Panduan Belajar Tajwid Lengkap
Membaca Al-Qur'an adalah sebuah ibadah agung yang menghubungkan seorang hamba dengan Penciptanya. Namun, untuk meraih kesempurnaan dalam ibadah ini, tidak cukup hanya dengan melafalkan huruf-hurufnya. Ada sebuah ilmu yang menjadi pemandu, penjaga, dan penyempurna bacaan kita, yaitu Ilmu Tajwid. Belajar tajwid lengkap adalah perjalanan mulia untuk memuliakan kalam Allah, melafalkannya persis seperti yang diajarkan oleh Rasulullah ﷺ melalui Jibril 'alaihissalam.
Artikel ini dirancang sebagai panduan komprehensif bagi siapa saja yang ingin memulai atau memperdalam pemahaman tentang ilmu tajwid. Kita akan mengupasnya dari fondasi paling dasar hingga kaidah-kaidah yang lebih rinci, dengan harapan dapat membantu kita semua memperbaiki dan memperindah bacaan Al-Qur'an kita.
Apa itu Tajwid? Secara bahasa, tajwid (تجويد) berarti memperbagus atau membuat sesuatu menjadi indah. Secara istilah, tajwid adalah ilmu tentang cara mengucapkan huruf-huruf Al-Qur'an dari tempat keluarnya (makhraj) dengan memberikan setiap huruf hak-haknya (sifat-sifat dasar) dan mustahaknya (sifat-sifat turunan).
Makharijul Huruf: Mengenal Rumah Setiap Huruf
Fondasi utama dari ilmu tajwid adalah Makharijul Huruf (مخارج الحروف), yaitu tempat-tempat keluarnya huruf Hijaiyah. Mengucapkan huruf dari makhraj yang tepat adalah kunci untuk membedakan satu huruf dengan yang lainnya. Jika makhraj keliru, maka huruf yang diucapkan pun bisa berubah, dan fatalnya dapat mengubah arti dari ayat yang dibaca. Para ulama membagi makharijul huruf menjadi 5 bagian utama.
1. Al-Jauf (الجوف) - Rongga Mulut dan Tenggorokan
Al-Jauf adalah rongga yang membentang dari tenggorokan hingga mulut. Ini adalah makhraj untuk huruf-huruf Mad (panjang).
- Alif (ا) yang didahului harakat Fathah (ـَ). Contoh: قَالَ
- Wawu sukun (وْ) yang didahului harakat Dhammah (ـُ). Contoh: يَقُوْلُ
- Ya' sukun (ـيْ) yang didahului harakat Kasrah (ـِ). Contoh: قِيْلَ
Ketiga huruf ini disebut juga Huruf Mad atau Huruf Hawiyah (huruf udara) karena suaranya keluar bersama aliran udara dari rongga ini.
2. Al-Halq (الحلق) - Tenggorokan
Tenggorokan terbagi menjadi tiga bagian, masing-masing menjadi makhraj bagi dua huruf.
- Aqshal Halq (Pangkal Tenggorokan): Bagian paling bawah, dekat dengan dada. Hurufnya adalah Hamzah (ء) dan Ha (هـ).
- Wasathul Halq (Tengah Tenggorokan): Bagian tengah. Hurufnya adalah 'Ain (ع) dan Ha (ح).
- Adnal Halq (Ujung Tenggorokan): Bagian paling atas, dekat dengan rongga mulut. Hurufnya adalah Ghain (غ) dan Kha (خ).
3. Al-Lisan (اللسان) - Lidah
Lidah adalah organ yang paling aktif dalam pengucapan huruf. Terdapat 10 makhraj khusus di lidah untuk 18 huruf Hijaiyah.
- Pangkal Lidah Paling Belakang (Aqshal Lisan):
- Menyentuh langit-langit lunak: Huruf Qaf (ق).
- Sedikit lebih ke depan dari makhraj Qaf: Huruf Kaf (ك).
- Tengah Lidah (Wasathul Lisan):
- Menyentuh langit-langit di atasnya: Huruf Jim (ج), Syin (ش), dan Ya' (ي) (bukan Ya' Mad).
