Mengenal Ragam Doa Sujud Sholat dan Makna Mendalamnya

Ilustrasi seseorang sedang bersujud Siluet minimalis seseorang dalam posisi sujud, melambangkan kepasrahan dan doa.

Sujud adalah salah satu rukun sholat yang memiliki kedudukan paling istimewa. Ia bukan sekadar gerakan fisik menundukkan kepala ke tanah, melainkan sebuah manifestasi puncak dari penghambaan, kepasrahan, dan kerendahan diri seorang hamba di hadapan Sang Pencipta, Allah Subhanahu wa Ta'ala. Dalam posisi inilah, seorang Muslim merasakan jarak yang begitu dekat dengan Rabb-nya, sebuah momen spiritual yang penuh ketenangan dan kekhusyukan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Momen terdekat seorang hamba dengan Tuhannya adalah ketika ia sedang sujud, maka perbanyaklah berdoa.” (HR. Muslim).

Hadis ini menjadi landasan betapa mustajabnya doa yang dipanjatkan saat sujud. Oleh karena itu, memahami dan menghayati bacaan doa sujud sholat menjadi sangat penting. Selain bacaan yang bersifat standar atau wajib, terdapat berbagai macam doa yang diajarkan oleh Rasulullah untuk dibaca dalam sujud. Ragam doa ini menunjukkan keluasan rahmat Allah dan memberikan kesempatan bagi kita untuk memohon apa pun yang kita butuhkan, baik untuk urusan dunia maupun akhirat. Artikel ini akan mengupas secara mendalam berbagai bacaan doa sujud, mulai dari yang wajib, sunnah, hingga anjuran untuk memperbanyak doa pribadi, lengkap dengan makna dan keutamaannya.

Makna dan Keutamaan Sujud yang Agung

Sebelum mendalami bacaan doanya, penting bagi kita untuk merenungi makna dan keutamaan di balik gerakan sujud itu sendiri. Memahami esensinya akan membuat sujud kita lebih bermakna, tidak lagi menjadi gerakan rutin tanpa ruh.

1. Puncak Ketundukan dan Kepasrahan

Secara fisik, sujud adalah meletakkan bagian tubuh yang paling mulia, yaitu dahi, sejajar dengan telapak kaki di atas tanah. Tindakan ini merupakan simbolisme yang sangat kuat. Manusia yang seringkali berjalan dengan kepala tegak, penuh dengan ego dan kesombongan, rela menundukkan mahkotanya ke tempat yang paling rendah. Ini adalah pengakuan mutlak akan keagungan Allah dan kehinaan diri di hadapan-Nya. Dalam sujud, lisan dan perbuatan bersatu, mengucapkan "Subhanna Rabbiyal A'la" (Maha Suci Tuhanku Yang Maha Tinggi) sementara raga berada di posisi paling rendah. Kontradiksi yang indah ini adalah esensi dari tauhid dan penghambaan sejati.

2. Momen Terdekat dengan Allah

Seperti yang telah disebutkan dalam hadis riwayat Imam Muslim, sujud adalah keadaan di mana seorang hamba berada pada titik terdekat dengan Allah. Mengapa demikian? Karena dalam sujud, segala sekat berupa kesombongan, keangkuhan, dan rasa "bisa" yang ada pada diri manusia luruh seketika. Yang tersisa hanyalah rasa butuh, rasa fakir, dan pengakuan total bahwa tidak ada daya dan kekuatan kecuali dari Allah. Dalam kondisi spiritual yang murni inilah, "jarak" antara hamba dan Rabb menjadi sirna, membuka pintu komunikasi yang paling intim dan langsung.

