Ilustrasi ziarah kubur yang mengingatkan pada akhirat.
Ziarah kubur merupakan salah satu amalan yang memiliki akar kuat dalam tradisi masyarakat Muslim di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia. Kegiatan ini bukan sekadar kunjungan biasa ke pemakaman, melainkan sebuah perjalanan spiritual yang sarat akan makna, hikmah, dan nilai-nilai ibadah. Melalui ziarah, seseorang diingatkan akan kefanaan dunia, keniscayaan kematian, dan pentingnya mempersiapkan bekal untuk kehidupan setelah mati. Ini adalah momen refleksi mendalam, saat di mana hati yang keras dapat melunak dan jiwa yang lalai dapat tersadarkan.
Pada hakikatnya, tujuan utama dari ziarah kubur adalah dua arah: memberikan manfaat bagi peziarah dan mendoakan kebaikan bagi ahli kubur. Bagi peziarah, berdiri di antara nisan-nisan yang bisu menjadi pengingat yang paling efektif tentang akhir perjalanan hidup setiap manusia. Hal ini mendorong seseorang untuk mengevaluasi kembali prioritas hidupnya, menjauhi kemaksiatan, dan meningkatkan ketaatan kepada Sang Pencipta. Sementara itu, bagi ahli kubur, doa dan permohonan ampunan yang dipanjatkan oleh peziarah diyakini dapat memberikan kesejukan, meringankan siksa, dan mengangkat derajat mereka di sisi Allah SWT. Artikel ini akan mengupas secara mendalam dan menyeluruh mengenai tata cara ziarah kubur yang benar, mulai dari landasan hukumnya, persiapan yang diperlukan, adab yang harus dijaga, bacaan-bacaan yang dianjurkan, hingga hal-hal yang harus dihindari agar ziarah kita diterima dan bernilai pahala.
Memahami landasan hukum dan hikmah di balik suatu amalan adalah langkah pertama untuk melaksanakannya dengan niat yang lurus dan cara yang benar. Ziarah kubur memiliki dasar yang kuat dalam sunnah Nabi Muhammad SAW, meskipun pernah melalui fase larangan pada masa awal Islam. Larangan tersebut diberlakukan karena kondisi keimanan umat yang masih lemah dan rentan terjerumus pada praktik kemusyrikan zaman jahiliyah. Namun, setelah akidah umat Islam menjadi kokoh, larangan itu dicabut dan justru dianjurkan.
Dasar anjuran ini tertuang dalam sebuah hadis shahih yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, di mana Rasulullah SAW bersabda:
"Dahulu aku pernah melarang kalian untuk berziarah kubur, maka sekarang berziarahlah. Sesungguhnya ziarah kubur dapat mengingatkan pada kematian."
Hadis ini menjadi legitimasi utama bahwa hukum ziarah kubur adalah sunnah atau dianjurkan bagi laki-laki. Para ulama sepakat mengenai anjuran ini karena hikmah yang terkandung di dalamnya sangat besar. Adapun bagi perempuan, terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama, namun pendapat yang lebih kuat memperbolehkannya dengan syarat-syarat tertentu yang akan dibahas lebih lanjut.
Hikmah atau kebijaksanaan di balik anjuran ziarah kubur dapat dibagi menjadi dua, yakni manfaat bagi peziarah (orang yang hidup) dan manfaat bagi ahli kubur (orang yang telah meninggal dunia).
Agar ziarah kubur dapat dilaksanakan dengan sempurna dan mendatangkan keberkahan, diperlukan beberapa persiapan baik secara lahiriah maupun batiniah. Persiapan ini mencerminkan keseriusan dan penghormatan kita terhadap amalan tersebut.
