Panduan Lengkap Bacaan Yasin Fadilah

Ilustrasi Al-Qur'an Sebuah ikon yang menggambarkan Al-Qur'an terbuka, melambangkan bacaan dan ilmu. Ilustrasi Al-Qur'an terbuka sebagai simbol bacaan suci

Yasin Fadilah merupakan sebuah amalan spiritual yang sangat dikenal di kalangan masyarakat Muslim, khususnya di Nusantara. Amalan ini pada intinya adalah pembacaan Surah Yasin yang diselingi dengan bacaan doa, zikir, dan ayat-ayat Al-Qur'an lainnya pada titik-titik tertentu. Tujuan dari pembacaan Yasin Fadilah adalah untuk memohon kepada Allah SWT agar hajat atau keinginan tertentu dapat dikabulkan, serta untuk mendapatkan perlindungan, ketenangan, dan keberkahan dalam hidup.

Praktik ini diyakini memiliki banyak keutamaan (fadilah), yang menjadi dasar penamaannya. Meskipun Surah Yasin sendiri memiliki kedudukan yang agung sebagai "jantung Al-Qur'an", penambahan doa-doa di dalamnya bertujuan untuk mengkhususkan permohonan dan memperkuat hubungan spiritual seorang hamba dengan Sang Pencipta. Artikel ini akan menyajikan bacaan lengkap Yasin Fadilah, mulai dari awal hingga akhir, disertai dengan teks Arab, transliterasi Latin untuk kemudahan membaca, serta terjemahan dalam bahasa Indonesia agar maknanya dapat diresapi secara mendalam.

Bacaan Lengkap Surah Yasin Fadilah

Berikut adalah urutan bacaan Yasin Fadilah secara lengkap. Dianjurkan untuk membacanya dalam keadaan suci (berwudhu), dengan niat yang ikhlas, dan dengan tartil (perlahan dan jelas).

Ayat 1

يسۤ

Yā Sīn.

Artinya: "Yaa siin."

Doa Fadilah (Setelah Ayat 1)

اَللّٰهُمَّ يَا رَسُوْلَ اللهِ، يَا نَبِيَّ الرَّحْمَةِ، إِنَّا نَتَوَسَّلُ بِكَ إِلَى اللهِ تَعَالَى فِي قَضَاءِ حَاجَاتِنَا. يَا سَيِّدَنَا وَمَوْلَانَا، إِنَّا تَوَجَّهْنَا وَاسْتَشْفَعْنَا وَتَوَسَّلْنَا بِكَ إِلَى اللهِ، وَقَدَّمْنَاكَ بَيْنَ يَدَيْ حَاجَاتِنَا، يَا وَجِيْهًا عِنْدَ اللهِ، اِشْفَعْ لَنَا عِنْدَ اللهِ. (Dibaca 3x)

Allahumma ya Rasuulallah, yaa Nabiyyar rahmah, innaa natawassalu bika ilallahi ta'aala fii qadhaa'i haajaatinaa. Yaa Sayyidanaa wa Mawlaanaa, innaa tawajjahnaa wastasyfa'naa watawassalnaa bika ilallah, wa qaddamnaaka bayna yaday haajaatinaa, yaa wajihan 'indallah, isyfa' lanaa 'indallah. (Dibaca 3x)

Artinya: "Ya Allah, wahai Rasulullah, wahai Nabi pembawa rahmat, sesungguhnya kami bertawassul denganmu kepada Allah Ta'ala agar hajat-hajat kami terpenuhi. Wahai junjungan dan pemimpin kami, sesungguhnya kami menghadap, memohon syafaat, dan bertawassul denganmu kepada Allah, dan kami menempatkanmu di hadapan hajat-hajat kami. Wahai orang yang mulia di sisi Allah, berilah syafaat bagi kami di sisi Allah." (Dibaca 3x)

Ayat 2

وَالْقُرْاٰنِ الْحَكِيْمِۙ

Wal-Qur'ānil-ḥakīm.

Artinya: "Demi Al-Qur'an yang penuh hikmah."

Ayat 3

اِنَّكَ لَمِنَ الْمُرْسَلِيْنَۙ

Innaka laminal-mursalīn.

Artinya: "Sungguh, engkau (Muhammad) adalah salah seorang dari rasul-rasul."

