Mengenal Kitab Barzanji Lengkap dan Keutamaannya

Ilustrasi Kitab Barzanji Gambar SVG kitab Barzanji yang terbuka dengan hiasan kaligrafi simbolis di tengahnya.

Kitab Al-Barzanji merupakan salah satu karya sastra Islam yang paling populer di dunia, khususnya di kalangan masyarakat Muslim di Nusantara. Kitab ini berisi sanjungan, pujian, dan kisah perjalanan hidup Nabi Muhammad SAW yang diungkapkan dalam untaian kata-kata puitis dan prosa yang indah. Membaca Barzanji bukan sekadar aktivitas mengenang sejarah, melainkan sebuah bentuk ibadah yang sarat akan makna, cinta, dan pengharapan akan syafaat Rasulullah SAW. Artikel ini akan menyajikan pembahasan mendalam serta bacaan barzanji lengkap, mulai dari awal hingga doa penutupnya.

Nama "Barzanji" merujuk pada nama pengarangnya, yaitu Syaikh Ja'far bin Hasan bin Abdul Karim bin Muhammad bin Rasul Al-Barzanji. Beliau adalah seorang ulama besar keturunan Nabi Muhammad SAW dari keluarga Sa'adah Al-Barzanjiyah yang masyhur di Kurdistan. Karya beliau yang paling monumental ini memiliki judul asli ‘Iqd al-Jawahir (Kalung Permata), namun lebih dikenal dengan sebutan Maulid Al-Barzanji. Kitab ini terdiri dari dua bagian utama: Natsar (prosa) dan Nazham (puisi). Keduanya menceritakan sirah nabawiyah dengan gaya bahasa yang sangat tinggi dan menyentuh hati.

Sejarah dan Kedudukan Kitab Al-Barzanji

Syaikh Ja'far Al-Barzanji menulis kitab ini sebagai wujud ekspresi cinta (mahabbah) yang mendalam kepada baginda Nabi Muhammad SAW. Dengan keahliannya dalam bidang sastra Arab, beliau merangkai setiap peristiwa dalam kehidupan Rasulullah, mulai dari silsilah nasabnya yang mulia, peristiwa kelahiran yang agung, masa kecil, remaja, hingga diutus menjadi rasul, perjuangan dakwah, hijrah, dan wafatnya. Setiap bait dan kalimatnya dirancang untuk membangkitkan kerinduan dan menguatkan ikatan spiritual seorang Muslim dengan nabinya.

Di Indonesia dan berbagai belahan dunia Melayu, pembacaan Barzanji telah menjadi tradisi yang mengakar kuat. Kitab ini dilantunkan dalam berbagai acara keagamaan dan hajatan, seperti peringatan Maulid Nabi, aqiqah (syukuran kelahiran anak), acara pernikahan, hingga majelis taklim rutin mingguan atau bulanan. Tradisi ini dikenal dengan berbagai nama, seperti 'Marhabanan', 'Diba'an', atau 'Barzanjian'. Prosesi pembacaannya seringkali diiringi dengan lantunan shalawat dan tabuhan rebana, menciptakan suasana yang khusyuk dan penuh semangat spiritual.

Kedudukan kitab ini sangat istimewa karena ia tidak hanya berfungsi sebagai buku sejarah. Lebih dari itu, ia adalah medium untuk meneladani akhlak mulia Rasulullah, memahami perjuangannya, dan yang terpenting, memperbanyak shalawat kepadanya. Para ulama menyatakan bahwa membaca sirah Nabi, termasuk melalui kitab Barzanji, memiliki keutamaan yang besar, di antaranya adalah dapat mendatangkan rahmat Allah, menenangkan hati, dan menjadi sebab turunnya syafaat di hari kiamat kelak.

Teks Barzanji Lengkap: Arab, Latin, dan Terjemahan

Berikut adalah teks barzanji lengkap yang disajikan secara berurutan, mulai dari pembukaan hingga doa penutup. Teks ini mencakup bacaan Arab, transliterasi Latin untuk membantu pelafalan, serta terjemahan dalam bahasa Indonesia untuk memudahkan pemahaman makna.

