Dalam perjalanan hidup yang penuh liku, setiap insan pasti pernah merasakan saat-saat di mana jalan terasa buntu, urusan menjadi rumit, dan hati dilanda gundah gulana. Masalah datang silih berganti, seolah tak ada ujungnya. Di tengah hiruk pikuk dunia yang menuntut kecepatan dan ketangguhan, seringkali kita lupa bahwa ada satu kekuatan yang tak terbatas, satu sumber pertolongan yang tak pernah kering, yaitu Allah Subhanahu wa Ta'ala. Jalan untuk menyambungkan diri dengan kekuatan tersebut adalah melalui dzikir, sebuah amalan ringan di lisan namun berat di timbangan, yang menjadi dzikir agar dimudahkan segala urusan.
Dzikir, secara harfiah berarti 'mengingat'. Namun, maknanya jauh lebih dalam dari sekadar mengingat. Ia adalah aktivitas ruhani yang menghubungkan hati, lisan, dan pikiran seorang hamba secara langsung kepada Sang Pencipta. Ketika seorang hamba berdzikir, ia sedang mengakui kelemahan dirinya dan mengakui keagungan Tuhannya. Inilah titik awal terbukanya pintu-pintu kemudahan. Sebab, bagaimana mungkin suatu urusan terasa sulit jika kita menyerahkannya kepada Yang Maha Memudahkan?
Makna Hakiki di Balik Dzikir: Bukan Sekadar Mantra
Sebelum melangkah lebih jauh kepada bacaan-bacaan dzikir spesifik, penting untuk meluruskan pondasi pemahaman kita. Dzikir bukanlah mantra sihir yang diucapkan tanpa makna untuk mendapatkan hasil instan. Dzikir adalah dialog jiwa, sebuah pengakuan tulus yang mengubah perspektif kita terhadap masalah. Ketika kita mengucapkan "Subhanallah" (Maha Suci Allah), kita sedang membersihkan pikiran kita dari anggapan bahwa ada kekuatan lain yang bisa menandingi-Nya.
Ketika kita mengucap "Alhamdulillah" (Segala Puji bagi Allah), kita sedang melatih hati untuk bersyukur bahkan di tengah kesulitan, membuka mata bahwa di setiap ujian pasti ada nikmat tersembunyi. Dan ketika kita melantunkan "Allahu Akbar" (Allah Maha Besar), kita sedang mengecilkan masalah kita di hadapan Kebesaran-Nya. Urusan yang tadinya tampak sebesar gunung, menjadi tak lebih dari sebutir kerikil di hadapan Allah Yang Maha Agung. Inilah kekuatan transformatif dari dzikir; ia tidak selalu menghilangkan masalah seketika, tetapi ia pasti memberikan kekuatan, ketenangan, dan petunjuk untuk menghadapinya.
Allah sendiri berfirman dalam Al-Qur'an, yang menjadi jaminan pasti bagi orang-orang yang beriman:
الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ اللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
"(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram." (QS. Ar-Ra'd: 28)
Ketenangan hati adalah kunci pertama. Hati yang tenang mampu berpikir jernih, mengambil keputusan yang tepat, dan melihat jalan keluar yang sebelumnya tak terlihat. Inilah gerbang awal dari dimudahkannya segala urusan. Maka dari itu, menjadikan dzikir sebagai bagian tak terpisahkan dari napas kehidupan adalah investasi terbaik untuk dunia dan akhirat.
Langkah Pertama Menuju Kemudahan: Istighfar, Sang Pembersih Jalan
Seringkali, kesulitan yang kita hadapi adalah akibat dari dosa dan kelalaian kita sendiri. Dosa ibarat penghalang tebal yang menutupi jalan rezeki dan kemudahan. Ia seperti noda yang membuat doa kita terhambat untuk sampai ke langit. Oleh karena itu, langkah fundamental sebelum meminta kemudahan adalah memohon ampunan. Membersihkan jalan terlebih dahulu dengan istighfar.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, manusia yang paling mulia dan dijamin masuk surga, tidak pernah lepas dari istighfar. Beliau beristighfar lebih dari tujuh puluh kali dalam sehari. Jika beliau saja demikian, bagaimana dengan kita yang setiap hari bergelimang dosa? Istighfar adalah dzikir pembuka yang sangat agung.
