebal (disebut muff atau feathering) menjadikannya komoditas unggas hias yang memiliki nilai jual tinggi. Namun, menentukan harga ayam Brahma dewasa bukanlah perkara sederhana; ia melibatkan spektrum luas variabel yang saling berinteraksi, mulai dari standar genetik yang diakui hingga dinamika pasar lokal.
Pemahaman mendalam mengenai faktor-faktor penentu ini sangat krusial bagi calon pembeli maupun peternak yang ingin menentukan harga jual yang adil. Artikel ini akan mengupas tuntas seluk-beluk harga ayam Brahma dewasa, menganalisis komponen-komponen yang mendorong angka-angka fantastis, dan memberikan panduan lengkap mengenai rentang harga yang realistis di pasar Indonesia saat ini.
Harga seekor ayam Brahma dewasa dapat bervariasi drastis, mulai dari jutaan rupiah hingga puluhan juta rupiah per ekor. Perbedaan signifikan ini disebabkan oleh beberapa kriteria utama yang dinilai secara ketat oleh komunitas penghobi dan juri kontes. Mengabaikan salah satu faktor ini dapat menyebabkan kesalahpahaman tentang nilai intrinsik unggas tersebut.
Faktor genetik adalah fondasi utama yang menentukan harga jual. Ayam Brahma yang berasal dari keturunan juara kontes, atau yang diimpor langsung dari peternak ternama internasional dengan garis keturunan (lineage) yang jelas dan terdokumentasi, otomatis memiliki harga yang jauh lebih tinggi. Pedigree ini menjamin bahwa ayam tersebut membawa gen-gen superior yang akan diwariskan kepada anakannya, menjadikannya aset berharga bagi program pembiakan.
Ayam Brahma dinilai berdasarkan standar ras yang ditetapkan oleh asosiasi unggas internasional (seperti APA - American Poultry Association). Semakin sempurna ayam tersebut memenuhi standar, semakin tinggi harganya. Standar ini meliputi banyak aspek, dan kegagalan pada satu aspek kecil dapat menurunkan harga jual secara substansial. Standar ini sangat rinci dan memerlukan pemahaman yang mendalam tentang anatomi Brahma yang ideal.
Meskipun semua Brahma memiliki kualitas fisik yang serupa, permintaan pasar terhadap varietas warna tertentu sangat memengaruhi harga. Beberapa warna membutuhkan pembiakan yang lebih sulit dan proses seleksi yang lebih ketat untuk mempertahankan kemurnian warna, menjadikannya lebih mahal. Harga antara warna standar dan warna langka dapat berbeda hingga dua kali lipat.
Diagram yang menunjukkan bahwa kualitas genetik dan warna langka memiliki dampak terbesar pada harga jual.
Harga ayam Brahma dewasa tidaklah tunggal; ia terbagi berdasarkan tujuan penggunaan ayam tersebut. Peternak membagi Brahma menjadi tiga kategori utama, dan setiap kategori memiliki rentang harga yang sangat berbeda, mencerminkan potensi keuntungan atau kegunaannya bagi pembeli.
Ayam pada segmen ini biasanya tidak memenuhi standar ras kontes 100%. Mungkin ada sedikit kekurangan pada jengger, bulu kaki tidak terlalu rapat, atau ukurannya sedikit di bawah standar ideal. Ayam ini dibeli murni untuk kesenangan visual dan sebagai peliharaan hias di halaman rumah. Ayam Brahma kelas Pet cenderung memiliki ketersediaan yang tinggi, yang secara alami menekan harga jual. Mereka berfungsi sebagai pintu masuk yang terjangkau bagi pemula yang tertarik memelihara ras raksasa ini tanpa harus merogoh kocek dalam-dalam untuk genetik juara.
Segmen ini merupakan tulang punggung industri peternakan Brahma. Ayam Breeder harus memiliki kualitas genetik yang sangat baik, meskipun mungkin memiliki cacat kecil yang membuatnya gagal di kontes. Fokus utama adalah pada produktivitas, kesehatan, dan kemampuan menghasilkan anakan berkualitas tinggi. Pembeli utama adalah peternak yang ingin memperbaiki atau mempertahankan kualitas genetik kandang mereka.
