Doa Asyura dan Terjemahannya: Panduan Lengkap Meraih Keberkahan 10 Muharram
Hari Asyura, yang jatuh pada tanggal 10 Muharram dalam kalender Hijriah, adalah hari yang dipenuhi dengan nilai sejarah dan spiritualitas mendalam bagi umat Islam. Ia bukan sekadar penanda waktu, melainkan sebuah momentum untuk refleksi, ibadah, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Di hari yang agung ini, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak amalan saleh, salah satunya yang paling utama adalah berpuasa dan memanjatkan doa. Doa Asyura, sebuah rangkaian munajat yang indah, menjadi sarana bagi seorang hamba untuk menumpahkan harapan, memohon ampunan, dan mengakui kebesaran Sang Pencipta. Artikel ini akan mengupas tuntas tentang doa Asyura, mulai dari bacaan lengkapnya dalam tulisan Arab, Latin, terjemahan, hingga penelaahan makna yang terkandung di setiap kalimatnya.
Memahami doa Asyura bukan hanya tentang menghafal lafalnya, tetapi meresapi setiap permohonan yang terpatri di dalamnya. Doa ini menjadi jembatan yang menghubungkan kita dengan peristiwa-peristiwa agung para nabi terdahulu yang juga dimuliakan oleh Allah pada hari Asyura. Dengan memanjatkan doa ini, kita seolah-olah menapaki jejak spiritual para kekasih Allah, memohon agar keberkahan dan pertolongan yang pernah mereka terima juga terlimpahkan kepada kita. Mari kita selami bersama keagungan doa ini dan menjadikan hari Asyura sebagai puncak ibadah di awal tahun Hijriah.
Sejarah dan Kedudukan Mulia Hari Asyura
Untuk memahami kedalaman doa Asyura, penting bagi kita untuk terlebih dahulu mengetahui mengapa hari ke-10 di bulan Muharram ini begitu istimewa. Keistimewaannya berakar pada peristiwa-peristiwa besar dalam sejarah para nabi yang diabadikan dalam Al-Qur'an dan Hadis. Peristiwa paling masyhur yang menjadi dasar disyariatkannya puasa Asyura adalah diselamatkannya Nabi Musa 'alaihissalam dan kaumnya, Bani Israil, dari kejaran Firaun dan bala tentaranya.
Ketika Rasulullah Muhammad SAW tiba di Madinah, beliau mendapati kaum Yahudi berpuasa pada hari Asyura. Beliau bertanya tentang alasan mereka melakukannya. Mereka menjawab, "Ini adalah hari yang agung. Pada hari ini Allah menyelamatkan Musa dan kaumnya, serta menenggelamkan Firaun dan tentaranya. Maka Musa berpuasa pada hari itu sebagai bentuk syukur kepada Allah." Mendengar hal tersebut, Rasulullah SAW bersabda, "Kami lebih berhak dan lebih utama terhadap Musa daripada kalian." Sejak saat itu, beliau berpuasa pada hari Asyura dan memerintahkan para sahabat untuk turut berpuasa. Untuk membedakan syariat Islam dengan tradisi Yahudi, Rasulullah SAW kemudian menganjurkan untuk menambahkan puasa pada hari sebelumnya, yaitu tanggal 9 Muharram, yang dikenal sebagai puasa Tasu'a.
Namun, keagungan Asyura tidak berhenti di situ. Banyak riwayat, meskipun sebagian memiliki perdebatan status di kalangan ulama hadis, yang menyebutkan berbagai peristiwa penting lainnya terjadi pada hari ini. Di antaranya adalah:
- Diterimanya taubat Nabi Adam 'alaihissalam oleh Allah SWT setelah diturunkan ke bumi.
- Berlabuhnya bahtera Nabi Nuh 'alaihissalam di atas Gunung Judi setelah banjir besar yang melanda dunia.
- Diselamatkannya Nabi Ibrahim 'alaihissalam dari kobaran api Raja Namrud.
- Dikeluarkannya Nabi Yunus 'alaihissalam dari perut ikan nun.
- Disembuhkannya Nabi Ayyub 'alaihissalam dari penyakitnya yang parah.
- Dipertemukannya kembali Nabi Yusuf 'alaihissalam dengan ayahnya, Nabi Ya'qub 'alaihissalam.