Sayyidul Istighfar: Rajanya Permohonan Ampun
Ada satu bacaan istighfar yang disebut oleh Nabi sebagai 'Sayyidul Istighfar' atau rajanya istighfar. Di dalamnya terkandung pengakuan total akan ke-Tuhanan Allah, pengakuan atas nikmat-Nya, serta pengakuan atas dosa dan kelemahan diri. Inilah dzikir yang sangat ampuh untuk mengawali permohonan agar dimudahkan segala urusan.
اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ. أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ. أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ. وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ. فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلَّا أَنْتَ
Allahumma anta rabbii laa ilaaha illaa anta, khalaqtanii wa ana 'abduka wa ana 'alaa 'ahdika wa wa'dika mastatha'tu. A'uudzu bika min syarri maa shana'tu. Abuu-u laka bini'matika 'alayya. Wa abuu-u bidzanbii. Faghfirlii fa-innahuu laa yaghfirudz dzunuuba illaa anta.
"Ya Allah, Engkau adalah Tuhanku, tidak ada Tuhan selain Engkau. Engkau telah menciptakanku dan aku adalah hamba-Mu. Aku berada dalam perjanjian-Mu dan janji-Mu semampuku. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan perbuatanku. Aku mengakui nikmat-Mu kepadaku, dan aku mengakui dosaku. Maka, ampunilah aku, karena sesungguhnya tidak ada yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Engkau."
Membaca dan merenungi setiap kata dalam Sayyidul Istighfar ini di pagi dan sore hari dengan keyakinan penuh akan membersihkan jiwa, melapangkan dada, dan seolah-olah membuka sumbatan-sumbatan yang selama ini menghalangi pertolongan Allah. Ketika dosa diampuni, rahmat Allah akan turun, dan bersama rahmat-Nya, datanglah segala bentuk kemudahan.
Dzikir Inti Agar Dimudahkan Segala Urusan
Setelah membersihkan diri dengan istighfar, berikut adalah beberapa amalan dzikir yang secara spesifik diajarkan dan memiliki keutamaan luar biasa dalam mendatangkan pertolongan Allah di saat-saat sulit.
1. Doa Nabi Yunus: Dzikir di Puncak Keputusasaan
Bayangkan berada dalam situasi paling mustahil: terperangkap di dalam perut ikan paus di tengah lautan yang gelap gulita. Tidak ada jalan keluar secara logika. Inilah yang dialami oleh Nabi Yunus 'alaihissalam. Dalam kondisi yang begitu terjepit, beliau tidak berteriak meminta tolong, tetapi beliau melantunkan sebuah dzikir pengakuan yang agung.
لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ
Laa ilaaha illaa anta subhaanaka innii kuntu minazh zhaalimiin.
"Tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zalim."
Mari kita bedah kekuatan kalimat ini. Ia terdiri dari tiga pilar utama:
- Tauhid (لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنْتَ): Pengakuan mutlak bahwa hanya Allah satu-satunya Tuhan, satu-satunya sumber pertolongan. Ini memutus harapan kepada selain-Nya.
- Tasbih (سُبْحَانَكَ): Mensucikan Allah dari segala kekurangan. Mengakui bahwa apa yang menimpa diri bukanlah karena Allah berbuat zalim, melainkan karena kesempurnaan takdir dan hikmah-Nya.
- I'tiraf (إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ): Pengakuan dosa. Ini adalah puncak kerendahan hati seorang hamba. Mengakui bahwa kesulitan yang dialami adalah buah dari kesalahan dan kezaliman diri sendiri.
Kombinasi tiga pilar ini adalah formula doa yang sangat dahsyat. Allah mengabadikan kisah ini dan menyebutkan bahwa doa ini adalah penyelamat bagi orang-orang beriman yang mengamalkannya. Ketika Anda merasa terjepit, urusan terasa mustahil, hutang melilit, atau masalah keluarga tak kunjung usai, masuklah ke 'perut ikan' Anda sendiri. Menepilah, sucikan diri, dan lantunkan dzikir ini dengan sepenuh hati. Rasakan bagaimana pertolongan Allah datang dari arah yang tidak disangka-sangka, sama seperti bagaimana Allah mengeluarkan Nabi Yunus dari kegelapan yang berlapis-lapis.
