Panduan Doa untuk Jenazah
Kematian adalah sebuah kepastian yang akan dihadapi oleh setiap makhluk yang bernyawa. Sebagai seorang muslim, kita memiliki tanggung jawab dan kewajiban terhadap saudara kita yang telah meninggal dunia. Salah satu bentuk kepedulian dan kasih sayang tertinggi adalah dengan memanjatkan doa untuk jenazah. Doa ini bukan hanya sekadar ritual, melainkan sebuah jembatan spiritual yang menghubungkan kita yang masih hidup dengan mereka yang telah berpulang, memohonkan ampunan dan rahmat dari Allah SWT untuk mereka.
Mendoakan jenazah adalah amalan yang sangat dianjurkan. Doa dari orang-orang yang saleh diharapkan dapat meringankan beban si mayit di alam barzakh dan menjadi penolong baginya di hadapan Allah. Artikel ini akan membahas secara mendalam dan komprehensif mengenai berbagai macam doa untuk jenazah, mulai dari niat sholat jenazah, bacaan di setiap takbir, hingga doa-doa yang bisa dipanjatkan setelah pemakaman atau saat berziarah.
Makna dan Keutamaan Mendoakan Jenazah
Sebelum melangkah lebih jauh ke dalam bacaan doa, penting untuk memahami esensi dan keutamaan dari amalan ini. Kematian bukanlah akhir dari segalanya, melainkan gerbang menuju kehidupan abadi di akhirat. Saat seseorang meninggal, terputuslah semua amalnya kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang mendoakannya. Doa dari anak, keluarga, sahabat, dan sesama muslim termasuk dalam kategori ini, menjadi sebuah kiriman pahala yang tak ternilai harganya bagi si mayit.
Rasulullah SAW bersabda, "Apabila seorang manusia meninggal dunia, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, atau ilmu yang bermanfaat, atau anak saleh yang mendoakannya." (HR. Muslim). Hadis ini menegaskan betapa berharganya doa yang kita panjatkan. Doa kita menjadi bukti cinta, kepedulian, dan harapan agar almarhum atau almarhumah mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya. Ini adalah bentuk penghormatan terakhir yang paling mulia yang bisa kita berikan.
Selain itu, menyolatkan dan mendoakan jenazah juga memiliki keutamaan besar bagi orang yang melakukannya. Dalam sebuah hadis, disebutkan bahwa siapa saja yang menyolatkan jenazah akan mendapatkan pahala sebesar satu qirath, dan jika ia mengantarkannya hingga ke pemakaman, ia akan mendapatkan dua qirath. Satu qirath digambarkan sebesar Gunung Uhud. Ini menunjukkan betapa Allah SWT sangat menghargai usaha hamba-Nya yang peduli terhadap saudaranya yang telah wafat.
Panduan Lengkap Sholat Jenazah
Sholat jenazah adalah ibadah inti yang dilakukan untuk mendoakan orang yang telah meninggal. Berbeda dengan sholat fardhu, sholat jenazah tidak memiliki gerakan rukuk, sujud, atau duduk di antara dua sujud. Sholat ini terdiri dari empat kali takbir yang diisi dengan bacaan-bacaan doa khusus. Berikut adalah panduan lengkapnya, mulai dari niat hingga salam.
1. Niat Sholat Jenazah
Niat adalah fondasi dari setiap ibadah. Niat dilakukan di dalam hati bersamaan dengan takbiratul ihram. Lafaz niat bisa berbeda tergantung pada jenis kelamin jenazah dan posisi kita dalam sholat (imam atau makmum).
Niat untuk Jenazah Laki-laki (sebagai makmum)
أُصَلِّى عَلَى هَذَا الْمَيِّتِ أَرْبَعَ تَكْبِيرَاتٍ فَرْضَ الْكِفَايَةِ مَأْمُومًا لِلَّهِ تَعَالَى
Ushalli ‘alā hādzal mayyiti arba’a takbīrātin fardhal kifāyati ma’mūman lillāhi ta’ālā.
"Aku berniat sholat untuk mayit ini dengan empat kali takbir, fardhu kifayah, sebagai makmum karena Allah Ta'ala."
