Benteng Perlindungan: Doa Agar Terhindar dari Santet dan Kejahatan Gaib

Perlindungan sejati datangnya hanya dari Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Dalam kehidupan yang penuh dengan dinamika, manusia tidak hanya berinteraksi dengan sesama makhluk yang terlihat, tetapi juga berdampingan dengan alam gaib yang tidak kasat mata. Islam mengajarkan bahwa di antara makhluk gaib tersebut, ada yang taat dan ada pula yang ingkar, seperti setan dan jin kafir. Sebagian dari mereka bisa menjadi perantara bagi perbuatan jahat manusia yang dikenal dengan istilah sihir, teluh, atau santet.

Santet adalah sebuah realitas yang disebutkan dalam Al-Qur'an dan Hadits. Ia merupakan bentuk kezaliman yang dilakukan seseorang terhadap orang lain dengan bantuan setan. Namun, sebagai seorang mukmin, kita diajarkan untuk tidak takut. Rasa takut yang berlebihan justru bisa menjadi celah bagi setan untuk mengganggu. Sebaliknya, kita dibekali dengan senjata paling ampuh, yaitu keyakinan (tauhid) dan doa agar terhindar dari santet. Artikel ini akan membahas secara mendalam mengenai benteng-benteng perlindungan yang bisa kita bangun melalui amalan dan doa yang bersumber dari ajaran Islam.

Memahami Hakikat Sihir dan Santet dalam Pandangan Islam

Sebelum kita membahas tentang doa-doa perlindungan, sangat penting untuk memahami terlebih dahulu apa itu sihir dan santet dari sudut pandang syariat. Sihir secara bahasa berarti sesuatu yang tersembunyi dan halus sebabnya. Secara istilah, sihir adalah sebuah perjanjian antara penyihir dengan setan, di mana penyihir melakukan perbuatan kufur atau syirik untuk mendapatkan bantuan dari setan agar bisa mencelakai orang lain.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman dalam Surah Al-Baqarah ayat 102, yang menjelaskan tentang asal-usul sihir pada zaman Nabi Sulaiman 'alaihissalam. Ayat ini menegaskan bahwa sihir adalah perbuatan kufur dan ia tidak akan bisa memberikan mudarat sedikit pun kecuali dengan izin Allah. Ini adalah poin kunci yang harus terpatri kuat di dalam hati setiap muslim. Sehebat apa pun sihir seorang penyihir, sekuat apa pun tipu daya setan, semuanya berada di bawah kehendak dan kekuasaan mutlak Allah. Keyakinan inilah yang menjadi fondasi utama perlindungan diri.

“...Dan mereka itu (ahli sihir) tidak akan dapat mencelakakan seseorang dengan sihirnya kecuali dengan izin Allah...” (QS. Al-Baqarah: 102)

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam sendiri pernah menjadi korban sihir yang dikirimkan oleh seorang Yahudi bernama Labid bin Al-A'sham. Namun, melalui peristiwa ini, Allah menurunkan dua surah perlindungan yang agung, yaitu Surah Al-Falaq dan An-Nas, sebagai obat dan penawar. Ini menunjukkan bahwa sihir itu nyata, tetapi Allah juga telah menurunkan penawarnya yang jauh lebih kuat.

Benteng Pertama dan Utama: Tauhid yang Lurus dan Tawakal Penuh

Perlindungan paling mendasar dan paling kuat dari segala macam kejahatan, baik yang terlihat maupun yang tidak terlihat, adalah tauhid yang murni. Mengesakan Allah dalam segala hal, baik dalam ibadah, doa, maupun keyakinan, adalah perisai yang tidak akan bisa ditembus. Ketika hati seseorang bergantung sepenuhnya hanya kepada Allah (tawakal), maka tidak ada satu makhluk pun yang bisa mencelakainya tanpa kehendak-Nya.