2. Hauqalah: Kalimat Penyerahan Total
Ada kalanya kita merasa tidak berdaya. Usaha sudah maksimal, ikhtiar sudah dijalankan, namun hasilnya belum terlihat. Di titik inilah seorang hamba perlu mengucapkan kalimat penyerahan total, sebuah pengakuan bahwa segala daya dan kekuatan hanyalah milik Allah.
لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ
Laa hawla wa laa quwwata illaa billaah.
"Tiada daya dan tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah."
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebut kalimat ini sebagai "Kanzun min kunuzil jannah" (salah satu dari perbendaharaan surga). Mengapa begitu istimewa? Karena kalimat ini adalah deklarasi kemerdekaan jiwa dari ketergantungan pada kemampuan diri sendiri dan makhluk lain. Saat mengucapkannya, kita seolah berkata, "Ya Allah, aku sudah sampai pada batasku. Aku akui aku lemah. Aku tidak punya daya untuk mengubah keadaan ini dan tidak punya kekuatan untuk meraih apa yang kuinginkan. Semuanya aku serahkan pada-Mu, karena hanya Engkau yang memiliki daya dan kekuatan mutlak."
Penyerahan total inilah yang mengundang kekuatan Allah untuk turun tangan. Ketika Anda merasa buntu dalam pekerjaan, bingung mengambil keputusan, atau lelah secara fisik dan mental, basahi lisan Anda dengan dzikir agar dimudahkan segala urusan ini. Ucapkan berulang kali dengan keyakinan. Anda akan merasakan beban di pundak terangkat, dan Allah akan membukakan jalan dengan kekuatan-Nya, bukan dengan kekuatan Anda yang terbatas.
3. Shalawat kepada Nabi Muhammad ﷺ: Kunci Terbukanya Pintu Langit
Amalan yang satu ini memiliki keistimewaan luar biasa. Doa lain mungkin diterima atau ditolak, tetapi shalawat kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah doa yang pasti diterima dan akan mengangkat doa-doa kita yang lain. Bershalawat adalah cara kita berterima kasih kepada manusia paling mulia yang melaluinya kita mengenal Islam dan iman.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
Allahumma sholli 'alaa sayyidinaa Muhammad wa 'alaa aali sayyidinaa Muhammad.
"Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami Nabi Muhammad dan kepada keluarga junjungan kami Nabi Muhammad."
Seorang sahabat pernah bertanya kepada Rasulullah, berapa banyak porsi shalawat yang harus ia masukkan dalam doanya. Rasulullah terus menyarankan untuk menambahnya, hingga sang sahabat berkata akan menjadikan seluruh doanya berisi shalawat. Apa jawaban Rasulullah? "Jika demikian, maka akan dicukupi semua keinginanmu dan akan diampuni semua dosamu."
Ini adalah janji yang luar biasa. Ketika urusan terasa sulit, perbanyaklah shalawat. Saat lisan kita sibuk memuji kekasih Allah, Allah akan sibuk mengurusi urusan kita. Shalawat melunakkan hati yang keras, mendatangkan rahmat, mengangkat derajat, dan menjadi sebab utama terkabulnya hajat. Jadikan shalawat sebagai dzikir rutin harian, bukan hanya saat ada masalah. Niscaya, hidup akan terasa lebih ringan dan penuh berkah.
4. Dzikir Pagi dan Petang: Benteng Perlindungan Harian
Dzikir pagi dan petang adalah paket perlindungan lengkap yang diajarkan oleh Rasulullah ﷺ. Mengamalkannya secara rutin ibarat membangun benteng kokoh yang melindungi kita dari segala keburukan, baik yang terlihat maupun tidak. Di dalamnya terdapat banyak sekali bacaan yang berfungsi sebagai dzikir agar dimudahkan segala urusan.
Salah satu dzikir yang sangat penting di dalamnya adalah:
حَسْبِيَ اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۖ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ ۖ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ
Hasbiyallaahu laa ilaaha illaa huwa 'alaihi tawakkaltu wa huwa rabbul 'arsyil 'azhiim.
"Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakkal dan Dia adalah Tuhan yang memiliki 'Arsy yang agung."
