Panduan Ziarah Kubur: Bacaan, Adab, dan Hikmahnya

Ilustrasi ziarah kubur هو الباقي Ilustrasi sebuah batu nisan dengan kaligrafi dan ornamen di sebuah pemakaman, melambangkan ziarah kubur.

Ziarah kubur merupakan salah satu amalan yang memiliki kedudukan penting dalam tradisi Islam. Aktivitas ini bukan sekadar kunjungan biasa ke pemakaman, melainkan sebuah ibadah yang sarat akan makna spiritual, pengingat akan kefanaan, dan wujud cinta serta bakti kepada mereka yang telah mendahului. Melalui ziarah, seorang Muslim diingatkan kembali akan tujuan akhir kehidupannya, yaitu akhirat, sehingga dapat melembutkan hati yang keras dan menjauhkan diri dari gemerlap dunia yang melalaikan.

Praktik ini memiliki landasan syariat yang kuat, di mana pada awalnya sempat dilarang oleh Rasulullah ﷺ untuk menjaga kemurnian akidah umat Islam yang baru terlepas dari praktik jahiliyah. Namun, setelah akidah umat telah kokoh, Rasulullah ﷺ kemudian menganjurkannya. Hal ini menunjukkan bahwa ziarah kubur adalah amalan yang disyariatkan dengan tujuan-tujuan mulia, seperti mendoakan ahli kubur dan mengambil pelajaran (ibrah) bagi peziarah. Agar amalan ini diterima dan mendatangkan pahala, sangat penting bagi kita untuk memahami adab, etika, serta bacaan-bacaan yang sesuai dengan tuntunan sunnah, sehingga terhindar dari perbuatan yang sia-sia atau bahkan terjerumus dalam kesyirikan.

Memahami Hukum dan Tujuan Ziarah Kubur

Pemahaman yang benar mengenai landasan hukum (hujjah) ziarah kubur adalah fondasi utama sebelum melaksanakannya. Sebagaimana disebutkan, pada masa awal Islam, Rasulullah ﷺ melarang praktik ini. Kekhawatiran utama beliau adalah umat Islam yang baru memeluk tauhid akan kembali kepada kebiasaan jahiliyah, seperti mengagungkan kuburan, meminta-minta kepada penghuninya, atau meratap secara berlebihan. Larangan ini bersifat sementara, sebagai langkah preventif untuk melindungi akidah.

Ketika iman para sahabat telah mapan dan pemahaman tauhid telah meresap kuat, Rasulullah ﷺ mencabut larangan tersebut dan justru menganjurkannya. Hal ini ditegaskan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, di mana Rasulullah ﷺ bersabda:

كُنْتُ نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُورِ فَزُورُوهَا فَإِنَّهَا تُذَكِّرُ الْآخِرَةَ

Kuntu nahaytukum ‘an ziyaratil-quburi fazuruha, fa innaha tudzakkirul-akhirah.

Artinya: "Dahulu aku pernah melarang kalian untuk berziarah kubur, maka (sekarang) berziarahlah, karena sesungguhnya ziarah kubur dapat mengingatkan akan akhirat." (HR. Muslim)

Hadits ini secara jelas mengubah hukum dari larangan menjadi anjuran. Para ulama dari berbagai mazhab sepakat bahwa ziarah kubur bagi laki-laki hukumnya adalah sunnah (dianjurkan). Tujuan utamanya ada dua, yaitu:

  1. Bagi Peziarah: Untuk mengambil pelajaran (i'tibar) dan mengingat kematian serta kehidupan akhirat. Dengan melihat kuburan, seseorang akan menyadari bahwa kehidupan di dunia ini hanyalah sementara dan semua yang bernyawa pasti akan kembali kepada Allah SWT. Kesadaran ini diharapkan dapat melembutkan hati, mengurangi kecintaan terhadap dunia (hubbud dunya), dan meningkatkan semangat untuk beribadah.
  2. Bagi Ahli Kubur (Almarhum/Almarhumah): Untuk memberikan salam dan mendoakannya. Doa dari orang yang masih hidup, terutama dari anak yang saleh, diyakini dapat sampai dan memberikan manfaat bagi si mayit di alam barzakh. Ini adalah bentuk silaturahmi spiritual dan bakti yang tidak terputus oleh kematian.