- Sisi/Tepi Lidah (Hafatul Lisan):
- Tepi lidah (kiri, kanan, atau keduanya) bertemu dengan gigi geraham atas: Huruf Dhad (ض). Ini adalah huruf yang paling sulit diucapkan dan menjadi ciri khas bahasa Arab.
- Ujung tepi lidah hingga bagian terdepan bertemu dengan gusi gigi seri atas: Huruf Lam (ل).
- Ujung Lidah (Tharful Lisan):
- Ujung lidah bertemu gusi gigi seri atas, sedikit di bawah makhraj Lam: Huruf Nun (ن).
- Ujung lidah bertemu gusi gigi seri atas, dengan punggung lidah sedikit terangkat: Huruf Ra' (ر).
- Ujung lidah bertemu pangkal gigi seri atas: Huruf Tha' (ط), Dal (د), dan Ta' (ت).
- Ujung lidah bertemu ujung gigi seri atas: Huruf Dza' (ذ), Tsa' (ث), dan Zha' (ظ).
- Ujung lidah berada di antara gigi seri atas dan bawah (hampir menyentuh bagian dalam gigi seri bawah): Huruf Shad (ص), Sin (س), dan Zay (ز).
4. Asy-Syafatain (الشفتان) - Dua Bibir
Ada dua makhraj pada bagian bibir untuk empat huruf.
- Bibir bawah bagian dalam bertemu ujung gigi seri atas: Huruf Fa' (ف).
- Pertemuan antara dua bibir:
- Dengan menutup rapat: Huruf Ba' (ب) dan Mim (م).
- Dengan sedikit merenggang (membulatkan bibir): Huruf Wawu (و) (bukan Wawu Mad).
5. Al-Khaisyum (الخيشوم) - Rongga Hidung
Al-Khaisyum adalah sumber suara dengung atau sengau, yang disebut Ghunnah. Ini bukan makhraj huruf, melainkan makhraj untuk sifat ghunnah yang melekat pada huruf Nun (ن) dan Mim (م), terutama saat bertasydid (ّ) atau dalam kondisi hukum bacaan tertentu seperti Ikhfa' dan Idgham Bighunnah.
Sifatul Huruf: Karakteristik Setiap Huruf
Setelah mengetahui dari mana huruf berasal (makhraj), kita perlu memahami karakteristik atau sifat yang dimilikinya. Sifatul Huruf (صفات الحروف) adalah cara sebuah huruf diucapkan saat keluar dari makhrajnya. Sifat ini yang memberikan nuansa berbeda pada setiap huruf, seperti tebal, tipis, desisan, pantulan, dan sebagainya.
Sifat huruf terbagi menjadi dua: yang memiliki lawan dan yang tidak memiliki lawan.
Sifat yang Memiliki Lawan Kata
| Sifat | Lawan Sifat | Penjelasan |
|---|---|---|
| Al-Hams (الهمس) - Samar | Al-Jahr (الجهر) - Jelas | Hams berarti aliran nafas yang berjalan saat mengucapkan huruf. Jahr adalah tertahannya aliran nafas. |
| Asy-Syiddah (الشدة) - Kuat | Ar-Rakhawah (الرخاوة) - Lunak | Syiddah berarti tertahannya aliran suara. Rakhawah berarti suara tetap mengalir. Di antara keduanya ada sifat At-Tawassuth (التوسط), di mana suara tidak tertahan sempurna dan tidak mengalir sempurna. |
| Al-Isti'la (الإستعلاء) - Terangkat | Al-Istifal (الإستفال) - Turun | Isti'la adalah terangkatnya pangkal lidah ke langit-langit saat mengucapkan huruf, menghasilkan suara tebal (tafkhim). Istifal adalah turunnya pangkal lidah, menghasilkan suara tipis (tarqiq). |
| Al-Itbaq (الإطباق) - Tertutup/Melekat | Al-Infitah (الإنفتاح) - Terbuka | Itbaq adalah menempelnya lidah ke langit-langit, membuat suara lebih tebal dan terkurung. Infitah adalah adanya celah antara lidah dan langit-langit. |
| Al-Idzlaq (الإذلاق) - Lancar/Ujung | Al-Ishmat (الإصمات) - Tertahan | Idzlaq adalah huruf-huruf yang mudah dan cepat diucapkan karena makhrajnya di ujung lidah atau bibir. Ishmat adalah kebalikannya. |
Sifat yang Tidak Memiliki Lawan Kata
Ini adalah sifat-sifat khusus yang hanya dimiliki oleh beberapa huruf tertentu.