Niat untuk Jenazah Perempuan (sebagai makmum)
Perbedaannya terletak pada kata tunjuk untuk jenazah. "Hādzal mayyiti" untuk laki-laki diganti menjadi "hādzihil mayyitati" untuk perempuan.
أُصَلِّى عَلَى هَذِهِ الْمَيِّتَةِ أَرْبَعَ تَكْبِيرَاتٍ فَرْضَ الْكِفَايَةِ مَأْمُومًا لِلَّهِ تَعَالَى
Ushalli ‘alā hādzihil mayyitati arba’a takbīrātin fardhal kifāyati ma’mūman lillāhi ta’ālā.
"Aku berniat sholat untuk mayit ini dengan empat kali takbir, fardhu kifayah, sebagai makmum karena Allah Ta'ala."
Jika Anda menjadi imam, kata "ma’mūman" (makmum) diganti dengan "imāman" (imam). Niat ini harus tertanam kuat di dalam hati bahwa kita melaksanakan ibadah ini semata-mata untuk mencari ridha Allah dan mendoakan kebaikan bagi si mayit.
2. Bacaan Setelah Takbir Pertama
Setelah mengangkat tangan untuk takbiratul ihram yang pertama seraya berniat, tangan disedekapkan di antara dada dan pusar. Bacaan yang dianjurkan setelah takbir pertama adalah Surat Al-Fatihah. Pembacaan Al-Fatihah ini dibaca secara lirih (sirr), baik oleh imam maupun makmum.
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ. الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ. اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ. اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ. صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّۤالِّيْنَ.
Bismillāhir-raḥmānir-raḥīm. Al-ḥamdu lillāhi rabbil-‘ālamīn. Ar-raḥmānir-raḥīm. Māliki yaumid-dīn. Iyyāka na‘budu wa iyyāka nasta‘īn. Ihdinaṣ-ṣirāṭal-mustaqīm. Ṣirāṭallażīna an‘amta ‘alaihim gairil-magḍūbi ‘alaihim wa laḍ-ḍāllīn.
"Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Pemilik hari Pembalasan. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus. (Yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat."
Surat Al-Fatihah adalah Ummul Qur'an, induk dari Al-Qur'an. Membacanya di awal sholat jenazah adalah bentuk pembukaan doa yang paling agung, memuji Allah SWT dan memohon petunjuk, yang pada akhirnya kita harapkan petunjuk dan rahmat itu tercurah kepada jenazah.
3. Bacaan Setelah Takbir Kedua
Setelah selesai membaca Al-Fatihah, imam akan mengumandangkan takbir kedua. Kita sebagai makmum ikut bertakbir tanpa mengangkat tangan. Setelah takbir kedua, bacaan yang dianjurkan adalah shalawat kepada Nabi Muhammad SAW. Shalawat ini adalah bentuk permohonan agar rahmat Allah tercurah kepada Rasulullah, yang juga menjadi wasilah (perantara) terkabulnya doa kita untuk si mayit.
Versi shalawat yang paling utama adalah shalawat Ibrahimiyah, seperti yang dibaca saat tasyahud akhir dalam sholat biasa.
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، فِي الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
Allāhumma ṣalli ‘alā sayyidinā Muḥammadin wa ‘alā āli sayyidinā Muḥammad, kamā ṣallaita ‘alā sayyidinā Ibrāhīma wa ‘alā āli sayyidinā Ibrāhīm, wa bārik ‘alā sayyidinā Muḥammadin wa ‘alā āli sayyidinā Muḥammad, kamā bārakta ‘alā sayyidinā Ibrāhīma wa ‘alā āli sayyidinā Ibrāhīm, fil ‘ālamīna innaka ḥamīdun majīd.
"Ya Allah, berikanlah rahmat kepada junjungan kami Nabi Muhammad dan keluarga junjungan kami Nabi Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberikan rahmat kepada junjungan kami Nabi Ibrahim dan keluarga junjungan kami Nabi Ibrahim. Berikanlah keberkahan kepada junjungan kami Nabi Muhammad dan keluarga junjungan kami Nabi Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberikan keberkahan kepada junjungan kami Nabi Ibrahim dan keluarga junjungan kami Nabi Ibrahim. Di seluruh alam, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Terpuji lagi Maha Mulia."