Seringkali, seseorang mudah terkena gangguan gaib karena hatinya rapuh. Kerapuhan ini bisa disebabkan oleh banyak hal, seperti:

Maka dari itu, sebelum menghafal berbagai doa agar terhindar dari santet, pastikan fondasi tauhid kita sudah kokoh. Yakini dengan seyakin-yakinnya bahwa hanya Allah pelindung sejati. Laa haula wa laa quwwata illa billah (Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah).

Kumpulan Doa dan Wirid Perlindungan dari Al-Qur'an dan Sunnah

Setelah membangun fondasi tauhid, kini saatnya kita membentengi diri dengan doa-doa dan amalan yang diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Amalan-amalan ini ibarat senjata dan baju zirah yang kita kenakan setiap hari untuk berperang melawan tipu daya setan.

1. Ayat Kursi: Puncak Perlindungan dalam Al-Qur'an

Ayat Kursi (QS. Al-Baqarah: 255) adalah ayat yang paling agung dalam Al-Qur'an. Keutamaannya sangat luar biasa dalam menjaga diri dari gangguan setan. Rasulullah bersabda bahwa siapa yang membacanya setelah shalat fardhu, tidak ada yang menghalanginya masuk surga selain kematian. Dan siapa yang membacanya ketika hendak tidur, maka ia akan senantiasa dijaga oleh Allah dan setan tidak akan mendekatinya sampai pagi.

ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلْحَىُّ ٱلْقَيُّومُ ۚ لَا تَأْخُذُهُۥ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ ۚ لَّهُۥ مَا فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِى ٱلْأَرْضِ ۗ مَن ذَا ٱلَّذِى يَشْفَعُ عِندَهُۥٓ إِلَّا بِإِذْنِهِۦ ۚ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ ۖ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَىْءٍ مِّنْ عِلْمِهِۦٓ إِلَّا بِمَا شَآءَ ۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ ۖ وَلَا يَـُٔودُهُۥ حِفْظُهُمَا ۚ وَهُوَ ٱلْعَلِىُّ ٱلْعَظِيمُ

Allāhu lā ilāha illā huwal-ḥayyul-qayyụm, lā ta`khużuhụ sinatuw wa lā na`ụm, lahụ mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍ, man żallażī yasyfa'u 'indahū illā bi`iżnih, ya'lamu mā baina aidīhim wa mā khalfahum, wa lā yuḥīṭụna bisyai`im min 'ilmihī illā bimā syā`, wasi'a kursiyyuhus-samāwāti wal-arḍ, wa lā ya`ụduhụ ḥifẓuhumā, wa huwal-'aliyyul-'aẓīm.

"Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar."

Penjelasan: Setiap kalimat dalam Ayat Kursi mengandung penegasan akan keagungan, kekuasaan, dan ilmu Allah yang mutlak. Dengan membacanya, kita seolah-olah sedang mengumumkan kepada seluruh makhluk, termasuk setan, bahwa kita berada dalam perlindungan Dzat Yang Maha Perkasa, Yang tidak pernah tidur dan ilmunya meliputi segala sesuatu. Ini adalah deklarasi tauhid yang paling kuat.

2. Al-Mu'awwidzatain (Surah Al-Falaq & An-Nas): Dua Surah Perlindungan

Dua surah ini disebut Al-Mu'awwidzatain (dua surah peminta perlindungan) karena kandungan utamanya adalah permohonan perlindungan kepada Allah dari berbagai macam kejahatan. Sebagaimana telah disebutkan, surah ini turun sebagai jawaban langsung atas sihir yang menimpa Nabi.

Surah Al-Falaq

قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ ٱلْفَلَقِ . مِن شَرِّ مَا خَلَقَ . وَمِن شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ . وَمِن شَرِّ ٱلنَّفَّٰثَٰتِ فِى ٱلْعُقَدِ . وَمِن شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ

Qul a'ụżu birabbil-falaq. Min syarri mā khalaq. Wa min syarri gāsiqin iżā waqab. Wa min syarrin-naffāṡāti fil-'uqad. Wa min syarri ḥāsidin iżā ḥasad.