- Ash-Shafir (الصفير): Suara desisan seperti siulan yang keluar dari celah sempit. Terdapat pada huruf Shad (ص), Sin (س), Zay (ز).
- Al-Qalqalah (القلقلة): Suara memantul atau getaran pada makhraj huruf ketika huruf tersebut sukun (mati). Hurufnya terkumpul dalam kalimat "قطب جد" (ق, ط, ب, ج, د).
- Al-Lin (اللين): Diucapkan dengan lembut dan mudah. Terjadi pada huruf Wawu sukun (وْ) dan Ya' sukun (يْ) yang didahului harakat fathah. Contoh: خَوْفٌ, بَيْتٌ.
- Al-Inhiraf (الانحراف): Sedikit condong atau miringnya pengucapan huruf dari makhrajnya ke makhraj lain. Terdapat pada huruf Lam (ل) dan Ra' (ر).
- At-Takrir (التكرير): Bergetarnya ujung lidah saat mengucapkan huruf. Sifat ini hanya dimiliki huruf Ra' (ر). Namun, dalam praktiknya, getaran ini harus dijaga agar tidak berlebihan (cukup satu getaran).
- At-Tafasysyi (التفشي): Menyebarnya udara di dalam mulut saat mengucapkan huruf. Hanya ada pada huruf Syin (ش).
- Al-Istithalah (الاستطالة): Memanjangnya makhraj huruf dari sisi lidah hingga ke depan. Sifat ini khusus untuk huruf Dhad (ض).
Hukum Nun Sukun dan Tanwin
Ini adalah salah satu bab terpenting dalam belajar tajwid. Ketika Nun sukun (نْ) atau tanwin (ـً, ـٍ, ـٌ) bertemu dengan huruf-huruf Hijaiyah, maka akan timbul empat hukum bacaan yang berbeda.
1. Idzhar Halqi (إظهار حلقي)
Idzhar berarti jelas atau terang. Hukum ini terjadi apabila Nun sukun atau tanwin bertemu dengan salah satu dari enam huruf tenggorokan (Huruf Halqi).
- Huruf-hurufnya: Hamzah (ء), Ha (هـ), 'Ain (ع), Ha (ح), Ghain (غ), Kha (خ).
- Cara membaca: Nun sukun atau tanwin dibaca dengan jelas, terang, dan tidak berdengung.
- Contoh: مِنْهُمْ (min-hum) - Jelas suara 'n' nya. عَذَابٌ أَلِيمٌ ('adzābun alīm) - Jelas suara 'n' pada tanwin.
2. Idgham (إدغام)
Idgham berarti meleburkan atau memasukkan. Hukum ini terjadi jika Nun sukun atau tanwin bertemu dengan huruf-huruf Idgham. Idgham terbagi menjadi dua jenis.
a. Idgham Bighunnah (dileburkan dengan dengung)
- Huruf-hurufnya: Ya' (ي), Nun (ن), Mim (م), Wawu (و). Terkumpul dalam kata "يَنْمُو".
- Cara membaca: Suara Nun sukun atau tanwin dileburkan ke huruf berikutnya dan disertai dengan dengungan (ghunnah) yang ditahan sekitar 2 harakat.
- Contoh: مَنْ يَّقُوْلُ (may-yaqūl) - 'n' melebur ke 'y' dengan dengung. مِنْ وَّالٍ (miw-wālin) - 'n' melebur ke 'w' dengan dengung.
- Pengecualian: Jika Nun sukun bertemu huruf Idgham Bighunnah dalam satu kata, maka harus dibaca jelas (Idzhar Muthlaq). Contoh: الدُّنْيَا, قِنْوَانٌ.
b. Idgham Bilaghunnah (dileburkan tanpa dengung)
- Huruf-hurufnya: Lam (ل) dan Ra' (ر).
- Cara membaca: Suara Nun sukun atau tanwin dileburkan sepenuhnya ke huruf berikutnya tanpa disertai dengungan.
- Contoh: مِنْ لَّدُنْهُ (mil-ladunhu) - 'n' hilang total masuk ke 'l'. غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ (ghafūrur-rahīm) - tanwin hilang total masuk ke 'r'.