Jika tidak hafal versi lengkap, diperbolehkan membaca versi yang lebih singkat, misalnya:
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
Allāhumma ṣalli ‘alā sayyidinā Muḥammad.
"Ya Allah, berikanlah rahmat kepada junjungan kami Nabi Muhammad."
Membaca shalawat adalah wujud cinta kita kepada Rasulullah SAW dan pengakuan atas peran beliau sebagai pembawa risalah. Dengan bershalawat, kita berharap doa kita lebih mudah diijabah oleh Allah SWT.
4. Bacaan Setelah Takbir Ketiga
Ini adalah bagian inti dari sholat jenazah, di mana doa spesifik untuk ampunan dan rahmat bagi si mayit dipanjatkan. Bacaan doanya berbeda antara jenazah laki-laki dan perempuan. Perbedaan utamanya terletak pada dhomir (kata ganti) yang digunakan: "-hu" untuk laki-laki dan "-ha" untuk perempuan.
Doa untuk Jenazah Laki-laki
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ، وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ، وَوَسِّعْ مَدْخَلَهُ، وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ، وَنَقِّهِ مِنَ الْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ، وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ، وَأَهْلًا خَيْرًا مِنْ أَهْلِهِ، وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ، وَأَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ، وَأَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَعَذَابِ النَّارِ
Allāhummagfir lahu warḥamhu wa ‘āfihi wa‘fu ‘anhu, wa akrim nuzulahu, wa wassi‘ mudkhalahu, wagsilhu bil-mā’i wats-tsalji wal-barad, wa naqqihi minal-khaṭāyā kamā yunaqqats-tsaubul-abyaḍu minad-danas, wa abdilhu dāran khairan min dārihi, wa ahlan khairan min ahlihi, wa zaujan khairan min zaujihi, wa adkhilhul-jannata, wa a‘idzhu min ‘adzābil-qabri wa ‘adzābin-nār.
"Ya Allah, ampunilah dia, rahmatilah dia, selamatkanlah dia, dan maafkanlah kesalahannya. Muliakanlah tempat tinggalnya, luaskanlah pintu masuknya, dan mandikanlah ia dengan air, salju, dan embun. Bersihkanlah ia dari segala kesalahan sebagaimana kain putih dibersihkan dari noda. Gantikanlah rumahnya dengan rumah yang lebih baik, keluarganya dengan keluarga yang lebih baik, dan pasangannya dengan pasangan yang lebih baik. Masukkanlah ia ke dalam surga, dan lindungilah ia dari siksa kubur dan siksa api neraka."
Doa untuk Jenazah Perempuan
Untuk jenazah perempuan, dhomir "-hu" diubah menjadi "-ha".
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهَا وَارْحَمْهَا وَعَافِهَا وَاعْفُ عَنْهَا، وَأَكْرِمْ نُزُلَهَا، وَوَسِّعْ مَدْخَلَهَا، وَاغْسِلْهَا بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ، وَنَقِّهَا مِنَ الْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ، وَأَبْدِلْهَا دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهَا، وَأَهْلًا خَيْرًا مِنْ أَهْلِهَا، وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهَا، وَأَدْخِلْهَا الْجَنَّةَ، وَأَعِذْهَا مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَعَذَابِ النَّارِ
Allāhummagfir lahā warḥamhā wa ‘āfihā wa‘fu ‘anhā, wa akrim nuzulahā, wa wassi‘ mudkhalahā, wagsilhā bil-mā’i wats-tsalji wal-barad, wa naqqihā minal-khaṭāyā kamā yunaqqats-tsaubul-abyaḍu minad-danas, wa abdilhā dāran khairan min dārihā, wa ahlan khairan min ahlihā, wa zaujan khairan min zaujihā, wa adkhilhāl-jannata, wa a‘idzhā min ‘adzābil-qabri wa ‘adzābin-nār.
