Manajemen Day-Old Chick (DOC) Ayam Broiler: Pilar Utama Kesuksesan Peternakan Modern

DOC Ayam Broiler

Day-Old Chick (DOC): Awal Kehidupan yang Menentukan Kualitas Akhir.

Manajemen Day-Old Chick (DOC) ayam broiler merupakan fase terpenting dan paling krusial dalam seluruh siklus budidaya peternakan modern. Keputusan dan tindakan yang diambil dalam 7 hingga 10 hari pertama kehidupan anak ayam akan memberikan dampak permanen terhadap performa pertumbuhan, konversi pakan (FCR), tingkat mortalitas, dan efisiensi biaya produksi secara keseluruhan. Kesuksesan dalam budidaya broiler bukan hanya ditentukan oleh kualitas genetik ayam, melainkan lebih dominan oleh bagaimana lingkungan awal mampu mengoptimalkan potensi genetik tersebut.

DOC adalah makhluk hidup yang sangat rentan. Mereka baru saja melewati stres kelahiran, perubahan suhu ekstrem saat transportasi, dan belum memiliki sistem termoregulasi yang matang. Oleh karena itu, peternak harus menyediakan lingkungan yang sangat stabil, hangat, dan steril, yang dikenal sebagai manajemen brooding. Kegagalan sekecil apa pun dalam fase ini—seperti suhu yang terlalu dingin, akses air yang terhambat, atau kepadatan yang terlalu tinggi—dapat mengakibatkan kerusakan pada usus, penyerapan kuning telur (yolk sac) yang tidak sempurna, dan pada akhirnya, pertumbuhan yang kerdil atau kematian dini. Artikel komprehensif ini akan mengupas tuntas setiap aspek manajemen DOC, dari seleksi kualitas hingga strategi biosekuriti paling ketat, memastikan setiap anak ayam mendapatkan permulaan terbaik yang mutlak diperlukan.

1. Kualitas DOC: Penentu Potensi Genetik

Tidak ada manajemen brooding yang sempurna yang dapat memperbaiki DOC yang sudah berkualitas buruk sejak awal. Oleh karena itu, langkah pertama menuju keberhasilan adalah memastikan bahwa DOC yang diterima memiliki standar kualitas prima. Kualitas DOC sangat dipengaruhi oleh kesehatan induk (breeder flock), manajemen penetasan (hatchery), dan proses penanganan pasca-tetas.

1.1 Kriteria Fisik DOC Ideal

Peternak harus melakukan pemeriksaan visual dan palpasi (perabaan) segera setelah kedatangan. Kriteria DOC yang sehat dan ideal harus memenuhi parameter-parameter berikut secara menyeluruh:

A. Penampilan Umum dan Berat Badan

B. Kondisi Fisik Spesifik

  1. Pusar (Navel) Tertutup Sempurna: Pusar harus kering, tertutup rapat, dan bersih. Pusar yang terbuka, basah, atau terdapat sisa kotoran menunjukkan infeksi bakteri yang terjadi di hatchery atau penanganan yang kurang higienis. Pusar yang tidak menutup adalah pintu masuk utama infeksi E. coli dan omphalitis.
  2. Bulu Kering dan Mengembang: Bulu harus kering, bersih, dan tampak seperti kapas. Bulu yang basah, kotor, atau terlihat 'lepek' (berminyak) menandakan kondisi inkubator yang buruk atau anak ayam mengalami stres panas/dingin selama penetasan.
  3. Kaki Cerah dan Segar: Kaki harus terasa lunak saat diraba, tidak bersisik, dan tidak kering. Dehidrasi yang parah dapat dideteksi melalui kaki yang kering dan menyusut.
  4. Mata Cerah dan Bersih: Mata harus terlihat waspada dan tidak berair atau tertutup kotoran.
  5. Tidak Ada Kelainan Bentuk: Anak ayam tidak boleh menunjukkan kelainan seperti paruh silang, jari kaki bengkok, atau kelumpuhan.

1.2 Pentingnya Penyerapan Kuning Telur (Yolk Sac)

Kuning telur (yolk sac) adalah sumber nutrisi dan antibodi (imunitas pasif) bagi DOC dalam 48 hingga 72 jam pertama kehidupannya. DOC yang berkualitas baik harus memiliki kuning telur yang diserap secara efektif. Penyerapan ini memerlukan suhu tubuh yang optimal. Jika anak ayam kedinginan, sirkulasi darah ke usus melambat, dan proses penyerapan terhenti, menyebabkan kuning telur membusuk di dalam rongga perut dan memicu omphalitis, yang berujung pada kematian masal dalam minggu pertama.