3. Iqlab (إقلاب)
Iqlab berarti mengubah atau menukar. Hukum ini hanya terjadi ketika Nun sukun atau tanwin bertemu dengan satu huruf.
- Hurufnya: Ba' (ب).
- Cara membaca: Suara Nun sukun atau tanwin diubah menjadi suara Mim (م) sukun, kemudian didengungkan dengan bibir sedikit merenggang (tidak tertutup rapat sempurna).
- Contoh: مِنْ بَعْدِ (mim-ba'di). سَمِيْعٌ بَصِيْرٌ (samī'um-bashīr).
4. Ikhfa' Haqiqi (إخفاء حقيقي)
Ikhfa' berarti menyamarkan. Hukum ini berlaku ketika Nun sukun atau tanwin bertemu dengan 15 huruf sisa selain huruf Idzhar, Idgham, dan Iqlab.
- Huruf-hurufnya: ت, ث, ج, د, ذ, ز, س, ش, ص, ض, ط, ظ, ف, ق, ك.
- Cara membaca: Suara Nun sukun atau tanwin dibaca samar-samar antara Idzhar dan Idgham, disertai dengan dengungan (ghunnah) yang ditahan. Posisi lidah sudah bersiap menuju makhraj huruf Ikhfa' berikutnya.
- Contoh: مِنْ قَبْلِكَ (ming-qablika) - Samar dengan dengung tebal karena bertemu Qaf. أَنْفُسَكُمْ (anfusakum) - Samar dengan dengung tipis.
Hukum Mim Sukun
Serupa dengan Nun sukun, Mim sukun (مْ) juga memiliki tiga hukum bacaan ketika bertemu dengan huruf Hijaiyah.
1. Ikhfa' Syafawi (إخفاء شفوي)
Terjadi ketika Mim sukun (مْ) bertemu dengan huruf Ba' (ب). Cara membacanya adalah menyamarkan suara Mim sukun disertai dengungan, dengan bibir sedikit direnggangkan.
- Contoh: تَرْمِيْهِمْ بِحِجَارَةٍ (tarmīhim-bihijārah).
2. Idgham Mitslain (إدغام مثلين) atau Idgham Syafawi
Terjadi ketika Mim sukun (مْ) bertemu dengan huruf Mim (م). Cara membacanya adalah meleburkan Mim pertama ke Mim kedua menjadi satu Mim yang bertasydid, disertai dengungan.
- Contoh: لَكُمْ مَا (lakum-mā).
3. Idzhar Syafawi (إظهار شفوي)
Terjadi ketika Mim sukun (مْ) bertemu dengan semua huruf Hijaiyah selain Mim (م) dan Ba' (ب). Cara membacanya adalah jelas dan terang tanpa dengung. Bibir tertutup rapat saat melafalkan Mim sukun. Perlu berhati-hati agar tidak memantul, terutama saat bertemu Wawu (و) dan Fa' (ف).
- Contoh: لَمْ يَلِدْ (lam yalid), عَلَيْهِمْ وَلَا ('alaihim walā).
Hukum Bacaan Mad (Panjang)
Mad (مد) secara bahasa berarti tambahan atau memanjangkan. Dalam tajwid, Mad adalah memanjangkan suara pada huruf-huruf Mad ketika bertemu sebab tertentu. Hukum Mad adalah bab yang sangat luas dan krusial dalam memperindah bacaan.
Secara garis besar, Mad terbagi dua: Mad Asli (Thabi'i) dan Mad Far'i (Cabang).
1. Mad Asli / Mad Thabi'i (مد طبيعي)
Ini adalah Mad dasar yang panjangnya 2 harakat (satu alif). Ia menjadi dasar bagi Mad lainnya. Mad Thabi'i terjadi jika:
- Huruf berharakat Fathah bertemu Alif (ا).
- Huruf berharakat Kasrah bertemu Ya' sukun (يْ).
- Huruf berharakat Dhammah bertemu Wawu sukun (وْ).
Tanpa ada sebab lain seperti Hamzah atau sukun setelahnya. Contoh: نُوْحِيْهَا (pada nu, hi, ha, semuanya Mad Thabi'i).