"Ya Allah, ampunilah dia, rahmatilah dia, selamatkanlah dia, dan maafkanlah kesalahannya. Muliakanlah tempat tinggalnya, luaskanlah pintu masuknya, dan mandikanlah ia dengan air, salju, dan embun. Bersihkanlah ia dari segala kesalahan sebagaimana kain putih dibersihkan dari noda. Gantikanlah rumahnya dengan rumah yang lebih baik, keluarganya dengan keluarga yang lebih baik, dan pasangannya dengan pasangan yang lebih baik. Masukkanlah ia ke dalam surga, dan lindungilah ia dari siksa kubur dan siksa api neraka."
Doa ini adalah inti permohonan kita. Setiap kalimatnya mengandung harapan yang mendalam. Kita memohon ampunan (maghfirah), kasih sayang (rahmah), keselamatan (afiyah), dan maaf (afwu). Kita berdoa agar Allah memuliakan kedatangannya, melapangkan kuburnya, dan menyucikannya dari segala dosa. Permohonan untuk mengganti dunia dengan yang lebih baik di akhirat adalah puncak harapan kita bagi almarhum/almarhumah.
5. Bacaan Setelah Takbir Keempat
Setelah takbir keempat, kita memanjatkan doa terakhir sebelum salam. Doa ini tidak hanya untuk si mayit, tetapi juga untuk diri kita sendiri dan seluruh kaum muslimin yang masih hidup. Ini menunjukkan bahwa kematian adalah pengingat bagi kita semua.
Doa untuk Jenazah Laki-laki
اللَّهُمَّ لَا تَحْرِمْنَا أَجْرَهُ وَلَا تَفْتِنَّا بَعْدَهُ، وَاغْفِرْ لَنَا وَلَهُ
Allāhumma lā taḥrimnā ajrahu, wa lā taftinnā ba’dahu, waghfir lanā wa lahu.
"Ya Allah, janganlah Engkau haramkan kami dari pahalanya, dan janganlah Engkau beri kami cobaan sepeninggalnya, serta ampunilah kami dan dia."
Doa untuk Jenazah Perempuan
Sama seperti sebelumnya, dhomir "-hu" diubah menjadi "-ha".
اللَّهُمَّ لَا تَحْرِمْنَا أَجْرَهَا وَلَا تَفْتِنَّا بَعْدَهَا، وَاغْفِرْ لَنَا وَلَهَا
Allāhumma lā taḥrimnā ajrahā, wa lā taftinnā ba’dahā, waghfir lanā wa lahā.
"Ya Allah, janganlah Engkau haramkan kami dari pahalanya, dan janganlah Engkau beri kami cobaan sepeninggalnya, serta ampunilah kami dan dia."
Setelah membaca doa ini, ada jeda sejenak sebelum imam mengucapkan salam. Sebagian ulama menganjurkan untuk menambahkan doa-doa lain pada waktu ini sebelum salam diucapkan.
6. Salam
Sholat jenazah diakhiri dengan mengucapkan salam sambil menoleh ke kanan, sama seperti sholat fardhu. Bacaan salamnya adalah:
السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Assalāmu ‘alaikum wa raḥmatullāhi wa barakātuh.
"Semoga keselamatan, rahmat Allah, dan berkah-Nya tercurah kepada kalian."
Sebagian ulama berpendapat cukup dengan satu kali salam ke kanan, sementara yang lain menganjurkan dua kali salam ke kanan dan ke kiri. Keduanya dapat diamalkan. Dengan diucapkannya salam, maka selesailah rangkaian sholat jenazah.
Doa-doa Lain yang Relevan
Selain doa dalam sholat jenazah, ada banyak doa lain yang bisa kita panjatkan untuk almarhum atau almarhumah di berbagai kesempatan, seperti saat mendengar kabar duka, setelah pemakaman, atau ketika berziarah kubur.
1. Doa Saat Mendengar Kabar Kematian
Ketika mendengar berita bahwa seorang muslim telah meninggal dunia, kita dianjurkan untuk mengucapkan kalimat istirja'. Ini adalah bentuk pengakuan bahwa kita semua adalah milik Allah dan akan kembali kepada-Nya.
إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ
Innā lillāhi wa innā ilaihi rāji‘ūn.
"Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan sesungguhnya hanya kepada-Nya kami akan kembali."