2. Persiapan Kandang Brooding (Kandang Indukan)

Tahap persiapan kandang adalah fundamental dan harus dilakukan jauh sebelum DOC tiba. Tujuan utamanya adalah menciptakan zona nyaman yang sempurna, di mana semua kebutuhan esensial tersedia dalam jarak yang sangat dekat dan suhu yang stabil.

2.1 Prinsip All-In, All-Out

Kandang harus dikosongkan, dibersihkan, dan disanitasi secara total sebelum DOC baru masuk. Prinsip all-in, all-out memutus siklus infeksi dari kelompok ayam sebelumnya. Proses sanitasi melibatkan:

2.2 Manajemen Litter (Alas Kandang)

Litter berfungsi sebagai isolator, penyerap kelembaban, dan sumber kenyamanan. Bahan litter yang umum digunakan adalah sekam padi atau serutan kayu yang tidak berjamur. Ketebalan litter sangat penting, minimal 8 hingga 10 cm, untuk memberikan insulasi yang cukup terhadap lantai dingin. Litter yang tipis atau basah akan menyebabkan DOC kedinginan dan rentan terhadap penyakit kaki.

Sebelum DOC masuk, litter baru harus ditutup dengan kertas koran atau kertas khusus brooding yang kasar, yang diletakkan di atas area pemanas. Hal ini bertujuan untuk:

  1. Mencegah DOC memakan litter yang tidak dapat dicerna.
  2. Mempermudah akses langsung ke pakan dan air.
  3. Memberikan permukaan yang hangat dan mudah dibersihkan dari kotoran awal.

2.3 Pembatasan Area Brooding (Chick Guard)

DOC tidak boleh dibiarkan berkeliaran di seluruh area kandang yang besar. Mereka harus dikelompokkan dalam area yang terbatas menggunakan pembatas (chick guard) yang terbuat dari seng, plastik, atau terpal setinggi 40-60 cm. Kepadatan awal yang ideal adalah sekitar 40 hingga 50 ekor per meter persegi. Pembatasan ini memastikan DOC tetap dekat dengan sumber pemanas, pakan, dan air. Area brooding harus diperluas secara bertahap seiring bertambahnya usia, biasanya pada hari ke-5 hingga ke-7.

3. Manajemen Suhu dan Pemanasan (Brooding)

Fase brooding adalah investasi kritis. DOC tidak mampu mempertahankan suhu tubuhnya sendiri hingga usia sekitar 14 hari karena belum memiliki bantalan lemak yang cukup dan mekanisme pengaturan panas yang belum sempurna. Suhu lingkungan yang salah adalah penyebab utama kegagalan DOC.

Skema Brooding Litter / Alas Kandang Sumber Panas (Infra) Kontrol Suhu

Keseimbangan Suhu dan Lingkungan Brooding yang Optimal.

3.1 Kebutuhan Suhu Spesifik

Tabel berikut menunjukkan panduan suhu udara yang ideal, diukur pada ketinggian ayam (sekitar 5 cm di atas litter) dan jarak 30-45 cm dari sumber panas:

Usia Ayam Suhu Udara (°C) Penurunan Harian (°C)
Hari 0 - 3 32.0 – 33.5 N/A
Hari 4 - 7 30.0 – 32.0 Turun 0.5
Minggu ke-2 28.0 – 30.0 Turun 0.5
Minggu ke-3 25.0 – 28.0 Turun 0.5
Minggu ke-4 dan seterusnya 22.0 – 24.0 Dispensasi

Suhu harus dipertahankan 24 jam sehari. Fluktuasi suhu yang cepat, bahkan dalam periode 30 menit, dapat menyebabkan DOC mengalami stres dingin yang parah, menghabiskan cadangan energi mereka untuk termoregulasi alih-alih untuk pertumbuhan.