Ayat 4

عَلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍۗ

'Alā ṣirāṭim mustaqīm.

Artinya: "(yang berada) di atas jalan yang lurus."

Ayat 5

تَنْزِيْلَ الْعَزِيْزِ الرَّحِيْمِۙ

Tanzīlal-'azīzir-raḥīm.

Artinya: "(sebagai wahyu) yang diturunkan oleh (Allah) Yang Mahaperkasa, Maha Penyayang."

Ayat 6

لِتُنْذِرَ قَوْمًا مَّآ اُنْذِرَ اٰبَاۤؤُهُمْ فَهُمْ غٰفِلُوْنَ

Litunżira qaumam mā unżira ābā'uhum fahum gāfilūn.

Artinya: "Agar engkau memberi peringatan kepada suatu kaum yang nenek moyangnya belum pernah diberi peringatan, karena itu mereka lalai."

Ayat 7

لَقَدْ حَقَّ الْقَوْلُ عَلٰٓى اَكْثَرِهِمْ فَهُمْ لَا يُؤْمِنُوْنَ

Laqad ḥaqqal-qaulu 'alā akṡarihim fahum lā yu'minūn.

Artinya: "Sungguh, pasti berlaku perkataan (hukuman) terhadap kebanyakan mereka, karena mereka tidak beriman."

Ayat 8

اِنَّا جَعَلْنَا فِيْٓ اَعْنَاقِهِمْ اَغْلٰلًا فَهِيَ اِلَى الْاَذْقَانِ فَهُمْ مُّقْمَحُوْنَ

Innā ja'alnā fī a'nāqihim aglālan fa hiya ilal-ażqāni fahum muqmaḥūn.

Artinya: "Sungguh, Kami telah memasang belenggu di leher mereka, lalu tangan mereka (diangkat) ke dagu, karena itu mereka tertengadah."

Ayat 9

وَجَعَلْنَا مِنْۢ بَيْنِ اَيْدِيْهِمْ سَدًّا وَّمِنْ خَلْفِهِمْ سَدًّا فَاَغْشَيْنٰهُمْ فَهُمْ لَا يُبْصِرُوْنَ

Wa ja'alnā mim baini aidīhim saddaw wa min khalfihim saddan fa agsyaināhum fahum lā yubṣirūn.

Artinya: "Dan Kami jadikan di hadapan mereka sekat (dinding) dan di belakang mereka juga sekat, dan Kami tutup (mata) mereka sehingga mereka tidak dapat melihat."

Ayat 10

وَسَوَاۤءٌ عَلَيْهِمْ ءَاَنْذَرْتَهُمْ اَمْ لَمْ تُنْذِرْهُمْ لَا يُؤْمِنُوْنَ

Wa sawā'un 'alaihim a'anżartahum am lam tunżirhum lā yu'minūn.

Artinya: "Dan sama saja bagi mereka, apakah engkau memberi peringatan kepada mereka atau tidak engkau beri peringatan, mereka tidak akan beriman."

Ayat 11

اِنَّمَا تُنْذِرُ مَنِ اتَّبَعَ الذِّكْرَ وَخَشِيَ الرَّحْمٰنَ بِالْغَيْبِۚ فَبَشِّرْهُ بِمَغْفِرَةٍ وَّاَجْرٍ كَرِيْمٍ

Innamā tunżiru manittaba'aż-żikra wa khasyiyar-raḥmāna bil-gaīb, fa basysyirhu bimagfiratiw wa ajrin karīm.

Artinya: "Sesungguhnya engkau hanya memberi peringatan kepada orang-orang yang mau mengikuti peringatan dan yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pengasih, walaupun mereka tidak melihat-Nya. Maka berilah mereka kabar gembira dengan ampunan dan pahala yang mulia."

Ayat 12

اِنَّا نَحْنُ نُحْيِ الْمَوْتٰى وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوْا وَاٰثَارَهُمْۗ وَكُلَّ شَيْءٍ اَحْصَيْنٰهُ فِيْٓ اِمَامٍ مُّبِيْنٍ

Innā naḥnu nuḥyil-mautā wa naktubu mā qaddamụ wa āṡārahum, wa kulla syai'in aḥṣaināhu fī imāmim mubīn.

Artinya: "Sungguh, Kamilah yang menghidupkan orang-orang yang mati, dan Kamilah yang mencatat apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka (tinggalkan). Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab yang jelas (Lauh Mahfuzh)."