Dianjurkan juga untuk menambahkan doa berikut:
اللَّهُمَّ أَجِرْنِي فِي مُصِيبَتِي وَأَخْلِفْ لِي خَيْرًا مِنْهَا
Allāhumma’jurnī fī muṣībatī wa akhlif lī khairan minhā.
"Ya Allah, berilah aku pahala dalam musibahku ini dan berikanlah ganti yang lebih baik darinya."
Doa ini tidak hanya menenangkan hati yang berduka, tetapi juga merupakan bentuk kepasrahan dan permohonan kebaikan kepada Allah SWT di tengah ujian.
2. Doa Saat Ziarah Kubur
Ziarah kubur adalah amalan yang dianjurkan untuk mengingatkan kita pada kematian dan untuk mendoakan ahli kubur. Saat memasuki area pemakaman, kita disunnahkan untuk mengucapkan salam kepada para penghuni kubur.
السَّلَامُ عَلَيْكُمْ أَهْلَ الدِّيَارِ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُسْلِمِينَ، وَإِنَّا إِنْ شَاءَ اللهُ بِكُمْ لَلَاحِقُونَ، أَسْأَلُ اللهَ لَنَا وَلَكُمُ الْعَافِيَةَ
Assalāmu ‘alaikum ahlad-diyār, minal-mu’minīna wal-muslimīn, wa innā insyā Allāhu bikum lalāḥiqūn, as’alullāha lanā wa lakumul-‘āfiyah.
"Salam sejahtera atas kalian wahai para penghuni kubur dari kaum mukminin dan muslimin. Sesungguhnya kami, insya Allah, akan menyusul kalian. Aku memohon kepada Allah bagi kami dan bagi kalian keselamatan."
Setelah itu, kita bisa duduk atau berdiri di dekat makam yang dituju (misalnya makam orang tua atau kerabat) dan memanjatkan doa secara khusus. Kita bisa membaca surat-surat pendek seperti Al-Fatihah, Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas, lalu menghadiahkan pahalanya kepada almarhum/almarhumah. Kemudian, kita bisa mengangkat tangan dan berdoa dengan doa-doa yang telah disebutkan dalam sholat jenazah, memohon ampunan dan rahmat bagi mereka.
3. Doa Khusus untuk Orang Tua yang Telah Wafat
Berbakti kepada orang tua tidak berhenti saat mereka meninggal dunia. Salah satu bentuk bakti yang paling utama adalah dengan senantiasa mendoakan mereka. Doa ini sangat masyhur dan sebaiknya dihafalkan oleh setiap anak.
رَبِّ اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا
Rabbighfir lī wa liwālidayya warḥamhumā kamā rabbayānī ṣaghīrā.
"Ya Tuhanku, ampunilah aku dan kedua orang tuaku, dan sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidikku di waktu kecil."
Doa ini bisa dipanjatkan setiap saat, terutama setelah sholat fardhu. Ini adalah investasi akhirat terbaik yang bisa diberikan seorang anak untuk kedua orang tuanya. Doa ini adalah pengakuan atas jasa-jasa mereka yang tak terhingga dan permohonan balasan terbaik dari Allah SWT.
4. Doa Saat Tahlilan atau Acara Doa Bersama
Dalam tradisi sebagian masyarakat, diadakan acara tahlilan atau doa bersama untuk mendoakan almarhum/almarhumah. Acara ini biasanya diisi dengan rangkaian zikir, bacaan Al-Qur'an (khususnya Surat Yasin), dan ditutup dengan doa. Berikut adalah salah satu contoh doa penutup yang sering dibacakan, yang merangkum permohonan ampunan untuk si mayit dan kaum muslimin secara umum.