Rentetan peristiwa agung ini menunjukkan bahwa hari Asyura adalah hari pertolongan (nashr), pengampunan (maghfirah), dan kasih sayang (rahmah) Allah kepada para hamba-Nya yang saleh. Oleh karena itu, berdoa pada hari ini memiliki harapan besar untuk dikabulkan, seiring dengan turunnya rahmat Allah yang melimpah.
Bacaan Doa Asyura Lengkap: Arab, Latin, dan Terjemahan
Berikut adalah bacaan doa Asyura yang lazim diamalkan di berbagai kalangan umat Islam. Doa ini merupakan kompilasi permohonan agung yang merangkum pujian kepada Allah, pengakuan atas kebesaran-Nya, serta permohonan ampunan dan rahmat dengan bertawasul melalui peristiwa-peristiwa mulia yang terjadi pada hari Asyura.
سُبْحَانَ اللهِ مِلْءَ الْمِيْزَانِ وَمُنْتَهَى الْعِلْمِ وَمَبْلَغَ الرِّضَا وَزِنَةَ الْعَرْشِ، لَا مَلْجَأَ وَلَا مَنْجَا مِنَ اللهِ إِلَّا إِلَيْهِ. سُبْحَانَ اللهِ عَدَدَ الشَّفْعِ وَالْوَتْرِ وَعَدَدَ كَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ كُلِّهَا، أَسْأَلُكَ السَّلَامَةَ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ، وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ، وَهُوَ حَسْبِي وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ نِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيْرُ. وَصَلَّى اللهُ تَعَالَى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ.
اَللَّهُمَّ يَا مُفَرِّجَ كُلِّ كَرْبٍ، وَيَا مُخْرِجَ ذِي النُّوْنِ يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ، وَيَا جَامِعَ شَمْلِ يَعْقُوْبَ يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ، وَيَا غَافِرَ ذَنْبِ دَاوُدَ يَوْmمَ عَاشُوْرَاءَ، وَيَا كَاشِفَ ضُرِّ أَيُّوْبَ يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ، وَيَا سَامِعَ دَعْوَةِ مُوْسَى وَهَارُوْنَ يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ، وَيَا خَالِقَ رُوْحِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ.
يَا رَحْمَنَ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَرَحِيْمَهُمَا، وَيَا قَابِلَ تَوْبَةِ آدَمَ يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ، وَيَا رَافِعَ إِدْرِيْسَ إِلَى السَّمَاءِ يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ، وَيَا مُجِيْبَ دَعْوَةِ صَالِحٍ فِى النَّاقَةِ يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ، وَيَا نَاصِرَ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ مِنَ النَّارِ يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ، وَيَا الَّذِيْ نَجَّى يُوْنُسَ مِنْ بَطْنِ الْحُوْتِ يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ، وَيَا الَّذِيْ فَلَقَ الْبَحْرَ لِبَنِيْ إِسْرَائِيْلَ يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ وَأَغْرَقَ فِرْعَوْنَ وَجُنُوْدَهُ.
اَللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِمَّنْ دَعَاكَ فَأَجَبْتَهُ، وَاسْتَرْشَدَكَ فَأَرْشَدْتَهُ، وَاسْتَنْصَرَكَ فَنَصَرْتَهُ، وَتَابَ إِلَيْكَ فَقَبِلْتَهُ، وَتَوَكَّلَ عَلَيْكَ فَكَفَيْتَهُ. اَللَّهُمَّ هَذَا يَوْمُ عَاشُوْرَاءَ يَوْمٌ عَظَّمْتَ حُرْمَتَهُ وَبَارَكْتَ فِيْهِ، فَاجْعَلْ لَنَا فِيْهِ نَصِيْبًا مِنْ رَحْمَتِكَ وَبَرَكَاتِكَ، وَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوْبَنَا وَتَقَبَّلْ تَوْبَتَنَا وَأَعْتِقْ رِقَابَنَا مِنَ النَّارِ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا.
Subhanallahi mil-al mīzāni wa muntahal 'ilmi wa mablaghar ridhā wa zinatal 'arsyi, lā malja-a wa lā manjā minallāhi illā ilaih. Subhanallāhi 'adadasy syaf'i wal watri, wa 'adada kalimātillāhit tāmmāti kullihā. As-alukas salāmata birahmatika yā arhamar rāhimīn. Wa lā hawla wa lā quwwata illā billāhil 'aliyyil 'azhīm. Wa huwa hasbī wa ni'mal wakīl, ni'mal maulā wa ni'man nashīr. Wa shallallāhu ta'ālā 'alā sayyidinā Muhammadin wa 'alā ālihi wa shahbihī ajma'īn.