Ayat 13

وَاضْرِبْ لَهُمْ مَّثَلًا اَصْحٰبَ الْقَرْيَةِۘ اِذْ جَاۤءَهَا الْمُرْسَلُوْنَۚ

Wadrib lahum masalan ashabal-qaryah, iz ja'ahal-mursalun.

Artinya: "Dan buatlah suatu perumpamaan bagi mereka, yaitu penduduk suatu negeri, ketika utusan-utusan datang kepada mereka."

Ayat 14

اِذْ اَرْسَلْنَآ اِلَيْهِمُ اثْنَيْنِ فَكَذَّبُوْهُمَا فَعَزَّزْنَا بِثَالِثٍ فَقَالُوْٓا اِنَّآ اِلَيْكُمْ مُّرْسَلُوْنَ

Iz arsalna ilaihimusnaini fa kazzabuhuma fa 'azzazna bisalisin fa qalu inna ilaikum mursalun.

Artinya: "(yaitu) ketika Kami mengutus kepada mereka dua orang utusan, lalu mereka mendustakan keduanya; kemudian Kami kuatkan dengan (utusan) yang ketiga, maka ketiga (utusan itu) berkata, 'Sungguh, kami adalah orang-orang yang diutus kepadamu'."

Ayat 15

قَالُوْا مَآ اَنْتُمْ اِلَّا بَشَرٌ مِّثْلُنَاۙ وَمَآ اَنْزَلَ الرَّحْمٰنُ مِنْ شَيْءٍۙ اِنْ اَنْتُمْ اِلَّا تَكْذِبُوْنَ

Qalu ma antum illa basyarum misluna wa ma anzalar-rahmanu min syai', in antum illa takzibun.

Artinya: "Mereka menjawab, 'Kamu ini tidak lain hanyalah manusia seperti kami, dan (Allah) Yang Maha Pengasih tidak menurunkan sesuatu apa pun; kamu hanyalah pendusta belaka'."

Ayat 16

قَالُوْا رَبُّنَا يَعْلَمُ اِنَّآ اِلَيْكُمْ لَمُرْسَلُوْنَ

Qalu rabbuna ya'lamu inna ilaikum lamursalun.

Artinya: "Mereka berkata, 'Tuhan kami mengetahui sesungguhnya kami adalah utusan-utusan(-Nya) kepadamu'."

Ayat 17

وَمَا عَلَيْنَآ اِلَّا الْبَلٰغُ الْمُبِيْنُ

Wa ma 'alaina illal-balagul-mubin.

Artinya: "Dan kewajiban kami hanyalah menyampaikan (perintah Allah) dengan jelas."

Ayat 18

قَالُوْٓا اِنَّا تَطَيَّرْنَا بِكُمْۚ لَىِٕنْ لَّمْ تَنْتَهُوْا لَنَرْجُمَنَّكُمْ وَلَيَمَسَّنَّكُمْ مِّنَّا عَذَابٌ اَلِيْمٌ

Qalu inna tatayyarna bikum, la'il lam tantahu lanarjumannakum wa layamassannakum minna 'azabun alim.

Artinya: "Mereka menjawab, 'Sesungguhnya kami bernasib malang karena kamu. Sungguh, jika kamu tidak berhenti (menyeru kami), niscaya kami akan merajam kamu dan kamu pasti akan merasakan siksaan yang pedih dari kami'."

Ayat 19

قَالُوْا طَاۤىِٕرُكُمْ مَّعَكُمْۗ اَىِٕنْ ذُكِّرْتُمْۗ بَلْ اَنْتُمْ قَوْمٌ مُّسْرِفُوْنَ

Qalu ta'irukum ma'akum, a'in zukkirtum, bal antum qaumum musrifun.

Artinya: "Mereka (utusan-utusan) itu berkata, 'Kemalangan kamu itu adalah karena kamu sendiri. Apakah karena kamu diberi peringatan? Sebenarnya kamu adalah kaum yang melampaui batas'."

Ayat 20

وَجَاۤءَ مِنْ اَقْصَا الْمَدِيْنَةِ رَجُلٌ يَّسْعٰى قَالَ يٰقَوْمِ اتَّبِعُوا الْمُرْسَلِيْنَۙ

Wa ja'a min aqsal-madinati rajuluy yas'a, qala ya qaumittabi'ul-mursalin.