3. Sujud Menggugurkan Dosa dan Mengangkat Derajat

Setiap gerakan sujud yang kita lakukan memiliki nilai yang luar biasa di sisi Allah. Ia tidak hanya menjadi penanda ketaatan, tetapi juga menjadi sarana pembersihan diri dari dosa dan noda. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah seorang hamba melakukan sujud sekali kepada Allah, melainkan Allah akan mengangkat satu derajat untuknya dan menghapuskan satu kesalahan darinya.” (HR. Muslim). Bayangkan, dalam satu rakaat sholat kita melakukan dua kali sujud. Jika kita melaksanakan sholat lima waktu dengan total 17 rakaat, maka setidaknya ada 34 kali sujud setiap hari. Betapa besar anugerah Allah yang memberikan kesempatan untuk terus menerus diampuni dosa-dosanya dan ditinggikan derajatnya melalui amalan yang ringan ini.

4. Bekas Sujud Menjadi Tanda di Hari Kiamat

Anggota tubuh yang digunakan untuk sujud akan mendapatkan perlindungan khusus di hari akhirat. Dalam sebuah hadis panjang, disebutkan bahwa ketika Allah hendak menyelamatkan orang-orang beriman dari neraka, Dia memerintahkan para malaikat untuk mengeluarkan mereka. Para malaikat mengenali mereka dari bekas-bekas sujud (atsar as-sujud). Allah mengharamkan api neraka untuk membakar bekas sujud tersebut. (HR. Bukhari dan Muslim). Ini menunjukkan betapa mulianya amalan sujud, hingga bekasnya pun menjadi penyelamat dan pembeda bagi seorang mukmin.

Bacaan Doa Sujud Wajib dan Variasi Sunnah

Setelah memahami keagungan sujud, mari kita pelajari doa-doa yang dapat kita panjatkan di dalamnya. Dimulai dari bacaan yang paling umum dan dianggap sebagai bagian dari kesempurnaan sholat, hingga variasi-variasi lain yang diajarkan oleh Nabi.

Bacaan Standar (Wajib) dalam Sujud

Bacaan yang paling dasar dan masyhur dalam sujud, yang diajarkan kepada kaum muslimin secara luas adalah sebagai berikut. Para ulama menyebutkan bahwa membacanya minimal sekali adalah bagian dari kewajiban dalam sujud.

سُبْحَانَ رَبِّيَ الْأَعْلَى

Subhaana Rabbiyal A'laa. Artinya: "Maha Suci Tuhanku Yang Maha Tinggi."

Bacaan ini dianjurkan untuk diulang sebanyak tiga kali, lima kali, tujuh kali, atau dalam bilangan ganjil lainnya. Pengulangan ini bertujuan untuk memberikan waktu bagi hati untuk meresapi maknanya. Ketika kita mengucapkan "Maha Suci Tuhanku", kita sedang menyucikan Allah dari segala sifat kekurangan, kelemahan, atau keserupaan dengan makhluk-Nya. Dan saat kita menyebut "Yang Maha Tinggi", kita menegaskan keagungan dan kemuliaan-Nya yang tak terbatas, selaras dengan posisi tubuh kita yang sedang berada di titik terendah.

Ada pula tambahan "wa bihamdih" pada bacaan ini, yang juga memiliki dasar dari hadis.

سُبْحَانَ رَبِّيَ الْأَعْلَى وَبِحَمْدِهِ

Subhaana Rabbiyal A'laa wa bihamdih. Artinya: "Maha Suci Tuhanku Yang Maha Tinggi dan dengan memuji-Nya."

Tambahan ini memperkaya tasbih kita dengan pujian, menggabungkan antara penyucian (tanzih) dan pujian (tahmid) kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Variasi Doa Sujud Sesuai Sunnah Rasulullah

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam berbagai kesempatan membaca doa-doa yang berbeda dalam sujudnya. Mempelajari dan mengamalkan doa-doa ini adalah salah satu cara untuk menghidupkan sunnah dan memperkaya pengalaman spiritual kita dalam sholat. Berikut beberapa di antaranya:

1. Doa yang Sering Dibaca Nabi di Akhir Hayatnya

Aisyah radhiyallahu ‘anha meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sering membaca doa ini dalam rukuk dan sujudnya setelah turunnya Surah An-Nashr.

