Memahami Ilmu di Balik Angka Premi Anda
Premi asuransi adalah harga yang dibayarkan oleh tertanggung (nasabah) kepada penanggung (perusahaan asuransi) sebagai imbalan atas pengalihan risiko finansial yang mungkin terjadi di masa depan. Perhitungan premi bukanlah sekadar penetapan harga acak, melainkan hasil dari proses matematis yang sangat terstruktur, dikenal sebagai ilmu aktuaria.
Memahami bagaimana premi dihitung sangat penting. Ini memungkinkan kita tidak hanya membandingkan produk asuransi secara adil, tetapi juga mengapresiasi kompleksitas manajemen risiko yang dilakukan oleh perusahaan asuransi. Sebuah premi harus cukup besar untuk menutupi potensi klaim di seluruh kelompok risiko, menutupi biaya operasional perusahaan, dan menyisakan margin keuntungan, namun harus tetap kompetitif di pasar.
Secara umum, premi yang Anda bayarkan, sering disebut sebagai Premi Kotor (Gross Premium), terdiri dari tiga komponen utama yang dihitung oleh aktuaria:
Ilmu aktuaria adalah jantung dari perhitungan premi. Aktuaria menggunakan statistik, matematika keuangan, dan teori probabilitas untuk memprediksi peristiwa masa depan yang tidak pasti. Tanpa metodologi aktuaria yang kuat, perusahaan asuransi tidak akan mampu menetapkan harga yang stabil dan berkelanjutan.
Prinsip fundamental ini menyatakan bahwa semakin besar jumlah sampel yang diambil (yaitu, semakin banyak pemegang polis), semakin dekat hasil aktual (klaim yang dibayarkan) dengan probabilitas yang diprediksi. Premi hanya dapat dihitung secara akurat jika risiko tersebar di populasi yang sangat besar dan homogen. Ini memungkinkan aktuaria untuk memprediksi kerugian agregat, meskipun kerugian individu tetap acak.
Aktuaria harus memastikan bahwa individu dengan tingkat risiko yang serupa dikelompokkan bersama. Proses ini disebut underwriting. Jika individu berisiko tinggi membayar premi yang sama dengan individu berisiko rendah, akan terjadi seleksi merugikan (adverse selection), yang pada akhirnya akan membuat seluruh kolam asuransi menjadi tidak berkelanjutan karena hanya orang sakit atau berisiko tinggi yang membeli polis.
Premi dibayarkan hari ini, tetapi klaim mungkin baru terjadi bertahun-tahun kemudian (terutama pada asuransi jiwa atau pensiun). Oleh karena itu, perusahaan asuransi menginvestasikan premi yang diterima. Aktuaria harus memperhitungkan bunga atau pendapatan investasi yang diharapkan dari premi tersebut. Premi masa depan didiskontokan ke nilai saat ini. Semakin tinggi tingkat bunga yang diasumsikan, semakin rendah Premi Bersih yang perlu dibayarkan oleh pemegang polis, karena pendapatan investasi akan menutup sebagian kekurangan.
Rumus Konseptual Premi Bersih:
$$ \text{Premi Bersih} = \frac{\text{Nilai Klaim yang Diharapkan} - \text{Pendapatan Investasi yang Diharapkan}}{\text{Jumlah Pemegang Polis}} $$
Dalam perhitungan yang lebih mendalam, nilai waktu uang diwujudkan melalui "faktor diskonto" yang kompleks, yang mengubah probabilitas kerugian masa depan menjadi nilai tunai saat ini.
Premi asuransi jiwa adalah salah satu yang paling kompleks karena melibatkan prediksi probabilitas kematian yang dapat terjadi puluhan tahun di masa depan. Data inti yang digunakan adalah Tabel Mortalitas.
Tabel mortalitas (atau Tabel Kelangsungan Hidup) adalah alat utama aktuaria. Tabel ini memberikan probabilitas statistik seseorang meninggal pada usia tertentu. Data ini disusun berdasarkan pengalaman kematian masa lalu dari populasi tertentu (misalnya, Tabel Mortalitas Indonesia).
Ini adalah nilai tunai (present value) dari semua potensi manfaat yang akan dibayarkan, disesuaikan dengan probabilitas kematian dan tingkat diskonto (bunga) yang diharapkan.