Allāhumma yā mufarrija kulli karbin, wa yā mukhrija dzin nūni yauma 'āsyūrā-a, wa yā jāmi'a syamli ya'qūba yauma 'āsyūrā-a, wa yā ghāfira dzanbi dāwūda yauma 'āsyūrā-a, wa yā kāsyifa dhurri ayyūba yauma 'āsyūrā-a, wa yā sāmi'a da'wati mūsā wa hārūna yauma 'āsyūrā-a, wa yā khāliqa rūhi muhammadin shallallāhu 'alaihi wa sallama yauma 'āsyūrā-a.
Yā rahmānad dunyā wal ākhirati wa rahīmahumā, wa yā qābila taubati ādama yauma 'āsyūrā-a, wa yā rāfi'a idrīsa ilas samā-i yauma 'āsyūrā-a, wa yā mujība da'wati shālihin fin nāqati yauma 'āsyūrā-a, wa yā nāshira sayyidinā ibrāhīma minan nāri yauma 'āsyūrā-a, wa yalladzī najjā yūnusa min bathnil hūti yauma 'āsyūrā-a, wa yalladzī falaqal bahra libanī isrā-īla yauma 'āsyūrā-a wa aghraqa fir'auna wa junūdah.
Allāhummaj'alnā mimman da'āka fa-ajabtah, was tarsyadaka fa-arsyadtah, was tansharaka fanashartah, wa tāba ilaika faqabiltah, wa tawakkala 'alaika fakafaitah. Allāhumma hādzā yaumu 'āsyūrā-a yaumun 'azhzhamta hurmatahu wa bārakta fīh, faj'al lanā fīhi nashīban min rahmatika wa barakātik, waghfir lanā dzunūbanā wa taqabbal taubatanā wa a'tiq riqābanā minan nāri birahmatika yā arhamar rāhimīn.
Wa shallallāhu 'alā sayyidinā muhammadin wa 'alā ālihi wa shahbihī wa sallama taslīman katsīrā.
"Maha Suci Allah sepenuh timbangan, sesempurna ilmu, sepenuh keridhaan, dan seberat timbangan 'Arsy. Tidak ada tempat berlindung dan menyelamatkan diri dari Allah kecuali hanya kepada-Nya. Maha Suci Allah sebanyak bilangan genap dan ganjil, dan sebanyak kalimat-kalimat Allah yang sempurna seluruhnya. Aku memohon keselamatan kepada-Mu dengan rahmat-Mu, wahai Dzat Yang Maha Pengasih di antara para pengasih. Dan tiada daya dan upaya kecuali dengan kekuatan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung. Cukuplah Dia bagiku dan Dia-lah sebaik-baik pelindung, sebaik-baik penolong, dan sebaik-baik pembela. Semoga Allah Ta'ala melimpahkan shalawat kepada junjungan kita Nabi Muhammad, beserta keluarga dan seluruh sahabatnya."
"Ya Allah, wahai Dzat yang melepaskan dari setiap kesusahan, wahai Dzat yang mengeluarkan Dzun Nun (Nabi Yunus) pada hari Asyura, wahai Dzat yang menyatukan kembali keluarga Nabi Ya'qub pada hari Asyura, wahai Dzat yang mengampuni dosa Nabi Daud pada hari Asyura, wahai Dzat yang menghilangkan penderitaan Nabi Ayyub pada hari Asyura, wahai Dzat yang mendengar doa Nabi Musa dan Harun pada hari Asyura, wahai Dzat yang menciptakan ruh Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam pada hari Asyura."
"Wahai Dzat yang Maha Pengasih di dunia dan akhirat serta Maha Penyayang di antara keduanya, wahai Dzat yang menerima taubat Nabi Adam pada hari Asyura, wahai Dzat yang mengangkat Nabi Idris ke langit pada hari Asyura, wahai Dzat yang mengabulkan doa Nabi Shalih pada untanya di hari Asyura, wahai Dzat yang menolong junjungan kami Nabi Ibrahim dari api pada hari Asyura, wahai Dzat yang menyelamatkan Nabi Yunus dari perut ikan pada hari Asyura, wahai Dzat yang membelah lautan untuk Bani Israil pada hari Asyura dan menenggelamkan Firaun beserta bala tentaranya."
