Panduan Komprehensif: Manajemen Day-Old Chick (DOC) Ayam Kampung untuk Keberhasilan Ternak Mandiri
DOC Ayam Kampung, Awal Keberhasilan Peternakan
Sektor peternakan ayam kampung telah mengalami lonjakan popularitas yang signifikan. Fokus beralih dari model industri intensif menuju sistem yang lebih alami dan berkelanjutan. Inti dari keberhasilan usaha ini terletak pada manajemen Day-Old Chick (DOC) atau anak ayam umur sehari. DOC Ayam Kampung (AK) bukan sekadar bibit; ia adalah investasi krusial yang menentukan produktivitas, ketahanan penyakit, dan margin keuntungan di masa panen.
Manajemen DOC yang optimal, terutama dalam empat minggu pertama kehidupannya, dikenal sebagai fase brooding. Fase ini menuntut perhatian detail, akurasi lingkungan, dan pemahaman mendalam tentang kebutuhan biologis anak ayam. Kesalahan kecil pada fase ini dapat menyebabkan tingkat kematian (mortalitas) yang tinggi, pertumbuhan yang terhambat, atau bahkan kegagalan total dalam mencapai potensi genetik ayam dewasa.
I. Pemahaman dan Keunggulan DOC Ayam Kampung
DOC Ayam Kampung, berbeda dengan DOC broiler yang merupakan hasil rekayasa genetik untuk pertumbuhan super cepat, memiliki karakteristik genetik yang unggul dalam hal daya tahan, adaptasi terhadap perubahan cuaca, dan kualitas daging yang lebih diminati pasar tradisional. Memahami keunikan ini adalah langkah awal menuju manajemen yang tepat.
1. Karakteristik Biologis DOC AK
Anak ayam kampung memiliki sifat mandiri yang lebih kuat. Mereka lebih gesit dan memiliki naluri mencari makan yang lebih baik sejak awal. Namun, sistem kekebalan tubuh mereka pada hari-hari pertama masih sangat rentan. Cadangan kuning telur yang berfungsi sebagai sumber nutrisi dan antibodi pertama akan habis dalam 3 hingga 5 hari. Setelah periode ini, DOC sepenuhnya bergantung pada manajemen pakan dan lingkungan yang disediakan peternak.
2. Keunggulan Ekonomi dan Pasar
Permintaan terhadap daging dan telur ayam kampung stabil dan cenderung meningkat. Peternakan DOC AK menawarkan beberapa keunggulan ekonomi:
Harga Jual Stabil: Daging ayam kampung memiliki harga jual premium dibandingkan ayam ras.
Ketahanan Penyakit: Sifat genetiknya membuat DOC AK lebih tahan terhadap fluktuasi lingkungan, mengurangi risiko kerugian akibat wabah.
Potensi Pembesaran Beragam: DOC AK dapat dibesarkan dalam sistem semi-intensif, umbaran, atau bahkan intensif, memberikan fleksibilitas operasional.
Penting: Periode Kritis DOC
7 hari pertama kehidupan DOC adalah periode terpenting. Target peternak profesional adalah mencapai mortalitas di bawah 3% pada periode brooding (0-14 hari) dan memastikan bobot badan optimal (minimal 4 kali bobot lahir) pada akhir minggu pertama.
II. Seleksi DOC Ayam Kampung Berkualitas
Kualitas DOC menentukan 50% kesuksesan peternakan. DOC yang baik berasal dari induk yang sehat, teruji, dan dikelola dengan baik. Pemeriksaan fisik harus dilakukan segera setelah DOC tiba di lokasi peternakan.
1. Kriteria Fisik DOC Ideal
Setiap DOC harus diperiksa untuk memastikan bahwa ia memenuhi standar kesehatan dan vitalitas yang tinggi. Proses seleksi ini tidak boleh diabaikan, bahkan jika pasokan berasal dari penetasan terpercaya.