Untuk polis berjangka (Term Life) satu tahun dengan uang pertanggungan (UP) sebesar M:
$$ \text{SP} = \text{M} \times q_x \times (1+i)^{-1} $$Dimana $i$ adalah tingkat bunga teknis yang diasumsikan. Faktor $(1+i)^{-1}$ adalah faktor diskonto.
Pada asuransi seumur hidup (Whole Life) atau berjangka panjang, premi harus dibayarkan secara rutin. Aktuaria mencari pembayaran premi tahunan yang setara (disebut Premi Level) yang nilai tunainya sama dengan nilai tunai dari manfaat kematian yang diharapkan.
Aktuaria menggunakan notasi aktuaria khusus (seperti $A_x$ untuk Nilai Tunai Manfaat dan $\ddot{a}_x$ untuk Nilai Tunai Anuitas Premi) untuk menyederhanakan perhitungan jangka panjang. Premi yang Anda bayarkan di tahun-tahun awal (saat risiko kematian rendah) akan lebih besar daripada risiko murni, dan kelebihan ini membentuk cadangan (reserve) yang akan digunakan untuk membayar klaim ketika Anda sudah tua (risiko kematian tinggi).
Underwriting menentukan risiko individual yang akan dimasukkan dalam kolam risiko. Faktor yang sangat mempengaruhi premi jiwa meliputi:
Asuransi kesehatan berbeda dari jiwa karena fokus utamanya adalah Morbiditas (tingkat kesakitan) dan Frekuensi Klaim, bukan hanya mortalitas. Premi kesehatan harus mencakup biaya pengobatan, rawat inap, obat-obatan, dan jasa medis.
Aktuaria kesehatan menggunakan Tabel Morbiditas yang memperkirakan probabilitas seseorang jatuh sakit, memerlukan rawat inap, atau memerlukan prosedur medis tertentu pada usia dan kondisi kesehatan tertentu.
$$ \text{Premi Murni} = \text{Frekuensi Klaim yang Diharapkan} \times \text{Severity Klaim yang Diharapkan} $$
Ini adalah faktor krusial dan sering kali menjadi pendorong utama kenaikan premi kesehatan tahunan. Biaya pengobatan, teknologi medis, dan gaji profesional kesehatan cenderung meningkat jauh lebih cepat daripada inflasi ekonomi umum. Aktuaria harus memasukkan proyeksi inflasi medis yang agresif dalam perhitungan premi jangka panjang.
Fitur produk secara langsung mempengaruhi Premi Murni. Aktuaria harus menghitung berapa banyak risiko yang dialihkan kembali kepada pemegang polis melalui mekanisme cost-sharing:
Dengan mengurangi jumlah yang harus dibayar perusahaan (melalui deductible dan co-payment), Premi Murni dapat dikurangi secara signifikan.
Untuk asuransi kesehatan kelompok (korporat), underwriting dilakukan berdasarkan profil risiko keseluruhan grup, yang cenderung lebih stabil dan mengalami adverse selection yang lebih rendah. Premi individu, sebaliknya, membutuhkan penilaian medis yang lebih ketat, termasuk riwayat kesehatan yang sudah ada (Pre-Existing Conditions), yang di beberapa negara dapat mempengaruhi tarif atau kelayakan pertanggungan.
Asuransi kendaraan (mobil dan motor) berfokus pada risiko kerusakan fisik properti dan tanggung jawab pihak ketiga. Perhitungannya bersifat modular, didasarkan pada nilai objek yang diasuransikan.
Premi kendaraan biasanya dihitung menggunakan persentase tertentu dari Nilai Pertanggungan (NP) kendaraan. Persentase ini disebut Tarif Premi atau Rate per Mille (per seribu).
$$ \text{Premi Murni} = \text{Nilai Kendaraan} \times \text{Tarif Premi} $$
Tarif Premi ini ditentukan oleh otoritas regulasi (seperti OJK di Indonesia) dan dikelompokkan berdasarkan wilayah dan jenis pertanggungan. Wilayah dengan tingkat kriminalitas atau kecelakaan yang lebih tinggi (misalnya, kota metropolitan padat) akan memiliki tarif premi yang lebih tinggi.