"Ya Allah, jadikanlah kami termasuk orang yang berdoa kepada-Mu lalu Engkau kabulkan, yang meminta petunjuk kepada-Mu lalu Engkau berikan petunjuk, yang meminta pertolongan kepada-Mu lalu Engkau berikan pertolongan, yang bertaubat kepada-Mu lalu Engkau terima taubatnya, dan yang bertawakal kepada-Mu lalu Engkau cukupkan keperluannya. Ya Allah, ini adalah hari Asyura, hari yang Engkau agungkan kehormatannya dan Engkau berkahi di dalamnya, maka jadikanlah bagi kami di dalamnya bagian dari rahmat dan keberkahan-Mu. Ampunilah dosa-dosa kami, terimalah taubat kami, dan bebaskanlah kami dari api neraka dengan rahmat-Mu, wahai Dzat Yang Maha Pengasih di antara para pengasih."
"Semoga Allah melimpahkan shalawat dan salam yang berlimpah kepada junjungan kami Nabi Muhammad, beserta keluarga dan para sahabatnya."
Menyelami Makna Doa Asyura: Kalimat demi Kalimat
Untuk dapat meresapi doa ini dengan sepenuh hati, mari kita bedah dan pahami makna yang terkandung dalam setiap frasanya. Doa ini terbagi menjadi beberapa bagian utama: pujian (tasbih), pengakuan keesaan dan kekuatan Allah, tawasul dengan perbuatan Allah kepada para nabi-Nya, dan permohonan spesifik untuk diri kita.
Bagian Pertama: Pujian dan Pengakuan Keagungan Allah
سُبْحَانَ اللهِ مِلْءَ الْمِيْزَانِ وَمُنْتَهَى الْعِلْمِ وَمَبْلَغَ الرِّضَا وَزِنَةَ الْعَرْشِ
"Maha Suci Allah sepenuh timbangan, sesempurna ilmu, sepenuh keridhaan, dan seberat timbangan 'Arsy."
Doa ini diawali dengan kalimat tasbih yang luar biasa. Kita tidak hanya mengucapkan "Subhanallah," tetapi kita menyucikan Allah dengan pujian yang tak terhingga. "Sepenuh timbangan" (mil-al mīzān) berarti pujian kita seakan-akan memenuhi timbangan amal yang tak terbatas. "Sesempurna ilmu" (muntahal 'ilmi) berarti pujian kita melingkupi seluruh pengetahuan Allah yang tiada bertepi. "Sepenuh keridhaan" (mablaghar ridhā) menunjukkan harapan agar pujian kita mencapai tingkat yang diridhai-Nya. Dan "seberat timbangan 'Arsy" (zinatal 'arsyi) adalah ungkapan hiperbola untuk menggambarkan betapa agung dan beratnya nilai pujian kita di sisi Allah, karena 'Arsy adalah makhluk Allah yang paling besar.
لَا مَلْجَأَ وَلَا مَنْجَا مِنَ اللهِ إِلَّا إِلَيْهِ
"Tidak ada tempat berlindung dan menyelamatkan diri dari Allah kecuali hanya kepada-Nya."
Ini adalah proklamasi tauhid yang total. Kita mengakui bahwa tidak ada kekuatan atau tempat yang bisa melindungi kita dari ketetapan, azab, atau takdir Allah. Satu-satunya jalan keselamatan adalah dengan kembali kepada-Nya, memohon ampun dan perlindungan-Nya. Ini adalah inti dari kepasrahan seorang hamba.
سُبْحَانَ اللهِ عَدَدَ الشَّفْعِ وَالْوَتْرِ وَعَدَدَ كَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ كُلِّهَا
"Maha Suci Allah sebanyak bilangan genap dan ganjil, dan sebanyak kalimat-kalimat Allah yang sempurna seluruhnya."