3.2 Membaca Perilaku Ayam

Termometer adalah alat bantu, namun perilaku ayam adalah indikator suhu yang paling jujur. Peternak yang sukses selalu mengamati distribusinya:

3.3 Manajemen Kelembaban dan Ventilasi

Suhu tinggi tanpa kelembaban yang cukup (ideal 60-70%) akan membuat anak ayam dehidrasi, yang ditunjukkan dengan kaki kering. Di sisi lain, kelembaban yang terlalu tinggi (>75%) pada suhu rendah akan terasa sangat dingin dan memicu penyakit pernapasan. Keseimbangan dapat dicapai dengan:

  1. Menyiram lantai di sekitar area brooding (bukan di bawah litter) jika kelembaban terlalu rendah.
  2. Memastikan ventilasi yang baik. Meskipun membutuhkan pemanasan, pertukaran udara segar penting untuk membuang amonia (NH3), karbon dioksida (CO2), dan kelembaban berlebih yang dihasilkan oleh kotoran dan pernapasan ayam. Ventilasi minimal adalah wajib, bahkan pada malam hari.

4. Nutrisi dan Pemberian Pakan Awal (Starter Feed)

Ayam yang tidak makan dalam 12 jam pertama pasca-kedatangan akan kehilangan potensi pertumbuhannya secara permanen. Periode ini dikenal sebagai ‘golden hour’ atau ‘periode emas’. Tujuannya adalah mendorong DOC untuk menemukan pakan dan air sesegera mungkin.

4.1 Penanganan Setelah Kedatangan (First Drink)

Segera setelah dikeluarkan dari kotak, DOC harus diberi air. Air ini seringkali diperkaya dengan elektrolit, vitamin, atau gula (dekstrosa) untuk mengganti cairan yang hilang selama transportasi dan memberikan energi instan. Temperatur air harus sesuai, tidak terlalu dingin (sekitar 20-22°C).

Beberapa peternak modern menggunakan teknik pencelupan paruh (beak dipping) pada tempat minum untuk memastikan setiap DOC mengetahui lokasi air. Air minum harus mudah diakses; jumlah tempat minum harus memadai (1 tempat minum otomatis untuk 100 ekor, ditambah nipel atau tempat minum manual yang menyebar).

4.2 Program Pemberian Pakan Pre-Starter

Pakan yang diberikan pada minggu pertama adalah pakan Pre-Starter, yang dirumuskan secara khusus dengan kandungan protein tinggi (sekitar 22-24%) dan tingkat energi yang sangat terkonsentrasi. Pakan ini harus sangat mudah dicerna untuk memicu perkembangan saluran pencernaan (usus).

4.3 Manajemen Asupan Pakan Harian

Asupan pakan harus dimonitor ketat. Berat badan DOC pada hari ke-7 (targetnya harus mencapai 4 hingga 5 kali berat badan saat datang) adalah indikator paling kuat dari manajemen brooding yang sukses. DOC yang mencapai target berat 7 hari kemungkinan besar akan mencapai target berat panen. Jika asupan pakan harian rendah, peternak harus segera menyelidiki penyebabnya, apakah itu suhu yang salah, penyakit, atau kualitas pakan yang buruk.

5. Biosekuriti dan Kesehatan DOC

DOC memiliki sistem imun yang masih dalam tahap pengembangan. Imunitas yang mereka miliki pada dasarnya berasal dari induk (maternal immunity), yang perlahan-lahan menurun seiring waktu. Oleh karena itu, biosekuriti dan program vaksinasi harus sangat ketat.

5.1 Pilar Biosekuriti Ketat

Biosekuriti adalah serangkaian praktik untuk mencegah masuknya dan penyebaran agen penyakit. Untuk DOC, ini harus mencakup tiga tingkatan:

  1. Biosekuriti Konseptual (Lokasi): Memastikan peternakan tidak berada di jalur migrasi burung liar atau dekat dengan peternakan lain yang berisiko tinggi.
  2. Biosekuriti Struktural (Fisik): Pagar ganda, desinfeksi kendaraan, bak celup kaki (foot dip), dan pembatasan akses. Setiap orang yang masuk harus mandi dan berganti pakaian/sepatu bot yang disediakan peternakan.
  3. Biosekuriti Operasional (Harian): Protokol wajib seperti membersihkan tempat pakan/minum secara teratur, membuang ayam mati (culling) segera, dan mengisolasi DOC yang sakit. Peralatan yang digunakan di satu zona brooding tidak boleh dipindahkan ke zona lain tanpa sterilisasi.