Pilihan pertanggungan sangat mempengaruhi tarif dasar:
Modifikasi diterapkan pada tarif dasar berdasarkan faktor-faktor spesifik:
Asuransi properti (rumah, gedung, pabrik) berfokus pada kerusakan akibat kebakaran, petir, ledakan, dan risiko standar lainnya. Perhitungannya melibatkan analisis fisik bangunan dan lingkungan sekitarnya.
Sama seperti kendaraan, premi properti didasarkan pada Nilai Pertanggungan (NP). Namun, ada dua cara utama penentuan NP yang mempengaruhi premi:
Aktuaria properti menggunakan tarif dasar yang disesuaikan berdasarkan kelas konstruksi. Klasifikasi ini sangat kritis:
Premi dapat dikurangi jika properti dilengkapi dengan sistem mitigasi risiko yang baik:
Premi dasar (hanya kebakaran) akan bertambah dengan setiap perluasan yang dipilih. Perluasan jaminan bencana alam (seperti Gempa Bumi, Tsunami, Banjir) memiliki tarif premi yang dihitung terpisah berdasarkan pemodelan bencana alam (catastrophe modeling) yang canggih.
Setelah Premi Murni (Expected Loss) dihitung, langkah selanjutnya adalah menambahkan beban risiko (Risk Loading). Beban ini memastikan bahwa perusahaan memiliki cadangan yang memadai jika kerugian aktual melebihi prediksi rata-rata. Ini adalah area di mana ilmu statistik dan teori probabilitas menjadi sangat intens.
Premi Murni sebenarnya adalah Estimasi Kerugian yang Diharapkan (Expected Loss, E[L]). Aktuaria memodelkan kerugian menggunakan distribusi probabilitas (misalnya, Distribusi Poisson untuk frekuensi atau Distribusi Gamma untuk severity). Namun, risiko sebenarnya adalah bahwa kerugian aktual (Actual Loss, A[L]) akan menyimpang dari E[L].
Untuk mengukur seberapa besar penyimpangan yang mungkin terjadi, aktuaria menghitung Varians ($\sigma^2$) dan Standar Deviasi ($\sigma$) dari kerugian yang diperkirakan. Semakin besar standar deviasi, semakin tidak terduga kerugiannya, dan semakin besar risiko yang harus ditanggung perusahaan.
$$ \text{Varians} = \sum_{i} (\text{Kerugian}_i - \text{E[L]})^2 \times \text{Probabilitas}_i $$
Beban Risiko ditambahkan ke Premi Murni untuk menutupi kemungkinan penyimpangan kerugian di atas rata-rata. Ada beberapa metode untuk menentukan beban ini:
Penting: Dalam asuransi, semakin banyak polis yang dijual (Hukum Bilangan Besar), Varians per individu akan berkurang, memungkinkan perusahaan menurunkan Beban Risiko (Risk Loading) dan menawarkan harga yang lebih kompetitif.
Perusahaan asuransi sering mentransfer sebagian risiko besar kepada perusahaan reasuransi. Dengan mentransfer sebagian potensi kerugian (khususnya untuk risiko katastropik), perusahaan asuransi dapat mengurangi variabilitas kerugian yang mereka tanggung secara internal. Ini pada gilirannya, mengurangi jumlah modal risiko yang harus mereka pegang, sehingga Beban Risiko (Risk Loading) dalam premi dapat sedikit diturunkan.
Setelah Premi Bersih (Net Premium) dihitung—yang mencakup Premi Murni dan penyesuaian bunga—langkah terakhir adalah menambahkan semua biaya non-klaim untuk mendapatkan Premi Kotor (Gross Premium) yang harus dibayar oleh nasabah.
Beban Biaya (Expense Loading) dibagi menjadi dua kategori utama:
Aktuaria harus mengalokasikan biaya-biaya ini secara adil. Biaya akuisisi mungkin hanya dibebankan pada tahun pertama, sementara biaya pemeliharaan didistribusikan secara merata di seluruh periode pembayaran premi. Alokasi yang tidak tepat dapat menyebabkan beberapa kelompok nasabah membayar terlalu banyak atau terlalu sedikit.
