Sakit adalah sebuah keniscayaan dalam siklus kehidupan manusia. Ia adalah pengingat akan kerapuhan diri dan kebesaran Sang Pencipta. Dalam ajaran Islam, sakit bukan semata-mata musibah, melainkan juga ladang pahala, penggugur dosa, dan momen untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Di sinilah letak pentingnya peran komunitas, di mana menjenguk orang sakit ('iyadatul maridh) menjadi salah satu pilar utama dalam mempererat tali persaudaraan dan menebar kasih sayang.
Menjenguk orang yang sedang diuji dengan sakit bukan sekadar kunjungan sosial. Ia adalah ibadah mulia yang sarat dengan keutamaan. Rasulullah SAW sangat menganjurkan amalan ini dan mengajarkan kita cara terbaik untuk melaksanakannya, termasuk untaian doa menjenguk orang sakit dan artinya yang penuh harapan dan ketulusan. Artikel ini akan mengupas secara mendalam mengenai doa-doa tersebut, adab yang menyertainya, serta hikmah agung di balik setiap kunjungan yang kita lakukan.
Keutamaan Agung di Balik Menjenguk Orang Sakit
Sebelum kita menyelami lafadz doa, penting untuk memahami betapa mulianya amalan menjenguk orang sakit dalam pandangan Islam. Ini bukan sekadar anjuran, melainkan sebuah hak bagi seorang muslim atas muslim lainnya. Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim:
"Hak seorang muslim terhadap muslim lainnya ada enam.” Lalu ada yang bertanya, “Apa itu wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Jika engkau bertemu dengannya, ucapkanlah salam; jika ia mengundangmu, penuhilah undangannya; jika ia meminta nasihat kepadamu, berilah ia nasihat; jika ia bersin dan mengucapkan ‘alhamdulillah’, doakanlah ia (dengan ‘yarhamukallah’); jika ia sakit, jenguklah ia; dan jika ia meninggal dunia, iringilah jenazahnya.”
Hadis ini menegaskan posisi menjenguk orang sakit sebagai salah satu pilar interaksi sosial dalam Islam. Ganjaran yang Allah janjikan pun luar biasa besarnya. Dalam hadis lain, Rasulullah SAW memberikan gambaran indah tentang pahala bagi penjenguk:
"Barangsiapa menjenguk orang sakit, maka (seakan-akan) ia berada di dalam sebuah taman surga hingga ia kembali." (HR. Muslim)
Bayangkan, setiap langkah dan setiap menit yang kita luangkan untuk menghibur saudara kita yang sakit, kita seolah sedang berjalan-jalan di kebun buah surga. Tidak hanya itu, para malaikat pun turut mendoakan kita. Dari Ali bin Abi Thalib RA, Rasulullah SAW bersabda:
"Tidaklah seorang muslim menjenguk muslim lainnya di pagi hari, melainkan 70.000 malaikat akan berselawat (mendoakan) untuknya hingga sore hari. Dan jika ia menjenguknya di sore hari, maka 70.000 malaikat akan berselawat untuknya hingga pagi hari. Dan ia akan mendapatkan sebuah taman di surga." (HR. Tirmidzi)
Keutamaan ini menjadi motivasi terbesar bagi kita untuk tidak pernah meremehkan amalan ini. Kunjungan kita membawa ketenangan bagi yang sakit dan membawa lautan rahmat bagi diri kita sendiri.
Kumpulan Doa Menjenguk Orang Sakit Sesuai Sunnah
Inti dari menjenguk adalah mendoakan. Doa adalah senjata orang beriman, sebuah jembatan penghubung antara hamba dengan Rabb-nya. Berikut adalah beberapa doa yang diajarkan langsung oleh Rasulullah SAW ketika menjenguk sahabat atau keluarga beliau yang sedang sakit.
1. Doa Pertama: Harapan Kesembuhan dan Kesucian
Ini adalah doa yang sangat singkat, padat, namun memiliki makna yang sangat dalam. Doa ini diucapkan Rasulullah SAW ketika menjenguk seorang Arab Badui yang sedang demam. Doa ini mengandung harapan agar sakit yang diderita menjadi penggugur dosa.
لَا بَأْسَ، طَهُورٌ إِنْ شَاءَ اللَّهُ
Laa ba'sa, thahuurun insyaa Allah.
Artinya: "Tidak mengapa, semoga sakitmu ini membersihkanmu (dari dosa-dosa), insya Allah."