5.2 Program Vaksinasi Esensial

Program vaksinasi harus disesuaikan dengan tantangan penyakit regional, tetapi beberapa vaksinasi wajib diterapkan pada masa DOC:

Pemberian vaksin melalui air minum memerlukan persiapan air yang sangat baik (tanpa klorin, pH netral, dan penstabil seperti susu skim) untuk melindungi efektivitas virus vaksin.

5.3 Penyakit Umum pada Fase DOC

Dua penyakit utama yang harus diwaspadai dalam minggu-minggu pertama adalah:

  1. Omphalitis (Infeksi Pusar): Disebabkan oleh bakteri (terutama E. coli) yang masuk melalui pusar yang tidak tertutup sempurna. Gejala muncul pada hari ke-1 hingga ke-5 berupa perut bengkak, lembek, dan pusar kebiruan. Penyakit ini seringkali berhubungan dengan sanitasi hatchery yang buruk.
  2. Koksidiosis (Coccidiosis): Disebabkan oleh parasit Eimeria di usus. Meskipun biasanya puncaknya terjadi di minggu ke-3 atau ke-4, kerusakan usus dimulai sejak DOC mulai mematuk litter. Manajemen litter yang kering dan pemberian koksidiostat dalam pakan starter adalah kuncinya.

6. Pengawasan dan Kinerja (Performance Monitoring)

Peternak harus melakukan pencatatan harian yang detail. Data ini bukan sekadar arsip, melainkan alat diagnostik cepat untuk mendeteksi masalah sebelum menjadi bencana.

6.1 Parameter Kunci DOC

6.2 Uji Penuhnya Usus (Crop Fill Test)

Uji ini dilakukan dalam waktu 8 hingga 12 jam setelah DOC dimasukkan ke kandang. Ambil sampel 30-50 DOC dan raba tembolok (crop). Idealnya, 90-95% DOC harus memiliki tembolok yang terasa lunak dan berisi pakan/air. Jika angka di bawah 80%, itu menunjukkan bahwa ayam tidak menemukan pakan atau air, dan manajemen brooding harus disesuaikan segera.

7. Tantangan Lingkungan Lanjutan

Setelah DOC melewati fase kritis hari ke-7, tantangan manajemen beralih ke optimalisasi lingkungan untuk pertumbuhan cepat, termasuk kontrol pencahayaan dan manajemen kepadatan.

7.1 Program Pencahayaan

Pencahayaan memegang peran ganda: stimulasi makan dan ritme biologis.

7.2 Manajemen Kepadatan Setelah Brooding

Kepadatan kandang yang berlebihan setelah DOC dilepaskan dari chick guard akan meningkatkan stres panas, menaikkan tingkat amonia, dan menyebabkan kompetisi pakan/air. Secara bertahap, kepadatan harus diatur ulang menjadi 12-16 ekor per meter persegi, tergantung iklim dan sistem ventilasi yang digunakan (kandang terbuka vs. closed house). Manajemen perluasan ruang harus dilakukan secara bertahap, menyesuaikan dengan ukuran ayam yang terus membesar.

8. Analisis Mendalam Mengenai Penyakit Fase Awal

Untuk mencapai tingkat kelangsungan hidup (survival rate) yang optimal, peternak harus memiliki pemahaman mendalam tentang patogenesis dan pencegahan penyakit yang paling sering menyerang DOC.

8.1 Kunci Pengendalian Penyakit Bakteri: Sanitasi

Bakteri seperti Salmonella, E. coli, dan Staphylococcus adalah ancaman utama. Infeksi ini seringkali bersifat vertikal (berasal dari induk/telur) atau horizontal (melalui lingkungan kandang yang kotor atau air minum tercemar).

Pencegahan E. coli: Ini adalah infeksi sekunder paling umum. Pencegahan terbaik adalah kontrol debu, meminimalkan stres (suhu stabil), dan sanitasi air minum yang ketat. Klorinasi air minum secara rutin efektif membunuh bakteri, namun harus dihentikan saat pemberian vaksin.

8.2 Manajemen Coccidiosis dan Clostridial Infections

Koksidiosis sering mendahului enteritis nekrotik (Necrotic Enteritis/NE) yang disebabkan oleh bakteri Clostridium perfringens. Kerusakan lapisan usus akibat koksidiosis memberikan lingkungan yang sempurna bagi Clostridium untuk berkembang biak.