Adab dan Etika Saat Melakukan Ziarah Kubur

Ziarah kubur adalah sebuah ibadah. Oleh karena itu, pelaksanaannya harus diiringi dengan adab dan etika yang mulia. Adab ini bukan sekadar tata krama, melainkan cerminan dari kesucian niat dan penghormatan kita kepada tempat peristirahatan kaum Muslimin serta kepada Allah SWT. Berikut adalah adab-adab penting yang harus diperhatikan:

1. Mengikhlaskan Niat

Segala amal bergantung pada niatnya. Niatkan ziarah kubur semata-mata karena Allah SWT, dengan tujuan untuk mengingat akhirat dan mendoakan kebaikan bagi ahli kubur. Hindari niat-niat yang menyimpang, seperti mencari berkah dari kuburan (tabarruk), meminta pertolongan kepada penghuni kubur, atau sekadar ikut-ikutan tanpa memahami esensinya.

2. Bersuci (Wudhu)

Dianjurkan untuk berada dalam keadaan suci dengan berwudhu sebelum berangkat ziarah. Meskipun bukan syarat wajib, wudhu menunjukkan keseriusan dan persiapan spiritual kita dalam melakukan sebuah amalan ibadah. Dengan bersuci, hati dan pikiran diharapkan lebih siap untuk khusyuk dan merenung.

3. Mengenakan Pakaian yang Sopan dan Menutup Aurat

Makam adalah tempat yang dihormati. Kenakanlah pakaian yang rapi, bersih, sopan, dan menutup aurat secara sempurna. Hindari pakaian yang mencolok, ketat, atau transparan yang dapat mengurangi kekhidmatan suasana dan tidak sesuai dengan adab Islam.

4. Mengucapkan Salam Saat Memasuki Area Pemakaman

Ketika tiba dan memasuki gerbang pemakaman, disunnahkan untuk mengucapkan salam kepada seluruh ahli kubur. Salam ini adalah doa yang diajarkan langsung oleh Rasulullah ﷺ. Terdapat beberapa versi doa, salah satunya yang paling umum adalah:

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ أَهْلَ الدِّيَارِ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُسْلِمِينَ، وَإِنَّا إِنْ شَاءَ اللَّهُ بِكُمْ لَاحِقُونَ، أَسْأَلُ اللَّهَ لَنَا وَلَكُمُ الْعَافِيَةَ

Assalaamu 'alaykum ahlad-diyaari minal mu'miniina wal muslimiin, wa innaa in shaa'allaahu bikum laahiquun, as'alullaaha lanaa wa lakumul 'aafiyah.

Artinya: "Keselamatan atas kalian wahai penghuni kubur dari kalangan kaum mukminin dan muslimin. Sesungguhnya kami, insya Allah, akan menyusul kalian. Aku memohon kepada Allah bagi kami dan bagi kalian keselamatan." (HR. Muslim)

5. Tidak Menduduki atau Menginjak Kuburan

Rasulullah ﷺ secara tegas melarang umatnya untuk duduk di atas kuburan atau menginjaknya. Perbuatan ini dianggap sebagai bentuk penghinaan terhadap jenazah seorang Muslim. Berjalanlah di antara lorong-lorong yang tersedia dan berhati-hatilah agar tidak melangkahi atau menginjak pusara.

6. Menjaga Perilaku dan Perkataan

Area pemakaman bukanlah tempat untuk bersenda gurau, tertawa terbahak-bahak, atau membicarakan hal-hal duniawi yang tidak perlu. Jaga lisan dari perkataan yang sia-sia. Sebaliknya, gunakan waktu untuk merenung, berzikir, dan berdoa. Suasana yang tenang dan khidmat harus senantiasa dijaga.

7. Melepas Alas Kaki (Jika Memungkinkan)

Beberapa ulama menganjurkan untuk melepas alas kaki saat berjalan di area pemakaman sebagai bentuk penghormatan, kecuali jika terdapat halangan seperti tanah yang panas, becek, atau adanya benda tajam. Ini didasarkan pada hadits yang menganjurkan hal tersebut, sebagai wujud tawadhu' (kerendahan hati).

