Memaknai Doa Setelah Tahlil

Ilustrasi tangan menengadah berdoa Sebuah ikon yang menggambarkan dua telapak tangan terbuka ke atas dalam posisi berdoa, menyimbolkan permohonan dan doa kepada Tuhan.

Tahlil merupakan sebuah tradisi spiritual yang telah mengakar kuat dalam budaya masyarakat Muslim di Nusantara. Rangkaian zikir, tasbih, tahmid, tahlil, takbir, dan pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur'an ini bukan sekadar ritual, melainkan sebuah jembatan rohani yang menghubungkan antara yang hidup dengan Sang Pencipta, serta antara yang masih di dunia dengan mereka yang telah berpulang. Puncak dari majelis tahlil adalah doa penutup, sebuah munajat komprehensif yang merangkum segala harapan, permohonan ampun, dan limpahan pahala bagi almarhum dan almarhumah.

Doa setelah tahlil adalah inti dari seluruh rangkaian. Di sinilah semua energi spiritual dari zikir yang telah dilantunkan difokuskan menjadi sebuah permohonan agung. Doa ini menjadi manifestasi dari rasa cinta, bakti, dan kepedulian yang tak terputus oleh kematian. Memahaminya secara mendalam, bukan hanya dari segi bacaan, tetapi juga dari setiap makna yang terkandung di dalamnya, akan meningkatkan kualitas dan kekhusyukan kita saat memanjatkannya. Artikel ini akan mengupas tuntas bacaan doa setelah tahlil, lengkap dengan tulisan Arab, transliterasi Latin, terjemahan, serta penjelasan mendalam dari setiap untaian kalimatnya.

Makna dan Kedudukan Tahlil

Sebelum menyelami doa penutupnya, penting untuk memahami esensi dari tahlil itu sendiri. Secara harfiah, "tahlil" berarti mengucapkan kalimat tauhid, لَا إِلَٰهَ إِلَّا ٱللَّٰهُ (Laa ilaha illallah), yang artinya "Tiada Tuhan selain Allah". Kalimat ini adalah fondasi akidah Islam, pernyataan paling fundamental tentang keesaan Allah SWT. Dalam konteks majelis tahlil, kalimat ini diulang-ulang sebagai inti zikir, mengingatkan setiap yang hadir akan poros utama kehidupannya.

Majelis tahlil umumnya diselenggarakan untuk mendoakan orang yang telah meninggal dunia, biasanya pada hari pertama hingga ketujuh, hari ke-40, ke-100, haul (peringatan tahunan), dan seterusnya. Tradisi ini merupakan wujud dari ajaran Islam tentang pentingnya mendoakan sesama Muslim, terutama mereka yang telah wafat. Hadis riwayat Muslim menyebutkan, "Apabila manusia meninggal dunia, maka terputuslah semua amalnya kecuali tiga (perkara), yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang mendoakannya." Doa yang dipanjatkan dalam majelis tahlil adalah salah satu bentuk implementasi dari "anak saleh yang mendoakannya", yang diperluas maknanya menjadi keluarga, kerabat, dan sahabat saleh yang mendoakan.

Rangkaian tahlil yang terdiri dari Al-Fatihah, surah-surah pendek, Ayat Kursi, istighfar, shalawat, dan kalimat thayyibah lainnya adalah kumpulan amalan yang memiliki keutamaan besar. Setiap bacaan ini menghasilkan pahala. Niat utama dari majelis ini adalah untuk "menghadiahkan" akumulasi pahala tersebut kepada arwah yang dituju. Doa setelah tahlil berfungsi sebagai penyalur resmi, sebagai permohonan kepada Allah agar Dia menerima dan menyampaikan hadiah pahala tersebut.

Bacaan Lengkap Doa Setelah Tahlil

Berikut adalah bacaan doa setelah tahlil yang umum dibaca. Doa ini merupakan sebuah gubahan indah yang mencakup puji-pujian kepada Allah, shalawat kepada Nabi, permohonan penyampaian pahala, serta doa-doa kebaikan untuk yang telah wafat dan yang masih hidup.

أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. الْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. حَمْدَ الشَّاكِرِيْنَ، حَمْدَ النَّاعِمِيْنَ، حَمْدًا يُوَافِيْ نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ. يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلَالِ وَجْهِكَ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ.

A'uudzubillaahi minasy-syaithaanir-rajiim. Bismillaahir-rahmaanir-rahiim. Alhamdulillaahi rabbil-'aalamiin. Hamdasy-syaakiriin, hamdan-naa'imiin, hamdan yuwaafii ni'amahu wa yukaafi'u maziidah. Yaa rabbanaa lakal-hamdu kamaa yanbaghii li jalaali wajhika wa 'azhiimi sulthaanik.

Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk. Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan seru sekalian alam. Sebagaimana pujian orang-orang yang bersyukur, pujian orang-orang yang mendapatkan nikmat, pujian yang sepadan dengan nikmat-nikmat-Nya dan setara dengan tambahan-Nya. Wahai Tuhan kami, bagi-Mu segala puji, sebagaimana seyogianya bagi kemuliaan wajah-Mu dan keagungan kekuasaan-Mu.

اللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ.

Allaahumma shalli 'alaa sayyidinaa Muhammadin wa 'alaa aali sayyidinaa Muhammad.

Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami Nabi Muhammad dan kepada keluarga junjungan kami Nabi Muhammad.

اَللّٰهُمَّ تَقَبَّلْ وَأَوْصِلْ ثَوَابَ مَا قَرَأْنَاهُ مِنَ الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَمَا هَلَّلْنَا وَمَا سَبَّحْنَا وَمَا اسْتَغْفَرْنَا وَمَا صَلَّيْنَا عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هَدِيَّةً وَاصِلَةً وَرَحْمَةً نَازِلَةً وَبَرَكَةً شَامِلَةً إِلَى حَضْرَةِ حَبِيْبِنَا وَشَفِيْعِنَا وَقُرَّةِ أَعْيُنِنَا سَيِّدِنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ.

Allaahumma taqabbal wa awshil tsawaaba maa qara'naahu minal-qur'aanil-'azhiim, wa maa hallalnaa, wa maa sabbahnaa, wa mas-taghfarnaa, wa maa shalaynaa 'alaa sayyidinaa muhammadin shallallaahu 'alaihi wa sallam, hadiyyatan waashilatan wa rahmatan naazilatan wa barakatan syaamilatan ilaa hadhrati habiibinaa wa syafii'inaa wa qurrati a'yuninaa sayyidinaa wa mawlaanaa muhammadin shallallaahu 'alaihi wa sallam.

Ya Allah, terimalah dan sampaikanlah pahala bacaan Al-Qur'an kami, zikir tahlil kami, zikir tasbih kami, istighfar kami, dan shalawat kami kepada junjungan kami Nabi Muhammad SAW, sebagai hadiah yang terkirim, rahmat yang turun, dan berkah yang menyeluruh, kepada junjungan kami, kekasih kami, pemberi syafaat kami, penyejuk mata kami, pemimpin dan tuan kami, Nabi Muhammad SAW.

وَإِلَى جَمِيْعِ إِخْوَانِهِ مِنَ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَالْأَوْلِيَاءِ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ وَالصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَالْعُلَمَاءِ الْعَامِلِيْنَ وَالْمُصَنِّفِيْنَ الْمُخْلِصِيْنَ وَجَمِيْعِ الْمُجَاهِدِيْنَ فِي سَبِيْلِ اللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَالْمَلَائِكَةِ الْمُقَرَّبِيْنَ.

Wa ilaa jamii'i ikhwaanihii minal-anbiyaa'i wal-mursaliin, wal-awliyaa'i, wasy-syuhadaa'i, wash-shaalihiin, wash-shahaabati wat-taabi'iin, wal-'ulamaa'il-'aamiliin, wal-mushannifiinal-mukhlishiin, wa jamii'il-mujaahidiina fii sabiilillaahi rabbil-'aalamiin, wal-malaa'ikatil-muqarrabiin.

Dan kepada seluruh saudara-saudaranya dari kalangan para nabi dan rasul, para wali, para syuhada, orang-orang saleh, para sahabat, para tabi'in, para ulama yang mengamalkan ilmunya, para pengarang yang ikhlas, dan kepada seluruh pejuang di jalan Allah Tuhan semesta alam, serta para malaikat yang dekat (dengan Allah).

ثُمَّ إِلَى جَمِيْعِ أَهْلِ الْقُبُوْرِ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ مِنْ مَشَارِقِ الْأَرْضِ إِلَى مَغَارِبِهَا بَرِّهَا وَبَحْرِهَا خُصُوْصًا إِلَى آبَائِنَا وَأُمَّهَاتِنَا وَأَجْدَادِنَا وَجَدَّاتِنَا وَنَخُصُّ خُصُوْصًا مَنِ اجْتَمَعْنَا هٰهُنَا بِسَبَبِهِ وَلِأَجْلِهِ.

