Dzikir yang Paling Ditakuti Jin dan Setan: Meraih Perisai Gaib Seorang Mukmin

Perisai Gaib Dzikir الله
Dzikir adalah perisai pelindung bagi seorang mukmin.

Di alam semesta yang luas ini, manusia tidak hidup sendirian. Ada dimensi lain yang dihuni oleh makhluk ciptaan Allah yang tidak kasat mata, yaitu jin. Sebagaimana manusia, mereka juga memiliki kehendak bebas, ada yang beriman dan taat, namun banyak pula yang ingkar dan menjadi musuh abadi manusia, yaitu setan dari golongan jin. Musuh yang tak terlihat ini senantiasa berusaha menyesatkan, membisikkan keraguan, dan menebar ketakutan di dalam hati anak Adam. Namun, Allah Yang Maha Pengasih tidak pernah membiarkan hamba-Nya tanpa pertahanan. Dia telah menurunkan senjata paling ampuh, sebuah perisai gaib yang tak tertembus, yaitu dzikir atau mengingat Allah.

Dzikir bukanlah sekadar rangkaian kata yang diucapkan tanpa makna. Ia adalah denyut nadi keimanan, sebuah koneksi langsung antara hamba dengan Rabb-nya. Ketika lisan, hati, dan pikiran seorang mukmin menyatu dalam mengingat keagungan Allah, sebuah cahaya akan terpancar, membentuk benteng kokoh yang membuat setan lari tunggang-langgang. Pertanyaannya, di antara sekian banyak lafaz dzikir, manakah yang paling dahsyat getarannya hingga paling ditakuti oleh jin dan para pembantunya? Artikel ini akan mengupas tuntas amalan-amalan dzikir yang terbukti paling ampuh berdasarkan petunjuk dari Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah ﷺ.

Memahami Musuh Tak Kasat Mata: Hakikat Jin dan Setan

Sebelum kita menyelami lautan dzikir, penting untuk memahami terlebih dahulu siapa musuh yang kita hadapi. Pengetahuan adalah langkah pertama menuju kemenangan. Al-Qur'an dan hadits telah memberikan gambaran yang jelas mengenai dunia mereka. Allah berfirman bahwa Dia menciptakan jin dari api yang bergejolak, berbeda dengan manusia yang diciptakan dari tanah. Firman-Nya dalam Surah Ar-Rahman ayat 15:

وَخَلَقَ الْجَانَّ مِن مَّارِجٍ مِّن نَّارٍ

"Wa khalaqal-jānna mim mārijim min nār."

"Dan Dia menciptakan jin dari nyala api yang murni (tanpa asap)."

Mereka adalah makhluk yang memiliki akal, nafsu, dan kehendak bebas. Seperti manusia, mereka diberi pilihan untuk beriman atau kafir. Ada jin muslim yang saleh, dan ada pula jin kafir yang menjadi bagian dari tentara Iblis. Iblis sendiri adalah pemimpin para setan dari golongan jin yang dilaknat oleh Allah karena kesombongannya menolak untuk sujud kepada Nabi Adam. Sejak saat itu, Iblis dan para pengikutnya bersumpah untuk menyesatkan manusia hingga hari kiamat.

Tujuan utama mereka adalah menjerumuskan manusia ke dalam kesyirikan, kemaksiatan, dan kelalaian dari mengingat Allah. Metode mereka sangat halus dan beragam, mulai dari bisikan jahat (waswas) di dalam dada, menampakkan kebatilan seolah-olah indah, hingga menimbulkan rasa was-was, malas beribadah, dan pertikaian di antara sesama manusia. Mereka adalah musuh yang sangat sabar, licik, dan tidak pernah lelah. Allah memperingatkan kita tentang permusuhan ini dalam Surah Fatir ayat 6:

إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا

"Innas-syaiṭāna lakum 'aduwwun fattakhiżụhu 'aduwwā."

"Sesungguhnya setan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu)."