8. Menghadap Kiblat Saat Berdoa untuk Mayit

Ketika hendak berdoa secara khusus untuk mayit yang diziarahi, adab yang lebih utama adalah menghadap ke arah kiblat. Posisi peziarah bisa berada di sisi kepala atau kaki mayit, lalu mengangkat tangan dan berdoa kepada Allah SWT, bukan kepada kuburan. Kuburan bukanlah arah untuk berdoa, melainkan Ka'bah.

9. Tidak Melakukan Perbuatan Syirik dan Bid'ah

Ini adalah poin yang paling krusial. Hindari segala bentuk perbuatan yang mengarah pada kesyirikan, seperti meminta pertolongan, rezeki, atau jodoh kepada penghuni kubur. Ingatlah bahwa hanya Allah SWT tempat meminta. Jauhi juga praktik-praktik bid'ah yang tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah ﷺ, seperti menyembelih hewan di kuburan, mengusap-usap nisan untuk mencari berkah, atau membangun kuburan secara berlebihan.

Rangkaian Bacaan Ziarah Kubur Sesuai Sunnah

Setelah memahami adab, berikut adalah urutan bacaan yang bisa diamalkan saat berziarah, yang terdiri dari salam, istighfar, bacaan Al-Qur'an, zikir, dan ditutup dengan doa.

1. Salam Pembuka

Seperti yang telah dijelaskan, mulailah dengan mengucapkan salam umum kepada seluruh penghuni makam saat pertama kali masuk. Bacaan ini sudah dicantumkan pada bagian adab di atas.

2. Istighfar (Memohon Ampunan)

Sebelum mendoakan orang lain, ada baiknya kita memohon ampunan untuk diri sendiri terlebih dahulu. Perbanyaklah membaca istighfar. Bacaan istighfar yang paling sederhana adalah:

أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيمَ

Astaghfirullahal 'adziim.

Artinya: "Aku memohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung."

Anda juga bisa membaca Sayyidul Istighfar (raja istighfar) jika hafal, karena keutamaannya yang sangat besar. Memohon ampunan akan membersihkan diri kita dan membuat doa kita lebih mustajab.

3. Membaca Surat-Surat Pendek Al-Qur'an

Membaca beberapa surat dari Al-Qur'an dan menghadiahkan pahalanya kepada ahli kubur merupakan amalan yang dianjurkan oleh sebagian besar ulama. Bacaan ini diharapkan dapat menjadi penerang dan rahmat bagi si mayit.

a. Surat Al-Fatihah (1 kali)

Sebagai surat pembuka dan ummul Qur'an, Al-Fatihah berisi pujian, pengagungan kepada Allah, dan permohonan petunjuk. Sangat baik dibaca sebagai awal dari rangkaian doa.

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ. الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ. اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ. اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ. صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّاۤلِّيْنَ.

Bismillaahir-rahmaanir-rahiim. Al-hamdu lillaahi rabbil-'aalamiin. Ar-rahmaanir-rahiim. Maaliki yaumid-diin. Iyyaaka na'budu wa iyyaaka nasta'iin. Ihdinash-shiraathal-mustaqiim. Shiraathal-ladziina an'amta 'alaihim ghairil-maghdhuubi 'alaihim wa ladh-dhaalliin.

Artinya: "Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam. Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Pemilik hari pembalasan. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus. (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya; bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat."

b. Surat Al-Ikhlas (3 kali)

Surat Al-Ikhlas menegaskan kemurnian tauhid. Membacanya tiga kali setara dengan pahala mengkhatamkan Al-Qur'an. Ini adalah hadiah yang sangat berharga bagi almarhum/almarhumah.

قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌ. اَللّٰهُ الصَّمَدُ. لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْ. وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ.

Qul huwallaahu ahad. Allaahush-shamad. Lam yalid wa lam yuulad. Wa lam yakul lahuu kufuwan ahad.