Niat adalah pondasi dari segala amal. Pastikan niat berziarah kubur adalah murni karena Allah SWT, yaitu untuk:
Dianjurkan untuk berwudhu sebelum berangkat ke pemakaman. Meskipun tidak diwajibkan, berada dalam keadaan suci akan menambah kekhusyukan dan adab dalam beribadah, termasuk saat berziarah dan berdoa. Wudhu membersihkan diri secara fisik dan mempersiapkan jiwa untuk terkoneksi dengan hal-hal yang bersifat spiritual.
Pemakaman adalah tempat yang dihormati. Kenakanlah pakaian yang sopan, bersih, dan menutup aurat secara sempurna sesuai dengan syariat Islam. Hindari pakaian yang mencolok, ketat, atau transparan. Pakaian yang sederhana dan tidak berlebihan akan membantu menjaga suasana khidmat dan fokus pada tujuan ziarah.
Datanglah ke pemakaman dengan hati yang tenang dan pikiran yang fokus. Kosongkan sejenak pikiran dari urusan-urusan duniawi yang memberatkan. Persiapkan diri untuk merenung, berdoa dengan khusyuk, dan mengendalikan emosi. Hindari bersedih yang berlebihan hingga meratap (niyahah), karena hal tersebut dilarang dalam agama.
Berikut adalah urutan tata cara atau adab dalam melaksanakan ziarah kubur yang sesuai dengan tuntunan sunnah Rasulullah SAW.
Ketika tiba di gerbang atau memasuki area pemakaman, hendaknya peziarah mengucapkan salam yang ditujukan kepada seluruh penghuni kubur dari kalangan kaum muslimin. Salam ini diajarkan langsung oleh Rasulullah SAW.
السَّلَامُ عَلَيْكُمْ أَهْلَ الدِّيَارِ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُسْلِمِينَ، وَإِنَّا إِنْ شَاءَ اللهُ بِكُمْ لَاحِقُونَ، أَسْأَلُ اللهَ لَنَا وَلَكُمُ الْعَافِيَةَ
Assalaamu 'alaikum ahlad-diyaari minal mu'miniina wal muslimiin, wa innaa insyaa Allahu bikum laahiquun, as-alullaha lanaa wa lakumul 'aafiyah.
"Semoga keselamatan tercurah kepada kalian, wahai penghuni kubur dari kalangan orang-orang mukmin dan muslim. Dan sesungguhnya kami, insya Allah, akan menyusul kalian. Aku memohon kepada Allah bagi kami dan bagi kalian keselamatan."
Salam ini mengandung pengakuan bahwa kita pun kelak akan menyusul mereka, sekaligus mendoakan keselamatan bagi diri kita dan bagi mereka.
Berjalanlah di area pemakaman dengan tenang dan penuh hormat. Hindari berlari-lari kecil, berbicara dengan suara keras, atau bercanda. Sangat penting untuk tidak melangkahi, menginjak, atau duduk di atas kuburan manapun. Rasulullah SAW sangat menekankan hal ini sebagai bentuk penghormatan kepada ahli kubur.
Setelah sampai di makam yang dituju (misalnya makam orang tua atau kerabat), posisikan diri dengan sopan. Para ulama menganjurkan untuk menghadap ke arah wajah jenazah (yang berarti membelakangi kiblat) atau berada di arah kepala jenazah. Ucapkan salam secara khusus kepada penghuni makam tersebut, misalnya: "Assalaamu 'alaika ya Fulan bin Fulan" (Semoga keselamatan tercurah kepadamu wahai Fulan bin Fulan).
Ini adalah inti dari ziarah. Peziarah dianjurkan untuk banyak mendoakan dan membacakan ayat-ayat suci Al-Qur'an yang pahalanya dihadiahkan kepada almarhum/almarhumah. Tidak ada bacaan khusus yang baku, namun berikut adalah amalan-amalan yang lazim dan baik untuk dibaca:
Mulailah dengan banyak membaca istighfar, memohon ampunan untuk diri sendiri dan khususnya untuk si mayit. Contoh bacaan:
"Astaghfirullahal 'adzim li wa lahu/laha" (Aku memohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung untukku dan untuknya).
