Ziarah kubur merupakan salah satu amalan yang dianjurkan dalam Islam. Awalnya, Rasulullah SAW pernah melarangnya untuk menjaga kemurnian akidah umat yang baru terlepas dari praktik jahiliyah. Namun, seiring dengan menguatnya iman para sahabat, beliau kemudian menganjurkannya. Tujuan utama dari ziarah kubur adalah untuk melembutkan hati, mengingatkan kita pada akhirat dan kematian, serta mendoakan kebaikan bagi para ahli kubur yang telah mendahului kita. Amalan ini menjadi jembatan spiritual antara yang masih hidup dengan yang telah berpulang, di mana doa menjadi hadiah terindah yang dapat kita kirimkan.
Agar ziarah kubur yang kita lakukan bernilai ibadah dan sesuai dengan tuntunan syariat, penting untuk memahami adab, tata cara, serta bacaan doa yang benar. Pelaksanaan yang khusyuk dan didasari niat yang lurus akan membawa keberkahan, baik bagi peziarah maupun bagi almarhum. Artikel ini akan mengupas secara mendalam dan menyeluruh mengenai segala hal yang berkaitan dengan amalan ziarah kubur, mulai dari persiapan, adab di pemakaman, hingga kumpulan doa untuk ziarah kubur yang dapat diamalkan.
Adab dan Tata Cara Ziarah Kubur yang Benar
Melaksanakan ziarah kubur bukanlah sekadar kunjungan biasa. Ia adalah sebuah ibadah yang memiliki etika dan aturan tersendiri. Memperhatikan adab-adab ini menunjukkan rasa hormat kita kepada ahli kubur dan menjadikan amalan kita lebih sempurna di sisi Allah SWT. Berikut adalah tata cara dan adab yang harus diperhatikan.
1. Niat yang Ikhlas dan Lurus
Segala amal bergantung pada niatnya. Sebelum berangkat, luruskan niat dalam hati bahwa tujuan ziarah kubur semata-mata untuk tiga hal: (1) Mengingat kematian dan akhirat (tazkiratul maut), (2) Mendoakan ahli kubur agar diampuni dosa-dosanya dan dilapangkan kuburnya, dan (3) Mengambil pelajaran (ibrah) dari kehidupan yang fana. Hindari niat-niat yang menyimpang, seperti meminta-minta kepada kuburan, mencari berkah dari penghuni kubur, atau tujuan duniawi lainnya, karena hal tersebut dapat menjerumuskan pada perbuatan syirik.
2. Berwudhu Sebelum Berangkat
Meskipun bukan syarat wajib, sangat dianjurkan untuk berwudhu sebelum berangkat ke pemakaman. Berada dalam keadaan suci akan membantu kita menjaga kekhusyukan dan fokus dalam berdoa. Wudhu adalah persiapan spiritual, membersihkan diri secara lahiriah sebelum kita melakukan ibadah yang bersifat batiniah. Ini juga merupakan bentuk penghormatan karena kita akan memasuki tempat peristirahatan kaum mukminin dan akan memanjatkan doa kepada Allah SWT.
3. Mengenakan Pakaian yang Sopan dan Menutup Aurat
Area pemakaman adalah tempat yang dihormati. Kenakanlah pakaian yang sopan, bersih, menutup aurat, dan tidak berlebihan. Hindari pakaian yang mencolok, ketat, atau transparan. Bagi wanita, pastikan untuk mengenakan jilbab yang sempurna. Pakaian yang sederhana dan sopan mencerminkan suasana duka, perenungan, dan sikap rendah hati di hadapan Allah dan di hadapan realitas kematian.
4. Mengucapkan Salam Saat Memasuki Area Pemakaman
Ketika tiba di gerbang atau memasuki area pemakaman, sunnahnya adalah mengucapkan salam yang ditujukan kepada seluruh ahli kubur. Ini adalah bentuk sapaan dan doa universal bagi semua penghuni makam. Salam ini diajarkan langsung oleh Rasulullah SAW dan mengandung doa keselamatan serta permohonan agar kita dapat menyusul mereka dalam keadaan iman.