Namun, di balik semua kekuatan dan tipu dayanya, setan memiliki satu kelemahan fundamental: mereka sangat lemah dan tidak berdaya di hadapan seorang hamba yang imannya kokoh dan hatinya senantiasa terhubung dengan Allah. Kekuatan mereka hanyalah ilusi yang akan hancur lebur ketika berhadapan dengan cahaya dzikrullah. Sebagaimana firman Allah bahwa tipu daya setan itu pada hakikatnya lemah (QS. An-Nisa: 76). Inilah kunci utama yang harus kita pegang erat: kekuatan kita tidak berasal dari diri kita sendiri, melainkan dari pertolongan dan perlindungan Allah, yang kita raih melalui dzikir.

Ayat Kursi (Al-Baqarah: 255): Singgasana Keagungan Ilahi

Jika ada satu dzikir yang disepakati oleh para ulama sebagai puncak perlindungan dan paling ditakuti oleh bangsa jin, maka itu adalah Ayat Kursi. Ayat ke-255 dari Surah Al-Baqarah ini bukanlah ayat biasa. Ia disebut sebagai "sayyidul-ayah" atau pemimpin para ayat dalam Al-Qur'an. Keagungan maknanya begitu luar biasa, mencakup esensi tauhid dan sifat-sifat kesempurnaan Allah yang membuat makhluk paling sombong sekalipun akan tunduk gemetar.

اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ ۚ لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ ۚ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ ۗ مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ ۚ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ ۖ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَاءَ ۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ ۖ وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا ۚ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ

Allāhu lā ilāha illā huwal-ḥayyul-qayyụm, lā ta`khużuhụ sinatuw wa lā na`ụm, lahụ mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍ, man żallażī yasyfa'u 'indahū illā bi`iżnih, ya'lamu mā baina aidīhim wa mā khalfahum, wa lā yuḥīṭụna bisyai`im min 'ilmihī illā bimā syā`, wasi'a kursiyyuhus-samāwāti wal-arḍ, wa lā ya`ụduhụ ḥifẓuhumā, wa huwal-'aliyyul-'aẓīm.

"Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar."

Kekuatan ayat ini terkonfirmasi dalam sebuah hadits shahih yang sangat terkenal, yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu. Dalam kisah tersebut, Abu Hurairah ditugaskan menjaga harta zakat kaum muslimin. Selama tiga malam berturut-turut, seorang pencuri datang dan mengambil makanan. Setiap kali, Abu Hurairah berhasil menangkapnya, namun pencuri itu selalu memohon belas kasihan dengan alasan keluarga yang kelaparan, hingga Abu Hurairah melepaskannya.

Pada malam ketiga, Abu Hurairah bertekad akan membawanya kepada Rasulullah ﷺ. Pencuri itu pun berkata, "Lepaskan aku, dan aku akan ajarkan kepadamu beberapa kalimat yang akan memberimu manfaat dari Allah." Abu Hurairah setuju. Pencuri itu lalu berkata, "Jika engkau hendak tidur, bacalah Ayat Kursi (Allahu la ilaha illa huwal hayyul qayyum...) sampai selesai. Jika engkau membacanya, maka akan senantiasa ada penjaga dari Allah untukmu, dan setan tidak akan mendekatimu sampai pagi."

Keesokan harinya, Rasulullah ﷺ bertanya kepada Abu Hurairah tentang tamunya semalam. Setelah mendengar ceritanya, Rasulullah ﷺ bersabda, "Ketahuilah, dia telah berkata benar kepadamu, padahal dia adalah seorang pendusta besar. Tahukah engkau siapa yang berbicara denganmu selama tiga malam itu, wahai Abu Hurairah?" Abu Hurairah menjawab, "Tidak." Rasulullah ﷺ bersabda, "Dia adalah setan."

Kisah ini adalah bukti nyata, sebuah pengakuan langsung dari musuh itu sendiri tentang kedahsyatan Ayat Kursi. Mengapa ayat ini begitu ditakuti? Mari kita bedah kandungan maknanya:

Membaca Ayat Kursi dengan penuh penghayatan dan keyakinan adalah seperti memanggil kekuatan terbesar di alam semesta untuk melindungi kita. Inilah sebabnya mengapa setan, yang diajarkan oleh Iblis sendiri, mengakuinya sebagai benteng terkuat. Dianjurkan untuk membacanya setiap selesai shalat fardhu, sebelum tidur, serta pada waktu dzikir pagi dan petang.

