Hari Arafah adalah hari yang agung dalam kalender Islam, sebuah puncak dari sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah yang penuh berkah. Bagi para jamaah haji, hari ini adalah momen wukuf di Padang Arafah, rukun terpenting dari ibadah haji. Bagi umat Islam yang tidak menunaikan haji, hari ini adalah kesempatan emas untuk meraih ampunan dan pahala berlimpah melalui ibadah puasa sunnah, yang dikenal sebagai Puasa Arafah. Saat matahari terbenam di hari yang istimewa ini, momen berbuka puasa menjadi saat yang dinanti-nanti, di mana doa-doa dipanjatkan dengan penuh harap. Mengiringi momen tersebut, melafalkan doa berbuka puasa Arafah menjadi penyempurna ibadah yang telah dijalani sepanjang hari.
Membaca doa saat berbuka puasa bukan sekadar rutinitas, melainkan sebuah bentuk syukur, pengakuan atas kelemahan diri, dan permohonan kepada Allah SWT. Doa ini menjadi jembatan antara hamba dengan Sang Pencipta, menutup serangkaian ibadah menahan lapar dan dahaga dengan ungkapan kerendahan hati. Memahami makna dan lafal doa berbuka puasa, khususnya setelah menjalankan ibadah agung seperti Puasa Arafah, akan menambah kekhusyukan dan kesadaran spiritual kita akan nikmat yang telah diberikan.
Lafal Doa Berbuka Puasa Arafah yang Shahih
Dalam praktik berbuka puasa, baik puasa wajib Ramadhan maupun puasa sunnah seperti Puasa Arafah, terdapat beberapa riwayat doa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Doa yang paling dianjurkan dan memiliki dasar riwayat yang kuat (shahih) adalah doa yang mencakup ungkapan syukur atas hilangnya dahaga dan basahnya kerongkongan. Doa ini diriwayatkan oleh Abu Daud, dan dinilai hasan oleh para ulama hadis.
Berikut adalah lafal doa berbuka puasa yang dianjurkan untuk dibaca setelah membatalkan puasa dengan seteguk air atau sebutir kurma:
Transliterasi Latin:
Dzahabazh zhoma'u wabtallatil 'uruqu, wa tsabatal ajru in syaa Allah.
Terjemahan Bahasa Indonesia:
"Telah hilang dahaga, telah basah kerongkongan, dan semoga pahala tetap terlimpahkan, jika Allah menghendaki."
Memahami Makna Mendalam di Balik Doa
Doa ini bukanlah sekadar kalimat biasa. Setiap frasa di dalamnya mengandung makna yang sangat dalam dan relevan dengan kondisi orang yang berpuasa.
- "Dzahabazh zhoma'u" (Telah hilang dahaga): Kalimat ini adalah pengakuan atas nikmat fisik yang baru saja dirasakan. Setelah seharian menahan haus, seteguk air adalah rahmat yang luar biasa. Ini adalah ungkapan syukur yang paling jujur dan spontan dari seorang hamba yang merasakan kembali nikmat sederhana yang seringkali terlupakan.
- "Wabtallatil 'uruqu" (Telah basah kerongkongan): Frasa ini melengkapi kalimat sebelumnya, menggambarkan secara lebih detail bagaimana air mengalir membasahi tenggorokan yang kering. Ini adalah gambaran tentang pulihnya kembali kekuatan fisik dan kesegaran tubuh setelah berpuasa. Penggunaan kata 'uruq' (urat-urat) juga bisa dimaknai sebagai seluruh saluran dalam tubuh yang kembali teraliri cairan.
- "Wa tsabatal ajru in syaa Allah" (Dan semoga pahala tetap terlimpahkan, jika Allah menghendaki): Bagian ini adalah puncak dari doa tersebut. Setelah mengakui nikmat duniawi (hilangnya haus), fokus seorang Muslim kembali kepada tujuan akhirat, yaitu pahala. Kalimat ini menunjukkan kerendahan hati. Meskipun telah berpuasa, kita tidak bisa memastikan bahwa ibadah kita diterima. Kita menyerahkan sepenuhnya kepada kehendak Allah (in syaa Allah). Ini mengajarkan kita untuk tidak sombong dengan amal ibadah, melainkan selalu berharap dan bergantung pada rahmat-Nya.