Rawi 1: Ibtida' (Permulaan)

أَبْتَدِئُ الْإِمْلَاءَ بِاسْمِ الذَّاتِ الْعَلِيَّةِ ۞ مُسْتَدِرًّا فَيْضَ الْبَرَكَاتِ عَلَى مَا أَنَالَهُ وَأَوْلَاهُ

Abtadi-ul imlã-a bismidz-dzãtil ‘aliyyati ۞ Mustadirron faidlol barokãti ‘alã mã anãlahu wa aulãhu.

Aku memulai penulisan ini dengan nama Dzat Yang Maha Tinggi ۞ sambil memohon limpahan keberkahan atas apa yang telah Dia anugerahkan dan berikan.

وَأُثَنِّي بِحَمْدٍ مَوَارِدُهُ سَائِغَةٌ هَنِيَّةٌ ۞ مُمْتَطِيًا مِنَ الشُّكْرِ الْجَمِيْلِ مَطَايَاهُ

Wa utsannii bihamdin mawãriduhu sã-ighotun haniyyatun ۞ Mumtathiyan minasy-syukril jamîli mathõyãhu.

Dan aku memuji untuk kedua kalinya dengan pujian yang sumbernya selalu mudah dan menyenangkan ۞ seraya mengendarai kendaraan syukur yang indah.

وَأُصَلِّي وَأُسَلِّمُ عَلَى النُّوْرِ الْمَوْصُوْفِ بِالتَّقَدُّمِ وَالْأَوَّلِيَّةِ ۞ اَلْمُنْتَقِلِ فِي الْغُرَرِ الْكَرِيْمَةِ وَالْجِبَاهِ

Wa ushollii wa usallimu ‘alan-nûril maushûfi bit-taqoddumi wal-awwaliyyati ۞ Almuntaqili fil ghuroril karîmati wal jibãhi.

Dan aku bershalawat serta memohonkan salam atas cahaya yang disifati dengan kedahuluan dan keawalan ۞ yang berpindah-pindah pada dahi-dahi dan kening-kening yang mulia.

وَأَسْتَمْنِحُ اللهَ تَعَالَى رِضْوَانًا يَخُصُّ الْعِتْرَةَ الطَّاهِرَةَ النَّبَوِيَّةَ ۞ وَيَعُمُّ الصَّحَابَةَ وَالْأَتْبَاعَ وَمَنْ وَالَاهُ

Wa astamnihullãha ta'ãlã ridlwãnan yakhushshul ‘itrotath-thõhirotan-nabawiyyata ۞ Wa ya'ummush-shohãbata wal atbã’a wa man wãlãhu.

Dan aku memohon kepada Allah Ta'ala keridhaan yang khusus bagi keluarga Nabi yang suci ۞ dan meliputi para sahabat, pengikut, serta siapa saja yang mencintainya.

وَأَسْتَجْدِيْهِ هِدَايَةً لِسُلُوْكِ السُّبُلِ الْوَاضِحَةِ الْجَلِيَّةِ ۞ وَحِفْظًا مِنَ الْغَوَايَةِ فِي خِطَطِ الْخَطَأِ وَخُطَاهُ

Wa astajdiihi hidãyatan lisulûkis-subulil wãdlihatil jaliyyati ۞ Wa hifzhon minal ghiwãyati fî khithothil khotho-i wa khuthõhu.

Dan aku memohon kepada-Nya petunjuk untuk menempuh jalan yang terang dan jelas ۞ dan perlindungan dari kesesatan dalam langkah-langkah kesalahan.

وَأَنْشُرُ مِنْ قِصَّةِ الْمَوْلِدِ النَّبَوِيِّ الشَّرِيْفِ بُرُوْدًا حِسَانًا عَبْقَرِيَّةً ۞ نَاظِمًا مِنَ النَّسَبِ الشَّرِيْفِ عِقْدًا تُحَلَّى الْمَسَامِعُ بِحُلَاهُ

Wa ansyuru min qishshotil maulidin-nabawiyyisy-syarîfi burûdan hisãnan ‘abqoriyyatan ۞ Nãzhiman minan-nasabisy-syarîfi ‘iqdan tuhallal masãmi’u bihulãhu.

Dan aku bentangkan dari kisah kelahiran Nabi yang mulia ini pakaian-pakaian indah yang cemerlang ۞ seraya merangkai dari nasabnya yang mulia sebuah kalung yang membuat pendengaran terhiasi dengan keindahannya.