2. Mad Far'i (مد فرعي)
Ini adalah semua Mad selain Mad Thabi'i. Terjadi karena ada sebab tertentu, yaitu bertemu Hamzah atau sukun.
Mad Far'i yang disebabkan Hamzah:
- Mad Wajib Muttashil: Huruf Mad bertemu Hamzah (ء) dalam satu kata. Wajib dibaca panjang 4 atau 5 harakat.
Contoh: جَاءَ, السَّمَاءِ - Mad Jaiz Munfashil: Huruf Mad bertemu Hamzah (ء) di lain kata. Boleh dibaca panjang 2, 4, atau 5 harakat.
Contoh: يَا أَيُّهَا, إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ - Mad Shilah Thawilah: Terjadi pada Ha' Dhamir (kata ganti هُ / هِ) yang terletak di antara dua huruf hidup, dan setelahnya ada Hamzah. Dibaca panjang 4 atau 5 harakat.
Contoh: عِنْدَهُ إِلَّا - Mad Badal: Setiap Hamzah yang dibaca panjang. Biasanya terjadi ketika ada dua Hamzah berkumpul, yang pertama hidup dan yang kedua sukun, lalu Hamzah kedua diganti menjadi huruf Mad yang sesuai. Panjangnya 2 harakat.
Contoh: آمَنَ (asalnya: أَأْمَنَ), إِيْمَانٌ (asalnya: إِئْمَانٌ)
Mad Far'i yang disebabkan Sukun:
- Mad 'Aridh Lissukun: Huruf Mad bertemu dengan huruf hidup yang disukunkan karena waqaf (berhenti). Boleh dibaca 2, 4, atau 6 harakat.
Contoh: الرَّحِيْمِ (dibaca Ar-Rahiim saat waqaf), يَعْلَمُوْنَ (dibaca ya'lamuun saat waqaf). - Mad Lin: Huruf Wawu sukun atau Ya' sukun yang didahului Fathah, bertemu dengan huruf yang disukunkan karena waqaf. Boleh dibaca 2, 4, atau 6 harakat.
Contoh: خَوْفٌ (dibaca khouuf saat waqaf), الْبَيْتِ (dibaca al-baiit saat waqaf). - Mad Lazim: Huruf Mad bertemu dengan sukun asli (bukan karena waqaf). Wajib dibaca paling panjang, yaitu 6 harakat. Mad Lazim terbagi empat:
- Mad Lazim Kalimi Mutsaqqal: Huruf Mad bertemu tasydid (yang asalnya adalah sukun dan huruf hidup) dalam satu kata. Contoh: الضَّالِّيْنَ, الطَّامَّةُ
- Mad Lazim Kalimi Mukhaffaf: Huruf Mad bertemu sukun asli dalam satu kata. Hanya ada satu contoh dalam Al-Qur'an. Contoh: آلْآنَ (di dua tempat dalam Surah Yunus).
- Mad Lazim Harfi Mutsaqqal: Terjadi pada huruf Muqatha'ah (potongan huruf di awal surah) yang dieja tiga huruf, di mana huruf tengahnya adalah huruf Mad dan huruf ketiganya di-idgham-kan ke huruf setelahnya. Contoh: الۤمۤ (dibaca: Alif Laaam-Miiim).
- Mad Lazim Harfi Mukhaffaf: Terjadi pada huruf Muqatha'ah yang dieja tiga huruf, di mana huruf tengahnya adalah huruf Mad dan huruf ketiganya sukun (tidak di-idgham-kan). Contoh: قۤ (qaaf), نۤ (nuun).
Hukum Lainnya yang Penting
Qalqalah (قلقلة)
Seperti dibahas di Sifatul Huruf, Qalqalah adalah memantulkan suara pada huruf-huruf (ق, ط, ب, ج, د) ketika sukun.
- Qalqalah Sughra (Kecil): Terjadi jika huruf Qalqalah sukun di tengah kata atau kalimat. Pantulannya lebih ringan.
Contoh: يَقْطَعُوْنَ, نَجْعَلْ. - Qalqalah Kubra (Besar): Terjadi jika huruf Qalqalah berada di akhir kata dan diwaqafkan (diberhentikan). Pantulannya lebih kuat dan jelas.