Kapan Waktu yang Tepat Mengucapkan Doa Ini?
Berdasarkan makna harfiah dari doa di atas, yaitu "telah hilang dahaga dan telah basah kerongkongan," para ulama menjelaskan bahwa waktu yang paling tepat untuk membaca doa ini adalah setelah membatalkan puasa. Artinya, kita disunnahkan untuk berbuka terlebih dahulu, misalnya dengan memakan beberapa butir kurma atau meminum seteguk air, barulah kemudian membaca doa ini. Proses ini sejalan dengan logika doa itu sendiri yang melaporkan sebuah kondisi yang sudah terjadi (hilangnya dahaga).
Praktiknya adalah sebagai berikut:
- Saat adzan Maghrib berkumandang, segeralah membatalkan puasa dengan mengucapkan "Bismillah".
- Makanlah kurma atau minumlah air secukupnya.
- Setelah itu, barulah membaca doa "Dzahabazh zhoma'u...".
Doa Berbuka Puasa Lainnya
Selain doa di atas, terdapat doa lain yang juga populer di kalangan masyarakat Indonesia. Meskipun dari sisi kekuatan hadisnya diperselisihkan oleh para ulama (ada yang menganggapnya dha'if atau lemah), doa ini tetap boleh diamalkan karena kandungannya yang baik dan tidak bertentangan dengan syariat.
Transliterasi Latin:
Allahumma laka shumtu wa bika aamantu wa 'ala rizqika afthortu, birahmatika yaa arhamar raahimin.
Terjemahan Bahasa Indonesia:
"Ya Allah, untuk-Mu aku berpuasa, dan kepada-Mu aku beriman, dan dengan rezeki-Mu aku berbuka, dengan rahmat-Mu, wahai Engkau Yang Maha Pengasih di antara para pengasih."
Doa ini lebih merupakan sebuah ikrar atau pengakuan seorang hamba kepada Tuhannya. Maknanya pun sangat indah, yaitu menyatakan bahwa puasa yang dijalani semata-mata karena Allah, iman yang tertancap di hati hanya untuk Allah, dan rezeki yang dinikmati untuk berbuka pun berasal dari Allah. Mengamalkan doa ini sebelum atau sesudah berbuka tidaklah dilarang, namun dianjurkan untuk tetap mengutamakan doa yang riwayatnya lebih kuat, yaitu "Dzahabazh zhoma'u...".
Keutamaan Agung Puasa Arafah
Mengapa doa berbuka puasa Arafah terasa begitu istimewa? Jawabannya terletak pada keagungan ibadah puasa itu sendiri. Puasa Arafah, yang dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah, memiliki fadhilah atau keutamaan yang luar biasa, sebagaimana dijelaskan dalam hadis Rasulullah SAW.
Rasulullah SAW bersabda, "Puasa hari Arafah, aku berharap kepada Allah, dapat menghapuskan dosa setahun sebelumnya dan setahun sesudahnya." (HR. Muslim)
Hadis ini merupakan kabar gembira yang luar biasa. Dengan berpuasa satu hari saja, Allah menjanjikan pengampunan dosa selama dua tahun. Para ulama menjelaskan bahwa dosa-dosa yang diampuni adalah dosa-dosa kecil. Adapun dosa-dosa besar memerlukan taubat nasuha yang tulus. Meskipun demikian, janji ini menunjukkan betapa besar rahmat dan kemurahan Allah SWT pada hari Arafah. Ini adalah kesempatan emas yang tidak boleh dilewatkan oleh setiap Muslim yang mampu untuk berpuasa.