Rawi 2: Nasab Nabi Muhammad SAW

وَبَعْدُ فَأَقُوْلُ هُوَ سَيِّدُنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ وَاسْمُهُ شَيْبَةُ الْحَمْدِ حُمِدَتْ خِصَالُهُ السَّنِيَّةُ

Wa ba’du fa aqûlu huwa sayyidunã Muhammadubnu ‘Abdillãhibni ‘Abdil Muththollibi wasmuhu Syaibatul hamdi humidat khishõluhus-saniyyah.

Dan setelah itu, aku katakan: Dialah junjungan kita, Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muththalib, yang namanya adalah Syaibatul Hamdi, yang perangainya yang luhur selalu terpuji.

اِبْنِ هَاشِمٍ وَاسْمُهُ عَمْرُو بْنِ عَبْدِ مَنَافٍ وَاسْمُهُ الْمُغِيْرَةُ الَّذِي يُنْمَى إِلَيْهِ الْإِرْتِقَاءُ لِعُلْيَاهُ

Ibnihãsyimin wasmuhu ‘Amrubni ‘Abdi Manãfin wasmuhul Mughîrotul-ladzî yunmã ilaihil irtaqõ-u li’ulyãhu.

Putra dari Hasyim yang namanya Amr bin Abdi Manaf yang namanya Al-Mughirah, yang kepadanya dinisbatkan ketinggian derajat.

اِبْنِ قُصَيٍّ وَاسْمُهُ مُجَمِّعٌ سُمِّيَ بِقُصَيٍّ لِتَقَاصِيْهِ فِي بِلَادِ قُضَاعَةَ الْقَصِيَّةِ ۞ إِلَى أَنْ أَعَادَهُ اللهُ تَعَالَى إِلَى الْحَرَمِ الْمَحْرَمِ فَحَمَى حِمَاهُ

Ibni Qushoyyin wasmuhu Mujammi’un summiya bi Qushoyyin litaqõshîhi fî bilãdi Qudlõ’atal qoshiyyati ۞ ilã an a’ãdahullãhu ta’ãlã ilal haromil muharromi fahamã himãhu.

Putra dari Qushay yang namanya Mujammi', dinamakan Qushay karena keterasingannya di negeri Qudha'ah yang jauh ۞ hingga Allah Ta'ala mengembalikannya ke Tanah Haram yang suci, lalu ia melindungi wilayahnya.

اِبْنِ كِلَابٍ وَاسْمُهُ حَكِيْمُ بْنِ مُرَّةَ بْنِ كَعْبِ بْنِ لُؤَيِّ بْنِ غَالِبِ بْنِ فِهْرٍ وَاسْمُهُ قُرَيْشٌ وَإِلَيْهِ تُنْسَبُ الْقَبَائِلُ الْقُرَشِيَّةُ

Ibni Kilãbin wasmuhu Hakîmubni Murrotobni Ka’bibni Lu-ayyibni Ghõlibibni Fihrin wasmuhu Quroisyun wa ilaihi tunsabul qobã-ilul qurosyiyyatu.

Putra dari Kilab yang namanya Hakim bin Murrah bin Ka'ab bin Lu'ay bin Ghalib bin Fihr yang namanya Quraisy, dan kepadanyalah dinisbatkan kabilah-kabilah Quraisy.

وَمَا فَوْقَهُ كِنَانِيٌّ كَمَا جَنَحَ إِلَيْهِ الْكَثِيْرُ وَارْتَضَاهُ

Wa mã fawqohu kinãniyyun kamã janaha ilaihil katsîru wartadlõhu.

Dan silsilah di atasnya adalah dari Bani Kinanah, sebagaimana menjadi kecenderungan dan pilihan banyak ulama.

Rawi 3: Kehamilan Sayyidah Aminah

وَلَمَّا أَرَادَ اللهُ تَعَالَى إِبْرَازَ حَقِيْقَتِهِ الْمُحَمَّدِيَّةِ ۞ وَإِظْهَارَهُ جِسْمًا وَرُوْحًا بِصُوْرَتِهِ وَمَعْنَاهُ

Wa lammã arõdallãhu ta’ãlã ibrõza haqîqotihil muhammadiyyati ۞ Wa izhhãrohu jisman wa rûhan bishûrotihi wa ma’nãhu.