Artinya: "Katakanlah (Muhammad), 'Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu. (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia'."

c. Surat Al-Falaq (1 kali)

Surat ini berisi permohonan perlindungan kepada Allah dari segala keburukan makhluk.

قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ. مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ. وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ اِذَا وَقَبَ. وَمِنْ شَرِّ النَّفّٰثٰتِ فِى الْعُقَدِ. وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ اِذَا حَسَدَ.

Qul a'uudzu birabbil-falaq. Min syarri maa khalaq. Wa min syarri ghaasiqin idzaa waqab. Wa min syarrin-naffaatsaati fil-'uqad. Wa min syarri haasidin idzaa hasad.

Artinya: "Katakanlah, 'Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh (fajar), dari kejahatan (makhluk yang) Dia ciptakan, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan (perempuan-perempuan) penyihir yang meniup pada buhul-buhul (talinya), dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki'."

d. Surat An-Nas (1 kali)

Surat ini berisi permohonan perlindungan kepada Allah dari bisikan jahat setan, baik dari golongan jin maupun manusia.

قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِ. مَلِكِ النَّاسِ. اِلٰهِ النَّاسِ. مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ ەۙ الْخَنَّاسِ. الَّذِيْ يُوَسْوِسُ فِيْ صُدُوْرِ النَّاسِ. مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ.

Qul a'uudzu birabbin-naas. Malikin-naas. Ilaahin-naas. Min syarril-waswaasil-khannaas. Alladzii yuwaswisu fii shuduurin-naas. Minal jinnati wan-naas.

Artinya: "Katakanlah, 'Aku berlindung kepada Tuhannya manusia, Raja manusia, sembahan manusia, dari kejahatan (bisikan) setan yang bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia'."

e. Ayat Kursi (1 kali)

Ayat Kursi (Surat Al-Baqarah ayat 255) adalah ayat yang paling agung dalam Al-Qur'an. Membacanya memiliki keutamaan luar biasa, termasuk memberikan perlindungan dan ketenangan.

اَللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ ەۚ لَا تَأْخُذُهٗ سِنَةٌ وَّلَا نَوْمٌ ۗ لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِ ۗ مَنْ ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهٗٓ اِلَّا بِاِذْنِهٖ ۗ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ ۚ وَلَا يُحِيْطُوْنَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهٖٓ اِلَّا بِمَا شَاۤءَ ۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ ۚ وَلَا يَـُٔوْدُهٗ حِفْظُهُمَا ۚ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ

Allaahu laa ilaaha illaa huwal-hayyul-qayyuum, laa ta'khudzuhuu sinatuw wa laa nauum, lahuu maa fis-samaawaati wa maa fil-ardh, man dzal-ladzii yasyfa'u 'indahuu illaa bi'idznih, ya'lamu maa baina aidiihim wa maa khalfahum, wa laa yuhiithuuna bisyai'im min 'ilmihii illaa bimaa syaa', wasi'a kursiyyuhus-samaawaati wal-ardh, wa laa ya'uuduhuu hifzhuhumaa, wa huwal-'aliyyul-'azhiim.

Artinya: "Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Yang Mahahidup, Yang terus-menerus mengurus (makhluk-Nya), tidak mengantuk dan tidak tidur. Milik-Nya apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya. Dia mengetahui apa yang di hadapan mereka dan apa yang di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui sesuatu apa pun tentang ilmu-Nya melainkan apa yang Dia kehendaki. Kursi-Nya meliputi langit dan bumi. Dan Dia tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Dia Mahatinggi, Mahabesar."

4. Membaca Zikir dan Tahlil

Setelah membaca ayat-ayat Al-Qur'an, lanjutkan dengan berzikir kepada Allah SWT. Zikir ini bertujuan untuk mengagungkan Allah dan memohon rahmat-Nya.

a. Tahlil

Perbanyak membaca kalimat tauhid. Bisa dibaca sebanyak 33 kali, 100 kali, atau sesuai kemampuan.

لَا إِلٰهَ إِلَّا الله

Laa ilaaha illallaah.

Artinya: "Tiada Tuhan selain Allah."

b. Tasbih, Tahmid, dan Takbir

Bacalah kalimat-kalimat mulia ini, masing-masing 33 kali atau lebih.