Keaktifan dan Kebugaran: DOC harus gesit, responsif, dan bergerak lincah. DOC yang lesu, terdiam di sudut, atau terlihat mengantuk menunjukkan masalah kesehatan.
Pusar Tertutup Sempurna (Cicatrization): Area pusar harus kering, bersih, dan menutup sempurna. Pusar yang basah, terbuka, atau bengkak adalah gerbang masuknya infeksi bakteri fatal (omphalitis).
Bulu Kering dan Mengembang: Bulu harus kering, bersih, dan mengembang (tidak lepek atau basah). Bulu yang kotor atau lengket menunjukkan sanitasi yang buruk saat menetas atau stres perjalanan.
Mata Cerah dan Bersih: Mata harus terbuka penuh, cerah, dan bebas dari cairan atau kerak.
Kaki Tegap dan Normal: Kaki harus kuat, mampu menopang berat badan, dan tidak menunjukkan kelainan bentuk (seperti kaki bengkok atau jari melintir).
Kotoran (Vent) Bersih: Area kloaka harus bersih dari sisa kotoran menempel (pastey vent), yang merupakan indikasi dehidrasi atau masalah pencernaan dini.
Bobot Badan Standar: Bobot lahir ideal DOC Ayam Kampung berkisar antara 32 hingga 38 gram. Variasi bobot yang terlalu besar dalam satu kiriman menunjukkan kualitas penetasan yang tidak merata.
2. Prosedur Penerimaan dan Penanganan Awal
Kedatangan DOC adalah momen kritis. Stres perjalanan harus diminimalisir secepat mungkin. Penanganan harus lembut, cepat, dan terorganisir.
Persiapan Air Minum Awal: Segera setelah tiba, DOC harus diberikan air minum yang telah dicampur dengan elektrolit dan glukosa (gula) untuk memulihkan energi yang hilang selama transportasi.
Pemeriksaan Suhu Tubuh: Jika DOC datang dalam kondisi kedinginan (ditunjukkan dengan bergerombol dan suara berisik), suhu brooding harus segera ditingkatkan. Jika kepanasan (terengah-engah), ventilasi harus ditingkatkan.
Proses Penempatan: DOC diletakkan dekat dengan tempat pakan dan minum. Idealnya, setiap DOC harus menemukan sumber pakan dan air dalam waktu 2 jam pertama penempatannya.
III. Manajemen Kandang Brooding yang Efektif
Kandang brooding (tempat pembesaran awal) berfungsi sebagai "inkubator buatan". Lingkungan di dalamnya harus meniru kenyamanan induk ayam. Kegagalan brooding adalah penyebab utama kerugian pada peternakan DOC AK.
1. Desain dan Ukuran Brooding Area
Area brooding harus menyediakan ruang yang cukup. Kepadatan ideal pada minggu pertama adalah sekitar 40-50 ekor per meter persegi. Area ini harus dibatasi menggunakan pembatas (chick guard) yang terbuat dari seng, karton, atau bahan lain setinggi 50-60 cm untuk mencegah anak ayam berkeliaran dan menjauh dari sumber panas.
2. Sanitasi dan Sterilisasi Kandang
Sebelum DOC masuk, kandang harus melalui proses desinfeksi yang ketat. Semua peralatan—tempat pakan, tempat minum, dan dinding kandang—dicuci bersih, dikeringkan, dan disemprot desinfektan berspektrum luas. Setelah desinfeksi, kandang harus diistirahatkan minimal 3 hari sebelum digunakan kembali (masa kosong kandang).
3. Manajemen Alas Kandang (Litter)
Alas kandang (litter) berfungsi sebagai isolator panas dan penyerap kelembaban. Bahan yang umum digunakan adalah sekam padi, serutan kayu (tanpa resin berbau tajam), atau campuran keduanya. Kedalaman litter yang ideal adalah 5-10 cm.
Pembersihan Harian: Litter yang basah, menggumpal, atau berbau amonia harus segera dibuang dan diganti. Litter yang basah adalah sumber utama penyakit koksidiosis dan masalah pernapasan.