Perusahaan asuransi adalah entitas bisnis yang bertujuan mencari keuntungan. Margin keuntungan yang wajar (biasanya persentase dari Premi Kotor atau persentase dari Modal yang Dipertaruhkan) ditambahkan untuk memberi insentif bagi pemegang saham dan untuk memperkuat modal perusahaan. Margin ini dipengaruhi oleh:
$$ \text{Premi Kotor} = \frac{\text{Premi Bersih (Net Premium)} + \text{Biaya Akuisisi}}{\text{1 - (Biaya Pemeliharaan Rata-rata + Margin Keuntungan)}}$$
Rumus ini menunjukkan bahwa semua biaya harus dihitung sebagai persentase dari premi, dan premi harus "ditingkatkan" (loaded) agar cukup untuk menutupi semua biaya dan margin yang diinginkan.
Memahami perhitungan premi juga berarti memahami leverage apa yang dimiliki nasabah untuk menurunkan biaya asuransi mereka, selain memilih deductible yang lebih tinggi.
NCB, umum pada asuransi kendaraan, memberikan diskon progresif setiap tahun jika tidak ada klaim yang diajukan. Ini secara efektif mengurangi Premi Murni Anda karena perusahaan menganggap Anda sebagai pengemudi yang risikonya semakin rendah seiring berjalannya waktu. NCB dapat mencapai persentase diskon yang signifikan.
Pada asuransi jiwa dan kesehatan, perusahaan mulai menawarkan diskon premi atau pengembalian dana bagi nasabah yang berpartisipasi dalam program kebugaran, berhenti merokok, atau menunjukkan indikator kesehatan yang membaik. Ini adalah contoh di mana nasabah secara aktif mengurangi $q_x$ (probabilitas kematian) atau morbiditas mereka, yang secara langsung mengurangi risiko yang ditanggung oleh perusahaan.
Pembelian beberapa jenis polis dari satu perusahaan (misalnya, kendaraan dan properti) sering kali menghasilkan diskon multi-polis. Diskon ini utamanya mengurangi Beban Biaya Administrasi (Expense Loading) per polis, karena perusahaan menghemat biaya akuisisi dan pemeliharaan satu nasabah.
Pada asuransi kendaraan, perangkat telematika (GPS) dapat memantau perilaku mengemudi (kecepatan, pengereman, jam mengemudi). Jika data menunjukkan perilaku mengemudi yang aman, premi dapat dikurangi secara substansial. Ini adalah bentuk underwriting dinamis yang terus menerus memverifikasi bahwa risiko aktual nasabah lebih rendah dari rata-rata kolam risiko.
Perhitungan premi tidak hanya didasarkan pada matematika murni dan statistik, tetapi juga dipengaruhi kuat oleh lingkungan regulasi dan kebutuhan manajemen risiko internal perusahaan.
Regulator (OJK di Indonesia) mewajibkan perusahaan asuransi untuk mempertahankan Cadangan Teknis (Technical Reserves) yang cukup dan Modal Berbasis Risiko (Risk-Based Capital - RBC). Cadangan ini harus dihitung secara konservatif dan harus selalu tersedia untuk membayar klaim di masa depan.
Perhitungan cadangan ini, yang terkait erat dengan premi yang dikumpulkan dan tingkat bunga yang diasumsikan, secara tidak langsung menaikkan premi. Perusahaan harus memastikan bahwa Premi Kotor yang ditetapkan tidak hanya menutupi klaim yang diharapkan tetapi juga membantu membangun dan mempertahankan tingkat modal yang dibutuhkan oleh regulator.
Setiap pengecualian, batasan, atau klausul unik dalam polis harus diperhitungkan dalam premi. Misalnya, jika polis asuransi properti memiliki batasan yang ketat terhadap kerusakan akibat pipa bocor, ini akan menurunkan Premi Murni dibandingkan dengan polis yang menawarkan cakupan yang lebih luas.
Jika polis melibatkan biaya administrasi klaim yang tinggi (misalnya, klaim kesehatan yang kompleks), Beban Biaya Operasional juga harus ditingkatkan.
Untuk risiko yang sangat jarang terjadi tetapi sangat merusak (seperti gempa bumi atau tsunami), aktuaria menggunakan model simulasi canggih (Catastrophe Models). Model ini menghasilkan ribuan skenario kejadian dan memperkirakan Kerugian Maksimum yang Mungkin Terjadi (Probable Maximum Loss - PML).
Premi untuk perluasan jaminan bencana alam didasarkan pada proporsi risiko PML yang ditanggung oleh perusahaan, yang merupakan komponen yang sangat besar dari Beban Risiko pada asuransi properti di wilayah rawan bencana.