9. Pengaruh Mikroklimat Kandang Tertutup (Closed House) Terhadap DOC

Peternakan broiler modern beralih ke sistem kandang tertutup (closed house) karena sistem ini menawarkan kontrol mikroklimat yang superior, yang secara dramatis meningkatkan kelangsungan hidup dan performa DOC.

9.1 Kontrol Suhu yang Presisi

Dalam kandang tertutup, suhu brooding dapat dikontrol hingga fluktuasi kurang dari 1°C. Sistem pemanas otomatis dan sensor suhu memastikan suhu ideal dipertahankan, menghilangkan risiko stres dingin yang sering terjadi pada kandang terbuka akibat perubahan cuaca mendadak atau angin malam.

9.2 Kualitas Udara yang Optimal

Ventilasi paksa (fan and pad system) memastikan pasokan oksigen yang cukup dan membuang gas berbahaya. Ini sangat penting untuk DOC karena mereka menghabiskan sebagian besar waktunya di dekat lantai, tempat konsentrasi amonia paling tinggi. Konsentrasi amonia di atas 25 ppm dapat merusak saluran pernapasan DOC, membuatnya rentan terhadap penyakit. Kandang tertutup dapat menjaga amonia di bawah 10 ppm.

9.3 Tekanan Negatif dan Biosekuriti

Sistem kandang tertutup beroperasi di bawah tekanan negatif, yang berarti udara hanya bisa masuk melalui saluran masuk (inlet) yang terkontrol. Ini secara efektif mencegah masuknya vektor penyakit seperti burung liar, serangga, dan debu yang membawa patogen dari luar, meningkatkan biosekuriti secara signifikan sejak hari pertama.

10. Strategi Pemberian Pakan dan Air Detil Hari Per Hari

Keberhasilan DOC sering diukur dari berapa banyak nutrisi yang berhasil mereka serap dalam 48 jam pertama. Strategi harus fokus pada stimulus dan ketersediaan.

10.1 Hari 0: Kedatangan dan Rehidrasi

DOC baru tiba dalam kondisi stres dan dehidrasi ringan. Tujuan utama adalah rehidrasi. Air minum harus disiapkan minimal 2 jam sebelum kedatangan DOC, sehingga suhunya sesuai dengan suhu ruangan. Pakan diletakkan di atas kertas brooding dalam jumlah kecil, tersebar merata. Pemeriksaan crop fill harus dilakukan 8-10 jam setelah penempatan.

10.2 Hari 1-3: Membangun Kebiasaan

Pakan masih disebar di kertas, memastikan akses pakan 100%. Pakan harus diberikan sering, sekitar 5-6 kali sehari, dalam jumlah kecil. Frekuensi pemberian pakan yang tinggi merangsang ayam untuk terus makan. Pastikan suhu di sekitar tempat air minum dan tempat pakan sama-sama nyaman (32°C). Jika suhu di sekitar tempat air dingin, DOC akan enggan minum.

10.3 Hari 4-7: Peralihan Pakan dan Perluasan Ruang

Secara bertahap, kurangi penggunaan kertas brooding dan pindahkan fokus ke tempat pakan standar (pan feeder atau tempat pakan gantung). Kertas brooding mulai diangkat pada hari ke-5 atau ke-6. Suhu mulai diturunkan. Jika ayam menunjukkan pertumbuhan yang baik (target berat 7 hari tercapai), area brooding dapat mulai diperluas secara bertahap untuk mencegah kepadatan berlebih.

11. Manajemen Litter Lanjutan dan Dampaknya pada Kesehatan Kaki

Masalah kaki (lameness) dan luka bakar pada telapak kaki (foot pad lesions) sering berakar pada manajemen litter yang buruk selama fase brooding.

11.1 Penyebab Litter Basah

Litter menjadi basah karena beberapa faktor utama:

11.2 Tindakan Korektif

Jika litter mulai menggumpal atau berbau amonia, tindakan segera diperlukan:

  1. Penggarukan (Stirring): Litter harus digaruk setiap hari, terutama di bawah pemanas dan tempat minum, untuk mengeluarkan uap air dan mencegah pembentukan kerak.
  2. Penambahan Bahan Kering: Tambahkan sekam kering baru atau kapur pertanian (lime) jika amonia mulai tercium kuat. Kapur membantu menetralkan pH dan mengikat amonia, tetapi harus digunakan dengan hati-hati.
  3. Peningkatan Ventilasi Minimal: Tingkatkan laju kipas/bukaan kandang untuk membuang kelembaban, bahkan jika harus meningkatkan sedikit pemanasan untuk mengimbanginya.