Pembalikan Litter: Setiap hari, litter harus dibalik atau digaru untuk memastikan ia tetap kering dan aerasi (pertukaran udara) berjalan baik, mencegah penumpukan gas amonia.
IV. Pengendalian Suhu dan Kelembaban (Aspek Vital)
DOC belum mampu mengatur suhu tubuhnya sendiri (poikilotermik) hingga usia 10-14 hari. Oleh karena itu, suhu lingkungan harus dijaga dengan presisi absolut. Suhu yang tidak tepat (terlalu panas atau terlalu dingin) akan menyebabkan stres, dehidrasi, dan kegagalan penyerapan pakan.
Pemanas dan Termoregulasi adalah Kunci Sukses Brooding
1. Tabel Kebutuhan Suhu Ideal
Suhu harus diukur pada ketinggian punggung anak ayam (sekitar 5 cm di atas litter) dan di tepi area pemanas, bukan langsung di bawah pemanas.
Umur (Hari)
Suhu Ideal (°C)
Hari 1 - 3
32°C - 34°C
Hari 4 - 7
30°C - 32°C
Minggu Ke-2
28°C - 30°C
Minggu Ke-3
25°C - 28°C
Minggu Ke-4 dan seterusnya
Suhu Ambien (≥ 22°C)
Penurunan suhu harus dilakukan secara bertahap, sekitar 2°C hingga 3°C per minggu, untuk memungkinkan DOC beradaptasi. Penurunan mendadak dapat menyebabkan stres dingin.
2. Indikator Perilaku DOC terhadap Suhu
Perilaku anak ayam adalah termometer terbaik yang dimiliki peternak. Pengamatan perilaku harus dilakukan minimal 3 kali sehari.
Terlalu Dingin: DOC bergerombol rapat di bawah atau di sekitar sumber panas, mengeluarkan suara mencicit keras (berisik), dan cenderung tidak mau bergerak mencari pakan atau minum.
Terlalu Panas: DOC menjauh dari sumber panas, menyebar ke tepi kandang, terengah-engah (panting), sayap terkulai, dan konsumsi air meningkat drastis sementara konsumsi pakan menurun.
Suhu Ideal: DOC menyebar merata di seluruh area brooding, bergerak aktif, makan dan minum secara teratur, dan mengeluarkan suara mencicit pelan dan puas.
Adanya Angin/Draft: DOC bergerombol di satu sisi kandang yang berlawanan dengan arah datangnya angin. Ini memerlukan penyesuaian penutup kandang.
3. Manajemen Kelembaban
Kelembaban relatif (RH) yang ideal pada fase brooding adalah antara 60% hingga 70%. Kelembaban yang terlalu rendah (di bawah 50%) menyebabkan dehidrasi cepat dan meningkatkan debu, memicu masalah pernapasan. Kelembaban terlalu tinggi (di atas 80%) menyebabkan litter cepat basah dan memicu pertumbuhan patogen, terutama koksidia.
Untuk menaikkan kelembaban, dapat dilakukan penyemprotan air halus di atas litter atau meletakkan wadah air di dekat pemanas (hati-hati agar tidak terlalu dekat dan membasahi DOC).
V. Nutrisi dan Manajemen Pakan Starter
Pakan starter (umur 0-4 minggu) adalah pakan yang paling penting karena ia membangun fondasi struktural dan sistem kekebalan tubuh DOC. Pakan harus mudah dicerna, kaya nutrisi, dan tersedia secara konstan.
1. Komposisi Pakan Starter
Meskipun DOC Ayam Kampung tidak membutuhkan kadar protein setinggi broiler, mereka tetap membutuhkan protein kasar yang memadai untuk pertumbuhan kerangka dan otot yang cepat pada awal kehidupan. Standar umum nutrisi untuk pakan DOC AK adalah:
Protein Kasar (PK): 19% - 21%. Protein ini vital untuk pertumbuhan cepat.