Penjelasan dan Makna Mendalam
Kalimat "Laa ba'sa" (Tidak mengapa) adalah ucapan untuk menenangkan. Ia bukan berarti meremehkan rasa sakit yang diderita, melainkan sebuah bentuk empati yang mengatakan, "Aku mengerti ini berat, tapi bersabarlah, ini adalah bagian dari takdir Allah yang baik." Ini adalah kalimat pembuka yang memberikan kekuatan mental kepada si sakit.
Kemudian, kalimat "thahuurun insyaa Allah" (semoga menjadi pembersih, insya Allah) adalah inti dari doa ini. Kata "thahuur" berarti suci atau pembersih. Dalam konteks ini, maknanya adalah sakit yang dialami menjadi sarana kaffarah atau penebus dosa-dosa yang telah lalu. Ini mengubah paradigma tentang sakit. Dari yang semula hanya penderitaan fisik, menjadi sebuah proses pemurnian spiritual. Dengan doa ini, kita mengingatkan si sakit (dan diri kita sendiri) bahwa di balik setiap kesulitan, ada hikmah dan ampunan dari Allah yang menanti. Ini adalah cara pandang yang sangat positif dan membangun, memberikan harapan bahwa penderitaan ini tidak akan sia-sia.
2. Doa Kedua: Doa yang Dibaca Tujuh Kali
Doa ini memiliki keutamaan khusus. Rasulullah SAW mengajarkan bahwa jika doa ini dibacakan sebanyak tujuh kali di sisi orang sakit yang belum tiba ajalnya, maka Allah akan memberikannya kesembuhan. Ini adalah bentuk ikhtiar batin yang luar biasa kuat.
أَسْأَلُ اللَّهَ الْعَظِيمَ رَبَّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ أَنْ يَشْفِيَكَ
As'alullaahal 'azhiim, rabbal 'arsyil 'azhiim, an yasyfiyaka.
Artinya: "Aku memohon kepada Allah Yang Maha Agung, Tuhan 'Arsy yang Agung, semoga Dia menyembuhkanmu."
Penjelasan dan Makna Mendalam
Doa ini mengandung pengagungan yang luar biasa kepada Allah SWT. Mari kita bedah maknanya:
- "As'alullaahal 'azhiim" (Aku memohon kepada Allah Yang Maha Agung): Kita memulai doa dengan mengakui keagungan Allah. Ini adalah adab dalam berdoa, yaitu memuji-Nya terlebih dahulu. Dengan menyebut sifat-Nya "Al-'Azhim", kita menanamkan keyakinan bahwa Dzat yang kita mintai pertolongan adalah Dzat yang Maha Kuat dan Maha Besar, yang tidak ada penyakit apa pun yang dapat mengalahkan kekuasaan-Nya.
- "Rabbal 'arsyil 'azhiim" (Tuhan 'Arsy yang Agung): 'Arsy adalah makhluk Allah yang paling besar, singgasana-Nya yang melambangkan ketinggian dan keagungan kekuasaan-Nya. Dengan menyebut Allah sebagai "Tuhan Pemilik 'Arsy yang Agung", kita semakin menegaskan bahwa kita sedang meminta kepada Raja dari segala raja, Penguasa alam semesta. Jika Dia berkehendak, menyembuhkan penyakit adalah perkara yang sangat mudah bagi-Nya.
- "An yasyfiyaka" (semoga Dia menyembuhkanmu): Ini adalah permohonan inti kita, diucapkan dengan penuh kerendahan hati dan keyakinan setelah mengagungkan-Nya.
Mengulang doa ini sebanyak tujuh kali adalah bentuk tawassul (perantaraan) dengan amalan yang diajarkan Nabi (ittiba' sunnah). Angka tujuh seringkali memiliki makna khusus dalam tradisi Islam, melambangkan kesempurnaan atau penekanan. Pengulangan ini menunjukkan kesungguhan, kegigihan, dan harapan besar kita kepada Allah agar doa tersebut diijabah.
3. Doa Ketiga: Doa Ruqyah Jibril untuk Nabi
Ini adalah doa yang sangat istimewa, karena merupakan doa yang dibacakan oleh Malaikat Jibril AS kepada Rasulullah SAW ketika beliau sedang sakit. Doa ini bersifat ruqyah, yaitu permohonan perlindungan dan penyembuhan.