Dan ketika Allah Ta'ala berkehendak menampakkan hakikat Muhammad ۞ dan mewujudkannya dalam bentuk jasad dan ruh dengan rupa dan maknanya.

نَقَلَهُ إِلَى مَقَرِّهِ مِنْ صَدَفَةِ آمِنَةَ الزُّهْرِيَّةِ ۞ وَخَصَّهَا الْقَرِيْبُ الْمُجِيْبُ بِأَنْ تَكُوْنَ أُمًّا لِمُصْطَفَاهُ

Naqolahu ilã maqorrihi min shodefati Ãminataz-zuhriyyati ۞ Wa khoshshohal qorîbul mujîbu bi-an takûna umman limushthofãhu.

Dia memindahkannya ke tempatnya di dalam rahim Aminah Az-Zuhriyyah ۞ Dan Yang Maha Dekat lagi Maha Mengabulkan telah mengkhususkannya untuk menjadi ibu bagi hamba pilihan-Nya.

وَنُوْدِيَ فِي السَّمٰوَاتِ وَالْأَرْضِ بِحَمْلِهَا لِأَنْوَارِهِ الذَّاتِيَّةِ ۞ وَصَبَا كُلُّ صَبٍّ لِهُبُوْبِ نَسِيْمِ صَبَاهُ

Wa nûdiya fis-samãwãti wal ardli bihamlihã li-anwãrihidz-dzãtiyyati ۞ Wa shobã kullu shobbin lihubûbi nasîmi shobãhu.

Dan diserukan di langit dan di bumi tentang kehamilannya yang membawa cahaya Dzat-Nya ۞ Dan setiap pecinta merindukan hembusan angin sepoi-sepoi dari masa kecilnya.

Rawi 4: Kelahiran Nabi Muhammad SAW

وَلَمَّا تَمَّ مِنْ حَمْلِهِ شَهْرَانِ عَلَى مَشْهُوْرِ الْأَقْوَالِ الْمَرْضِيَّةِ ۞ تُوُفِّيَ بِالْمَدِيْنَةِ الْمُنَوَّرَةِ أَبُوْهُ عَبْدُ اللهِ

Wa lammã tamma min hamlihi syahrõni ‘alã masyhûril aqwãlil mardliyyati ۞ Tuwuffiya bil madînatil munawwaroti abûhu ‘Abdullãh.

Dan ketika kandungannya genap dua bulan menurut pendapat yang masyhur dan diridhai ۞ wafatlah di Madinah Al-Munawwarah ayahnya, Abdullah.

وَلَمَّا تَمَّ مِنْ حَمْلِهِ تِسْعَةُ أَشْهُرٍ قَمَرِيَّةٍ ۞ وَآنَ لِلزَّمَانِ أَنْ يَنْجَلِيَ عَنْهُ صَدَاهُ

Wa lammã tamma min hamlihi tis’atu asyhurin qomariyyatin ۞ Wa ãna liz-zamãni an yanjaliya ‘anhu shodãhu.

Dan ketika kandungannya telah genap sembilan bulan qamariyah ۞ dan telah tiba waktunya bagi zaman untuk menyingkapkan kegelapannya.

حَضَرَ أُمَّهُ لَيْلَةَ مَوْلِدِهِ آسِيَةُ وَمَرْيَمُ فِي نِسْوَةٍ مِنَ الْحَظِيْرَةِ الْقُدْسِيَّةِ ۞ فَأَخَذَهَا الْمَخَاضُ فَوَلَدَتْهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نُوْرًا يَتَلَأْلَأُ سَنَاهُ

Hadhoro ummahu lailata maulidihî Ãsiyatu wa Maryamu fî niswatin minal hazhîrotil qudsiyyati ۞ Fa-akhodlahal makhõdlu fawaldathu ﷺ nûron yatalakla-u sanãhu.

Pada malam kelahirannya, ibunya didatangi oleh Asiyah dan Maryam bersama para wanita dari surga ۞ Lalu ia merasakan sakit akan melahirkan, maka lahirlah beliau ﷺ sebagai cahaya yang sinarnya berkilauan.