Artinya: "Dan datanglah dari ujung kota, seorang laki-laki dengan bergegas dia berkata, 'Wahai kaumku! Ikutilah utusan-utusan itu'."

Ayat 21

اتَّبِعُوْا مَنْ لَّا يَسْـَٔلُكُمْ اَجْرًا وَّهُمْ مُّهْتَدُوْنَ ۔

Ittabi'u mal la yas'alukum ajraw wa hum muhtadun.

Artinya: "Ikutilah orang yang tidak meminta imbalan kepadamu; dan mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk."

Ayat 22

وَمَا لِيَ لَآ اَعْبُدُ الَّذِيْ فَطَرَنِيْ وَاِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ

Wa ma liya la a'budul-lazi fatarani wa ilaihi turja'un.

Artinya: "Dan tidak ada alasan bagiku untuk tidak menyembah (Allah) yang telah menciptakanku dan hanya kepada-Nyalah kamu akan dikembalikan."

Ayat 23

ءَاَتَّخِذُ مِنْ دُوْنِهٖٓ اٰلِهَةً اِنْ يُّرِدْنِ الرَّحْمٰنُ بِضُرٍّ لَّا تُغْنِ عَنِّيْ شَفَاعَتُهُمْ شَيْـًٔا وَّلَا يُنْقِذُوْنِۚ

A'attakhizu min dunihi alihatan iy yuridnir-rahmanu bidurril la tugni 'anni syafa'atuhum syai'aw wa la yunqizun.

Artinya: "Mengapa aku akan menyembah tuhan-tuhan selain-Nya? Jika (Allah) Yang Maha Pengasih menghendaki bencana terhadapku, niscaya pertolongan mereka tidak akan berguna sama sekali bagi diriku dan mereka (juga) tidak dapat menyelamatkanku."

Ayat 24

اِنِّيْٓ اِذًا لَّفِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ

Inni izal lafi dalalim mubin.

Artinya: "Sesungguhnya jika aku (berbuat) begitu, pasti aku berada dalam kesesatan yang nyata."

Ayat 25

اِنِّيْٓ اٰمَنْتُ بِرَبِّكُمْ فَاسْمَعُوْنِۗ

Inni amantu birabbikum fasma'un.

Artinya: "Sesungguhnya aku telah beriman kepada Tuhanmu; maka dengarkanlah (pengakuan keimanan)-ku."

Ayat 26

قِيْلَ ادْخُلِ الْجَنَّةَ ۗقَالَ يٰلَيْتَ قَوْمِيْ يَعْلَمُوْنَۙ

Qiladkhulil-jannah, qala ya laita qaumi ya'lamun.

Artinya: "Dikatakan (kepadanya), 'Masuklah ke surga.' Dia berkata, 'Alangkah baiknya sekiranya kaumku mengetahui'."

Ayat 27

بِمَا غَفَرَ لِيْ رَبِّيْ وَجَعَلَنِيْ مِنَ الْمُكْرَمِيْنَ

Bima gafara li rabbi wa ja'alani minal-mukramin.

Artinya: "apa yang menyebabkan Tuhanku memberi ampun kepadaku dan menjadikan aku termasuk orang-orang yang dimuliakan."

Ayat 28

وَمَآ اَنْزَلْنَا عَلٰى قَوْمِهٖ مِنْۢ بَعْدِهٖ مِنْ جُنْدٍ مِّنَ السَّمَاۤءِ وَمَا كُنَّا مُنْزِلِيْنَ

Wa ma anzalna 'ala qaumihi mim ba'dihi min jundim minas-sama'i wa ma kunna munzilin.

Artinya: "Dan setelah dia (meninggal), Kami tidak menurunkan suatu pasukan pun dari langit kepada kaumnya, dan Kami tidak perlu menurunkannya."

Ayat 29

اِنْ كَانَتْ اِلَّا صَيْحَةً وَّاحِدَةً فَاِذَا هُمْ خَامِدُوْنَ

In kanat illa saihataw wahidatan fa iza hum khamidun.

Artinya: "Tidak ada siksaan terhadap mereka melainkan dengan satu teriakan saja; maka seketika itu mereka semua mati."