سُبْحَانَ اللهِ

Subhanallah.

Artinya: "Maha Suci Allah."

الْحَمْدُ للهِ

Alhamdulillah.

Artinya: "Segala Puji bagi Allah."

اللهُ أَكْبَرُ

Allahu Akbar.

Artinya: "Allah Maha Besar."

c. Shalawat Nabi

Jangan lupakan untuk bershalawat kepada Nabi Muhammad ﷺ. Shalawat adalah salah satu sebab terkabulnya doa.

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Allaahumma sholli 'alaa sayyidinaa muhammadin wa 'alaa aali sayyidinaa muhammad.

Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami Nabi Muhammad dan kepada keluarga junjungan kami Nabi Muhammad."

5. Doa Penutup Ziarah Kubur

Sebagai puncak dari ziarah, panjatkanlah doa yang tulus kepada Allah SWT. Hadiahkan pahala dari semua bacaan yang telah diamalkan untuk almarhum/almarhumah, dan mohonkan ampunan serta rahmat bagi mereka. Berikut contoh doa yang komprehensif:

أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. الْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، حَمْدًا شَاكِرِيْنَ، حَمْدًا نَاعِمِيْنَ، حَمْدًا يُوَافِيْ نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ. يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلَالِ وَجْهِكَ الْكَرِيْمِ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ.

اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ.

اللَّهُمَّ تَقَبَّلْ وَأَوْصِلْ ثَوَابَ مَا قَرَأْنَاهُ مِنَ الْقُرْآنِ الْعَظِيمِ، وَمَا هَلَّلْنَا وَمَا سَبَّحْنَا وَمَا اسْتَغْفَرْنَا وَمَا صَلَّيْنَا عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ﷺ هَدِيَّةً وَاصِلَةً وَرَحْمَةً نَازِلَةً وَبَرَكَةً شَامِلَةً إِلَى حَضْرَةِ حَبِيْبِنَا وَشَفِيْعِنَا وَقُرَّةِ أَعْيُنِنَا سَيِّدِنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ ﷺ وَإِلَى جَمِيْعِ إِخْوَانِهِ مِنَ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ.

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ (لَهَا) وَارْحَمْهُ (هَا) وَعَافِهِ (هَا) وَاعْفُ عَنْهُ (هَا) وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ (هَا) وَوَسِّعْ مُدْخَلَهُ (هَا) وَاغْسِلْهُ (هَا) بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ وَنَقِّهِ (هَا) مِنَ الْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ. وَأَبْدِلْهُ (هَا) دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ (هَا) وَأَهْلًا خَيْرًا مِنْ أَهْلِهِ (هَا) وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ (هَا) وَأَدْخِلْهُ (هَا) الْجَنَّةَ وَأَعِذْهُ (هَا) مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَفِتْنَتِهِ وَمِنْ عَذَابِ النَّارِ.

اللَّهُمَّ اجْعَلْ قَبْرَهُ (هَا) رَوْضَةً مِنْ رِيَاضِ الْجِنَانِ، وَلَا تَجْعَلْهُ (هَا) حُفْرَةً مِنْ حُفَرِ النِّيْرَانِ.

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِحَيِّنَا وَمَيِّتِنَا وَشَاهِدِنَا وَغَائِبِنَا وَصَغِيْرِنَا وَكَبِيْرِنَا وَذَكَرِنَا وَأُنْثَانَا.

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ. وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ. وَالْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

A'uudzubillaahi minasy-syaithaanir-rajiim. Bismillaahir-rahmaanir-rahiim. Alhamdulillaahi rabbil-'aalamiin, hamdan syaakiriin, hamdan naa'imiin, hamdan yuwaafii ni'amahu wa yukaafi'u maziidah. Yaa rabbanaa lakal-hamdu kamaa yanbaghii li jalaali wajhikal-kariimi wa 'azhiimi sulthaanik.

Allaahumma sholli wa sallim 'alaa sayyidinaa muhammadin wa 'alaa aalihi wa shohbihii ajma'iin.