بِسْمِ اللَّهِ أُرْقِيكَ، مِنْ كُلِّ شَيْءٍ يُؤْذِيكَ، مِنْ شَرِّ كُلِّ نَفْسٍ أَوْ عَيْنٍ حَاسِدٍ، اللَّهُ يَشْفِيكَ، بِسْمِ اللَّهِ أُرْقِيكَ
Bismillahi arqiika, min kulli syai'in yu'dziika, min syarri kulli nafsin aw 'ainin haasidin, Allahu yasyfiika, bismillahi arqiika.
Artinya: "Dengan nama Allah aku meruqyahmu, dari segala sesuatu yang menyakitimu, dari kejahatan setiap jiwa atau mata pendengki, semoga Allah menyembuhkanmu, dengan nama Allah aku meruqyahmu."
Penjelasan dan Makna Mendalam
Doa ini mencakup permohonan perlindungan dari segala jenis penyakit, baik yang berasal dari sebab medis (fisik) maupun non-medis (spiritual), seperti 'ain (pandangan mata jahat) atau hasad (dengki).
- "Bismillahi arqiika" (Dengan nama Allah aku meruqyahmu): Memulai dengan nama Allah adalah dasar dari segala kebaikan. Kata "ruqyah" berarti bacaan untuk penyembuhan dan perlindungan. Dengan mengucapkan ini, kita memohon agar bacaan kita menjadi sebab kesembuhan dengan izin Allah.
- "Min kulli syai'in yu'dziika" (dari segala sesuatu yang menyakitimu): Permohonan ini bersifat umum dan komprehensif. Mencakup segala hal yang dapat menimbulkan rasa sakit, baik itu virus, bakteri, gangguan jin, sihir, maupun penyakit hati.
- "Min syarri kulli nafsin aw 'ainin haasidin" (dari kejahatan setiap jiwa atau mata pendengki): Bagian ini secara spesifik meminta perlindungan dari penyakit yang disebabkan oleh pengaruh buruk dari makhluk lain. Islam mengakui adanya 'ain, yaitu pengaruh buruk yang timbul dari pandangan kagum atau dengki seseorang. Doa ini menjadi benteng spiritual dari gangguan semacam itu.
- "Allahu yasyfiika" (semoga Allah menyembuhkanmu): Ini adalah penegasan kembali bahwa penyembuh hakiki hanyalah Allah. Kita, sebagai penjenguk, hanyalah perantara yang memohonkan kepada-Nya.
Membaca doa ini menunjukkan kepedulian kita yang menyeluruh, tidak hanya pada aspek fisik tetapi juga spiritual si sakit.
4. Doa Keempat: Doa Nabi Muhammad untuk Keluarganya
Ini adalah doa yang paling sering dibaca oleh Nabi SAW ketika ada anggota keluarga atau sahabat beliau yang sakit. Beliau akan mengusap bagian yang sakit dengan tangan kanannya seraya membaca doa ini. Doa ini sangat indah dan penuh dengan pengakuan tauhid.
اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ، أَذْهِبِ الْبَأْسَ، اشْفِ أَنْتَ الشَّافِي، لَا شِفَاءَ إِلَّا شِفَاؤُكَ، شِفَاءً لَا يُغَادِرُ سَقَمًا
Allahumma rabban naas, adzhibil ba's, isyfi antas syaafii, laa syifaa'a illaa syifaa'uk, syifaa'an laa yughaadiru saqamaa.
Artinya: "Ya Allah, Tuhan seluruh manusia, hilangkanlah penyakit ini, sembuhkanlah, Engkaulah Yang Maha Penyembuh. Tidak ada kesembuhan kecuali kesembuhan dari-Mu, kesembuhan yang tidak meninggalkan sisa penyakit."
Penjelasan dan Makna Mendalam
Doa ini adalah puncak dari permohonan kesembuhan. Setiap kalimatnya mengandung makna tauhid yang kokoh.
- "Allahumma rabban naas" (Ya Allah, Tuhan seluruh manusia): Panggilan ini mengakui bahwa Allah adalah Pencipta dan Pemelihara semua manusia, baik yang sehat maupun yang sakit, yang beriman maupun yang tidak. Ini menunjukkan universalitas rahmat-Nya.
- "Adzhibil ba's" (hilangkanlah penyakit ini): Permohonan langsung untuk mengangkat penderitaan, kesulitan, dan rasa sakit yang dialami.