Membaca beberapa surat dari Al-Qur'an sangat dianjurkan. Di antara yang paling utama adalah:
Ayat Kursi (Al-Baqarah: 255) adalah ayat yang paling agung dalam Al-Qur'an. Membacanya memiliki keutamaan yang sangat besar dan diharapkan dapat memberikan cahaya dan rahmat bagi penghuni kubur.
ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلْحَىُّ ٱلْقَيُّومُ ۚ لَا تَأْخُذُهُۥ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ ۚ لَّهُۥ مَا فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِى ٱلْأَرْضِ ۗ مَن ذَا ٱلَّذِى يَشْفَعُ عِندَهُۥٓ إِلَّا بِإِذْنِهِۦ ۚ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ ۖ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَىْءٍ مِّنْ عِلْمِهِۦٓ إِلَّا بِمَا شَآءَ ۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ ۖ وَلَا يَـُٔودُهُۥ حِفْظُهُمَا ۚ وَهُوَ ٱلْعَلِىُّ ٱلْعَظِيمُ
Allahu laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyuum, laa ta'khudzuhuu sinatuw wa laa nauum, lahuu maa fissamaawaati wa maa fil ardh, man dzalladzii yasyfa'u 'indahuu illaa bi idznih, ya'lamu maa baina aidiihim wa maa khalfahum, wa laa yuhiithuuna bisyai im min 'ilmihii illaa bimaa syaa', wasi'a kursiyyuhus samaawaati wal ardh, wa laa ya uuduhuu hifdzuhumaa, wa huwal 'aliyyul 'adziim.
"Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar."
Perbanyak membaca kalimat tahlil (لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله), tasbih (سُبْحَانَ اللهِ), tahmid (الْحَمْدُ لِلهِ), dan takbir (اللهُ أَكْبَرُ). Rangkaian dzikir ini sangat dicintai oleh Allah dan pahalanya besar.
Meskipun terdapat perbedaan pendapat mengenai kekhususan hadis tentang membaca Yasin untuk orang mati, banyak ulama yang menganjurkannya karena Surat Yasin memiliki banyak keutamaan dan berisi tentang hari kebangkitan, surga, dan neraka yang sangat relevan dengan konteks ziarah.
Setelah selesai berdzikir dan membaca Al-Qur'an, angkatlah kedua tangan dan panjatkanlah doa kepada Allah SWT. Inilah puncak dari ziarah. Berdoalah dengan bahasa yang paling kita pahami, dengan penuh kerendahan hati dan kesungguhan. Arahkan doa kita hanya kepada Allah, memohonkan kebaikan bagi si mayit.
Berikut adalah contoh doa yang bisa dipanjatkan:
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ (لَهَا) وَارْحَمْهُ (هَا) وَعَافِهِ (هَا) وَاعْفُ عَنْهُ (هَا) وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ (هَا) وَوَسِّعْ مُدْخَلَهُ (هَا) وَاغْسِلْهُ (هَا) بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ وَنَقِّهِ (هَا) مِنَ الْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ، وَأَبْدِلْهُ (هَا) دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ (هَا) وَأَهْلًا خَيْرًا مِنْ أَهْلِهِ (هَا) وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ (هَا) وَأَدْخِلْهُ (هَا) الْجَنَّةَ وَأَعِذْهُ (هَا) مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ عَذَابِ النَّارِ
Allahummaghfirlahu (lahaa) warhamhu (haa) wa'aafihi (haa) wa'fu 'anhu (haa) wa akrim nuzulahu (haa) wa wassi' mudkhalahu (haa) waghsilhu (haa) bil maa-i wats tsalji wal barad, wa naqqihi (haa) minal khathaayaa kamaa yunaqqats tsaubul abyadhu minad danas, wa abdilhu (haa) daaran khairan min daarihi (haa) wa ahlan khairan min ahlihi (haa) wa zaujan khairan min zaujihi (haa) wa adkhilhul (hal) jannata wa a'idzhu (haa) min 'adzaabil qabri wa min 'adzaabin naar.