Energi Metabolis (ME): 2800 - 3000 Kkal/kg.
Kalsium dan Fosfor: Keseimbangan yang tepat untuk pembentukan tulang yang kuat.
2. Teknik Pemberian Pakan Awal (Pakan Awal atau Crumb)
Pada hari pertama (Hari-H), pakan harus diletakkan di atas alas pakan datar atau kertas koran yang bersih di lantai brooding, bukan hanya di tempat pakan gantung. Ini memastikan bahwa setiap DOC dapat segera menemukan pakan.
Frekuensi Pemberian: Pakan diberikan sedikit demi sedikit namun sering (minimal 5-6 kali sehari) untuk menjaga agar pakan selalu segar dan merangsang nafsu makan.
Pakan Basah vs. Kering: Pakan harus selalu disajikan dalam kondisi kering. Pakan yang basah mudah berjamur dan menimbulkan masalah pencernaan.
Stimulasi Makan (Aktivitas Crop Fill): Setelah 12 jam penempatan, peternak harus memeriksa tembolok (crop) minimal 10% DOC. Tembolok yang penuh (terisi pakan dan air) adalah indikasi brooding yang berhasil. Targetnya, pada 24 jam pertama, 90-95% DOC memiliki tembolok yang terisi penuh.
3. Manajemen Air Minum
Konsumsi air pada DOC dua kali lebih banyak daripada konsumsi pakan. Air harus selalu bersih dan segar. Air kotor dapat menyebarkan penyakit lebih cepat daripada pakan.
Suhu Air: Air minum idealnya memiliki suhu yang sama dengan suhu ruangan, atau sedikit hangat (sekitar 20°C). Air yang terlalu dingin dapat menyebabkan stres dingin internal.
Penggunaan Gula/Elektrolit: Pada 3 jam pertama, air harus mengandung campuran gula (dekstrosa) dan elektrolit untuk rehidrasi. Setelah 24 jam, air kembali normal, namun vitamin (khususnya vitamin C dan B kompleks) dapat ditambahkan untuk mengurangi stres.
Pembersihan Tempat Minum: Tempat minum harus dicuci dan disikat minimal dua kali sehari. Biofilm (lapisan lendir) yang terbentuk di tempat minum adalah tempat berkembang biaknya bakteri berbahaya.
VI. Program Biosekuriti dan Kesehatan Dini
Sistem kekebalan DOC masih berkembang. Pencegahan melalui biosekuriti adalah garis pertahanan pertama yang jauh lebih hemat biaya daripada pengobatan.
1. Biosekuriti Level Kandang Brooding
Biosekuriti harus diterapkan secara berlapis dan disiplin.
Pembatasan Akses: Hanya personel yang bertugas yang boleh masuk ke area brooding. Tamu atau hewan peliharaan dilarang keras.
Mandi Kaki (Foot Bath): Sediakan tempat cuci sepatu/kaki yang berisi desinfektan di pintu masuk area kandang. Larutan desinfektan harus diganti setiap hari.
Sanitasi Peralatan Pribadi: Pakaian kerja dan alas kaki khusus kandang harus disediakan dan tidak boleh digunakan di luar area peternakan.
Pengendalian Hama dan Vektor: Kandang harus terlindung dari tikus, burung liar, dan serangga (lalat, kumbang litter) yang dapat membawa penyakit.
2. Program Vaksinasi DOC Ayam Kampung
Meskipun DOC AK lebih tahan, vaksinasi tetap esensial untuk melindungi dari penyakit endemis yang fatal seperti ND (Newcastle Disease) dan Gumboro (IBD). Program vaksinasi standar yang harus dipertimbangkan:
Umur 1 Hari: Vaksin ND (Newcastle Disease) atau Vaksin Gumboro (IBD) dapat diberikan via suntikan subkutan (di bawah kulit) di leher.