Hikmah di Balik Keutamaan Puasa Arafah
- Solidaritas dengan Jamaah Haji: Saat kita berpuasa Arafah, saudara-saudara kita yang menunaikan ibadah haji sedang berkumpul di Padang Arafah. Mereka sedang berada di puncak ibadah haji, berdoa dan memohon ampunan. Dengan berpuasa, kita turut merasakan nuansa spiritual yang sama, menyatukan hati dan doa meskipun terpisah oleh jarak.
- Hari Terbaik untuk Berdoa: Hari Arafah juga dikenal sebagai hari terbaik untuk berdoa. Rasulullah SAW bersabda, "Sebaik-baik doa adalah doa pada hari Arafah." (HR. Tirmidzi). Dengan berpuasa, kondisi spiritual kita menjadi lebih jernih, hati lebih lembut, dan doa yang dipanjatkan pun menjadi lebih dekat dengan pengabulan, terutama di saat-saat mustajab seperti menjelang berbuka puasa.
- Latihan Spiritual Intensif: Puasa Arafah adalah sebuah latihan intensif untuk meningkatkan ketakwaan. Di hari yang penuh berkah ini, kita tidak hanya menahan lapar dan dahaga, tetapi juga dianjurkan untuk memperbanyak dzikir, membaca Al-Qur'an, bersedekah, dan menahan diri dari segala perbuatan sia-sia.
Panduan Praktis Pelaksanaan Puasa Arafah
Agar ibadah Puasa Arafah kita menjadi sempurna dan diterima di sisi Allah SWT, penting untuk memperhatikan tata caranya, mulai dari niat hingga waktu berbuka.
1. Niat Puasa Arafah
Niat adalah rukun puasa yang paling fundamental. Niat membedakan antara sekadar menahan lapar dengan ibadah yang bernilai pahala. Niat puasa sunnah, termasuk Puasa Arafah, memiliki fleksibilitas waktu. Boleh diucapkan di malam hari sebelum fajar, atau boleh juga diucapkan di pagi hari selama kita belum melakukan hal-hal yang membatalkan puasa (seperti makan dan minum) sejak terbit fajar.
Berikut adalah lafal niat puasa Arafah yang bisa diucapkan:
Transliterasi Latin:
Nawaitu shouma 'arofata sunnatan lillaahi ta'aalaa.
Terjemahan Bahasa Indonesia:
"Saya niat puasa sunnah Arafah karena Allah Ta'ala."
Penting untuk diingat bahwa letak niat yang sesungguhnya adalah di dalam hati. Melafalkannya dengan lisan hukumnya sunnah untuk membantu memantapkan niat di dalam hati.
2. Makan Sahur
Meskipun bukan rukun, sahur adalah sunnah yang sangat dianjurkan. Rasulullah SAW menekankan pentingnya sahur karena di dalamnya terdapat keberkahan.
"Makan sahurlah kalian, karena sesungguhnya dalam sahur itu terdapat berkah." (HR. Bukhari dan Muslim)
Sahur memberikan kekuatan fisik untuk menjalani puasa sepanjang hari. Selain itu, waktu sahur adalah waktu yang mustajab untuk berdoa dan beristighfar. Usahakan untuk mengakhirkan sahur mendekati waktu imsak untuk memperpanjang waktu menahan lapar dan haus.
3. Menjaga Diri Selama Berpuasa
Hakikat puasa bukan hanya menahan lapar dan dahaga. Puasa yang sempurna adalah puasa yang melibatkan seluruh anggota badan. Jaga lisan dari perkataan dusta, ghibah (menggunjing), dan perkataan sia-sia. Jaga pandangan dari hal-hal yang haram. Jaga telinga dari mendengarkan hal-hal yang tidak baik. Hari Arafah adalah hari yang suci, maka isilah dengan amalan yang suci pula.