"Katakanlah: 'Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh, dari kejahatan makhluk-Nya, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul, dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki'."

Penjelasan: Surah ini memohon perlindungan dari empat jenis kejahatan: kejahatan seluruh makhluk secara umum, kejahatan malam hari yang sering menjadi waktu beraksinya para pelaku kejahatan, kejahatan tukang sihir yang secara spesifik disebutkan (menjadi dalil adanya sihir), dan kejahatan orang yang hasad (iri dengki), yang seringkali menjadi pemicu seseorang mengirimkan santet.

Surah An-Nas

قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ ٱلنَّاسِ . مَلِكِ ٱلنَّاسِ . إِلَٰهِ ٱلنَّاسِ . مِن شَرِّ ٱلْوَسْوَاسِ ٱلْخَنَّاسِ . ٱلَّذِى يُوَسْوِسُ فِى صُدُورِ ٱلنَّاسِ . مِنَ ٱلْجِنَّةِ وَٱلنَّاسِ

Qul a'ụżu birabbin-nās. Malikin-nās. Ilāhin-nās. Min syarril-waswāsil-khannās. Allażī yuwaswisu fī ṣudụrin-nās. Minal-jinnati wan-nās.

"Katakanlah: 'Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia. Raja manusia. Sembahan manusia. Dari kejahatan (bisikan) setan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia'."

Penjelasan: Jika Surah Al-Falaq fokus pada perlindungan dari kejahatan eksternal, Surah An-Nas lebih fokus pada perlindungan dari kejahatan internal, yaitu bisikan setan (waswas) yang merusak hati, iman, dan pikiran. Ini juga termasuk perlindungan dari kejahatan yang datang dari jin maupun manusia.

Rasulullah menganjurkan untuk membaca tiga surah ini (Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas) masing-masing tiga kali pada waktu pagi (setelah Subuh) dan petang (setelah Ashar). Amalan ini akan mencukupi seseorang dari segala sesuatu yang membahayakannya.

3. Doa Perlindungan yang Diajarkan Nabi

Selain ayat-ayat Al-Qur'an, terdapat banyak sekali doa-doa spesifik yang diajarkan oleh Rasulullah untuk memohon perlindungan. Menghafal dan mengamalkannya secara rutin adalah bagian dari membangun benteng gaib yang kokoh.

Doa Perlindungan Paling Ringkas dan Ampuh

Doa ini sangat dianjurkan untuk dibaca tiga kali di waktu pagi dan petang. Keutamaannya sangat besar, yaitu tidak ada sesuatu pun yang dapat membahayakannya.

بِسْمِ اللهِ الَّذِي لاَ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الأَرْضِ وَلاَ فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيعُ العَلِيمُ

Bismillahilladzi laa yadhurru ma'asmihi syai'un fil ardhi wa laa fis samaa'i wa huwas samii'ul 'aliim.

"Dengan nama Allah yang bila disebut, segala sesuatu di bumi dan langit tidak akan berbahaya, Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."

Penjelasan: Doa ini adalah bentuk tawakal yang luar biasa. Kita menyerahkan perlindungan diri kita sepenuhnya kepada Nama Allah. Dengan keyakinan penuh, kita mengimani bahwa tidak ada racun, sihir, senjata, atau kejahatan apa pun yang bisa memberi mudarat jika kita berada di bawah naungan nama-Nya.

Doa Memohon Perlindungan dengan Kalimat Allah yang Sempurna

Doa ini juga sangat mustajab, dibaca tiga kali pada waktu petang atau ketika singgah di suatu tempat yang terasa asing atau angker.

أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ

A'uudzu bikalimaatillaahit-taammaati min syarri maa khalaq.

"Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan makhluk yang diciptakan-Nya."