Mahallul Qiyam (Saat Berdiri)

Bagian ini merupakan puncak dari pembacaan Barzanji, di mana para jamaah berdiri sebagai tanda penghormatan atas kelahiran Nabi Muhammad SAW. Lantunan shalawat dan pujian menggemakan kegembiraan atas kedatangan sang pembawa rahmat.

يَا نَبِي سَلَامٌ عَلَيْكَ ۞ يَا رَسُوْل سَلَامٌ عَلَيْكَ

Yã Nabî salãm ‘alaika ۞ Yã Rosûl salãm ‘alaika

Wahai Nabi, salam sejahtera untukmu ۞ Wahai Rasul, salam sejahtera untukmu.

يَا حَبِيْب سَلَامٌ عَلَيْكَ ۞ صَلَوَاتُ الله عَلَيْكَ

Yã Habîb salãm ‘alaika ۞ Sholawãtullãh ‘alaika

Wahai Kekasih, salam sejahtera untukmu ۞ Shalawat Allah tercurah untukmu.

أَشْرَقَ الْبَدْرُ عَلَيْنَا ۞ فَاخْتَفَتْ مِنْهُ الْبُدُوْرُ

Asyroqol badru ‘alainã ۞ Fakhtafat minhul budûru

Bulan purnama telah terbit di atas kita ۞ Maka sirnalah semua purnama lainnya.

مِثْلَ حُسْنِكَ مَا رَأَيْنَا ۞ قَطُّ يَا وَجْهَ السُّرُوْرِ

Mitsla husnika mã ro-ainã ۞ Qotthu yã wajhas-surûri

Keindahan sepertimu belum pernah kami lihat ۞ Wahai wajah yang penuh kebahagiaan.

أَنْتَ شَمْسٌ أَنْتَ بَدْرٌ ۞ أَنْتَ نُوْرٌ فَوْقَ نُوْرِ

Anta syamsun anta badrun ۞ Anta nûrun fauqo nûrin

Engkau adalah matahari, engkau adalah bulan purnama ۞ Engkau adalah cahaya di atas cahaya.

أَنْتَ إِكْسِيْرٌ وَغَالِي ۞ أَنْتَ مِصْبَاحُ الصُّدُوْرِ

Anta iksîrun wa ghõlî ۞ Anta mishbãhus-shudûri

Engkau adalah emas murni yang mahal ۞ Engkau adalah pelita hati.

مَرْحَبًا يَا مَرْحَبًا يَا نُوْرَ الْعَيْنِ ۞ مَرْحَبًا جَدَّ الْحُسَيْنِ مَرْحَبًا

Marhaban yã marhaban yã nûrol ‘aini ۞ Marhaban jaddal Husaini marhaban

Selamat datang, wahai selamat datang, wahai cahaya mata ۞ Selamat datang, kakek dari Husein, selamat datang.

Rawi 5: Mukjizat Kelahiran

وَظَهَرَ عِنْدَ وِلَادَتِهِ خَوَارِقُ وَغَرَائِبُ غَيْبِيَّةٌ ۞ إِرْهَاصًا لِنُبُوَّتِهِ وَإِعْلَامًا بِأَنَّهُ مُخْتَارُ اللهِ وَمُجْتَبَاهُ

Wa zhoharo ‘inda wilãdatihi khowãriqu wa ghorõ-ibu ghoibiyyatun ۞ Irhãshon linubuwwatihi wa i’lãman bi-annahu mukhtãrullõhi wa mujtabãhu.

Dan tampaklah saat kelahirannya kejadian-kejadian luar biasa dan keajaiban gaib ۞ sebagai pertanda kenabiannya dan pemberitahuan bahwa dia adalah pilihan Allah.

فَزِيْدَتِ السَّمَاءُ حِفْظًا وَرُدَّ عَنْهَا الْمَرَدَةُ وَذَوُو النُّفُوْسِ الشَّيْطَانِيَّةُ ۞ وَرَجَمَتْ رُجُوْمُ النَّيِّرَاتِ كُلَّ رَجِيْمٍ فِي حَالِ مَرْقَاهُ

Fazîdatis-samã-u hifzhon wa rudda ‘anhal marodatu wa dzawun-nufûsisy-syaithõniyyati ۞ Wa rojamar rujûmun-nayyirõti kulla rojîmin fî hãli marqõhu.