Kita kembali bertasbih, kali ini dengan hitungan yang mencakup segala sesuatu. "Genap dan ganjil" adalah kiasan untuk semua ciptaan Allah, karena segala sesuatu di alam semesta ini berpasangan (genap) atau tunggal (ganjil). "Kalimat-kalimat Allah yang sempurna" merujuk pada firman-Nya, ilmu-Nya, dan takdir-Nya yang tidak terbatas dan tidak memiliki kekurangan.
Bagian Kedua: Tawasul dengan Peristiwa Agung Para Nabi
Bagian ini adalah jantung dari doa Asyura. Kita menyebut nama Allah dengan sifat-sifat-Nya yang terbukti melalui pertolongan-Nya kepada para nabi pada hari Asyura. Ini bukan meminta kepada nabi, melainkan meminta kepada Allah yang telah menolong para nabi tersebut.
يَا مُفَرِّجَ كُلِّ كَرْبٍ (Wahai Dzat yang melepaskan dari setiap kesusahan)
Kita memulai dengan memanggil Allah sebagai Pelepas segala duka dan kesulitan. Ini adalah pengakuan bahwa hanya Dia sumber solusi atas semua masalah.
وَيَا مُخْرِجَ ذِي النُّوْنِ يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ (Wahai Dzat yang mengeluarkan Dzun Nun (Nabi Yunus) pada hari Asyura)
Kita mengingat kisah Nabi Yunus 'alaihissalam yang diselamatkan dari tiga kegelapan: kegelapan malam, kegelapan dasar laut, dan kegelapan perut ikan. Pertolongan Allah datang pada hari Asyura, menunjukkan bahwa tidak ada situasi yang terlalu sulit bagi-Nya.
وَيَا جَامِعَ شَمْلِ يَعْقُوْبَ يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ (Wahai Dzat yang menyatukan kembali keluarga Nabi Ya'qub pada hari Asyura)
Ini merujuk pada akhir dari penderitaan panjang Nabi Ya'qub 'alaihissalam yang terpisah dari putranya, Nabi Yusuf. Setelah bertahun-tahun kesedihan, Allah mempertemukan mereka kembali. Ini memberi harapan bagi setiap orang yang terpisah dari orang yang dicintainya.
وَيَا غَافِرَ ذَنْبِ دَاوُدَ يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ (Wahai Dzat yang mengampuni dosa Nabi Daud pada hari Asyura)
Mengingat kisah diampuninya Nabi Daud 'alaihissalam mengajarkan kita tentang pentingnya taubat. Jika seorang nabi saja memohon ampun, apalagi kita sebagai manusia biasa yang penuh dosa.
وَيَا كَاشِفَ ضُرِّ أَيُّوْبَ يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ (Wahai Dzat yang menghilangkan penderitaan Nabi Ayyub pada hari Asyura)
Nabi Ayyub 'alaihissalam adalah simbol kesabaran tertinggi. Setelah diuji dengan penyakit parah, kehilangan harta, dan keluarga, Allah mengangkat penderitaannya pada hari Asyura. Ini memberi kekuatan bagi mereka yang sedang diuji dengan penyakit dan musibah.
وَيَا سَامِعَ دَعْوَةِ مُوْسَى وَهَارُوْنَ يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ (Wahai Dzat yang mendengar doa Nabi Musa dan Harun pada hari Asyura)
Ini adalah peristiwa inti dari Asyura. Doa Nabi Musa dan Harun didengar oleh Allah, dan mereka diselamatkan dengan mukjizat terbelahnya lautan, sementara Firaun yang sombong ditenggelamkan. Ini adalah bukti bahwa doa orang yang terzalimi akan didengar.
وَيَا قَابِلَ تَوْبَةِ آدَمَ يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ (Wahai Dzat yang menerima taubat Nabi Adam pada hari Asyura)
Kita memohon kepada Dzat yang sama, yang telah menerima taubat nenek moyang kita, Adam. Ini adalah permohonan agar taubat kita pun diterima, sebesar apa pun kesalahan yang pernah kita perbuat.
وَيَا رَافِعَ إِدْرِيْسَ إِلَى السَّمَاءِ يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ (Wahai Dzat yang mengangkat Nabi Idris ke langit pada hari Asyura)
Menyebut kemuliaan Nabi Idris 'alaihissalam yang diangkat ke tempat yang tinggi adalah permohonan agar Allah juga mengangkat derajat kita di dunia dan akhirat.