Penjelasan: "Kalimat-kalimat Allah yang sempurna" bisa merujuk pada Al-Qur'an, atau sifat-sifat-Nya yang mulia. Dengan berlindung kepada-Nya, kita mengakui kelemahan diri dan memohon penjagaan dari Dzat yang menciptakan segala sesuatu, termasuk makhluk yang berpotensi jahat.

4. Dua Ayat Terakhir Surah Al-Baqarah

Membaca dua ayat terakhir dari Surah Al-Baqarah (ayat 285-286) pada malam hari memiliki keutamaan yang sangat besar. Dalam sebuah hadits, Rasulullah bersabda, "Barangsiapa membaca dua ayat terakhir dari surat Al-Baqarah pada malam hari, maka keduanya akan mencukupinya." (HR. Bukhari dan Muslim). Para ulama menafsirkan kata "mencukupinya" sebagai cukup dalam melindunginya dari segala keburukan dan gangguan setan pada malam itu.

آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ ۚ كُلٌّ آمَنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ ۚ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا ۖ غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ. لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۚ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ ۖ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا ۚ أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ

Aamanar-rasuulu bimaa unzila ilaihi mir-rabbihii wal mu'minuun. Kullun aamana billaahi wa malaa-ikatihii wa kutubihii wa rusulih. Laa nufarriqu baina ahadim mir-rusulih. Wa qaaluu sami'naa wa atha'naa ghufraanaka rabbanaa wa ilaikal mashiir. Laa yukallifullaahu nafsan illaa wus'ahaa, lahaa maa kasabat wa 'alaihaa maktasabat. Rabbanaa laa tu-aakhidznaa in nasiinaa au akhtha'naa. Rabbanaa wa laa tahmil 'alainaa ishran kamaa hamaltahuu 'alalladziina min qabliniaa. Rabbanaa wa laa tuhammilnaa maa laa thaaqata lanaa bih. Wa'fu 'annaa waghfir lanaa warhamnaa anta maulaanaa fanshurnaa 'alal qaumil kaafiriin.

"Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): 'Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya', dan mereka mengatakan: 'Kami dengar dan kami taat'. (Mereka berdoa): 'Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali'. Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): 'Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir'."

Amalan Harian Sebagai Perisai Diri yang Aktif

Doa adalah permohonan, sedangkan amalan adalah tindakan nyata yang mengundang perlindungan Allah. Menggabungkan keduanya akan menciptakan sistem pertahanan yang komprehensif. Berikut adalah amalan-amalan harian yang sangat efektif sebagai benteng dari santet dan sihir.

1. Menjaga Shalat Lima Waktu

Shalat adalah tiang agama dan koneksi utama seorang hamba dengan Tuhannya. Orang yang menjaga shalatnya, terutama secara berjamaah di masjid bagi laki-laki, berarti ia berada dalam jaminan dan penjagaan Allah sepanjang hari. Sulit bagi setan untuk mengganggu orang yang hatinya senantiasa terhubung dengan Allah melalui shalat.

2. Rutin Membaca Al-Qur'an, Terutama Surah Al-Baqarah

Rasulullah bersabda, "Janganlah jadikan rumah-rumah kalian seperti kuburan. Sesungguhnya setan akan lari dari rumah yang dibacakan di dalamnya surat Al-Baqarah." (HR. Muslim). Menjadikan bacaan Al-Qur'an, khususnya Al-Baqarah, sebagai rutinitas di rumah akan membersihkan rumah dari energi negatif dan mengusir para pengganggu dari golongan jin.

3. Dzikir Pagi dan Petang

Dzikir pagi dan petang (Al-Ma'tsurat) adalah paket lengkap perlindungan diri. Di dalamnya terkandung bacaan tauhid, tasbih, tahmid, istighfar, serta doa-doa perlindungan seperti yang telah disebutkan di atas. Merutinkannya ibarat memakai baju zirah di pagi hari yang baru akan dilepaskan pada petang hari, lalu mengenakan zirah baru untuk melindungi di malam hari.