Ayat 30

يٰحَسْرَةً عَلَى الْعِبَادِۚ مَا يَأْتِيْهِمْ مِّنْ رَّسُوْلٍ اِلَّا كَانُوْا بِهٖ يَسْتَهْزِءُوْنَ

Ya hasratan 'alal-'ibad, ma ya'tihim mir rasulin illa kanu bihi yastahzi'un.

Artinya: "Alangkah besarnya penyesalan terhadap hamba-hamba itu, tidak datang seorang rasul pun kepada mereka melainkan mereka selalu memperolok-olokkannya."

Ayat 31

اَلَمْ يَرَوْا كَمْ اَهْلَكْنَا قَبْلَهُمْ مِّنَ الْقُرُوْنِ اَنَّهُمْ اِلَيْهِمْ لَا يَرْجِعُوْنَ

Alam yarau kam ahlakna qablahum minal-quruni annahum ilaihim la yarji'un.

Artinya: "Tidakkah mereka mengetahui berapa banyak umat-umat sebelum mereka yang telah Kami binasakan. Umat-umat itu tidak dapat kembali kepada mereka."

Ayat 32

وَاِنْ كُلٌّ لَّمَّا جَمِيْعٌ لَّدَيْنَا مُحْضَرُوْنَ

Wa in kullul lamma jami'ul ladaina muhdarun.

Artinya: "Dan setiap (umat), semuanya akan dihadapkan kepada Kami."

Ayat 33

وَاٰيَةٌ لَّهُمُ الْاَرْضُ الْمَيْتَةُ ۖاَحْيَيْنٰهَا وَاَخْرَجْنَا مِنْهَا حَبًّا فَمِنْهُ يَأْكُلُوْنَ

Wa ayatul lahumul-ardul-maitah, ahyainaha wa akhrajna minha habban fa minhu ya'kulun.

Artinya: "Dan suatu tanda (kebesaran Allah) bagi mereka adalah bumi yang mati (tandus). Kami hidupkan bumi itu dan Kami keluarkan darinya biji-bijian, maka dari (biji-bijian) itu mereka makan."

Ayat 34

وَجَعَلْنَا فِيْهَا جَنّٰتٍ مِّنْ نَّخِيْلٍ وَّاَعْنَابٍ وَّفَجَّرْنَا فِيْهَا مِنَ الْعُيُوْنِۙ

Wa ja'alna fiha jannatim min nakhiliw wa a'nabiw wa fajjarna fiha minal-'uyun.

Artinya: "Dan Kami jadikan padanya di bumi itu kebun-kebun kurma dan anggur dan Kami pancarkan padanya beberapa mata air."

Ayat 35

لِيَأْكُلُوْا مِنْ ثَمَرِهٖۙ وَمَا عَمِلَتْهُ اَيْدِيْهِمْ ۗ اَفَلَا يَشْكُرُوْنَ

Liya'kulu min samarihi wa ma 'amilat-hu aidihim, afala yasykurun.

Artinya: "Agar mereka dapat makan dari buahnya, dan dari apa yang diusahakan oleh tangan mereka. Maka mengapa mereka tidak bersyukur?"

Ayat 36

سُبْحٰنَ الَّذِيْ خَلَقَ الْاَزْوَاجَ كُلَّهَا مِمَّا تُنْۢبِتُ الْاَرْضُ وَمِنْ اَنْفُسِهِمْ وَمِمَّا لَا يَعْلَمُوْنَ

Subhanal-lazi khalaqal-azwaja kullaha mimma tumbitul-ardu wa min anfusihim wa mimma la ya'lamun.

Artinya: "Mahasuci (Allah) yang telah menciptakan semuanya berpasang-pasangan, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka sendiri, maupun dari apa yang tidak mereka ketahui."

Ayat 37

وَاٰيَةٌ لَّهُمُ الَّيْلُ ۖنَسْلَخُ مِنْهُ النَّهَارَ فَاِذَا هُمْ مُّظْلِمُوْنَۙ

Wa āyatul lahumul-lailu naslakhu min-hun-nahāra fa iżā hum muẓlimụn.

Artinya: "Dan suatu tanda (kebesaran Allah) bagi mereka adalah malam; Kami tanggalkan siang dari (malam) itu, maka seketika itu mereka (berada dalam) kegelapan."