"Ya Allah, ampunilah dia, rahmatilah dia, selamatkanlah dia, maafkanlah dia. Muliakanlah tempat tinggalnya, luaskanlah pintu masuknya, mandikanlah dia dengan air, salju, dan embun. Bersihkanlah dia dari segala kesalahan sebagaimana kain putih dibersihkan dari noda. Gantikanlah untuknya rumah yang lebih baik dari rumahnya (di dunia), keluarga yang lebih baik dari keluarganya, pasangan yang lebih baik dari pasangannya. Masukkanlah dia ke dalam surga dan lindungilah dia dari siksa kubur dan siksa api neraka."
(Gunakan 'hu' untuk laki-laki dan 'ha' untuk perempuan)
Jangan lupa juga mendoakan diri sendiri dan keluarga yang masih hidup agar diberikan keistiqomahan dalam iman dan Islam.
Setelah selesai berdoa, ziarah bisa diakhiri. Tidak ada ritual penutupan yang baku. Beberapa tradisi seperti menyiramkan air atau menaburkan bunga di atas makam hukumnya mubah (diperbolehkan) selama tidak diyakini sebagai suatu kewajiban atau memiliki kekuatan magis. Para ulama menjelaskan bahwa menyiram air bertujuan agar tanah tidak berdebu dan mungkin memberikan kesejukan, sementara menabur bunga adalah bentuk penghormatan dan keindahan. Yang terpenting adalah tidak meyakini bahwa tindakan ini memiliki pengaruh langsung terhadap nasib si mayit.
Tinggalkan area pemakaman dengan tenang, sambil terus merenungkan hikmah yang didapat dari ziarah tersebut.
Sangat penting untuk mengetahui hal-hal yang dilarang agar ziarah kita tidak sia-sia, atau bahkan terjerumus ke dalam dosa besar. Berikut adalah beberapa larangan dan kesalahan yang harus dihindari:
Masalah ziarah kubur bagi wanita adalah topik yang sering diperdebatkan. Pendapat ulama terbagi, namun pendapat mayoritas (jumhur ulama) adalah memperbolehkan, dengan catatan harus memenuhi syarat-syarat yang ketat. Pendapat ini didasarkan pada keumuman hadis anjuran ziarah kubur dan beberapa riwayat lain, seperti riwayat Aisyah RA yang bertanya kepada Nabi SAW tentang apa yang harus diucapkan saat ziarah, dan Nabi pun mengajarkannya.
Syarat-syarat bagi wanita yang ingin berziarah kubur antara lain:
Jika syarat-syarat ini tidak dapat terpenuhi, maka lebih baik bagi seorang wanita untuk tidak berziarah dan mendoakan orang yang telah meninggal dari rumahnya, karena doa akan sampai di manapun ia berada.
Ziarah kubur adalah sebuah ibadah agung yang jika dilakukan dengan tata cara yang benar dan niat yang lurus, akan memberikan manfaat spiritual yang luar biasa. Ia adalah pengingat paling kuat akan kefanaan kita dan keabadian akhirat. Dengan memahami adab, doa, serta larangannya, kita dapat menjadikan momen ziarah sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah, melembutkan hati, sekaligus berbakti kepada mereka yang telah mendahului kita.
Jadikanlah setiap kunjungan ke pemakaman sebagai titik tolak untuk memperbaiki diri, meningkatkan kualitas ibadah, dan mempersiapkan bekal terbaik untuk perjalanan pulang yang abadi. Semoga ziarah yang kita lakukan diterima oleh Allah SWT sebagai amal saleh yang memberatkan timbangan kebaikan kita di yaumul hisab kelak.