Dalam kategori breeder, harga sepasang (satu jantan, satu betina) seringkali lebih tinggi daripada harga satuan karena ada jaminan kompatibilitas dan produktivitas dari peternak penjual. Kesehatan reproduksi, termasuk jumlah telur yang dihasilkan betina per musim dan tingkat fertilitas pejantan, menjadi faktor penentu harga yang sangat penting di kategori ini.
Inilah puncak dari harga ayam Brahma. Ayam-ayam ini adalah spesimen langka yang hampir sempurna menurut standar APA. Mereka memiliki ukuran masif, warna yang sangat jelas dan rapi (terutama pada varietas Dark dan Buff), jengger tigan yang sempurna, dan bulu kaki yang luar biasa tebal. Ayam kontes dibeli oleh peternak elit atau kolektor yang fokus pada pameran dan perbaikan genetik ras secara ekstrem.
Ayam yang telah memiliki gelar juara kontes atau yang merupakan calon kuat juara kontes memiliki harga yang bisa melonjak tak terduga. Nilai di sini tidak lagi ditentukan oleh daging atau telur, melainkan oleh potensi prestise, potensi perbaikan genetik seluruh kandang, dan nilai jual anakan yang dihasilkan.
Meskipun kita membahas ayam Brahma dewasa, usia yang dianggap paling prima memiliki harga yang berbeda. Ayam yang terlalu tua atau yang baru saja memasuki usia dewasa (kurang dari satu tahun) akan dinilai berbeda oleh pasar. Kesehatan dan riwayat vaksinasi adalah faktor higienis yang mutlak harus dipenuhi agar ayam memiliki nilai jual yang optimal.
Ayam Brahma dianggap mencapai harga tertinggi (usia emas) ketika mereka berada dalam masa puncak produktivitas dan penampilan fisik, yaitu antara usia 1.5 tahun hingga 3 tahun. Pada usia ini, Brahma telah mencapai ukuran maksimal, bulunya sudah matang sempurna, dan betina baru saja melewati tahun pertama masa produksi telur mereka, yang dianggap masa paling subur.
Ayam yang lebih tua dari 4 tahun, meskipun masih bisa bereproduksi, harganya cenderung turun karena masa hidup produktif mereka dianggap semakin singkat. Sementara ayam yang berusia di bawah satu tahun, meskipun besar, seringkali belum menunjukkan semua potensi genetik dan ukuran maksimal mereka, sehingga harganya masih berada di tengah-tengah rentang harga remaja dan dewasa penuh.
Tidak ada ayam yang layak dijual dengan harga premium jika riwayat kesehatannya meragukan. Peternak profesional harus mampu menyajikan catatan kesehatan lengkap, termasuk:
Lokasi geografis di Indonesia sangat memengaruhi harga akhir ayam Brahma dewasa. Harga cenderung lebih tinggi di daerah di mana biaya transportasi unggas hidup mahal, atau di daerah di mana jumlah peternak spesialis (breeder) masih terbatas.
Ketika menghitung total investasi untuk mendapatkan Brahma dewasa, terutama dari peternak yang jauh, ada beberapa biaya yang seringkali ditambahkan ke harga pokok, yang secara implisit menaikkan harga ayam di mata pembeli.
Untuk mencapai pemahaman yang komprehensif mengenai harga Brahma dewasa, kita perlu membedah lebih detail mengapa varietas warna tertentu memiliki permintaan dan harga yang berbeda, bahkan di dalam kelas kualitas yang sama (misalnya, sama-sama kelas breeder).
Dark Brahma, dengan bulunya yang kaya akan pola penciling (garis-garis halus) pada betina, adalah tantangan terbesar bagi peternak. Kesempurnaan pola penciling adalah indikator utama nilai jualnya. Jika pola tersebut tidak rapi, warnanya pudar, atau tidak merata, ayam tersebut akan langsung turun kelas menjadi Pet Quality.
Pejantan Dark Brahma memiliki pola yang lebih sederhana (hitam, hijau, dan perak), namun harus memiliki warna dasar yang sangat kaya dan mengkilap. Karena sulitnya menjaga keseragaman pola ini melalui generasi, Dark Brahma yang sempurna sangat langka dan seringkali menembus batas harga kelas Show dengan mudah. Peternak yang berhasil menghasilkan Dark Brahma dengan pola penciling sempurna berhak menetapkan harga yang sangat tinggi, mencerminkan investasi waktu dan seleksi yang dibutuhkan selama bertahun-tahun.