Maka langit ditambah penjagaannya dan dihalau darinya para pembangkang dan pemilik jiwa setan ۞ Dan bintang-bintang yang menyala melempar setiap setan terkutuk saat ia mencoba naik.

Rawi 6: Masa Persusuan

ثُمَّ أَرْضَعَتْهُ أُمُّهُ أَيَّامًا قَلَائِلَ عَدَدِيَّةً ۞ ثُمَّ أَرْضَعَتْهُ ثُوَيْبَةُ الْأَسْلَمِيَّةُ

Tsumma ardlo’athu ummuhu ayyãman qolã-ila ‘adadiyyatan ۞ Tsumma ardlo’athu Tsuwaibatul Aslamiyyah.

Kemudian ibunya menyusuinya selama beberapa hari yang terhitung ۞ Lalu ia disusui oleh Tsuwaibah Al-Aslamiyyah.

اَلَّتِي أَعْتَقَهَا أَبُوْ لَهَبٍ حِيْنَ بَشَّرَتْهُ بِوِلَادَتِهِ السَّعِيْدَةِ الْمَحْمِيَّةِ ۞ لَمَّا رَآهُ فِي النَّوْمِ وَقَالَ لَهُ مَاذَا لَقِيْتَ قَالَ دَائِمًا فِي شَرٍّ غَيْرَ أَنِّيْ أَمُصُّ مِنْ هٰذِهِ كُلَّ اثْنَيْنِ مَاءً لِعِتْقِيْ ثُوَيْبَةَ بِيَدَيَّ هَاتَيْنِ وَأَشَارَ إِلَى نُقْرَةِ إِبْهَامِهِ وَالَّتِي تَلَاهُ

Allatî a’taqohã abû lahabin hîna basysyarot-hu biwilãdatihis-sa’îdatil mahmiyyati ۞ lammã ro-ãhu fin-naumi waqõla lahû mãdzã laqîta qõla dã-iman fî syarrin ghoiro annî amushshu min hãdzihi kulla-itsnaini mã-an li’itqî tsuwaibata biyadayya hãtaini wa asyãro ilã nuqroti ibhãmihi wallatî talãhu.

Yang dimerdekakan oleh Abu Lahab ketika ia memberinya kabar gembira tentang kelahiran yang bahagia dan terlindungi itu ۞ ketika ia (Abu Lahab) dilihat dalam mimpi dan ditanya, 'Apa yang kau dapatkan?' Ia menjawab, 'Selalu dalam keburukan, hanya saja aku menghisap air dari sini setiap hari Senin karena aku memerdekakan Tsuwaibah dengan kedua tanganku ini,' seraya menunjuk ke lekukan antara ibu jari dan telunjuknya.

Doa Penutup Barzanji

Setelah selesai melantunkan seluruh rawi, pembacaan Barzanji lazimnya ditutup dengan doa. Doa ini berisi permohonan ampun, rahmat, serta harapan agar kita dikumpulkan bersama Nabi Muhammad SAW di surga kelak.

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. صَلَاةً تُنْجِيْنَا بِهَا مِنْ جَمِيْعِ الْأَهْوَالِ وَالْآفَاتِ. وَتَقْضِيْ لَنَا بِهَا جَمِيْعَ الْحَاجَاتِ. وَتُطَهِّرُنَا بِهَا مِنْ جَمِيْعِ السَّيِّئَاتِ. وَتَرْفَعُنَا بِهَا عِنْدَكَ أَعْلَى الدَّرَجَاتِ. وَتُبَلِّغُنَا بِهَا أَقْصَى الْغَايَاتِ مِنْ جَمِيْعِ الْخَيْرَاتِ فِي الْحَيَاةِ وَبَعْدَ الْمَمَاتِ.

Bismillãhir-rohmãnir-rohîm. Alhamdulillãhi robbil ‘ãlamîn. Allãhumma sholli wa sallim ‘alã sayyidinã Muhammadin wa ‘alã ãli sayyidinã Muhammad. Sholãtan tunjînã bihã min jamî’il ahwãli wal ãfãt. Wa taqdhî lanã bihã jamî’al hãjãt. Wa tuthohhirunã bihã min jamî’is-sayyi-ãt. Wa tarfa’unã bihã ‘indaka a’lad-darojãt. Wa tuballighunã bihã aqshol ghõyãti min jamî’il khoirõti fil hayãti wa ba’dal mamãt.