Dalam sebuah hadits disebutkan, barangsiapa yang membaca kalimat ini tujuh kali di pagi dan sore hari, maka Allah akan mencukupkan baginya segala urusan dunia dan akhiratnya yang menyusahkannya. Kata kuncinya adalah "mencukupkan". Allah akan menjadi 'wakil' kita dalam segala urusan. Apa yang lebih menenangkan daripada memiliki Allah sebagai penjamin dan pencukup segala kebutuhan? Mulailah hari Anda dengan dzikir pagi, dan tutup hari Anda dengan dzikir petang. Ini adalah investasi terbaik untuk mendapatkan perlindungan dan kemudahan sepanjang hari.
Adab dan Sikap Batin Saat Berdzikir
Kualitas dzikir jauh lebih penting daripada kuantitasnya. Mengucapkan seribu kali tanpa kehadiran hati mungkin tidak sebanding dengan mengucapkan sepuluh kali dengan penuh penghayatan. Agar dzikir kita menjadi lebih bermakna dan mustajab, perhatikan beberapa adab berikut:
- Hudhurul Qalb (Hadirnya Hati): Usahakan agar hati dan pikiran ikut serta dalam setiap lafaz yang diucapkan. Renungkan maknanya. Saat mengucapkan "Subhanallah", bayangkan keagungan ciptaan-Nya. Saat mengucapkan "Astaghfirullah", hadirkan penyesalan atas dosa-dosa.
- Ikhlas: Niatkan dzikir semata-mata untuk mencari ridha Allah, bukan untuk pamer atau tujuan duniawi semata. Kemudahan dan kelapangan rezeki adalah bonus yang akan Allah berikan atas keikhlasan kita.
- Istiqamah (Konsisten): Amalan yang paling dicintai Allah adalah yang dilakukan secara rutin meskipun sedikit. Jadikan dzikir sebagai kebiasaan, bukan amalan musiman saat ada masalah saja. Tetapkan waktu khusus setiap hari, misalnya setelah shalat fardhu, untuk berdzikir dengan tenang.
- Tawakkal (Berserah Diri): Setelah berdzikir dan berdoa, serahkan hasilnya kepada Allah. Yakinlah bahwa Allah akan memberikan yang terbaik menurut waktu dan cara-Nya. Jangan tergesa-gesa atau putus asa jika hasilnya belum terlihat. Tugas kita adalah berdzikir dan berikhtiar, hasilnya adalah hak prerogatif Allah.
Menjadikan Dzikir Gaya Hidup
Dzikir agar dimudahkan segala urusan bukanlah sebuah program yang dijalankan dalam periode tertentu, lalu ditinggalkan. Ia adalah sebuah gaya hidup. Rasulullah ﷺ senantiasa berdzikir dalam setiap keadaan; saat bangun tidur, masuk kamar mandi, berpakaian, makan, bepergian, hingga hendak tidur kembali. Ini mengajarkan kita bahwa mengingat Allah bukanlah ritual yang terbatas di atas sajadah saja.
Jadikan lisan kita senantiasa basah dengan dzikrullah. Saat terjebak macet, ganti keluhan dengan istighfar dan shalawat. Saat sedang memasak atau bekerja, iringi dengan lantunan tasbih dan tahmid. Saat menunggu antrian, manfaatkan waktu dengan membaca doa Nabi Yunus. Dengan cara ini, setiap detik dalam hidup kita akan bernilai ibadah dan menjadi sebab turunnya rahmat serta pertolongan Allah.
Ketika dzikir telah mendarah daging, kita akan merasakan perubahan fundamental dalam cara kita memandang hidup. Masalah tidak lagi dilihat sebagai musibah, melainkan sebagai ladang pahala dan kesempatan untuk lebih dekat dengan Allah. Kesulitan tidak lagi membuat panik, melainkan membuat kita semakin khusyuk dalam berdzikir. Hati menjadi lebih lapang, jiwa menjadi lebih kuat, dan solusi atas setiap permasalahan akan datang dengan cara yang indah dan tak terduga.
Inilah janji Allah, dan janji Allah adalah benar. Mulailah dari sekarang, jangan ditunda. Pilih satu atau dua dzikir di atas yang paling menyentuh hati Anda. Amalkan dengan rutin, istiqamah, dan penuh keyakinan. Saksikanlah bagaimana Allah, Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang, akan membukakan untuk Anda pintu-pintu kemudahan dari segala penjuru, mengubah kesulitan menjadi kelapangan, dan mengisi hati Anda dengan ketentraman yang tidak bisa dibeli dengan harta dunia manapun.