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ، اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي

Subhaanakallahumma Rabbanaa wa bihamdika, Allahummaghfir-lii. Artinya: "Maha Suci Engkau ya Allah, Tuhan kami, dan dengan memuji-Mu. Ya Allah, ampunilah aku."

Doa ini mengandung tiga unsur penting: tasbih (menyucikan Allah), tahmid (memuji Allah), dan istighfar (memohon ampunan). Ini adalah paket doa yang sangat lengkap, di mana kita mengawali permohonan ampun dengan pujian dan pengagungan kepada Dzat Yang Maha Pengampun. Mengamalkan doa ini mengajarkan kita adab dalam berdoa: memuji terlebih dahulu sebelum meminta.

2. Doa Penyucian Malaikat

Doa ini juga diriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, bahwa beliau mendengar Nabi membacanya dalam sujud.

سُبُّوحٌ قُدُّوسٌ، رَبُّ الْمَلَائِكَةِ وَالرُّوحِ

Subbuuhun Qudduusun, Rabbul-malaa'ikati war-ruuh. Artinya: "Maha Suci, Maha Qudus, Tuhan para malaikat dan Ruh (Jibril)."

Kata "Subbuh" dan "Quddus" keduanya bermakna penyucian dari segala aib dan kekurangan, namun dengan penekanan yang sedikit berbeda. "Subbuh" lebih kepada penyucian Dzat Allah, sedangkan "Quddus" lebih kepada penyucian sifat-sifat-Nya. Dengan menyebut-Nya sebagai "Tuhan para malaikat dan Ruh (Jibril)", kita mengakui bahwa bahkan makhluk-makhluk suci dan mulia seperti malaikat pun tunduk dan menyembah-Nya. Ini semakin menegaskan betapa tingginya kedudukan Allah Subhanahu wa Ta'ala.

3. Doa Pengakuan dan Penyerahan Diri Total

Ini adalah doa yang panjang dan sangat indah, diriwayatkan oleh Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu. Doa ini mencakup pengakuan iman yang total dan pujian atas kesempurnaan ciptaan Allah.

اللَّهُمَّ لَكَ سَجَدْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَلَكَ أَسْلَمْتُ، سَجَدَ وَجْهِي لِلَّذِي خَلَقَهُ، وَصَوَّرَهُ، وَشَقَّ سَمْعَهُ وَبَصَرَهُ، تَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ

Allahumma laka sajadtu, wa bika aamantu, wa laka aslamtu. Sajada wajhiya lilladzii kholaqohuu, wa showwarohuu, wa syaqqo sam'ahuu wa bashorohuu, tabaarokallaahu ahsanul-khooliqiin. Artinya: "Ya Allah, hanya kepada-Mu aku bersujud, hanya kepada-Mu aku beriman, dan hanya kepada-Mu aku berserah diri. Wajahku bersujud kepada Dzat yang menciptakannya, yang membentuknya, yang membuka pendengaran dan penglihatannya. Maha Suci Allah, sebaik-baik Pencipta."

Mari kita bedah makna mendalam dari doa ini:

4. Doa Memohon Perlindungan dan Ampunan Komprehensif

Doa ini juga merupakan doa yang panjang dan mencakup permohonan ampunan atas segala jenis dosa, baik yang tampak maupun tersembunyi, yang kecil maupun yang besar.

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي ذَنْبِي كُلَّهُ: دِقَّهُ وَجِلَّهُ، وَأَوَّلَهُ وَآخِرَهُ، وَعَلَانِيَتَهُ وَسِرَّهُ

Allahummaghfir-lii dzanbii kullahu: diqqohu wa jillahu, wa awwalahu wa aakhirohu, wa 'alaaniyatahu wa sirrohu. Artinya: "Ya Allah, ampunilah seluruh dosaku: yang kecil maupun yang besar, yang awal maupun yang akhir, yang terang-terangan maupun yang tersembunyi."