Contoh: الْفَلَقِ (dibaca al-falaq), مَسَدٍ (dibaca masad). - Qalqalah Akbar (Paling Besar): Terjadi jika huruf Qalqalah bertasydid di akhir kata dan diwaqafkan. Pantulannya paling kuat dengan sedikit penekanan.
Contoh: الْحَقُّ (dibaca al-haqq), وَتَبَّ (dibaca watabb).
Hukum Lam (ل) dan Ra' (ر)
Hukum Lam (ل) pada Lafazh Jalalah (الله)
- Tafkhim (Tebal): Dibaca tebal (seperti "Loh") jika huruf sebelumnya berharakat Fathah atau Dhammah.
Contoh: وَاللهُ, رَسُوْلُ اللهِ. - Tarqiq (Tipis): Dibaca tipis (seperti "Lah") jika huruf sebelumnya berharakat Kasrah.
Contoh: بِسْمِ اللهِ, لِلهِ.
Hukum Ra' (ر)
- Tafkhim (Tebal): Ra' dibaca tebal pada beberapa kondisi, di antaranya: jika berharakat Fathah atau Dhammah; jika sukun didahului Fathah atau Dhammah; jika sukun didahului Kasrah 'aridhah (tidak asli).
Contoh: رَحْمَةً, نَصْرُ, الْقُرْآنُ. - Tarqiq (Tipis): Ra' dibaca tipis, di antaranya: jika berharakat Kasrah; jika sukun didahului Kasrah asli dan setelahnya bukan huruf isti'la.
Contoh: رِجَالٌ, فِرْعَوْنَ.
Waqaf (الوقف) - Cara Berhenti Membaca
Waqaf adalah menghentikan bacaan sejenak di akhir kata untuk mengambil nafas, dengan niat untuk melanjutkan bacaan kembali. Memahami waqaf sangat penting untuk menjaga makna ayat. Tanda-tanda waqaf dalam mushaf antara lain:
- م (Mim): Tanda Waqaf Lazim. Wajib berhenti.
- لا (Lam Alif): Tanda Waqaf Mamnu'. Dilarang berhenti. Jika terpaksa, harus mengulang dari kata sebelumnya.
- قلي (Qala): Tanda Al-Waqfu Aula. Berhenti lebih utama.
- صلي (Sala): Tanda Al-Washlu Aula. Melanjutkan (wasal) lebih utama.
- ج (Jim): Tanda Waqaf Jaiz. Boleh berhenti, boleh lanjut.
- ∴ ∴ (Titik tiga): Tanda Waqaf Mu'anaqah. Boleh berhenti di salah satu tanda titik tiga, tetapi tidak boleh berhenti di keduanya.
Kunci Sukses Belajar Tajwid
Belajar tajwid lengkap adalah sebuah proses yang membutuhkan kesabaran, konsistensi, dan bimbingan. Berikut adalah beberapa tips penting:
- Talaqqi (Belajar Langsung): Kunci utama dan tak tergantikan adalah belajar langsung dari seorang guru yang sanad (rantai keilmuan) dan bacaannya tersambung kepada Rasulullah ﷺ. Guru akan mengoreksi kesalahan makhraj dan sifat huruf secara langsung.
- Mendengarkan Murottal: Dengarkan bacaan para Qari' ternama yang diakui keilmuannya, seperti Syaikh Mahmud Khalil Al-Husary, Syaikh Muhammad Ayyub, atau Syaikh Abdullah Al-Juhany. Perhatikan bagaimana mereka menerapkan setiap hukum tajwid.
- Praktik Terus-Menerus: Ilmu tajwid adalah ilmu praktik. Semakin sering Anda membaca Al-Qur'an dengan menerapkan kaidah-kaidahnya, semakin fasih dan terbiasa lisan Anda.
- Sabar dan Istiqamah: Jangan berkecil hati jika merasa sulit di awal. Perjalanan memperbaiki bacaan Al-Qur'an adalah ibadah yang bernilai pahala di setiap hurufnya.
Semoga panduan ini menjadi langkah awal yang bermanfaat dalam perjalanan mulia kita untuk belajar tajwid lengkap dan memperindah interaksi kita dengan Al-Qur'an Al-Karim. Dengan memuliakan cara kita membaca firman-Nya, semoga Allah SWT memuliakan kita di dunia dan di akhirat.