Al-Mu'awwidzatain (Surah Al-Falaq & An-Nas): Dua Perisai Perlindungan

Selanjutnya, ada dua surah pendek yang memiliki kekuatan perlindungan luar biasa, yang bahkan Rasulullah ﷺ sendiri menyebutnya sebagai surah perlindungan terbaik. Keduanya adalah Surah Al-Falaq dan Surah An-Nas, yang secara kolektif dikenal sebagai "Al-Mu'awwidzatain" (dua surah peminta perlindungan). Kekuatan kedua surah ini terbukti ketika Rasulullah ﷺ pernah terkena sihir yang dikirim oleh seorang Yahudi bernama Labid bin Al-A'sham. Sihir itu membuat beliau merasa seolah-olah telah melakukan sesuatu padahal belum. Kemudian, Malaikat Jibril datang dan memberitahukan letak sihir tersebut di sebuah sumur, serta menurunkan kedua surah ini sebagai penawarnya. Rasulullah ﷺ membaca ayat demi ayat dari kedua surah ini, dan dengan izin Allah, ikatan sihir itu terlepas satu per satu hingga beliau sembuh total.

Kisah ini menunjukkan bahwa Al-Mu'awwidzatain adalah senjata spesialis untuk melawan kejahatan sihir, hasad (dengki), dan bisikan setan yang merupakan akar dari banyak gangguan gaib.

Surah Al-Falaq: Perlindungan dari Kejahatan Eksternal

قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ (1) مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ (2) وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ (3) وَمِنْ شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ (4) وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ (5)

Qul a'ụżu birabbil-falaq. Min syarri mā khalaq. Wa min syarri gāsiqin iżā waqab. Wa min syarrin-naffāṡāti fil-'uqad. Wa min syarri ḥāsidin iżā ḥasad.

"Katakanlah: 'Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh, dari kejahatan makhluk-Nya, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul, dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki'."

Surah ini mengajarkan kita untuk meminta perlindungan kepada Allah, "Rabb al-Falaq" (Tuhan yang menguasai subuh), dari berbagai sumber kejahatan yang datang dari luar diri kita.

  1. Dari kejahatan semua makhluk-Nya: Ini adalah permintaan perlindungan yang sangat komprehensif, mencakup kejahatan dari manusia, jin, binatang buas, dan segala hal yang bisa mendatangkan mudharat.
  2. Dari kejahatan malam: Malam seringkali menjadi waktu di mana kejahatan merajalela. Hewan berbahaya keluar, dan para pelaku kejahatan, baik dari kalangan manusia maupun jin, lebih aktif.
  3. Dari kejahatan tukang sihir: Ini adalah perlindungan spesifik dari praktik sihir, santet, dan guna-guna, yang seringkali melibatkan bantuan dari setan dan jin kafir.
  4. Dari kejahatan orang yang dengki: Hasad atau dengki adalah penyakit hati yang bisa mendorong seseorang untuk mencelakai orang lain. Pandangan mata orang yang dengki ('ain) juga termasuk di dalamnya, yang bisa menyebabkan sakit atau musibah dengan izin Allah.

Surah An-Nas: Perlindungan dari Kejahatan Internal

قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ (1) مَلِكِ النَّاسِ (2) إِلَٰهِ النَّاسِ (3) مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ (4) الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ (5) مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ (6)

Qul a'ụżu birabbin-nās. Malikin-nās. Ilāhin-nās. Min syarril-waswāsil-khannās. Allażī yuwaswisu fī ṣudụrin-nās. Minal-jinnati wan-nās.

"Katakanlah: 'Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia. Raja manusia. Sembahan manusia. Dari kejahatan (bisikan) setan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia'."

Jika Al-Falaq fokus pada perlindungan dari ancaman luar, maka Surah An-Nas adalah spesialis untuk menangkal serangan dari dalam, yaitu bisikan setan. Perhatikan bagaimana Allah disebut dengan tiga sifat-Nya (Rabb, Malik, Ilah) yang menunjukkan kekuasaan total-Nya atas manusia, sebelum menyebutkan musuh yang akan dilawan. Ini seolah-olah kita mengumpulkan seluruh kekuatan sebelum menghadapi musuh utama hati: Al-Waswas al-Khannas.