Premi asuransi adalah harga dari ketidakpastian. Proses perhitungannya adalah upaya ilmiah untuk mengubah risiko yang sangat individual dan acak menjadi kewajiban finansial yang dapat diprediksi dan dikelola dalam skala besar. Dari Tabel Mortalitas yang memprediksi kematian hingga analisis telematika yang memantau kebiasaan mengemudi, setiap detail dihidupkan ke dalam Premi Kotor.
Perusahaan asuransi harus menjaga keseimbangan yang rumit: menetapkan premi cukup tinggi untuk memastikan solvabilitas dan profitabilitas jangka panjang, tetapi cukup rendah untuk menarik nasabah dan tetap kompetitif di pasar. Premi Anda adalah refleksi langsung dari probabilitas kerugian yang Anda wakili dan biaya operasional untuk mengelola risiko tersebut.
Dengan memahami cara premi dihitung, nasabah dapat bertindak lebih strategis:
Salah satu variabel paling sensitif dalam perhitungan Premi Bersih, terutama untuk asuransi jangka panjang (jiwa dan pensiun), adalah Tingkat Bunga Teknis (Assumed Interest Rate), disimbolkan $i$.
Aktuaria mengasumsikan tingkat pengembalian investasi tertentu dari premi yang diterima. Karena pembayaran manfaat klaim akan terjadi di masa depan, nilai tunai manfaat tersebut (Present Value of Future Benefits) akan lebih rendah jika tingkat bunga yang diasumsikan lebih tinggi.
Penetapan $i$ sangat penting dan sering diatur oleh regulator untuk memastikan bahwa asumsi investasi perusahaan bersifat konservatif. Jika perusahaan menetapkan $i$ terlalu tinggi dan gagal mencapai pengembalian tersebut, mereka akan menghadapi kekurangan dana di masa depan, yang dapat mengarah pada insolvensi.
Prinsip konservatisme mengharuskan aktuaria menggunakan asumsi yang aman (prudent) saat memodelkan ketidakpastian. Dalam konteks perhitungan premi, ini berarti:
Konservatisme ini memastikan margin keamanan yang lebih besar dalam perhitungan, yang berarti Premi Kotor yang dihasilkan mungkin sedikit lebih tinggi, namun hal ini melindungi nasabah dan perusahaan dari volatilitas tak terduga.
Asumsi aktuaria tidak bersifat permanen. Secara berkala, perusahaan melakukan analisis pengalaman (Experience Analysis) untuk membandingkan asumsi (misalnya, tingkat kematian yang diasumsikan) dengan hasil aktual perusahaan. Jika hasil aktual (misalnya, klaim kematian) secara konsisten lebih rendah dari yang diasumsikan, aktuaria dapat menyesuaikan asumsi di masa depan atau mengembalikan kelebihan laba kepada pemegang polis melalui dividen (pada polis partisipasi).
Berbeda dengan asuransi jiwa tradisional yang preminya dipertahankan level (datar) seumur hidup, banyak polis (terutama kesehatan dan kerugian/kendaraan) memiliki premi yang ditinjau dan disesuaikan setiap tahun saat pembaharuan.
Pada asuransi kesehatan jangka pendek (yearly renewable), premi hampir selalu meningkat seiring bertambahnya usia. Ini terjadi karena risiko morbiditas (tingkat sakit) meningkat eksponensial setelah usia 40 atau 50 tahun. Kenaikan tahunan ini adalah refleksi langsung dari perubahan dalam $q_x$ (dalam konteks morbiditas).
Peningkatan premi pembaharuan mencakup tiga komponen utama:
Pada asuransi kendaraan, meskipun faktor inflasi suku cadang mempengaruhi premi dasar, pengalaman klaim individu nasabah (Loss History) memainkan peran besar dalam pembaharuan. Jika nasabah mengajukan klaim, mereka akan kehilangan Bonus Tanpa Klaim (NCB) dan mungkin dikenakan denda premi (premium surcharge) pada tahun berikutnya. Ini adalah cara perusahaan mempersonalisasi Beban Risiko berdasarkan bukti nyata.