Doa ini mengajarkan kita untuk tidak meremehkan dosa sekecil apa pun dan untuk selalu merasa butuh akan ampunan Allah. Permohonan ampun yang komprehensif ini menunjukkan kesadaran penuh seorang hamba akan kekurangannya. Ia mencakup dosa di setiap dimensi:

Dengan memanjatkan doa ini, kita berharap tidak ada satu pun dosa yang luput dari ampunan Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Memperbanyak Doa Pribadi di dalam Sujud

Selain doa-doa ma'tsur (yang berasal dari Nabi) di atas, momen sujud adalah waktu emas untuk kita mencurahkan segala isi hati dan memanjatkan doa-doa pribadi kita. Anjuran ini datang langsung dari lisan mulia Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam: "...Adapun (ketika) sujud, maka bersungguh-sungguhlah dalam berdoa, karena besar kemungkinan doamu akan diijabah." (HR. Muslim).

Bolehkah Berdoa dengan Bahasa Indonesia?

Ini adalah pertanyaan yang sering muncul. Para ulama memiliki beberapa pandangan mengenai hal ini.

  1. Pendapat pertama: Doa dalam sholat harus menggunakan bahasa Arab, terutama doa-doa yang diajarkan dalam Al-Qur'an dan Sunnah. Ini adalah pendapat yang lebih hati-hati, terutama untuk sholat wajib.
  2. Pendapat kedua (mayoritas): Diperbolehkan berdoa dengan bahasa selain Arab bagi mereka yang tidak mampu atau tidak hafal doa-doa berbahasa Arab. Allah Maha Mengetahui setiap bahasa dan memahami isi hati hamba-Nya. Terutama dalam sholat sunnah (seperti sholat tahajud, dhuha, atau rawatib), para ulama lebih longgar dalam memperbolehkan hal ini.
Kesimpulannya, yang paling utama adalah menggunakan doa-doa dari Al-Qur'an dan Sunnah. Namun, jika ada hajat atau kebutuhan mendesak yang ingin kita sampaikan dengan bahasa kita sendiri, maka hal itu diperbolehkan, dengan catatan dilakukan di dalam hati menurut sebagian ulama, atau dilafalkan secara lirih menurut ulama lainnya. Kuncinya adalah kekhusyukan dan keyakinan bahwa Allah mendengar dan memahami setiap rintihan kita, dalam bahasa apa pun itu.

Contoh Doa-Doa Pilihan yang Bisa Dipanjatkan

Berikut adalah beberapa contoh doa dari Al-Qur'an dan Sunnah yang sangat baik untuk dipanjatkan dalam sujud, mencakup berbagai aspek kehidupan.

1. Doa Sapu Jagat (Memohon Kebaikan Dunia dan Akhirat)

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Rabbanaa aatinaa fid-dunyaa hasanah, wa fil-aakhirati hasanah, wa qinaa 'adzaaban-naar. Artinya: "Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan peliharalah kami dari siksa neraka."

Ini adalah doa yang paling sering dibaca oleh Nabi. Maknanya sangat luas, mencakup semua bentuk kebaikan: kesehatan, rezeki halal, ilmu bermanfaat, keluarga sakinah di dunia; serta ampunan, rahmat, dan surga di akhirat.

2. Doa Memohon Keteguhan Hati di Atas Iman

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً ۚ إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

Rabbanaa laa tuzigh quluubanaa ba'da idz hadaitanaa wa hab lanaa min ladunka rahmah, innaka antal-wahhaab. Artinya: "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia)."

Nikmat terbesar adalah hidayah iman. Doa ini adalah permohonan agar Allah menjaga hati kita agar tidak tergelincir kembali ke dalam kesesatan setelah merasakan manisnya petunjuk. Ini adalah doa yang sangat penting di zaman yang penuh fitnah.