Umur 7 - 10 Hari: Vaksinasi ulangan ND (via tetes mata/hidung) dan Gumboro (via air minum atau tetes mata). Vaksin air minum harus dipastikan diminum seluruhnya dalam waktu maksimal 2 jam.
Umur 21 Hari: Ulangan Vaksin ND (jika dibesarkan hingga usia dewasa).
Catatan: Pastikan vaksin disimpan pada suhu yang tepat (rantai dingin) dan diberikan sesuai prosedur pabrikan untuk memastikan efektivitasnya.
3. Identifikasi Penyakit Dini
Peternak harus sigap mengidentifikasi tanda-tanda penyakit pada tahap awal. Pengobatan yang terlambat meningkatkan mortalitas secara eksponensial.
Koksidiosis: Ditandai dengan kotoran berdarah atau oranye kemerahan. Penyakit ini sering muncul jika litter basah dan sanitasi buruk.
Omphalitis (Infeksi Pusar): Pusar bengkak, merah, dan bau. Ini adalah infeksi bakteri yang masuk melalui pusar yang tidak menutup sempurna. Biasanya terjadi pada hari 1-5.
Penyakit Pernapasan (CRD): Anak ayam mencicit disertai bunyi mengi, bersin, dan mata berair. Biasanya dipicu oleh gas amonia yang terlalu tinggi atau suhu yang fluktuatif.
Dehidrasi/Stres Panas: Ditandai dengan keringnya kaki (shrunken shanks), bulu kusam, dan aktivitas minum yang ekstrem.
VII. Manajemen Peningkatan Ruang dan Transisi Pakan
Setelah melewati fase kritis brooding (biasanya 2-4 minggu), DOC sudah dianggap sebagai ayam grower (pembesaran) dan membutuhkan manajemen yang berbeda, terutama dalam hal ruang dan nutrisi.
1. Pelebaran Area Kandang
Pada akhir minggu kedua, pembatas brooding (chick guard) harus mulai dilebarkan secara bertahap. Kepadatan ideal pada usia 3-5 minggu adalah 15-20 ekor per meter persegi. Ruang yang terlalu sempit setelah usia ini menyebabkan persaingan pakan, peningkatan stres, dan masalah kanibalisme.
2. Transisi Pakan (Starter ke Grower)
Transisi dari pakan starter (protein tinggi) ke pakan grower (protein lebih rendah, serat lebih tinggi) harus dilakukan secara bertahap, bukan mendadak. Perubahan mendadak dapat menyebabkan gangguan pencernaan dan diare.
Periode Transisi: Idealnya, transisi dilakukan selama 5-7 hari, dimulai sekitar usia 4 minggu.
Metode Campuran: Campurkan 75% pakan starter dengan 25% pakan grower pada hari 1-2 transisi. Kemudian, ubah menjadi 50:50 pada hari 3-4, dan 25% starter dengan 75% grower pada hari 5-6. Pada hari ke-7, pakan sudah 100% grower.
VIII. Analisis Kinerja dan Evaluasi Brooding
Peternakan yang sukses selalu didasarkan pada data dan evaluasi rutin. Pencatatan yang akurat memungkinkan peternak mengidentifikasi masalah lebih awal dan membuat keputusan yang tepat pada siklus berikutnya.
1. Parameter Kinerja Utama (Performance Indicators)
Ada tiga metrik utama yang harus dicatat dan dianalisis selama fase DOC:
Mortalitas Harian: Catat jumlah kematian setiap hari. Mortalitas harian di atas 1% pada hari-hari awal harus menjadi peringatan serius. Total mortalitas yang dapat ditoleransi hingga usia 4 minggu adalah 3-5%.
Pertambahan Bobot Badan Harian (ADG): DOC harus ditimbang secara berkala (minimal mingguan) dan dibandingkan dengan standar ras Ayam Kampung yang digunakan. Bobot badan adalah cerminan langsung dari manajemen pakan dan brooding.