"Al-Waswas" adalah pembisik kejahatan. "Al-Khannas" artinya yang bersembunyi atau mundur. Sifat setan adalah, ketika seorang hamba mengingat Allah (berdzikir), ia akan mundur dan bersembunyi. Namun, ketika hamba itu lalai, ia akan maju lagi dan membisikkan keraguan, was-was, riya', dan berbagai penyakit hati lainnya. Surah ini adalah senjata pamungkas untuk membersihkan hati dari bisikan-bisikan kotor ini, baik yang berasal dari jin maupun dari manusia yang berwatak setan.

Membaca kedua surah ini, terutama tiga kali di waktu pagi, tiga kali di waktu petang, dan sebelum tidur, akan menciptakan sebuah kubah perlindungan yang sempurna, melindungi diri dari serangan luar dan membersihkan hati dari gangguan internal.

Kalimat Tauhid Pamungkas: Senjata Pemusnah Syirik

Inti dari segala kekuatan dan sumber ketakutan terbesar bagi setan adalah kalimat Tauhid: "La ilaha illallah" (Tidak ada tuhan selain Allah). Kalimat ini adalah fondasi Islam, pembeda antara iman dan kufur. Setan dan bala tentaranya bekerja siang dan malam untuk merusak kalimat ini di hati manusia. Oleh karena itu, mengucapkannya dengan penuh keyakinan dan konsisten adalah seperti menjatuhkan bom atom di markas pertahanan mereka. Ada satu lafaz dzikir yang menggabungkan kalimat tauhid dengan pujian dan pengakuan kekuasaan Allah, yang memiliki fadhilah luar biasa sebagai perisai dari setan.

لَا إِلَٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Lā ilāha illallāh, waḥdahu lā syarīka lah, lahul-mulku wa lahul-ḥamdu, wa huwa ‘alā kulli syai’in qadīr.

"Tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya segala kerajaan dan bagi-Nya segala puji, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu."

Rasulullah ﷺ menjelaskan keutamaan dzikir ini dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim. Beliau bersabda bahwa barangsiapa yang mengucapkan kalimat ini seratus kali dalam sehari, maka baginya (pahalanya) seperti memerdekakan sepuluh budak, dicatat baginya seratus kebaikan, dihapuskan darinya seratus keburukan, dan yang terpenting untuk konteks kita:

"...dan itu akan menjadi perisai baginya dari setan pada hari itu hingga petang. Dan tidak ada seorang pun yang datang dengan yang lebih baik dari apa yang dibawanya kecuali seseorang yang melakukan lebih banyak dari itu."

Perhatikan frasa "perisai baginya dari setan pada hari itu". Ini adalah jaminan proteksi dari Rasulullah ﷺ. Mengamalkan dzikir ini seratus kali (bisa dicicil setelah shalat atau dilakukan sekali duduk di pagi hari) adalah seperti mengaktifkan sistem keamanan spiritual level tertinggi untuk sepanjang hari. Mengapa kalimat ini begitu dahsyat? Karena setiap katanya adalah antitesis dari ajaran setan:

Mengucapkan dzikir ini seratus kali setiap pagi adalah investasi spiritual yang tak ternilai. Ia membangun benteng yang tidak hanya melindungi, tetapi juga membersihkan dan menguatkan jiwa dari dalam.

Kumpulan Dzikir Harian sebagai Benteng Perlindungan Lengkap

Selain tiga pilar utama di atas, ada serangkaian dzikir harian yang diajarkan oleh Rasulullah ﷺ yang berfungsi sebagai lapisan-lapisan pertahanan tambahan, menutup setiap celah yang mungkin coba ditembus oleh setan. Mengamalkannya secara rutin dalam kehidupan sehari-hari akan membuat perlindungan kita menjadi komprehensif dan berlapis-lapis.