3. Doa untuk Kedua Orang Tua

رَبِّ اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا

Rabbighfir-lii wa liwaalidayya warhamhumaa kamaa rabbayaanii shoghiiroo. Artinya: "Ya Tuhanku, ampunilah aku dan kedua orang tuaku, dan sayangilah mereka sebagaimana mereka telah menyayangiku di waktu kecil."

Mendoakan orang tua adalah wujud bakti seorang anak. Sujud adalah salah satu momen terbaik untuk memohonkan ampunan dan rahmat bagi mereka, baik yang masih hidup maupun yang telah tiada.

4. Doa Memohon Ilmu yang Bermanfaat

اللَّهُمَّ انْفَعْنِي بِمَا عَلَّمْتَنِي، وَعَلِّمْنِي مَا يَنْفَعُنِي، وَزِدْنِي عِلْمًا

Allahumman-fa'nii bimaa 'allamtanii, wa 'allimnii maa yanfa'unii, wa zidnii 'ilmaa. Artinya: "Ya Allah, berilah aku manfaat dari apa yang Engkau ajarkan kepadaku, ajarilah aku apa yang bermanfaat bagiku, dan tambahkanlah ilmuku."

Doa ini tidak hanya meminta tambahan ilmu, tetapi juga memohon agar ilmu yang sudah dimiliki menjadi bermanfaat dan berkah. Ini adalah doa penting bagi para pelajar, guru, dan siapa saja yang meniti jalan ilmu.

Menghayati Sujud dalam Kehidupan Sehari-hari

Sujud tidak boleh berhenti sebagai ritual dalam sholat saja. Nilai-nilai yang terkandung di dalamnya harus mampu kita bawa dan manifestasikan dalam kehidupan sehari-hari. Hakikat sujud yang sesungguhnya adalah ketika ia mampu membentuk karakter dan kepribadian kita.

Sujud melahirkan Tawadhu (Kerendahan Hati). Orang yang benar-benar menghayati sujudnya akan terhindar dari sifat sombong dan angkuh. Ia sadar bahwa betapapun tinggi jabatan, harta, atau ilmunya, ia tetaplah seorang hamba yang hina di hadapan Allah. Kesadaran ini akan membuatnya rendah hati di hadapan sesama manusia.

Sujud menumbuhkan Kesabaran dan Ketergantungan. Saat kita meletakkan dahi di tanah, kita seolah-olah meletakkan semua beban dan masalah kita di hadapan Allah. Kita menyerahkan segala urusan kepada-Nya. Ini mengajarkan kita untuk sabar dalam menghadapi ujian dan selalu bergantung hanya kepada-Nya, bukan kepada kekuatan diri sendiri atau makhluk lain.

Sujud memperkuat Rasa Syukur. Dalam doa sujud, kita memuji keagungan Allah yang telah menciptakan kita dengan sempurna. Ini adalah pengingat konstan akan nikmat-nikmat-Nya yang tak terhitung, mulai dari pendengaran, penglihatan, hingga nikmat iman dan Islam. Rasa syukur inilah yang akan membawa kebahagiaan dan ketenangan dalam hidup.

Sebagai penutup, marilah kita berusaha untuk menjadikan setiap sujud kita sebagai sujud yang berkualitas. Bukan hanya gerakan yang terburu-buru, tetapi sebuah perhentian spiritual di mana kita berdialog, mengadu, memohon, dan memuji Rabb semesta alam. Dengan memahami ragam doa sujud sholat dan meresapi maknanya, semoga sholat kita menjadi lebih khusyuk, doa kita lebih mustajab, dan hidup kita lebih berkah. Jadikanlah sujud sebagai oase di tengah hiruk pikuk kehidupan, tempat kita menemukan kekuatan, ketenangan, dan kedekatan sejati dengan Sang Pencipta.

🏠 Kembali ke Homepage