Buff Brahma, yang mengandalkan warna kuning keemasan yang solid, menjadi sangat populer di kalangan penghobi yang menginginkan tampilan lebih cerah. Tantangan utama dalam pembiakan Buff Brahma adalah mempertahankan intensitas warna kuning (buff color) agar tidak memudar menjadi krem atau putih kekuningan (fawn), terutama setelah berganti bulu (molting).
Harga tertinggi untuk Buff Brahma diberikan kepada individu yang memiliki warna buff yang merata di seluruh tubuh, tanpa bercak hitam yang tidak diinginkan di punggung atau sayap. Keberhasilan peternak dalam mempertahankan warna "emas" yang murni ini, ditambah dengan garis hitam yang kontras pada leher, menentukan apakah ayam tersebut layak masuk kategori harga premium atau tidak. Seekor Buff Brahma dewasa yang memiliki warna memudar hanya akan mencapai harga kelas Pet.
Brahma Biru adalah varietas yang relatif jarang dan memerlukan gen dilusi untuk menghasilkan warna abu-abu kebiruan yang indah. Secara genetik, ketika dua Brahma Biru dikawinkan, mereka akan menghasilkan anakan dengan tiga warna: 25% Splash (putih keabu-abuan), 50% Blue (biru), dan 25% Black (hitam). Rasio yang tidak bisa diprediksi secara penuh ini membuat ayam Blue yang sempurna menjadi langka.
Ketersediaan yang rendah dan keindahan visual yang unik membuat Blue Brahma dewasa menempati posisi harga yang sangat tinggi, seringkali bersaing ketat dengan Dark Brahma kualitas tertinggi. Pembeli yang mencari Blue Brahma premium harus siap membayar mahal untuk memastikan bahwa warna biru pada ayam tersebut adalah "biru slate" yang tepat, bukan biru kusam atau terlalu gelap.
Pembelian ayam Brahma dewasa premium bukan hanya transaksi hobi, tetapi juga investasi strategis. Potensi pengembalian investasi (ROI) dari ayam Brahma jauh lebih tinggi dibandingkan unggas hias lainnya, asalkan ayam yang dibeli adalah kualitas breeding yang benar-benar unggul.
Nilai investasi terbesar dari Brahma dewasa terletak pada potensi reproduksinya. Sepasang indukan Brahma kualitas breeder dapat menghasilkan rata-rata 80 hingga 120 DOC (Day Old Chick) per tahun. Mengingat harga anakan Brahma berkualitas tinggi dapat mencapai Rp 150.000 hingga Rp 350.000 per ekor, sepasang indukan yang dibeli seharga Rp 15 juta dapat menghasilkan pendapatan kotor puluhan juta rupiah dalam waktu satu hingga dua tahun.
Kualitas genetik yang menentukan harga ayam dewasa juga akan menentukan harga anakan. Anakan dari indukan Brahma kelas kontes akan dijual dengan harga premium, bahkan saat masih berusia beberapa hari. Oleh karena itu, peternak yang ingin mendapatkan harga anakan tertinggi wajib berinvestasi pada indukan dewasa yang telah teruji kualitasnya.
Tidak seperti unggas komersial, ayam Brahma dewasa berkualitas tinggi cenderung mempertahankan nilainya, bahkan seringkali meningkat seiring berjalannya waktu dan setelah terbukti produktif di kandang pembeli. Jika seekor betina Brahma kualitas breeder terbukti menghasilkan anakan yang semuanya besar, sehat, dan sesuai standar ras, nilainya sebagai induk pensiunan yang telah teruji (proven breeder) tetap tinggi.
Namun, perlu dicatat bahwa nilai jual kembali akan turun drastis jika ayam dewasa tersebut mengalami penurunan performa reproduksi atau mengalami masalah kesehatan kronis. Pengelolaan dan pemeliharaan yang cermat adalah kunci untuk mempertahankan nilai investasi unggas ini.
Harga ayam Brahma seringkali menimbulkan pertanyaan bagi pemula. Mengapa harganya jauh di atas ayam hias populer lainnya seperti Serama atau Cochin? Jawabannya terletak pada kombinasi unik antara biaya pemeliharaan, waktu yang dibutuhkan untuk mencapai kedewasaan, dan kesulitan dalam seleksi genetik untuk mempertahankan ukuran raksasa mereka.