FCR (Feed Conversion Ratio) Starter: Rasio konversi pakan menunjukkan efisiensi anak ayam dalam mengubah pakan menjadi daging. FCR yang efisien pada fase starter biasanya berkisar antara 1.3 hingga 1.6 (artinya, dibutuhkan 1.3 - 1.6 kg pakan untuk menghasilkan 1 kg bobot hidup).
2. Dokumentasi Lingkungan
Selain parameter ayam, dokumentasi lingkungan juga vital:
Pencatatan Suhu: Catat suhu minimum dan maksimum harian di area brooding. Fluktuasi suhu yang besar adalah penyebab stres utama.
Pencatatan Ventilasi: Catat kapan ventilasi kandang dibuka atau ditutup, dan respons anak ayam terhadap perubahan tersebut.
IX. Strategi Khusus Mengatasi Tantangan Lingkungan
Peternakan ayam kampung sering dilakukan dalam skala kecil hingga menengah, yang berarti peternak harus siap menghadapi tantangan lingkungan yang mungkin tidak dimiliki oleh peternakan skala industri.
1. Brooding pada Musim Dingin (Musim Hujan)
Musim dingin membawa risiko stres dingin dan kelembaban tinggi. Strategi yang harus dilakukan:
Isolasi Lebih Kuat: Gunakan penutup kandang yang lebih tebal atau berlapis untuk mencegah udara dingin masuk, terutama di malam hari.
Pemanas Tambahan: Mungkin diperlukan sumber panas cadangan, dan pemantauan suhu harus dilakukan lebih sering (setiap 2-3 jam).
Peningkatan Kebersihan Litter: Karena kelembaban tinggi, litter cenderung cepat basah. Garu litter lebih sering dan tambahkan kapur (lime) untuk membantu mengikat kelembaban dan menetralisir amonia.
Pemberian Energi Ekstra: Pertimbangkan penambahan sedikit minyak kelapa atau lemak dalam pakan pada kondisi suhu ekstrem untuk memberikan energi metabolik tambahan bagi DOC untuk termoregulasi.
2. Brooding pada Musim Panas (Musim Kemarau)
Musim panas meningkatkan risiko stres panas dan dehidrasi.
Ventilasi Maksimal: Buka penutup kandang sepenuhnya (selama tidak mengganggu suhu internal DOC). Pastikan sirkulasi udara optimal tanpa menciptakan angin kencang yang langsung menerpa anak ayam.
Pendinginan dan Rehidrasi: Tambahkan es ke air minum atau berikan air yang sedikit lebih dingin selama puncak panas (siang hari). Selalu tambahkan elektrolit untuk mengganti mineral yang hilang akibat penguapan dan panting.
Manajemen Pakan Siang Hari: Kurangi pemberian pakan pada jam-jam terpanas (11:00 - 15:00) karena proses pencernaan (metabolisme) menghasilkan panas internal yang dapat memperburuk stres panas. Pakan utama diberikan di pagi dan sore hari.
Kepadatan yang Lebih Rendah: Selama musim panas ekstrem, kurangi kepadatan DOC hingga 10-20% untuk meningkatkan ruang personal dan mengurangi panas yang dihasilkan oleh gerombolan DOC.
X. Pengelolaan Sumber Daya Pemanas Alternatif
Di banyak daerah, sumber panas listrik (brooder lamp) mungkin mahal atau tidak stabil. Peternak DOC Ayam Kampung sering menggunakan metode pemanas tradisional atau alternatif.
1. Pemanas Gas (Gasolec)
Pemanas gas (biasanya menggunakan LPG) menawarkan distribusi panas yang lebih merata dan hemat energi untuk skala besar. Namun, mereka juga memerlukan ventilasi yang baik karena menghasilkan karbon dioksida dan berpotensi menurunkan kadar oksigen jika kandang tertutup rapat.