السَّلامُ عَلَيْكُمْ أَهْلَ الدِّيارِ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُسْلِمِينَ وَإِنَّا إِنْ شَاءَ اللهُ بِكُمْ لَلاحِقُونَ أَسْأَلُ اللهَ لَنا وَلَكُمُ الْعافِيَةَ
Assalaamu 'alaikum ahlad diyaari minal mu'miniina wal muslimiin, wa innaa insyaa alloohu bikum laahiquun, as-alullooha lanaa wa lakumul 'aafiyah.
"Keselamatan semoga tercurah atas kalian, wahai penghuni kubur dari kalangan kaum mukminin dan muslimin. Dan sesungguhnya kami, insya Allah, akan menyusul kalian. Aku memohon kepada Allah bagi kami dan bagi kalian Al-'Afiyah (keselamatan dari segala keburukan)."
5. Tidak Menduduki atau Menginjak Kuburan
Salah satu adab yang sangat penting adalah menjaga kehormatan makam. Rasulullah SAW secara tegas melarang umatnya untuk duduk di atas kuburan atau menginjak-injaknya. Perbuatan ini dianggap sebagai bentuk penghinaan terhadap jenazah. Berjalanlah di antara lorong-lorong atau jalan setapak yang tersedia. Jika hendak berdoa di dekat makam tertentu, carilah tempat di sampingnya tanpa harus menduduki atau bersandar pada nisan.
6. Menjaga Sikap dan Perkataan
Selama berada di area pemakaman, jagalah sikap dan lisan. Hindari berbicara tentang hal-hal duniawi secara berlebihan, tertawa terbahak-bahak, atau melakukan perbuatan sia-sia lainnya. Area pemakaman adalah tempat untuk merenung (tafakur), bukan tempat untuk bersenda gurau. Fokuskan hati dan pikiran untuk mendoakan almarhum dan mengingat kematian.
7. Melepas Alas Kaki (Ikhtilaf Ulama)
Terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai melepas alas kaki saat berada di pemakaman. Sebagian menganjurkannya berdasarkan sebuah hadits, sementara sebagian lain memperbolehkan memakainya. Sikap yang paling bijak adalah melihat kondisi. Jika tanahnya bersih dan tidak membahayakan (misalnya tidak ada duri atau benda tajam), maka melepas alas kaki adalah lebih utama sebagai bentuk penghormatan. Namun, jika ada hal yang dapat membahayakan kaki, maka diperbolehkan tetap memakainya.
8. Menghadap Kiblat Saat Berdoa
Ketika memanjatkan doa untuk ahli kubur, posisi yang paling utama adalah menghadap ke arah kiblat. Peziarah berdiri di dekat makam (biasanya di sisi kaki jenazah), lalu membalikkan badan menghadap kiblat sambil mengangkat kedua tangan untuk berdoa kepada Allah. Ini menegaskan bahwa doa kita hanya ditujukan kepada Allah SWT, bukan kepada penghuni kubur. Makam yang kita ziarahi hanyalah sebagai pengingat dan wasilah untuk mendoakannya, bukan sebagai objek permohonan.
Kumpulan Doa untuk Ziarah Kubur dan Bacaan Al-Qur'an
Inti dari ziarah kubur adalah mendoakan ampunan dan rahmat bagi si mayit. Berikut adalah kumpulan bacaan Al-Qur'an dan doa-doa yang dapat dipanjatkan selama berziarah. Rangkaian ini dapat disesuaikan, namun secara umum mencakup tahapan berikut.
1. Membaca Istighfar
Sebelum memulai rangkaian doa yang lebih panjang, sangat baik untuk mengawalinya dengan beristighfar, memohon ampunan kepada Allah untuk diri sendiri dan untuk almarhum. Istighfar membuka pintu rahmat dan membersihkan hati peziarah, sehingga doanya lebih mudah diijabah.
أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيمَ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيَّ الْقَيُّومَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ
Astaghfirullahal 'azhiim, alladzii laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyuumu wa atuubu ilaih.
"Aku memohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung, yang tiada Tuhan selain Dia Yang Maha Hidup lagi Maha Berdiri Sendiri, dan aku bertaubat kepada-Nya."
Bacalah istighfar ini beberapa kali, misalnya tiga atau tujuh kali, dengan penuh penghayatan akan dosa-dosa yang pernah dilakukan.