1. Dzikir Pagi dan Petang: Memulai dan Mengakhiri Hari dengan Perlindungan

Dzikir pagi (setelah shubuh hingga terbit matahari) dan petang (setelah ashar hingga terbenam matahari) adalah "prime time" untuk membentengi diri. Salah satu dzikir yang sangat dianjurkan adalah:

بِسْمِ اللَّهِ الَّذِي لَا يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

Bismillāhilladzī lā yadhurru ma'asmihī syai'un fil-ardhi wa lā fis-samā'i wa huwas-samī'ul-'alīm.

"Dengan nama Allah yang bersama nama-Nya, tidak ada sesuatu pun di bumi maupun di langit yang dapat membahayakan, dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."

Rasulullah ﷺ bersabda bahwa barangsiapa yang membacanya tiga kali di waktu pagi, maka tidak ada musibah yang akan menimpanya secara tiba-tiba hingga petang. Dan barangsiapa membacanya tiga kali di waktu petang, maka tidak ada musibah yang akan menimpanya secara tiba-tiba hingga pagi. Ini adalah dzikir penyerahan diri total, meyakini bahwa dengan menyebut nama Allah, semua sumber bahaya menjadi tidak berdaya.

2. Saat Singgah di Suatu Tempat

Ketika kita bepergian, memasuki tempat baru, hutan, gedung kosong, atau bahkan hotel, kita dianjurkan untuk meminta perlindungan kepada Allah dari kejahatan penghuni tempat tersebut.

أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ

A'ụżu bikalimātillāhit-tāmmāti min syarri mā khalaq.

"Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan makhluk yang Dia ciptakan."

Dalam sebuah hadits riwayat Muslim, Rasulullah ﷺ menjamin, barangsiapa yang mengucapkan dzikir ini ketika singgah di suatu tempat, maka tidak ada sesuatu pun yang akan membahayakannya sampai ia meninggalkan tempat itu. "Kalimat-kalimat Allah yang sempurna" bisa merujuk pada Al-Qur'an atau sifat-sifat-Nya, yang tidak memiliki kekurangan dan cela. Ini adalah permohonan perlindungan yang sangat kuat.

3. Dzikir Masuk dan Keluar Rumah

Rumah seharusnya menjadi tempat yang aman dan tenang (sakinah). Setan selalu berusaha untuk masuk dan ikut campur dalam urusan rumah tangga, menciptakan pertengkaran dan suasana tidak nyaman. Kuncinya adalah dengan menyebut nama Allah.

4. Dzikir Sebelum Tidur dan Saat Terjaga

Waktu tidur adalah saat di mana jiwa kita lebih rentan. Oleh karena itu, membentengi diri sebelum tidur sangatlah krusial. Selain membaca Ayat Kursi dan Al-Mu'awwidzatain, berwudhu sebelum tidur dan membaca doa-doa tidur yang diajarkan Nabi adalah bagian dari benteng tersebut. Jika terbangun di malam hari karena mimpi buruk atau perasaan takut, segeralah meludah ke kiri tiga kali, membaca ta'awwudz ("A'udzu billahi minasy syaithanir rajim"), dan mengubah posisi tidur.

Pentingnya Keyakinan dan Istiqamah

Akhir kata, harus dipahami bahwa dzikir bukanlah mantra sihir yang bekerja secara otomatis. Kekuatan sejati dari dzikir terletak pada hati yang mengucapkannya. Efektivitasnya bergantung pada beberapa faktor kunci:

Dzikir adalah senjata, dan orang yang menggunakannya adalah prajurit. Senjata paling tajam sekalipun tidak akan berguna di tangan prajurit yang lemah dan ragu-ragu. Oleh karena itu, selain memperbanyak dzikir, kita juga harus senantiasa berusaha memperbaiki kualitas shalat, menjauhi maksiat, dan menyucikan hati. Ketika lisan, hati, dan perbuatan seorang hamba selaras dalam ketaatan kepada Allah, maka ia akan berada di dalam benteng perlindungan-Nya yang tidak akan pernah bisa ditembus oleh tipu daya setan yang paling licik sekalipun. Ingatlah selalu, ketakutan kita seharusnya hanya kepada Allah, bukan kepada makhluk-Nya. Dengan mengingat-Nya, segala ketakutan lain akan sirna, digantikan oleh ketenangan dan rasa aman yang datang langsung dari Sang Pencipta Yang Maha Perkasa.

🏠 Kembali ke Homepage