Tsumma ilaa jamii'i ahlil-qubuuri minal-muslimiina wal-muslimaati wal-mu'miniina wal-mu'minaati min masyaariqil-ardhi ilaa maghaaribihaa barrihaa wa bahrihaa, khushuushan ilaa aabaa'inaa wa ummahaatinaa wa ajdaadinaa wa jaddaatinaa, wa nakhushshu khushuushan manij-tama'naa haahunaa bisababihii wa li'ajlih.

Kemudian kepada seluruh ahli kubur dari kaum muslimin dan muslimat, kaum mukminin dan mukminat dari belahan bumi timur hingga barat, baik di darat maupun di laut, khususnya kepada bapak-bapak kami dan ibu-ibu kami, kakek-kakek kami dan nenek-nenek kami, dan kami khususkan lebih khusus lagi kepada arwah yang karena sebabnya kami berkumpul di sini.

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لَهُمْ وَارْحَمْهُمْ وَعَافِهِمْ وَاعْفُ عَنْهُمْ. اَللّٰهُمَّ أَنْزِلِ الرَّحْمَةَ وَالْمَغْفِرَةَ عَلَى أَهْلِ الْقُبُوْرِ مِنْ أَهْلِ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ.

Allaahummaghfir lahum warhamhum wa 'aafihim wa'fu 'anhum. Allaahumma anzilir-rahmata wal-maghfirata 'alaa ahlil-qubuuri min ahli laa ilaaha illallaahu muhammadur-rasuulullaah.

Ya Allah, ampunilah mereka, sayangilah mereka, sejahterakanlah mereka, dan maafkanlah mereka. Ya Allah, turunkanlah rahmat dan ampunan kepada ahli kubur dari golongan orang-orang yang mengucapkan 'Laa ilaaha illallaah, Muhammadur rasuulullaah'.

رَبَّنَا أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ.

Rabbanaa arinal-haqqa haqqan warzuqnat-tibaa'ah, wa arinal-baathila baathilan warzuqnaj-tinaabah.

Wahai Tuhan kami, tunjukkanlah kepada kami kebenaran sebagai kebenaran dan berilah kami kemampuan untuk mengikutinya, dan tunjukkanlah kepada kami kebatilan sebagai kebatilan dan berilah kami kemampuan untuk menjauhinya.

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

Rabbanaa aatinaa fid-dunyaa hasanatan wa fil-aakhirati hasanatan wa qinaa 'adzaaban-naar.

Wahai Tuhan kami, berikanlah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan peliharalah kami dari siksa api neraka.

سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ، وَالْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. اَلْفَاتِحَةْ…

Subhaana rabbika rabbil-'izzati 'ammaa yashifuun, wa salaamun 'alal-mursaliin, wal-hamdu lillaahi rabbil-'aalamiin. Al-Faatihah...

Maha Suci Tuhanmu, Tuhan Yang Maha Perkasa, dari apa yang mereka sifatkan. Dan kesejahteraan dilimpahkan atas para rasul. Dan segala puji bagi Allah, Tuhan seru sekalian alam. (Dilanjutkan dengan membaca surat Al-Fatihah).

Penjelasan Mendalam Setiap Untaian Doa

Memahami doa tidak cukup dengan mengetahui terjemahannya saja. Menyelami makna yang lebih dalam dari setiap kalimat akan membuat doa kita lebih hidup, khusyuk, dan penuh pengharapan. Mari kita bedah setiap bagian dari doa agung ini.

Bagian 1: Pembukaan dan Puji-pujian (Tahmid)

الْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. حَمْدَ الشَّاكِرِيْنَ، حَمْدَ النَّاعِمِيْنَ، حَمْدًا يُوَافِيْ نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ...

Doa dimulai dengan fondasi adab tertinggi seorang hamba kepada Tuhannya: pujian. Kalimat "Alhamdulillaahi rabbil 'aalamiin" (Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam) adalah pengakuan mutlak atas keagungan Allah. Ini bukan sekadar ucapan terima kasih, melainkan sebuah pernyataan bahwa hanya Allah-lah yang berhak atas segala bentuk pujian yang sempurna, karena Dia adalah Rabb (Pemelihara, Pengatur, Pencipta) seluruh alam.

Selanjutnya, doa ini merinci jenis pujian yang kita panjatkan:

Bagian pembuka ditutup dengan kalimat, "Yaa rabbanaa lakal-hamdu kamaa yanbaghii li jalaali wajhika wa 'azhiimi sulthaanik" (Wahai Tuhan kami, bagi-Mu segala puji, sebagaimana seyogianya bagi kemuliaan wajah-Mu dan keagungan kekuasaan-Mu). Ini adalah pengakuan final atas ketidakmampuan kita untuk memuji Allah sebagaimana mestinya. Kita serahkan bentuk pujian terbaik kepada-Nya, sesuai dengan keagungan Dzat-Nya yang tak terbayangkan oleh akal manusia.