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ، الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيعٌ قَرِيبٌ مُجِيبُ الدَّعَوَاتِ. اللَّهُمَّ اجْعَلْ وَأَوْصِلْ وَتَقَبَّلْ ثَوَابَ مَا قَرَأْنَاهُ مِنْ الْقُرْآنِ الْعَظِيمِ، وَمَا هَلَّلْنَا وَمَا سَبَّحْنَا وَمَا اسْتَغْفَرْنَا وَمَا صَلَّيْنَا عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، هَدِيَّةً وَاصِلَةً وَرَحْمَةً نَازِلَةً وَبَرَكَةً شَامِلَةً إِلَى حَضْرَةِ حَبِيبِنَا وَشَفِيعِنَا وَقُرَّةِ أَعْيُنِنَا سَيِّدِنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، ثُمَّ إِلَى أَرْوَاحِ جَمِيعِ إِخْوَانِهِ مِنَ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِينَ وَالْأَوْلِيَاءِ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ وَالصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِينَ وَالْعُلَمَاءِ الْعَامِلِينَ وَالْمُصَنِّفِينَ الْمُخْلِصِينَ وَجَمِيعِ الْمُجَاهِدِينَ فِي سَبِيلِ اللهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ. ثُمَّ خُصُوصًا إِلَى رُوحِ ... (sebutkan nama jenazah bin/binti nama ayahnya) ... اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ. اللَّهُمَّ أَنْزِلِ الرَّحْمَةَ وَالْمَغْفِرَةَ عَلَى أَهْلِ الْقُبُورِ مِنْ أَهْلِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللهِ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.
(Doa ini sangat panjang untuk ditransliterasi secara penuh, namun inti permohonannya adalah sebagai berikut)
"Ya Allah, ampunilah kaum mukminin dan mukminat, muslimin dan muslimat, baik yang masih hidup maupun yang telah wafat. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar, Dekat, dan Mengabulkan doa. Ya Allah, jadikanlah, sampaikanlah, dan terimalah pahala dari apa yang kami baca dari Al-Qur'an yang agung, dari tahlil kami, tasbih kami, istighfar kami, dan shalawat kami kepada junjungan kami Muhammad SAW, sebagai hadiah yang sampai, rahmat yang turun, dan berkah yang فراگیر kepada hadirat kekasih kami, pemberi syafaat kami, penyejuk mata kami, junjungan kami Muhammad SAW. Kemudian kepada arwah saudara-saudaranya dari para nabi dan rasul, para wali, syuhada, orang-orang saleh, para sahabat, tabi'in, ulama yang mengamalkan ilmunya, para penulis yang ikhlas, dan seluruh mujahidin di jalan Allah. Kemudian secara khusus kepada arwah... (sebutkan nama jenazah). Ya Allah, ampunilah dia, rahmatilah dia, selamatkanlah dia, dan maafkanlah dia. Ya Allah, turunkanlah rahmat dan ampunan kepada para penghuni kubur dari ahli 'La ilaha illallah Muhammadur Rasulullah'. Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan peliharalah kami dari siksa neraka. Semoga shalawat dan salam tercurah kepada junjungan kami Muhammad, beserta keluarga dan sahabatnya. Dan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam."
Doa ini bersifat komprehensif, dimulai dengan mendoakan seluruh umat Islam, menghadiahkan pahala bacaan kepada Rasulullah dan orang-orang saleh, lalu mengkhususkan doa bagi jenazah yang dimaksud, dan diakhiri dengan doa sapu jagat.
Kesimpulan: Wujud Cinta yang Abadi
Mendoakan jenazah adalah salah satu amalan paling mulia dalam Islam. Ia adalah wujud dari ukhuwah (persaudaraan), cinta, dan kepedulian yang tidak lekang oleh waktu dan tidak terpisahkan oleh kematian. Setiap lafaz doa yang kita panjatkan, setiap takbir yang kita kumandangkan dalam sholat jenazah, dan setiap tetes air mata yang jatuh karena kehilangan adalah saksi di hadapan Allah atas ikatan kita dengan almarhum atau almarhumah.
Memahami setiap bacaan dan maknanya akan membuat doa kita lebih khusyuk dan tulus. Ini bukan sekadar ritual mekanis, melainkan dialog spiritual yang penuh harap kepada Sang Pemilik Kehidupan dan Kematian. Semoga panduan lengkap ini dapat membantu kita semua dalam menunaikan kewajiban dan hak saudara kita yang telah berpulang, serta menjadi pengingat bagi kita yang masih hidup untuk senantiasa mempersiapkan diri menghadapi hari kepulangan kita sendiri. Dengan mendoakan mereka, kita sejatinya juga sedang menabung kebaikan untuk diri kita kelak, berharap saat kita tiada nanti, akan ada lisan-lisan tulus yang juga mendoakan kita.