- "Isyfi antas syaafii" (sembuhkanlah, Engkaulah Yang Maha Penyembuh): Ini adalah pengakuan mutlak. "Asy-Syaafii" adalah salah satu nama Allah (Asmaul Husna). Dengan menyebut-Nya sebagai satu-satunya Penyembuh, kita menafikan kekuatan penyembuhan dari dokter, obat, atau terapi. Semua itu hanyalah sarana (wasilah), sedangkan penyembuh hakikinya adalah Allah. Ini menguatkan hati si sakit agar bersandar hanya kepada-Nya.
- "Laa syifaa'a illaa syifaa'uk" (Tidak ada kesembuhan kecuali kesembuhan dari-Mu): Kalimat tauhid yang mempertegas poin sebelumnya. Ini adalah penyerahan total, keyakinan bahwa tidak ada satu pun di alam semesta ini yang mampu memberi kesembuhan kecuali atas izin dan kehendak-Nya.
- "Syifaa'an laa yughaadiru saqamaa" (kesembuhan yang tidak meninggalkan sisa penyakit): Ini adalah permohonan untuk kesembuhan yang total dan paripurna. Bukan sekadar sembuh sementara atau sembuh dengan menyisakan komplikasi. Kita memohon kepada Allah agar penyakit itu diangkat sampai ke akar-akarnya, sehingga tidak kembali lagi dan tidak meninggalkan efek samping apa pun. Ini menunjukkan betapa besarnya harapan kita pada kemurahan Allah.
Adab Mulia Saat Menjenguk Orang Sakit
Membaca doa adalah bagian penting, tetapi ia harus dibingkai dengan adab dan etika yang mulia agar kunjungan kita benar-benar membawa manfaat dan bukan sebaliknya. Adab ini mencerminkan keindahan akhlak seorang muslim.
1. Meluruskan Niat
Segala amal bergantung pada niatnya. Niatkan kunjungan kita semata-mata karena Allah SWT, untuk menjalankan sunnah Rasul-Nya, untuk menghibur saudara sesama muslim, dan untuk mendapatkan pahala yang telah dijanjikan. Hindari niat lain seperti sekadar basa-basi, pamer, atau mencari keuntungan duniawi.
2. Memilih Waktu yang Tepat
Jangan berkunjung di waktu-waktu istirahat pasien, seperti larut malam, dini hari, atau saat jam makan. Pasien membutuhkan banyak waktu untuk beristirahat agar tubuhnya bisa pulih. Sebaiknya hubungi keluarga pasien terlebih dahulu untuk menanyakan waktu yang paling nyaman untuk berkunjung.
3. Tidak Berlama-lama
Kecuali jika si sakit sendiri yang meminta kita untuk tinggal lebih lama, sebaiknya kunjungan dilakukan secara singkat dan padat. Kunjungan yang terlalu lama bisa melelahkan pasien dan mengganggu waktu istirahatnya. Tujuan utama kita adalah mendoakan dan memberi semangat, bukan untuk mengobrol panjang lebar tentang hal-hal yang tidak relevan.
4. Menunjukkan Empati dan Memberi Semangat
Gunakan kata-kata yang menenangkan dan penuh harapan. Hindari membicarakan hal-hal yang dapat menambah kesedihan atau kekhawatiran pasien, seperti membahas penyakit orang lain yang berakhir buruk atau menanyakan detail penyakit secara berlebihan yang membuatnya tidak nyaman. Sebaliknya, ingatkan ia tentang besarnya pahala sabar, tentang ampunan dosa di balik sakit, dan tentang kebesaran rahmat Allah.
5. Mendoakan Secara Langsung
Jangan ragu untuk mendoakan pasien secara langsung di hadapannya. Letakkan tangan kanan Anda (jika memungkinkan dan pasien adalah mahram atau sesama jenis) di tubuhnya sambil membacakan doa-doa yang telah disebutkan di atas. Mendengar doa yang dipanjatkan secara langsung dapat memberikan ketenangan dan kekuatan luar biasa bagi jiwa si sakit.
6. Membawa Buah Tangan yang Sesuai
Membawa hadiah tidak wajib, namun dianjurkan untuk menyenangkan hati si sakit. Pilihlah buah tangan yang bermanfaat dan tidak memberatkan, seperti buah-buahan segar, makanan sehat yang diizinkan, atau buku bacaan ringan. Hindari membawa makanan yang menjadi pantangan bagi penyakitnya.