Karena ukuran tubuh Brahma yang sangat besar, konsumsi pakan mereka jauh lebih tinggi dibandingkan ayam biasa. Ayam jantan Brahma dewasa memerlukan asupan protein dan energi yang sangat tinggi untuk mempertahankan massa tubuh dan bulu yang lebat. Biaya pakan harian selama masa pemeliharaan dari DOC hingga dewasa (sekitar 1.5 tahun) sangat substansial, dan biaya ini harus ditanggung dan dimasukkan ke dalam harga jual akhir oleh peternak.
Ayam Brahma membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mencapai kedewasaan penuh dan ukuran maksimal. Mereka baru dianggap "dewasa" dan siap kawin secara optimal pada usia 10 hingga 12 bulan, dan baru mencapai ukuran puncak pada usia 18 bulan. Jangka waktu pemeliharaan yang panjang ini berarti peternak harus menanggung biaya operasional kandang, pakan, dan risiko penyakit untuk periode waktu yang lebih lama, yang secara langsung berkontribusi pada harga jual yang lebih tinggi.
Mempertahankan kualitas standar Brahma memerlukan eliminasi (culling) yang ketat. Banyak anakan yang mungkin terlihat menjanjikan pada usia muda, tetapi gagal memenuhi standar ukuran, bulu kaki, atau jengger saat dewasa. Peternak harus rela menjual anakan dengan kualitas di bawah standar sebagai kelas Pet Quality dengan harga yang jauh lebih rendah. Oleh karena itu, harga tinggi pada ayam dewasa kualitas Breeder atau Show berfungsi untuk menutupi kerugian dari anakan yang tereliminasi dalam proses seleksi genetik yang ketat.
Bagi Anda yang berencana membeli ayam Brahma dewasa, terutama yang berorientasi pada breeding atau kontes, berikut adalah beberapa tips penting untuk memastikan Anda mendapatkan nilai terbaik sesuai harga yang dibayarkan:
Menentukan harga ayam Brahma dewasa adalah seni yang melibatkan penilaian multidimensi. Harga dasar di Indonesia, untuk kualitas hias biasa, berkisar antara Rp 2.500.000 hingga Rp 4.500.000 per ekor. Namun, ayam Brahma yang memiliki genetik unggul, kesesuaian standar ras yang mendekati sempurna, dan berasal dari varietas warna langka (seperti Dark atau Blue), dapat mencapai harga belasan hingga puluhan juta rupiah.
Penting bagi pembeli untuk mengidentifikasi tujuan pembelian: apakah untuk hobi (Pet), untuk produksi anakan (Breeder), atau untuk pameran (Show Quality). Investasi pada Brahma dewasa kualitas Breeder atau Show akan membutuhkan modal awal yang besar, tetapi memiliki potensi pengembalian yang fantastis melalui nilai jual anakan yang tinggi. Pemahaman yang komprehensif terhadap faktor-faktor genetik, fisik, dan pasar regional adalah kunci untuk membuat keputusan pembelian yang cerdas dan memastikan Anda membayar harga yang sesuai dengan nilai sejati dari "Raja Unggas" yang megah ini.
Salah satu komponen biaya operasional yang paling sering diabaikan oleh pembeli pemula adalah kebutuhan nutrisi spesifik Brahma. Ukuran besar Brahma menuntut pakan dengan kandungan protein minimal 18% untuk fase pertumbuhan hingga remaja, dan protein 16% untuk fase pemeliharaan dewasa. Peternak yang menghasilkan Brahma kualitas premium seringkali menggunakan pakan pabrikan impor atau formulasi pakan khusus yang mengandung asam amino esensial, mineral, dan vitamin yang lebih tinggi untuk memastikan bulu kaki dan kesehatan secara keseluruhan berada pada kondisi puncak. Biaya pakan premium ini, yang bisa 20% hingga 50% lebih mahal daripada pakan ayam petelur komersial, harus dibebankan dalam harga jual ayam dewasa, sehingga menjustifikasi harga tinggi yang ditawarkan oleh peternak yang kredibel.
Brahma dewasa, terutama pejantan, memerlukan diet yang kaya kalsium dan vitamin D untuk mendukung struktur tulang yang masif. Kaki Brahma yang menopang berat badan hingga 7 kg harus ditopang oleh nutrisi optimal. Investasi pada pakan yang tepat selama dua tahun pertama kehidupan ayam adalah investasi yang besar, dan ini merupakan alasan struktural mengapa harga Brahma dewasa jauh lebih tinggi dibandingkan unggas ras kecil.