Allaahumma taqabbal wa aushil tsawaaba maa qara'naahu minal qur'aanil 'azhiim, wa maa hallalnaa wa maa sabbahnaa wa mas-taghfarnaa wa maa shollainaa 'alaa sayyidinaa muhammadin ﷺ hadiyyatan waashilatan wa rahmatan naazilatan wa barakatan syaamilatan ilaa hadhrati habiibinaa wa syafii'inaa wa qurrati a'yuninaa sayyidinaa wa maulaanaa muhammadin ﷺ wa ilaa jamii'i ikhwaanihi minal anbiyaa'i wal mursaliin.

Allaahummaghfir lahu (lahaa) warhamhu (haa) wa 'aafihi (haa) wa'fu 'anhu (haa) wa akrim nuzulahu (haa) wa wassi' mudkhalahu (haa) waghsilhu (haa) bil-maa'i wats-tsalji wal-baradi wa naqqihi (haa) minal-khathaayaa kamaa yunaqqats-tsaubul-abyadhu minad-danas. Wa abdilhu (haa) daaran khairan min daarihi (haa) wa ahlan khairan min ahlihi (haa) wa zaujan khairan min zaujihi (haa) wa adkhilhul (hal) jannata wa a'idzhu (haa) min 'adzaabil-qabri wa fitnatihi wa min 'adzaabin-naar.

Allaahummaj'al qabrahu (haa) raudhatan min riyaadhil-jinaan, wa laa taj'alhu (haa) hufratan min hufarin-niiraan.

Allaahummaghfir li hayyinaa wa mayyitinaa wa syaahidinaa wa ghaa'ibinaa wa shaghiirinaa wa kabiirinaa wa dzakarinaa wa untsaanaa.

Rabbanaa aatinaa fid-dunyaa hasanatan wa fil-aakhirati hasanatan wa qinaa 'adzaaban-naar. Wa shallallaahu 'alaa sayyidinaa muhammadin wa 'alaa aalihi wa shahbihi wa sallam. Subhaana rabbika rabbil-'izzati 'ammaa yashifuun. Wa salaamun 'alal mursaliin. Wal-hamdu lillaahi rabbil-'aalamiin.

Artinya: "Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk. Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan seru sekalian alam. Pujian orang-orang yang bersyukur, pujian orang-orang yang memperoleh nikmat, pujian yang sepadan dengan nikmat-Nya dan mencakup tambahan-Nya. Wahai Tuhan kami, bagi-Mu segala puji sebagaimana layaknya bagi keagungan wajah-Mu dan kebesaran kekuasaan-Mu.

Ya Allah, limpahkanlah shalawat dan salam kepada junjungan kami Nabi Muhammad, beserta keluarga dan seluruh sahabatnya.

Ya Allah, terimalah dan sampaikanlah pahala dari apa yang kami baca dari Al-Qur'an yang agung, dari tahlil, tasbih, istighfar, dan shalawat kami kepada junjungan kami Nabi Muhammad ﷺ, sebagai hadiah yang sampai, rahmat yang turun, dan berkah yang menyebar kepada junjungan kami, kekasih kami, pemberi syafaat kami, penyejuk mata kami, tuan kami Nabi Muhammad ﷺ, dan kepada seluruh saudaranya dari para nabi dan rasul.

Ya Allah, ampunilah dia (laki-laki/perempuan), rahmatilah dia, selamatkanlah dia, maafkanlah dia, muliakanlah tempat tinggalnya, luaskanlah jalan masuknya, mandikanlah dia dengan air, salju, dan embun. Bersihkanlah dia dari segala kesalahan sebagaimana kain putih dibersihkan dari kotoran. Gantikanlah baginya rumah yang lebih baik dari rumahnya, keluarga yang lebih baik dari keluarganya, pasangan yang lebih baik dari pasangannya. Masukkanlah dia ke dalam surga dan lindungilah dia dari siksa kubur dan fitnahnya, serta dari siksa api neraka.

Ya Allah, jadikanlah kuburnya sebuah taman dari taman-taman surga, dan janganlah Engkau jadikan kuburnya sebuah jurang dari jurang-jurang neraka.