4. Menyegerakan Berbuka
Ketika waktu Maghrib tiba, yang ditandai dengan kumandang adzan, sunnahnya adalah untuk menyegerakan berbuka. Jangan menunda-nunda waktu berbuka. Hal ini sesuai dengan hadis Rasulullah SAW:
"Manusia akan senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka." (HR. Bukhari dan Muslim)
Menyegerakan berbuka adalah bentuk ketaatan kepada perintah Allah dan mengikuti sunnah Nabi-Nya. Mulailah dengan kurma basah (ruthab), jika tidak ada maka kurma kering (tamr), dan jika tidak ada maka cukup dengan seteguk air. Setelah itu, barulah membaca doa berbuka puasa Arafah yang telah dijelaskan sebelumnya.
Amalan-Amalan Utama di Hari Arafah
Selain berpuasa, Hari Arafah adalah ladang pahala yang sangat luas. Manfaatkan setiap detiknya untuk memperbanyak amalan-amalan berikut ini agar ibadah kita semakin bernilai:
Memperbanyak Doa
Seperti yang telah disebutkan, inilah hari terbaik untuk berdoa. Luangkan waktu khusus, terutama di sore hari menjelang berbuka, untuk memanjatkan segala hajat dan permohonan kepada Allah. Berdoalah untuk kebaikan dunia dan akhirat, untuk diri sendiri, keluarga, orang tua, sahabat, dan seluruh kaum Muslimin. Inilah saat di mana pintu langit terbuka lebar dan doa-doa diijabah.
Memperbanyak Dzikir Tahlil, Tahmid, dan Takbir
Ada dzikir khusus yang sangat dianjurkan untuk dibaca pada hari Arafah. Dzikir ini mengandung esensi tauhid yang paling murni.
Rasulullah SAW bersabda, "Sebaik-baik doa adalah doa pada hari Arafah. Dan sebaik-baik ucapan yang aku dan para nabi sebelumku ucapkan adalah:
Laa ilaha illallahu wahdahu laa syarika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa 'ala kulli syai-in qodiir.
"Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya segala kerajaan dan bagi-Nya segala puji, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu."
Basahi lisan kita dengan dzikir ini sepanjang hari, saat bekerja, di perjalanan, atau saat beristirahat. Renungkan maknanya yang agung, yaitu pengakuan total akan keesaan dan kekuasaan Allah SWT.
Membaca dan Mentadabburi Al-Qur'an
Al-Qur'an adalah petunjuk dan sumber ketenangan. Meluangkan waktu untuk membaca dan merenungkan ayat-ayat suci Al-Qur'an di hari Arafah akan menambah kekhusyukan dan mendekatkan diri kita kepada Allah. Pilihlah surat-surat atau ayat-ayat yang menyentuh hati, terutama yang berkaitan dengan ampunan, rahmat, dan kebesaran Allah.
Bersedekah
Amal kebaikan yang dilakukan pada hari-hari yang mulia akan dilipatgandakan pahalanya. Bersedekah di hari Arafah, meskipun dengan jumlah yang sedikit, memiliki nilai yang besar di sisi Allah. Sedekah dapat membersihkan harta, menolak bala, dan menjadi bukti keimanan kita.
Penutup: Meraih Ampunan di Momen Berbuka
Momen berbuka puasa Arafah adalah puncak dari perjalanan spiritual selama satu hari penuh. Saat adzan Maghrib berkumandang, rasa syukur membuncah di dalam dada. Di saat itulah, seorang hamba merasakan salah satu dari dua kebahagiaan yang dijanjikan bagi orang yang berpuasa, yaitu kebahagiaan saat berbuka.
Dengan membatalkan puasa, membaca doa berbuka puasa Arafah, dan merenungkan segala amalan yang telah dilakukan, kita berharap semoga Allah SWT menerima ibadah kita, mengampuni dosa-dosa kita selama dua tahun, dan mengabulkan segala doa yang kita panjatkan. Puasa Arafah adalah anugerah, sebuah undangan terbuka dari Allah untuk kembali kepada-Nya dalam keadaan suci dan diampuni. Semoga kita semua diberikan kekuatan dan kemudahan untuk dapat melaksanakannya dan meraih keutamaannya yang agung.