Bagian 2: Shalawat kepada Nabi Muhammad SAW

اللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ.

Setelah memuji Allah, adab berdoa selanjutnya adalah bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW. Shalawat adalah doa kita kepada Allah agar Dia melimpahkan rahmat dan kesejahteraan kepada Rasulullah. Mengapa ini penting? Karena melalui beliaulah kita mengenal Allah, menerima petunjuk Al-Qur'an, dan mempelajari cara beribadah yang benar. Bershalawat adalah bentuk terima kasih kita kepada Nabi dan kunci terkabulnya doa. Banyak ulama menyatakan bahwa doa yang tidak diawali dan diakhiri dengan shalawat akan "terkatung-katung" antara langit dan bumi. Dengan bershalawat, kita berharap doa kita diangkat ke hadirat Allah SWT.

Bagian 3: Permohonan Penerimaan dan Penyampaian Pahala

اَللّٰهُمَّ تَقَبَّلْ وَأَوْصِلْ ثَوَابَ مَا قَرَأْنَاهُ...

Inilah inti dari doa tahlil, yaitu permohonan agar Allah menerima (taqabbal) dan menyampaikan (awshil) pahala dari amalan yang baru saja dilakukan. Kita merinci amalan-amalan tersebut: bacaan Al-Qur'an, tahlil (hallalnaa), tasbih (sabbahnaa), istighfar (istaghfarnaa), dan shalawat.

Pahala ini dimohonkan untuk menjadi:

Tujuan pertama dan utama dari hadiah pahala ini adalah kepada "habiibinaa wa syafii'inaa wa qurrati a'yuninaa sayyidinaa wa mawlaanaa Muhammadin" (kekasih kami, pemberi syafaat kami, penyejuk mata kami, pemimpin dan tuan kami, Nabi Muhammad). Ini adalah bentuk adab tertinggi. Sebelum menghadiahkan kepada yang lain, kita persembahkan terlebih dahulu kepada junjungan termulia, Rasulullah SAW, sebagai tanda cinta dan penghormatan.

Bagian 4: Memperluas Penerima Pahala

وَإِلَى جَمِيْعِ إِخْوَانِهِ مِنَ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ...

Setelah Rasulullah SAW, doa ini memperluas cakupan penerima hadiah pahala kepada golongan-golongan mulia dalam sejarah Islam. Ini menunjukkan keluasan hati dan pemahaman bahwa kita adalah bagian dari mata rantai umat yang panjang.

Penerima selanjutnya adalah:

Dengan mendoakan mereka, kita sedang melakukan tawassul (menjadikan perantara) dengan kecintaan kita kepada orang-orang mulia ini, berharap doa kita lebih didengar oleh Allah SWT.

Bagian 5: Doa untuk Seluruh Kaum Muslimin dan Pengkhususan

ثُمَّ إِلَى جَمِيْعِ أَهْلِ الْقُبُوْرِ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ...

Doa ini kemudian mencakup seluruh kaum Muslimin yang telah wafat di mana pun mereka berada ("min masyaariqil-ardhi ilaa maghaaribihaa," dari timur hingga barat). Ini adalah wujud dari ukhuwah Islamiyah yang melintasi batas ruang dan waktu.

Setelah doa umum, dilakukan pengkhususan (khushushan):

  1. Kepada leluhur: Bapak, ibu, kakek, dan nenek. Ini adalah bentuk birrul walidain (bakti kepada orang tua) yang terus berlanjut bahkan setelah mereka tiada.
  2. Kepada arwah yang menjadi sebab perkumpulan: "manij-tama'naa haahunaa bisababihii wa li'ajlih." Inilah fokus utama dari majelis tahlil tersebut. Nama almarhum/almarhumah biasanya disebut secara spesifik pada saat ini.

Bagian 6: Doa Spesifik untuk Ahli Kubur

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لَهُمْ وَارْحَمْهُمْ وَعَافِهِمْ وَاعْفُ عَنْهُمْ.

Ini adalah doa yang diambil dari potongan doa shalat jenazah, yang berisi empat permohonan paling esensial bagi orang yang telah meninggal:

Bagian 7: Doa untuk Kebaikan Dunia dan Akhirat

رَبَّنَا أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا... dan رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً...

Setelah fokus mendoakan yang telah wafat, doa beralih kepada permohonan untuk yang masih hidup. Ini menunjukkan keseimbangan dalam ajaran Islam.