Jika suatu wilayah mengalami bencana alam yang besar (misalnya, gempa bumi skala tinggi), perusahaan asuransi properti mungkin mengalami kerugian agregat yang melebihi perkiraan modal risiko mereka. Meskipun kerugian tersebut ditanggung oleh modal dan reasuransi, perusahaan akan menaikkan tarif premi untuk jaminan bencana alam secara drastis pada pembaharuan berikutnya untuk membangun kembali cadangan risiko dan menutupi biaya reasuransi yang kini lebih mahal.
Industri asuransi terus berkembang, terutama didorong oleh data besar (Big Data) dan teknologi. Munculnya model perhitungan baru memungkinkan penetapan harga yang lebih tepat dan personal.
Saat ini, banyak perusahaan telah beralih dari tabel tarif premi tradisional ke Model Generalisasi Linier (GLM) untuk asuransi properti dan kendaraan. GLM memungkinkan aktuaria untuk memasukkan ratusan variabel secara simultan (usia, lokasi, riwayat klaim, jenis kelamin, skor kredit, jarak tempuh) dan menentukan bobot (koefisien) dari setiap variabel secara statistik.
Keunggulan GLM adalah:
Asuransi parametrik adalah inovasi di mana klaim tidak didasarkan pada besarnya kerugian aktual, tetapi pada parameter yang telah ditentukan sebelumnya. Contohnya adalah asuransi gempa yang membayar klaim jika intensitas gempa (diukur oleh seismograf pihak ketiga) melebihi ambang batas tertentu.
Perhitungan premi untuk asuransi parametrik didasarkan murni pada probabilitas bahwa parameter pemicu akan tercapai (misalnya, probabilitas gempa 7 SR terjadi di Jakarta dalam 5 tahun). Ini menghilangkan Beban Biaya yang terkait dengan peninjauan dan investigasi klaim tradisional, berpotensi menghasilkan Premi Kotor yang lebih rendah.
Di masa depan, underwriting premi kesehatan dan jiwa akan semakin mengandalkan data genomik dan prediktif. Meskipun etika menjadi perhatian utama, kemampuan untuk secara akurat memprediksi morbiditas dan mortalitas individu berdasarkan penanda biologis tertentu dapat memungkinkan penetapan harga premi murni yang hampir sempurna bagi perusahaan. Ini akan menjadi tantangan besar bagi konsep risk pooling tradisional.
Untuk merangkum seluruh pembahasan, mari kita lihat kembali komponen-komponen kunci yang membentuk Premi Kotor (Gross Premium) yang Anda bayarkan, menekankan kompleksitas dan detail yang terlibat dalam setiap segmen:
| Komponen | Fungsi Utama | Faktor Penentu Utama | Contoh Asuransi yang Dominan |
|---|---|---|---|
| Premi Murni (Pure Risk) | Menutup biaya klaim yang diharapkan. | Tabel Mortalitas ($q_x$), Morbiditas, Frekuensi & Severity Klaim. | Jiwa, Kesehatan, Kendaraan. |
| Beban Risiko (Risk Loading) | Menutup variabilitas kerugian tak terduga (volatilitas). | Standar Deviasi Kerugian, Catastrophe Modeling (PML). | Properti, Risiko Bencana Alam. |
| Pendapatan Investasi (Discount Factor) | Pengurangan Premi karena asumsi keuntungan investasi. | Tingkat Bunga Teknis ($i$), Jangka Waktu Polis. | Jiwa Jangka Panjang, Pensiun. |
| Beban Akuisisi | Menutupi biaya pemasaran, komisi agen, dan underwriting awal. | Struktur Komisi, Biaya Pemasaran. | Semua jenis polis, terutama tahun pertama. |
| Beban Administrasi | Menutupi biaya pemeliharaan polis, penagihan, dan klaim processing. | Efisiensi Operasional Perusahaan, Biaya G&A. | Semua jenis polis. |
| Margin Keuntungan | Memastikan pengembalian modal yang wajar bagi perusahaan. | Persaingan Pasar, Persyaratan Modal Solvensi (RBC). | Semua jenis polis. |
Proses perhitungan premi adalah jembatan antara masa lalu (data statistik) dan masa depan (prediksi risiko). Keberhasilan perusahaan asuransi bergantung pada seberapa akurat aktuaria mereka dalam memproyeksikan elemen-elemen ini, memastikan janji finansial kepada pemegang polis dapat dipenuhi, terlepas dari ketidakpastian yang melekat pada risiko yang diasuransikan.