2. Membaca Surat-Surat Pendek Al-Qur'an
Membaca ayat-ayat suci Al-Qur'an dan menghadiahkan pahalanya kepada ahli kubur adalah amalan yang dianjurkan oleh banyak ulama. Surat-surat yang umum dibaca antara lain:
- Surat Al-Fatihah (1 kali): Sebagai surat pembuka dan inti dari Al-Qur'an, Al-Fatihah adalah doa agung yang berisi pujian kepada Allah dan permohonan petunjuk. Pahala membacanya sangat besar dan bisa dihadiahkan kepada almarhum.
- Surat Al-Ikhlas (3 kali): Rasulullah SAW bersabda bahwa membaca Surat Al-Ikhlas sebanyak tiga kali pahalanya setara dengan mengkhatamkan Al-Qur'an. Kemurnian tauhid dalam surat ini menjadi cahaya bagi ahli kubur.
- Surat Al-Falaq (1 kali): Berisi permohonan perlindungan kepada Allah dari kejahatan makhluk, kegelapan malam, sihir, dan kedengkian.
- Surat An-Nas (1 kali): Berisi permohonan perlindungan kepada Allah dari bisikan setan yang tersembunyi, baik dari kalangan jin maupun manusia.
- Ayat Kursi (1 kali): Ayat 255 dari Surat Al-Baqarah ini merupakan ayat yang paling agung dalam Al-Qur'an. Kandungannya tentang keesaan dan kekuasaan Allah yang mutlak dapat menjadi penjaga dan pemberi ketenangan bagi ahli kubur.
Beberapa orang juga membaca Surat Yasin, terutama jika memiliki waktu yang cukup. Meskipun terdapat perbedaan pendapat mengenai kekhususan hadits tentang Yasin untuk orang yang telah meninggal, para ulama sepakat bahwa membaca Al-Qur'an secara umum dan mendoakan pahalanya untuk mayit adalah hal yang baik dan bermanfaat.
3. Doa Khusus untuk Jenazah yang Diziarahi
Setelah membaca ayat-ayat Al-Qur'an, inilah saatnya memanjatkan doa inti yang secara spesifik ditujukan untuk almarhum/almarhumah yang makamnya sedang kita ziarahi. Lafaz doa ini berbeda tergantung jenis kelamin jenazah.
Doa untuk Jenazah Laki-Laki:
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ وَوَسِّعْ مُدْخَلَهُ وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ وَنَقِّهِ مِنَ الْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ وَأَهْلًا خَيْرًا مِنْ أَهْلِهِ وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ وَأَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ وَأَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَعَذَابِ النَّارِ
Allahummaghfirlahu warhamhu wa 'aafihi wa'fu 'anhu wa akrim nuzulahu wa wassi' mudkhalahu waghsilhu bil maa-i wats tsalji wal baradi wa naqqihi minal khathaayaa kamaa yunaqqats tsaubul abyadhu minad danasi wa abdilhu daaran khairan min daarihi wa ahlan khairan min ahlihi wa zaujan khairan min zaujihi wa adkhilhul jannata wa a'idzhu min 'adzaabil qabri wa 'adzaabin naar.
"Ya Allah, ampunilah dia, rahmatilah dia, selamatkanlah dia, maafkanlah dia, muliakanlah tempatnya, luaskanlah kuburnya, mandikanlah dia dengan air, salju, dan embun. Bersihkanlah dia dari segala kesalahan sebagaimana kain putih dibersihkan dari noda. Gantikanlah baginya rumah yang lebih baik dari rumahnya (di dunia), keluarga yang lebih baik dari keluarganya, pasangan yang lebih baik dari pasangannya. Masukkanlah dia ke dalam surga dan lindungilah dia dari siksa kubur dan siksa neraka."
Doa untuk Jenazah Perempuan:
Untuk jenazah perempuan, dhomir (kata ganti) 'hu' diubah menjadi 'ha'.
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهَا وَارْحَمْهَا وَعَافِهَا وَاعْفُ عَنْهَا وَأَكْرِمْ نُزُلَهَا وَوَسِّعْ مُدْخَلَهَا وَاغْسِلْهَا بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ وَنَقِّهَا مِنَ الْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْأَبْyَضُ مِنَ الدَّنَسِ وَأَبْدِلْهَا دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهَا وَأَهْلًا خَيْرًا مِنْ أَهْلِهَا وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهَا وَأَدْخِلْهَا الْجَنَّةَ وَأَعِذْهَا مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَعَذَابِ النَّارِ
Allahummaghfirlahaa warhamhaa wa 'aafihaa wa'fu 'anhaa wa akrim nuzulahaa wa wassi' mudkhalahaa waghsilhaa bil maa-i wats tsalji wal baradi wa naqqihaa minal khathaayaa kamaa yunaqqats tsaubul abyadhu minad danasi wa abdilhaa daaran khairan min daarihaa wa ahlan khairan min ahlihaa wa zaujan khairan min zaujihaa wa adkhilhal jannata wa a'idzhaa min 'adzaabil qabri wa 'adzaabin naar.