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Ya Allah, limpahkanlah shalawat dan salam kepada junjungan kami Nabi Muhammad dan kepada keluarga junjungan kami Nabi Muhammad. Shalawat yang dengannya Engkau menyelamatkan kami dari segala keadaan yang menakutkan dan dari semua malapetaka. Yang dengannya Engkau kabulkan semua hajat kami. Yang dengannya Engkau sucikan kami dari segala keburukan. Yang dengannya Engkau angkat kami ke derajat yang paling tinggi di sisi-Mu. Dan yang dengannya Engkau sampaikan kami kepada tujuan yang paling jauh dari segala kebaikan, baik di waktu hidup maupun sesudah mati.

اَللّٰهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ وَنَتَوَسَّلُ إِلَيْكَ بِنَبِيِّكَ الْأَمِيْنِ، سَيِّدِ الْمُرْسَلِيْنَ، أَنْ تُعْطِيَنَا سُؤْلَنَا، وَتَقْبَلَ أَعْمَالَنَا، وَتَجْعَلَنَا مِنَ الْفَائِزِيْنَ. وَأَنْ تُصْلِحَ شُؤُوْنَنَا، وَتَغْفِرَ ذُنُوْبَنَا، وَتَرْحَمَ مَوْتَانَا، وَتَشْفِيَ مَرْضَانَا، وَتُعَافِيَ مُبْتَلَانَا. بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.

Allãhumma innã nas-aluka wa natawassalu ilaika binabiyyikal amîn, sayyidil mursalîn, an tu’thiyanã su’lanã, wa taqbala a’mãlanã, wa taj’alanã minal fã-izîn. Wa an tushliha syu-ûnanã, wa taghfiro dzunûbanã, wa tarhama mautãnã, wa tasyfiya mardlõnã, wa tu’ãfiya mubtalãnã. Birohmatika yã arhamar-rõhimîn.

Ya Allah, sesungguhnya kami memohon dan bertawassul kepada-Mu dengan perantaraan Nabi-Mu yang terpercaya, pemimpin para rasul, agar Engkau memberikan permintaan kami, menerima amal kami, dan menjadikan kami termasuk orang-orang yang beruntung. Dan agar Engkau memperbaiki urusan kami, mengampuni dosa-dosa kami, merahmati orang-orang yang telah wafat di antara kami, menyembuhkan orang-orang yang sakit di antara kami, dan memberikan kesehatan kepada orang yang tertimpa musibah di antara kami. Dengan rahmat-Mu, wahai Yang Maha Penyayang di antara para penyayang.

وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ. وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

Wa shollallãhu ‘alã sayyidinã Muhammadin wa ‘alã ãlihi wa shohbihi ajma’în. Walhamdu lillãhi robbil ‘ãlamîn.

Dan semoga Allah melimpahkan shalawat kepada junjungan kami Nabi Muhammad, beserta keluarga dan seluruh sahabatnya. Dan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.

Penutup: Melestarikan Warisan Agung

Membaca dan mengkaji Kitab Al-Barzanji adalah salah satu cara efektif untuk menumbuhkan dan memupuk rasa cinta kepada Rasulullah SAW. Melalui untaian kisahnya, kita diajak untuk menyelami samudra kemuliaan akhlak, ketabahan dalam berdakwah, dan kasih sayang beliau yang tak terbatas kepada umatnya. Tradisi pembacaan barzanji lengkap yang telah diwariskan oleh para ulama terdahulu merupakan warisan agung yang perlu terus dilestarikan.

Dengan memahaminya, kita tidak hanya sekadar melantunkan syair, tetapi juga meresapi setiap pelajaran yang terkandung di dalamnya. Semoga dengan wasilah membaca kisah kelahiran dan perjalanan hidup Nabi Muhammad SAW, kita semua mendapatkan syafaatnya, diteladankan akhlaknya, dan dikumpulkan bersamanya di surga kelak. Amin ya Rabbal 'Alamin.

🏠 Kembali ke Homepage