12. Keseragaman Kelompok dan Culling

Keseragaman adalah kunci efisiensi. Kelompok ayam yang ukurannya sangat bervariasi membutuhkan manajemen pakan dan kesehatan yang kompleks, dan seringkali menghasilkan nilai jual yang rendah.

12.1 Pentingnya Keseragaman Awal

DOC yang datang dengan keseragaman rendah (di bawah 80%) harus dipisah menjadi kelompok "kecil" dan "besar" jika sumber daya memungkinkan. Memisahkan mereka memungkinkan peternak untuk memberikan pakan yang lebih padat nutrisi dan suhu yang sedikit lebih tinggi untuk kelompok kecil.

12.2 Proses Culling (Pembuangan)

Culling adalah praktik manusiawi untuk menghilangkan ayam yang lemah, cacat, atau gagal tumbuh yang tidak memiliki prospek bertahan hidup atau mencapai berat badan panen. DOC yang harus di-cull meliputi:

Culling harus dilakukan secara harian pada fase brooding untuk memutus rantai infeksi dan memastikan sumber daya (pakan dan ruang) hanya digunakan oleh ayam yang produktif.

13. Analisis Biaya dan Efisiensi DOC

Meskipun biaya DOC relatif kecil dibandingkan dengan total biaya pakan, investasi dalam manajemen DOC memberikan laba atas investasi (ROI) tertinggi di seluruh siklus produksi.

13.1 Konversi Pakan (FCR) dan DOC

FCR (Feed Conversion Ratio) adalah metrik terpenting dalam broiler. Pertumbuhan usus yang optimal pada hari-hari pertama, didorong oleh asupan pakan yang cepat dan lingkungan yang hangat, secara permanen meningkatkan efisiensi penyerapan nutrisi. DOC yang mengalami stres dingin atau tidak makan cukup di hari pertama akan memiliki FCR yang lebih buruk sepanjang hidupnya, karena ususnya tidak berkembang maksimal. Meningkatkan FCR bahkan sebesar 0.05 poin (misalnya, dari 1.70 menjadi 1.65) dapat menghemat ton pakan dan jutaan Rupiah.

13.2 Mortalitas dan Biaya

Setiap DOC yang mati di minggu pertama adalah kerugian modal penuh. Kematian di fase DOC tidak hanya menghilangkan biaya ayam itu sendiri, tetapi juga mengurangi jumlah total populasi yang akan menyebar biaya tetap (sewa kandang, listrik, pekerja) peternakan. Mengurangi mortalitas fase DOC dari 3% menjadi 1% memiliki dampak finansial yang signifikan.

14. Pemantauan dan Kalibrasi Peralatan Pemanas

Ketergantungan pada alat pemanas menuntut kalibrasi dan pemeliharaan yang cermat.

14.1 Jenis Pemanas dan Efisiensi

Pemanas yang umum digunakan termasuk pemanas gas (infra-red brooder) atau pemanas listrik. Pemanas gas lebih efisien dalam hal biaya bahan bakar, tetapi menghasilkan uap air sebagai produk sampingan, yang harus diimbangi dengan peningkatan ventilasi untuk mencegah kelembaban berlebih.

14.2 Kalibrasi Termometer

Termometer harus dikalibrasi secara berkala (misalnya, dengan membandingkannya dengan termometer medis yang teruji) karena termometer gantung industri seringkali tidak akurat. Pengukuran suhu harus dilakukan di beberapa titik di area brooding, tidak hanya di satu lokasi, karena gradien panas sangat mungkin terjadi.

15. Manajemen Stres Pasca-Vaksinasi

Pemberian vaksin, meskipun penting, adalah bentuk stres bagi DOC. Manajemen pasca-vaksinasi adalah kunci untuk memastikan respons imun yang baik tanpa mengorbankan performa pertumbuhan.

15.1 Pemberian Vitamin dan Elektrolit

Setelah vaksinasi, DOC harus diberikan air minum yang mengandung vitamin C (anti-stres), vitamin K (untuk mengurangi risiko pendarahan dari suntikan atau stres), dan elektrolit. Ini membantu menstabilkan metabolisme ayam dan memulihkan keseimbangan cairan.