Jarak Pemanas: Pemanas gas harus digantung pada ketinggian yang tepat. Jika terlalu rendah, anak ayam akan terbakar atau kepanasan di tengah. Jika terlalu tinggi, panas tidak efektif mencapai lantai. Ketinggian harus disesuaikan berdasarkan perilaku DOC.
2. Pemanas Tradisional (Arang atau Kayu Bakar)
Pemanas arang atau kayu bakar sangat umum digunakan, tetapi membawa risiko tinggi terkait asap dan kebakaran. Jika digunakan, sumber panas ini harus diletakkan di luar area DOC, dan panas dialirkan melalui pipa atau cerobong yang aman.
Risiko Asap: Asap dan gas karbon monoksida sangat berbahaya bagi sistem pernapasan DOC yang sensitif. Kandang harus memiliki sistem pembuangan asap yang sangat efektif.
Stabilitas Suhu: Pemanas tradisional cenderung menghasilkan fluktuasi suhu yang besar (panas berlebihan saat baru dinyalakan, dan dingin saat api padam). Pemantauan konstan diperlukan.
XI. Peningkatan Bobot Badan Awal melalui Nutrisi Khusus
Bobot badan yang dicapai pada minggu pertama (bobot 7 hari) adalah prediktor terbaik untuk bobot panen akhir. Jika bobot 7 hari tertinggal, sangat sulit untuk mengejarnya di fase pembesaran.
1. Strategi "Super Starter"
Beberapa peternak profesional menggunakan pakan yang sedikit lebih tinggi proteinnya (hingga 22%) dan diperkaya dengan asam amino esensial (Lisin dan Metionin) hanya untuk 7 hari pertama. Ini memastikan perkembangan usus dan massa otot awal yang maksimal.
2. Penggunaan Probiotik dan Prebiotik
Sistem pencernaan DOC belum matang dan rentan terhadap kolonisasi bakteri jahat. Penambahan probiotik (bakteri baik) dan prebiotik (makanan untuk bakteri baik) dalam air minum atau pakan dapat membantu menstabilkan flora usus, meningkatkan penyerapan nutrisi, dan mengurangi risiko diare.
Waktu Pemberian: Probiotik idealnya diberikan pada hari 1, 3, dan 7, serta setiap kali ada perubahan pakan atau stres lingkungan.
Fungsi: Probiotik meningkatkan integritas dinding usus, yang merupakan benteng pertahanan pertama tubuh DOC terhadap patogen yang masuk melalui pakan dan air.
XII. Kesimpulan dan Komitmen Jangka Panjang
Manajemen DOC Ayam Kampung adalah seni sekaligus ilmu. Meskipun DOC AK memiliki daya tahan genetik yang superior, fase brooding tetap merupakan ujian bagi komitmen dan kedisiplinan peternak. Investasi waktu, perhatian terhadap detail suhu, sanitasi yang tidak kompromi, dan nutrisi yang tepat pada 28 hari pertama akan memberikan hasil berupa populasi ayam dewasa yang seragam, sehat, dan mencapai potensi bobot panen maksimal.
Kegagalan dalam manajemen DOC tidak hanya berarti kerugian mortalitas, tetapi juga menghasilkan ayam yang kerdil (stunting) dan memiliki FCR yang buruk, yang secara langsung memangkas margin keuntungan. Dengan menerapkan semua panduan ini secara konsisten, peternak dapat memastikan bahwa setiap DOC yang masuk ke kandang memiliki peluang terbaik untuk tumbuh menjadi aset berharga dalam usaha peternakan mandiri.
Ringkasan Kunci Sukses DOC:
1. Tepat Waktu: Memberi air minum dan pakan sesegera mungkin (maksimal 2 jam).
2. Tepat Suhu: Menjaga suhu 32-34°C pada hari pertama dan memantau perilaku DOC.
3. Tepat Sanitasi: Menjaga kebersihan air, tempat pakan, dan litter setiap saat.
4. Tepat Nutrisi: Memastikan DOC mengonsumsi pakan starter berkualitas tinggi untuk pertumbuhan awal yang eksplosif.