Doa pertama adalah permohonan petunjuk (hidayah). Kita memohon agar Allah menunjukkan kebenaran (al-haqq) dan memberi kekuatan untuk mengikutinya, serta menunjukkan kebatilan (al-baathil) dan memberi kekuatan untuk menjauhinya. Ini adalah doa terpenting bagi orang yang hidup, karena inti dari ujian dunia adalah memilih antara yang hak dan yang batil.

Doa kedua adalah "doa sapu jagat", sebuah doa yang sangat komprehensif yang diajarkan dalam Al-Qur'an. Kita memohon hasanah (kebaikan) di dunia dan akhirat. Kebaikan di dunia mencakup kesehatan, rezeki yang halal, keluarga yang sakinah, ilmu yang bermanfaat, dan lingkungan yang baik. Kebaikan di akhirat mencakup kemudahan saat hisab, naungan di padang mahsyar, kesempatan minum dari telaga Nabi, dan puncaknya adalah masuk surga dan melihat wajah Allah. Permohonan untuk dilindungi dari api neraka ("wa qinaa 'adzaaban-naar") menjadi penegas dari harapan tertinggi seorang mukmin.

Bagian 8: Penutup Doa

سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ...

Doa ditutup dengan ayat-ayat dari Surat Ash-Shaffat. Ini adalah bentuk penutup yang sempurna.

Tradisi menutupnya dengan Al-Fatihah adalah untuk menyempurnakan doa, karena Al-Fatihah adalah induk dari Al-Qur'an dan merupakan doa termulia.

Keutamaan dan Manfaat Membaca Doa Tahlil

Membaca dan menghayati doa setelah tahlil memberikan banyak sekali manfaat, baik bagi yang mendoakan, yang didoakan, maupun bagi keharmonisan sosial.

Bagi Arwah yang Didoakan

Manfaat utama, tentu saja, ditujukan bagi almarhum/almarhumah. Doa dari orang-orang yang masih hidup adalah salah satu sumber kebaikan yang masih bisa mereka terima. Doa ini diharapkan dapat menjadi penyebab dilapangkannya kubur mereka, diampuninya dosa-dosa mereka, dan diangkatnya derajat mereka di sisi Allah SWT. Ini adalah bentuk bakti dan kasih sayang yang paling tulus yang bisa diberikan.

Bagi Orang yang Mendoakan

Setiap huruf dari Al-Qur'an, setiap kalimat zikir, dan setiap untaian doa yang kita panjatkan mengandung pahala yang besar bagi diri kita sendiri. Selain itu, ketika kita mendoakan kebaikan untuk orang lain (terutama yang telah wafat), para malaikat akan mendoakan hal yang sama untuk kita. Ini adalah janji dari Rasulullah SAW. Majelis tahlil juga menjadi pengingat kematian (dzikrul maut) yang sangat efektif, melembutkan hati yang keras dan mendorong kita untuk mempersiapkan bekal akhirat.

Bagi Kehidupan Sosial

Majelis tahlil memiliki peran sosial yang sangat penting. Ia menjadi sarana untuk menghibur keluarga yang berduka, menunjukkan simpati dan solidaritas. Berkumpul bersama, berzikir, dan berdoa menguatkan tali silaturahmi dan ukhuwah Islamiyah di antara tetangga dan masyarakat. Ini adalah manifestasi nyata dari masyarakat yang peduli dan saling menguatkan di saat-saat sulit.

Kesimpulan

Doa setelah tahlil bukan sekadar untaian kata-kata ritualistik. Ia adalah sebuah mahakarya spiritual yang merangkum adab seorang hamba, cinta kepada sesama, dan harapan akan rahmat Allah yang tak terbatas. Setiap kalimatnya memiliki kedalaman makna yang, jika direnungkan, akan meningkatkan kualitas iman dan kekhusyukan kita. Dari pujian agung kepada Sang Pencipta, shalawat rindu kepada Sang Nabi, hingga permohonan tulus untuk yang telah pergi dan yang masih menjalani hidup, doa ini adalah jembatan yang menghubungkan semua dimensi eksistensi seorang Muslim.

Dengan memahaminya secara utuh, semoga setiap majelis tahlil yang kita hadiri atau selenggarakan menjadi lebih bermakna, dan setiap doa yang kita panjatkan menjadi lebih berat timbangannya di sisi Allah SWT. Semoga Allah menerima segala amal ibadah kita, mengampuni dosa-dosa kita dan dosa para pendahulu kita, serta mengumpulkan kita semua di dalam surga-Nya kelak. Aamiin ya Rabbal 'aalamiin.

🏠 Kembali ke Homepage