7. Meminta Didoakan oleh Orang Sakit
Ini adalah adab yang sering dilupakan namun memiliki keutamaan besar. Terdapat riwayat yang menyebutkan bahwa doa orang yang sedang sakit itu mustajab (mudah dikabulkan), seperti doanya para malaikat. Setelah kita mendoakannya, mintalah dengan lembut agar ia juga berkenan mendoakan kita. Ini adalah bentuk kerendahan hati dan saling mengambil berkah dalam kebaikan.
8. Menjaga Penampilan dan Kebersihan
Datanglah dengan penampilan yang bersih dan rapi. Hindari menggunakan parfum yang terlalu menyengat yang bisa mengganggu pernapasan pasien. Jika Anda sedang kurang sehat (misalnya batuk atau pilek), sebaiknya tunda kunjungan Anda agar tidak menularkan penyakit.
Hikmah Mendalam di Balik Sakit dan Menjenguk
Setiap syariat dalam Islam pasti mengandung hikmah yang agung. Demikian pula dengan ujian sakit dan anjuran untuk menjenguknya. Hikmah ini dapat kita lihat dari dua sisi: bagi si sakit dan bagi si penjenguk.
Bagi Orang yang Sakit:
- Penggugur Dosa: Seperti yang tersirat dalam doa "thahuurun insyaa Allah", sakit adalah salah satu cara Allah membersihkan dosa-dosa hamba-Nya. Setiap rasa nyeri, setiap keluh kesah yang ditahan dengan sabar, akan menjadi penebus kesalahan di masa lalu.
- Meninggikan Derajat: Kesabaran dalam menghadapi ujian sakit akan mengangkat derajat seorang hamba di sisi Allah. Semakin berat ujian dan semakin besar kesabarannya, semakin tinggi pula kedudukan yang akan ia peroleh di surga.
- Momen Tafakur dan Muhasabah: Saat tubuh terbaring lemah, seringkali hati menjadi lebih lembut dan pikiran lebih jernih. Ini adalah kesempatan emas untuk merenungi kehidupan, mengevaluasi diri (muhasabah), dan memperbanyak istighfar serta zikir. Keterbatasan fisik membuka pintu spiritual yang lebih luas.
- Mengingat Nikmat Sehat: Seseorang seringkali baru menyadari betapa berharganya nikmat sehat ketika ia jatuh sakit. Rasa sakit membuatnya lebih bersyukur atas setiap detik kesehatan yang pernah Allah berikan.
Bagi Orang yang Menjenguk:
- Mendapatkan Pahala Berlimpah: Seperti yang telah dijelaskan dalam hadis-hadis di awal, pahala menjenguk orang sakit sangatlah besar, mulai dari didoakan 70.000 malaikat hingga mendapatkan taman di surga.
- Pelajaran tentang Syukur: Melihat kondisi orang yang sakit adalah pengingat yang sangat kuat akan nikmat sehat yang kita miliki. Hal ini akan mendorong kita untuk lebih bersyukur dan memanfaatkan kesehatan kita untuk hal-hal yang baik.
- Melembutkan Hati: Menyaksikan penderitaan orang lain dapat menumbuhkan rasa empati, kasih sayang, dan melembutkan hati yang mungkin telah keras karena kesibukan dunia.
- Mempererat Ukhuwah Islamiyah: Kunjungan kita menunjukkan kepedulian dan cinta kepada sesama muslim. Ini memperkuat ikatan persaudaraan, menghilangkan kesalahpahaman, dan membangun masyarakat yang solid dan saling peduli.
- Mengingat Kematian dan Akhirat: Melihat kerapuhan tubuh manusia saat sakit akan mengingatkan kita bahwa hidup ini fana dan kematian bisa datang kapan saja. Ini menjadi motivasi untuk memperbaiki diri dan mempersiapkan bekal untuk kehidupan setelah mati.
Kesimpulannya, amalan menjenguk orang sakit adalah sebuah paket ibadah yang komprehensif. Ia menggabungkan aspek sosial, spiritual, dan kemanusiaan. Dengan melantunkan doa menjenguk orang sakit dan artinya yang tulus, kita tidak hanya memberikan harapan kesembuhan bagi yang terbaring lemah, tetapi juga sedang menanam benih-benih kebaikan untuk diri kita sendiri di dunia dan di akhirat. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kita kekuatan untuk menjalankan sunnah yang mulia ini, memberikan kesembuhan bagi saudara-saudara kita yang sakit, dan menjadikan setiap ujian sebagai jalan untuk lebih dekat kepada-Nya. Aamiin.