Ya Allah, ampunilah orang-orang yang hidup di antara kami dan yang telah mati, yang hadir dan yang tidak hadir, yang kecil dan yang besar, laki-laki dan perempuan.

Wahai Tuhan kami, berikanlah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan peliharalah kami dari siksa api neraka. Semoga Allah melimpahkan shalawat dan salam kepada junjungan kami Nabi Muhammad, beserta keluarga dan sahabatnya. Maha Suci Tuhanmu, Tuhan Yang Maha Perkasa, dari sifat-sifat yang mereka berikan. Dan kesejahteraan dilimpahkan atas para rasul. Dan segala puji bagi Allah, Tuhan seru sekalian alam."

Catatan: Gunakan dhomir (kata ganti) "hu" untuk jenazah laki-laki dan "ha" untuk jenazah perempuan.

Hikmah dan Manfaat Agung di Balik Ziarah Kubur

Ziarah kubur yang dilakukan dengan benar akan mendatangkan banyak sekali hikmah dan manfaat, baik bagi peziarah maupun bagi almarhum. Ini bukan sekadar ritual, melainkan madrasah (sekolah) spiritual yang memberikan pelajaran berharga.

1. Mengingat Kematian (Dzikrul Maut)

Manfaat terbesar dari ziarah kubur adalah sebagai pengingat akan kematian. Melihat deretan nisan yang membisu menyadarkan kita bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mengalami hal yang sama. Kesadaran ini adalah obat paling mujarab untuk penyakit cinta dunia (hubbud dunya) dan panjang angan-angan (thulul amal). Hati yang tadinya keras karena kesibukan duniawi akan melunak, dan jiwa akan kembali merenungi hakikat penciptaannya.

2. Melembutkan Hati

Rasulullah ﷺ menyebutkan bahwa ziarah kubur dapat melembutkan hati (turiqqul qalb). Ketika seseorang berada di pemakaman, suasana sunyi dan hening, ditambah dengan perenungan tentang nasib para penghuninya, akan mengikis kesombongan dan keangkuhan. Hati menjadi lebih peka, lebih mudah meneteskan air mata karena takut kepada Allah, dan lebih mudah merasakan empati terhadap sesama.

3. Mendorong untuk Mempersiapkan Bekal Akhirat

Ketika melihat kuburan, kita akan bertanya pada diri sendiri, "Bekal apa yang sudah aku siapkan jika aku berada di posisi mereka?" Pertanyaan ini akan memotivasi kita untuk meningkatkan kualitas ibadah, memperbanyak amal saleh, menjauhi maksiat, dan bersegera dalam bertaubat. Ziarah kubur menjadi cambuk spiritual untuk tidak menunda-nunda kebaikan.

4. Wujud Bakti kepada Orang Tua dan Kerabat

Bagi anak, ziarah ke makam orang tua adalah salah satu bentuk bakti (birrul walidain) yang terus berlanjut bahkan setelah mereka wafat. Mendoakan mereka adalah cara kita membalas kasih sayang mereka yang tak terhingga. Begitu pula saat menziarahi kubur kerabat atau sahabat, ini adalah tanda bahwa ikatan kasih sayang dan persaudaraan tidak terputus oleh kematian.

5. Memperkuat Keimanan pada Hari Akhir

Ziarah kubur secara nyata mengingatkan kita tentang adanya alam barzakh, hari kebangkitan, hisab, surga, dan neraka. Ini menguatkan rukun iman yang kelima, yaitu iman kepada hari akhir. Keyakinan ini akan membentuk perilaku kita di dunia agar selalu berhati-hati dalam setiap tindakan dan ucapan.

Penutup

Ziarah kubur adalah ibadah yang agung jika dilaksanakan dengan ilmu dan adab yang benar. Ia adalah jembatan yang menghubungkan dunia yang fana dengan akhirat yang abadi. Dengan memahami setiap bacaan dan meresapi setiap hikmahnya, semoga ziarah yang kita lakukan bukan hanya menjadi rutinitas, melainkan menjadi momentum untuk transformasi spiritual, mendekatkan diri kepada Allah SWT, dan menyempurnakan bakti kita kepada mereka yang telah berpulang ke rahmatullah.

🏠 Kembali ke Homepage