Perbedaan harga yang mencolok juga terlihat antara pasar di kota metropolitan besar dan daerah pedesaan. Di Jakarta, misalnya, permintaan terhadap ayam Brahma Light dan Buff seringkali didorong oleh kaum urban yang mencari hewan peliharaan hias eksklusif, bukan hanya untuk breeding. Mereka bersedia membayar lebih untuk kemudahan akses dan kualitas yang terjamin tanpa perlu jauh-jauh ke kandang peternak di daerah. Sementara itu, di daerah sentra peternakan di Jawa Timur atau Jawa Tengah, meskipun ketersediaan lebih banyak, harga mungkin sedikit lebih rendah karena faktor biaya logistik yang minimal dan adanya kompetisi harga antarpeternak lokal.
Namun, fenomena ini berbalik untuk ayam kualitas kontes. Ayam kontes paling mahal biasanya diperdagangkan langsung antara peternak spesialis, terlepas dari lokasi geografis mereka. Transaksi ini lebih sering didasarkan pada reputasi genetik daripada faktor regional, meskipun biaya kirim tetap menjadi komponen tambahan yang signifikan dalam total biaya investasi.
Peternak yang menetapkan harga tinggi pada Brahma dewasanya seringkali menawarkan jaminan. Jaminan ini bisa berupa garansi kesehatan selama periode tertentu setelah pembelian (misalnya 1 minggu bebas penyakit fatal) atau garansi kesesuaian ras (jika ayam ternyata memiliki cacat diskualifikasi yang terlewatkan saat inspeksi). Adanya sertifikasi genetik atau jaminan kesehatan ini memberikan ketenangan pikiran kepada pembeli dan membenarkan selisih harga dibandingkan dengan penjual yang hanya menawarkan ayam tanpa dokumen pendukung apa pun. Jaminan tersebut merupakan bagian tak terpisahkan dari nilai jual premium.
Kualitas bulu kaki (feathering) pada ayam Brahma adalah ciri khas ras ini dan menjadi salah satu penentu harga visual yang paling penting. Bulu kaki yang ideal harus tebal, lembut (tidak kasar), dan menutupi bagian luar kaki serta jari-jari kaki luar hingga ujungnya. Cacat umum seperti "vulture hocks" (bulu keras yang menonjol ke belakang lutut) atau bulu yang terlalu jarang (sparse feathering) akan secara otomatis mendegradasi ayam tersebut ke kelas Pet Quality, bahkan jika ukuran tubuhnya sempurna.
Pada Brahma kualitas Show, peternak menghabiskan banyak waktu untuk memastikan kebersihan dan kesehatan bulu kaki. Bulu kaki yang kotor, rusak, atau dipenuhi kutu adalah tanda manajemen kandang yang buruk, yang akan sangat menurunkan nilai jual, terlepas dari potensi genetik ayam tersebut. Oleh karena itu, ketika menilai harga, pembeli harus memberikan perhatian ekstra pada detail bulu kaki ini, karena ia adalah simbol kemewahan dan kesulitan pemeliharaan ras Brahma.
Harga ayam Brahma tidak statis; ia mengikuti siklus ekonomi dan tren hobi. Dalam beberapa tahun terakhir, minat terhadap ayam hias raksasa meningkat, didorong oleh media sosial dan pameran unggas. Kenaikan permintaan ini secara alami mendorong harga Brahma dewasa ke atas. Namun, jika terjadi kelebihan pasokan di pasar anakan, harga DOC akan turun, yang pada akhirnya menekan harga jual indukan dewasa di masa depan.
Peternak yang cerdas akan membeli Brahma dewasa kualitas unggul saat harga stabil atau sedikit rendah, kemudian menjual anakan saat permintaan sedang memuncak. Siklus ini mengharuskan pembeli untuk selalu memantau tren pasar, memastikan bahwa investasi mereka dilakukan pada waktu yang optimal untuk memaksimalkan potensi keuntungan dari harga jual anakan yang dihasilkan oleh ayam dewasa tersebut.