15.2 Menjaga Lingkungan Tenang

Aktivitas di dalam kandang harus diminimalkan segera setelah vaksinasi. Suara keras, gerakan mendadak, atau perubahan suhu dapat menambah tingkat stres, yang dapat menekan respons imun tubuh terhadap vaksin, membuat vaksinasi menjadi kurang efektif.

16. Peran Air Minum dalam Kesehatan DOC

Air seringkali dianggap remeh, padahal air adalah nutrisi paling penting bagi DOC. Asupan air yang buruk dapat menyebabkan dehidrasi dan mengurangi asupan pakan.

16.1 Kualitas Mikrobiologis Air

Air yang tercemar bakteri, bahkan dalam jumlah yang tidak membahayakan manusia, dapat memicu diare pada DOC. Air harus diuji secara berkala. Penggunaan klorin atau zat asam lainnya untuk menjaga pipa air bebas biofilm (lapisan lendir tempat bakteri berkembang biak) sangat penting, terutama dalam sistem nipel.

16.2 Desain Tempat Minum

Tempat minum harus mudah dijangkau. DOC yang baru tiba harus memiliki akses air dalam waktu 1 meter dari mereka. Tempat minum manual (galon) harus digunakan dalam 3-5 hari pertama untuk memastikan ketersediaan air melimpah sebelum beralih sepenuhnya ke sistem nipel otomatis.

Tinggi nipel atau tempat minum harus diatur setinggi punggung DOC, sehingga mereka dapat minum dengan posisi kepala yang sedikit terangkat. Tempat minum yang terlalu rendah atau terlalu tinggi akan menghambat asupan air.

17. Memahami Peran Imunitas Maternal

Imunitas maternal, yang ditransfer dari induk ke anak melalui kuning telur, adalah perlindungan alami DOC terhadap penyakit tertentu selama beberapa minggu pertama kehidupan.

17.1 Jendela Kerentanan

Tingkat antibodi maternal ini menurun seiring berjalannya waktu. Peternak harus mengetahui kapan antibodi maternal menurun ke titik kritis. Titik ini disebut 'jendela kerentanan'—periode di mana DOC sudah kehilangan kekebalan dari induk tetapi vaksinasi belum sempat memberikan perlindungan penuh. Program vaksinasi IBD dan ND harus diatur untuk menutup jendela kerentanan ini secara efektif, seringkali membutuhkan tes serologis darah (uji titer) untuk kelompok induk untuk memprediksi kapan DOC akan paling rentan.

18. Kesalahan Umum yang Harus Dihindari dalam Manajemen DOC

Banyak kegagalan di peternakan disebabkan oleh pengabaian detail kecil selama fase DOC:

19. Prosedur Audit Harian yang Komprehensif

Seorang manajer DOC yang efektif harus menjalankan protokol audit yang ketat setiap hari, bahkan setiap jam selama 72 jam pertama.

  1. Pemeriksaan Pagi (06:00): Cek mortalitas, volume air yang dikonsumsi semalam, distribusi ayam (indikator suhu malam), dan membersihkan/mengisi ulang tempat pakan/minum.
  2. Pemeriksaan Siang (12:00): Cek suhu dan ventilasi (penting saat puncak panas), pengamatan perilaku panting (terengah-engah), dan uji crop fill (jika di bawah hari ke-3).
  3. Pemeriksaan Sore (18:00): Cek kesiapan pemanas sebelum suhu turun, penggarukan litter, dan persiapan air minum untuk vaksinasi jika dijadwalkan.
  4. Pemeriksaan Malam (22:00): Cek suhu di area yang paling dingin di kandang, pastikan tidak ada penumpukan ayam, dan matikan lampu sesuai program pencahayaan (jika sudah melewati hari ke-7).

Secara keseluruhan, DOC ayam broiler bukanlah sekadar produk, melainkan investasi awal yang sangat sensitif. Manajemen yang cermat dan berorientasi pada detail pada fase awal ini akan menghasilkan kelompok ayam yang tangguh, efisien dalam konversi pakan, dan pada akhirnya, menghasilkan keuntungan finansial yang maksimal bagi peternak. Pemahaman yang mendalam tentang termoregulasi, nutrisi, dan biosekuriti adalah garis pemisah antara peternakan yang biasa-biasa saja dan peternakan yang sukses di industri modern.

🏠 Kembali ke Homepage