"Ya Allah, ampunilah dia, rahmatilah dia, selamatkanlah dia, maafkanlah dia, muliakanlah tempatnya, luaskanlah kuburnya, mandikanlah dia dengan air, salju, dan embun. Bersihkanlah dia dari segala kesalahan sebagaimana kain putih dibersihkan dari noda. Gantikanlah baginya rumah yang lebih baik dari rumahnya (di dunia), keluarga yang lebih baik dari keluarganya, pasangan yang lebih baik dari pasangannya. Masukkanlah dia ke dalam surga dan lindungilah dia dari siksa kubur dan siksa neraka."
4. Doa Penutup dan Tahlil Singkat
Setelah doa khusus, sempurnakan dengan bacaan tahlil singkat dan doa penutup yang memohon kepada Allah agar menerima semua amalan dan doa yang telah dipanjatkan.
- Membaca Tahlil, Tahmid, dan Takbir: Ucapkan kalimat-kalimat thayyibah seperti "Laa ilaaha illallah", "Subhanallah", "Alhamdulillah", dan "Allahu Akbar". Membaca tahlil "Laa ilaaha illallah" sebanyak 33 kali atau 100 kali sangat dianjurkan.
- Membaca Shalawat Nabi: Jangan lupakan untuk bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW, karena shalawat adalah salah satu sebab terkabulnya doa. Contoh shalawat: "Allahumma sholli 'ala sayyidina Muhammad wa 'ala aali sayyidina Muhammad".
- Doa Penutup Universal: Akhiri rangkaian ziarah dengan doa sapu jagat dan doa untuk seluruh kaum muslimin yang telah wafat.
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيعٌ قَرِيبٌ مُجِيبُ الدَّعَوَاتِ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.
Allahummaghfir lil muslimiina wal muslimaat, wal mu'miniina wal mu'minaat, al-ahyaa-i minhum wal amwaat, innaka samii'un qariibun mujiibud da'awaat. Rabbanaa aatinaa fid-dunyaa hasanatan wa fil-aakhirati hasanatan waqinaa 'adzaaban-naar. Wa sallallahu 'ala sayyidina muhammadin wa 'ala aalihi wa sahbihi wa sallam, walhamdulillahi rabbil 'aalamiin.
"Ya Allah, ampunilah kaum muslimin dan muslimat, kaum mukminin dan mukminat, baik yang masih hidup maupun yang telah wafat. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar, Maha Dekat, lagi Maha Mengabulkan doa. Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan peliharalah kami dari siksa neraka. Semoga rahmat dan keselamatan Allah tercurah kepada junjungan kami Nabi Muhammad, beserta keluarga dan para sahabatnya. Dan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam."
Hikmah dan Manfaat di Balik Ziarah Kubur
Ziarah kubur bukan hanya ritual mendoakan yang telah tiada, tetapi juga merupakan madrasah spiritual bagi yang masih hidup. Ada banyak hikmah dan pelajaran berharga yang dapat kita petik dari amalan ini.
1. Mengingat Kematian (Tadzkiratul Maut)
Manfaat terbesar dari ziarah kubur adalah sebagai pengingat akan kepastian yang akan kita hadapi: kematian. Melihat deretan nisan yang membisu menyadarkan kita bahwa kehidupan dunia ini hanyalah sementara. Harta, jabatan, dan segala kemewahan dunia akan kita tinggalkan. Kesadaran ini akan mendorong kita untuk lebih giat beribadah, memperbaiki diri, dan mempersiapkan bekal untuk kehidupan akhirat. Ia adalah terapi kejut yang efektif untuk menyembuhkan penyakit cinta dunia (hubbud dunya).