Jengger tigan (Pea Comb) adalah kriteria wajib bagi Brahma. Jengger ini harus rendah, dengan tiga baris kecil yang tersusun rapi. Dalam kelas Show Quality, peternak sangat teliti memastikan jengger tidak terlalu besar atau terlalu kecil dibandingkan proporsi kepala. Jika salah satu dari tiga baris tersebut tumbuh tidak merata atau salah satu sisi jengger miring, ayam tersebut akan kehilangan poin signifikan dalam penilaian kontes, yang langsung berdampak pada penurunan harga jualnya sebagai ayam kelas premium. Jengger yang benar-benar sempurna adalah indikator genetik murni dan stabil, yang merupakan faktor kunci penentu harga tertinggi.
Transisi dari remaja ke dewasa penuh sangat krusial dalam penetapan harga. Brahma jantan yang baru mulai berkokok dan menunjukkan minat kawin (sekitar 7-8 bulan) harganya lebih rendah daripada jantan yang telah teruji kawin dan menghasilkan anakan (di atas 18 bulan). Begitu pula dengan betina, betina yang baru pertama kali bertelur (pullet) harganya lebih rendah daripada betina yang telah melalui setidaknya satu musim bertelur penuh dan terbukti menghasilkan telur dengan tingkat fertilitas tinggi dan cangkang yang kokoh. Dalam investasi Brahma, usia dan pembuktian produktivitas adalah sama pentingnya dengan genetik, dan penambahan usia produktif ini meningkatkan harga jual secara eksponensial.
Bagi pembeli yang berfokus pada breeding, membeli ayam Brahma dewasa dalam formasi trio (satu jantan dan dua betina) adalah strategi yang paling efisien, meskipun memerlukan investasi awal yang lebih besar. Keuntungan membeli trio adalah jaminan bahwa rasio kawin optimal telah terpenuhi (Brahma jantan dewasa dapat melayani hingga empat betina, tetapi dua betina adalah rasio ideal untuk fertilitas maksimum). Peternak seringkali memberikan diskon paket untuk trio, namun harga per ekor yang didiskon tersebut tetap mencerminkan kualitas genetik tinggi dari seluruh unit breeding tersebut. Harga paket trio Brahma kualitas Breeder bisa berkisar antara Rp 15.000.000 hingga Rp 25.000.000, tergantung kualitas individu di dalamnya.
Reputasi peternak atau farm sangat memengaruhi harga ayam Brahma dewasa. Ayam yang dibeli dari peternak yang dikenal sering memenangkan kontes, memiliki standar sanitasi kandang yang tinggi, dan memiliki catatan pengiriman yang sukses ke berbagai pulau, akan dijual dengan harga premium (reputation premium). Pembeli bersedia membayar lebih karena mereka tidak hanya membeli ayam, tetapi juga membeli jaminan kualitas, dukungan purnajual, dan kepercayaan terhadap silsilah yang sah. Membeli dari sumber yang tidak dikenal, meskipun harganya mungkin lebih murah, membawa risiko tinggi terhadap masalah genetik tersembunyi atau riwayat kesehatan yang tidak jujur.
Harga ayam Brahma dewasa cenderung mengalami sedikit kenaikan pada periode tertentu, terutama menjelang musim kawin utama (biasanya di awal musim hujan) atau menjelang pameran besar. Peternak yang cerdas menahan penjualan ayam kualitas Show hingga mendekati pameran untuk memaksimalkan harga. Pembeli yang ingin menghemat disarankan untuk membeli indukan di luar musim puncak, meskipun ketersediaan ayam kualitas tertinggi mungkin lebih terbatas.
Sebagian penjual yang tidak etis mungkin mencabut bulu kaki yang rusak atau kotor untuk membuat penampilan Brahma terlihat lebih rapi sesaat sebelum dijual. Pembeli harus waspada dan memeriksa pangkal bulu kaki. Jika ada tanda-tanda pencabutan baru atau kulit yang iritasi, ini bisa menjadi indikasi bahwa ayam tersebut sebenarnya memiliki masalah pada bulu kaki (sparse feathering) yang ditutupi. Ayam Brahma dengan bulu kaki alami yang sehat dan tebal selalu memiliki harga jual yang jauh lebih tinggi dan stabil.
Secara keseluruhan, harga ayam Brahma dewasa mencerminkan gabungan antara kualitas genetik, biaya pemeliharaan jangka panjang, kesulitan seleksi ras, dan dinamika permintaan pasar. Investasi pada Brahma yang tepat adalah investasi jangka panjang yang membutuhkan riset ekstensif sebelum transaksi dilakukan.