4. Menjaga Wudhu

Wudhu adalah senjata seorang mukmin. Berada dalam keadaan suci (memiliki wudhu) akan membuat seseorang lebih terjaga. Para malaikat akan lebih dekat, dan setan akan menjauh. Usahakan untuk memperbarui wudhu setiap kali batal, terutama sebelum tidur.

5. Doa Masuk dan Keluar Rumah, serta Masuk Kamar Mandi

Setan senantiasa mengintai kelalaian manusia. Pintu rumah dan kamar mandi adalah tempat-tempat yang sering menjadi akses masuknya. Dengan membaca doa, kita sedang meminta izin dan perlindungan Allah.

Langkah Praktis Ketika Merasakan Gejala Gangguan

Terkadang, meskipun sudah berusaha menjaga diri, atas izin Allah seseorang bisa saja merasakan gejala-gejala gangguan, seperti sakit yang tidak terdeteksi medis, mimpi buruk terus-menerus, was-was berlebihan, atau emosi yang tidak terkontrol. Jika hal ini terjadi, jangan panik dan jangan terburu-buru mendatangi 'orang pintar' yang tidak jelas akidahnya. Lakukan langkah-langkah Ruqyah Syar'iyyah mandiri berikut:

  1. Perkuat Keyakinan: Yakinlah bahwa kesembuhan hanya datang dari Allah. Bacaan ruqyah hanyalah sebab.
  2. Berwudhu: Sucikan diri terlebih dahulu.
  3. Tadabbur: Siapkan hati untuk khusyuk dan merenungi setiap ayat yang dibaca.
  4. Membaca Ayat-Ayat Ruqyah: Baca dengan tartil (jelas dan perlahan) surah-surah dan ayat-ayat berikut:
    • Surah Al-Fatihah (baca berulang-ulang)
    • Ayat Kursi
    • Surah Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas (masing-masing 3 kali atau lebih)
    • Surah Al-Baqarah ayat 102
    • Surah Al-A'raf ayat 117-122
    • Surah Yunus ayat 81-82
    • Surah Thaha ayat 69
  5. Teknik Ruqyah: Anda bisa melakukannya dengan beberapa cara:
    • Membacakan pada kedua telapak tangan, lalu meniupnya sedikit, kemudian mengusapkan ke seluruh tubuh yang bisa dijangkau.
    • Membacakan pada segelas air, lalu meminumnya dan sebagian digunakan untuk mandi.
    • Meletakkan tangan pada bagian tubuh yang sakit sambil membaca doa-doa dan ayat-ayat tersebut.

Lakukan ruqyah mandiri ini secara rutin, terutama di waktu pagi, petang, dan sebelum tidur, hingga gejala-gejala tersebut hilang dengan izin Allah.

Kesimpulan: Ketergantungan Total kepada Allah

Perlindungan dari santet, sihir, dan segala bentuk kejahatan gaib bukanlah tentang memiliki jimat atau menghafal mantra-mantra. Inti dari perlindungan ini adalah membangun hubungan yang kuat dan ketergantungan total hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Tauhid yang kokoh adalah perisai utamanya, shalat dan ibadah adalah dinding bentengnya, sementara zikir dan doa agar terhindar dari santet adalah senjata-senjata yang kita gunakan setiap saat.

Jangan pernah merasa takut, karena ketakutan adalah kemenangan awal bagi setan. Sebaliknya, penuhilah hati dengan rasa takut dan cinta hanya kepada Allah, maka semua makhluk akan tunduk atau tidak akan mampu berbuat apa-apa di hadapan kekuasaan-Nya. Semoga Allah senantiasa melindungi kita semua dari kejahatan yang terlihat dan yang tidak terlihat, dan memasukkan kita ke dalam golongan hamba-hamba-Nya yang selalu berada dalam penjagaan-Nya. Aamiin.

🏠 Kembali ke Homepage