2. Melembutkan Hati yang Keras
Rasulullah SAW bersabda, "Dahulu aku melarang kalian berziarah kubur, namun sekarang berziarahlah, karena ia dapat melembutkan hati." Hati yang sering lalai oleh kesibukan dan gemerlap dunia bisa menjadi keras. Dengan berziarah, merenungi nasib mereka yang telah berada di alam barzakh, hati akan kembali lunak, rasa sombong terkikis, dan kepekaan spiritual meningkat. Kita menjadi lebih mudah bersyukur atas nikmat hidup dan lebih berempati kepada sesama.
3. Wujud Bakti kepada Orang Tua dan Kerabat
Bagi anak, ziarah ke makam orang tua adalah salah satu bentuk bakti (birrul walidain) yang terus berlanjut bahkan setelah mereka wafat. Doa seorang anak yang saleh adalah hadiah tak ternilai yang dapat meringankan beban orang tua di alam kubur. Begitu pula saat menziarahi kerabat dan sahabat, doa kita menjadi penyambung tali silaturahmi yang tak terputus oleh kematian.
4. Mengambil Ibrah (Pelajaran)
Di pemakaman, semua manusia setara. Orang kaya dan miskin, pejabat dan rakyat biasa, semuanya berbaring di bawah tanah yang sama. Ini memberikan pelajaran berharga tentang hakikat kehidupan dan kesetaraan di hadapan Sang Pencipta. Yang membedakan mereka hanyalah amal perbuatan. Pelajaran ini memotivasi kita untuk tidak silau pada status sosial di dunia dan lebih fokus pada pengumpulan amal saleh.
Hal-hal yang Dilarang dan Harus Dihindari Saat Ziarah Kubur
Untuk menjaga kemurnian ibadah ziarah kubur, ada beberapa perbuatan yang harus dihindari karena dapat merusak nilai ibadah, bahkan menjerumuskan pada kesyirikan dan bid'ah.
- Meminta kepada Penghuni Kubur: Ini adalah bentuk syirik akbar (syirik besar). Segala bentuk permohonan, doa, dan permintaan hanya boleh ditujukan kepada Allah SWT. Menganggap penghuni kubur bisa memberi manfaat atau menolak mudharat adalah keyakinan yang batil.
- Thawaf (Mengelilingi) Kuburan: Thawaf adalah ibadah khusus yang hanya dilakukan di Ka'bah. Mengelilingi kuburan dengan niat beribadah adalah perbuatan bid'ah yang menyerupai ritual agama lain.
- Menyembelih Hewan di Area Makam: Menyembelih kurban atau hewan lainnya di area kuburan dengan tujuan untuk dipersembahkan kepada penghuni kubur adalah syirik. Penyembelihan sebagai ibadah hanya boleh ditujukan untuk Allah.
- Meratap Berlebihan (Niyahah): Menangis karena sedih adalah hal yang manusiawi. Namun, meratap secara histeris, menjerit-jerit, merobek pakaian, atau mengucapkan kalimat-kalimat yang menunjukkan penolakan terhadap takdir Allah adalah perbuatan yang dilarang keras dalam Islam.
- Membangun atau Menghias Kuburan Secara Berlebihan: Islam mengajarkan kesederhanaan, termasuk dalam hal kuburan. Membangun kuburan dengan megah, memasang keramik, atau menghiasnya secara berlebihan adalah pemborosan dan dapat mengarah pada pengkultusan. Cukup dengan memberinya tanda, seperti batu nisan sederhana, agar dikenali.
- Menabur Bunga dan Menyiram Air Mawar: Praktik ini tidak memiliki dasar yang kuat dari sunnah Nabi. Sebagian ulama menganggapnya sebagai pemborosan dan menyerupai tradisi non-muslim. Yang paling bermanfaat bagi mayit adalah doa, bukan bunga atau wewangian. Jika pun ingin melakukannya, niatkan semata-mata sebagai tradisi untuk keindahan dan bukan sebagai bagian dari ritual ibadah.
Sebagai kesimpulan, ziarah kubur adalah ibadah agung yang kaya akan hikmah. Dengan niat yang lurus, adab yang terjaga, dan lantunan doa untuk ziarah kubur yang tulus, amalan ini akan menjadi sumber pahala bagi kita dan rahmat bagi mereka yang telah mendahului. Semoga panduan ini bermanfaat dan menjadikan setiap langkah kita ke pemakaman sebagai langkah yang mendekatkan diri kepada Allah SWT.