وَيَا نَاصِرَ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ مِنَ النَّارِ يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ (Wahai Dzat yang menolong junjungan kami Nabi Ibrahim dari api pada hari Asyura)
Kita memohon kepada Allah yang mampu membuat api menjadi dingin dan menyelamatkan bagi kekasih-Nya, Ibrahim. Ini adalah permohonan agar kita diselamatkan dari "api" dunia (fitnah, kesulitan) dan "api" akhirat (neraka).
Bagian Ketiga: Permohonan dan Pengharapan
Setelah memuji Allah dan bertawasul dengan perbuatan-Nya, kita sampai pada puncak doa, yaitu memohon untuk diri kita sendiri.
اَللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِمَّنْ دَعَاكَ فَأَجَبْتَهُ...
"Ya Allah, jadikanlah kami termasuk orang yang berdoa kepada-Mu lalu Engkau kabulkan..."
Ini adalah permohonan yang komprehensif. Kita meminta untuk menjadi golongan hamba-hamba pilihan: yang doanya terkabul, yang petunjuknya diterima, yang pertolongannya dimenangkan, yang taubatnya diterima, dan yang tawakalnya dicukupkan oleh Allah. Ini adalah rangkuman dari semua kebaikan yang bisa diharapkan oleh seorang hamba.
اَللَّهُمَّ هَذَا يَوْمُ عَاشُوْرَاءَ... فَاجْعَلْ لَنَا فِيْهِ نَصِيْبًا مِنْ رَحْمَتِكَ وَبَرَكَاتِكَ
"Ya Allah, ini adalah hari Asyura... maka jadikanlah bagi kami di dalamnya bagian dari rahmat dan keberkahan-Mu."
Kita secara spesifik meminta agar tidak terlewat dari curahan rahmat dan berkah yang Allah turunkan pada hari yang mulia ini. Kita ingin mendapatkan "bagian" atau "jatah" dari kebaikan yang melimpah pada hari Asyura.
وَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوْبَنَا وَتَقَبَّلْ تَوْبَتَنَا وَأَعْتِقْ رِقَابَنَا مِنَ النَّارِ
"Ampunilah dosa-dosa kami, terimalah taubat kami, dan bebaskanlah kami dari api neraka."
Ini adalah tiga permohonan fundamental bagi setiap muslim. Pertama, penghapusan dosa masa lalu (maghfirah). Kedua, penerimaan komitmen untuk tidak mengulangi kesalahan (taubat). Dan yang ketiga, keselamatan puncak di akhirat, yaitu dibebaskan dari siksa neraka.
Penutup: Shalawat dan Salam
وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا
"Semoga Allah melimpahkan shalawat dan salam yang berlimpah kepada junjungan kami Nabi Muhammad, beserta keluarga dan para sahabatnya."
Mengakhiri doa dengan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW adalah adab yang sangat dianjurkan. Diyakini bahwa doa yang diapit oleh shalawat di awal dan akhirnya memiliki kemungkinan lebih besar untuk diterima oleh Allah SWT. Ini juga bentuk cinta dan penghormatan kita kepada Rasulullah, perantara hidayah bagi seluruh alam.
Kesimpulan: Meraih Keberkahan dengan Doa dan Amalan
Doa Asyura adalah sebuah mahakarya spiritual. Ia bukan sekadar untaian kata, melainkan sebuah perjalanan hati yang dimulai dari pengagungan kepada Allah, menyusuri jejak kemenangan para nabi, dan berujung pada permohonan tulus seorang hamba yang lemah. Membacanya di hari Asyura, diiringi dengan amalan puasa dan sedekah, adalah cara terbaik untuk menyambut hari yang agung ini.
Marilah kita manfaatkan momentum 10 Muharram ini tidak hanya untuk berdoa, tetapi juga untuk merenungkan pelajaran-pelajaran yang terkandung di dalamnya: pelajaran tentang kesabaran Nabi Ayyub, taubat Nabi Adam, syukur Nabi Musa, dan kepasrahan Nabi Ibrahim. Semoga dengan memahami dan mengamalkan doa Asyura, kita semua digolongkan oleh Allah SWT sebagai hamba-hamba-Nya yang mendapatkan curahan rahmat, ampunan, dan keberkahan, tidak hanya di hari Asyura, tetapi juga di sepanjang sisa hidup kita.