Ayat 38

وَالشَّمْسُ تَجْرِيْ لِمُسْتَقَرٍّ لَّهَا ۗذٰلِكَ تَقْدِيْرُ الْعَزِيْزِ الْعَلِيْمِۗ

Wasy-syamsu tajrī limustaqarril lahā, żālika taqdīrul-'azīzil-'alīm.

Artinya: "dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan (Allah) Yang Mahaperkasa, Maha Mengetahui."

Doa Fadilah (Setelah Ayat 38)

اَللّٰهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيْمِ وَرِزْقِكَ الْوَاسِعِ مَا تُغْنِيْنَا بِهِ عَنْ جَمِيْعِ خَلْقِكَ.

Allahumma innaa nas'aluka min fadlikal 'azhiimi wa rizqikal waasi'i maa tughniinaa bihi 'an jamii'i khalqik.

Artinya: "Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kepada-Mu dari karunia-Mu yang agung dan rezeki-Mu yang luas, sesuatu yang dengannya Engkau mencukupi kami dari semua makhluk-Mu."

Ayat 39

وَالْقَمَرَ قَدَّرْنٰهُ مَنَازِلَ حَتّٰى عَادَ كَالْعُرْجُوْنِ الْقَدِيْمِ

Wal-qamara qaddarnahu manazila hatta 'ada kal-'urjunil-qadim.

Artinya: "Dan telah Kami tetapkan tempat peredaran bagi bulan, sehingga (setelah ia sampai ke tempat peredaran yang terakhir) kembalilah ia seperti bentuk tandan yang tua."

Ayat 40

لَا الشَّمْسُ يَنْۢبَغِيْ لَهَآ اَنْ تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلَا الَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِ ۗوَكُلٌّ فِيْ فَلَكٍ يَّسْبَحُوْنَ

Lasy-syamsu yambagi laha an tudrikal-qamara wa lal-lailu sabiqun-nahar, wa kullun fi falakiy yasbahun.

Artinya: "Tidaklah mungkin bagi matahari mengejar bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Masing-masing beredar pada garis edarnya."

Ayat 41

وَاٰيَةٌ لَّهُمْ اَنَّا حَمَلْنَا ذُرِّيَّتَهُمْ فِى الْفُلْكِ الْمَشْحُوْنِۙ

Wa ayatul lahum anna hamalna zurriyyatahum fil-fulkil-masy-hun.

Artinya: "Dan suatu tanda (kebesaran Allah) bagi mereka adalah bahwa Kami angkut keturunan mereka dalam kapal yang penuh muatan."

Ayat 42

وَخَلَقْنَا لَهُمْ مِّنْ مِّثْلِهٖ مَا يَرْكَبُوْنَ

Wa khalaqna lahum mim mislihi ma yarkabun.

Artinya: "dan Kami ciptakan untuk mereka (angkutan lain) seperti apa yang mereka kendarai."

Ayat 43

وَاِنْ نَّشَأْ نُغْرِقْهُمْ فَلَا صَرِيْخَ لَهُمْ وَلَا هُمْ يُنْقَذُوْنَۙ

Wa in nasya' nugriq-hum fa la sarikha lahum wa la hum yunqazun.

Artinya: "Dan jika Kami menghendaki, Kami tenggelamkan mereka; maka tidak ada penolong bagi mereka dan tidak (pula) mereka diselamatkan."

Ayat 44

اِلَّا رَحْمَةً مِّنَّا وَمَتَاعًا اِلٰى حِيْنٍ

Illa rahmatam minna wa mata'an ila hin.

Artinya: "melainkan (Kami selamatkan mereka) karena rahmat yang besar dari Kami dan untuk memberikan kesenangan hidup sampai waktu tertentu."

Ayat 45

وَاِذَا قِيْلَ لَهُمُ اتَّقُوْا مَا بَيْنَ اَيْدِيْكُمْ وَمَا خَلْفَكُمْ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ

Wa iza qila lahumuttaqu ma baina aidikum wa ma khalfakum la'allakum turhamun.

Artinya: "Dan apabila dikatakan kepada mereka, 'Takutlah kamu akan siksa yang di hadapanmu dan azab yang akan datang agar kamu mendapat rahmat'."

Ayat 46

وَمَا تَأْتِيْهِمْ مِّنْ اٰيَةٍ مِّنْ اٰيٰتِ رَبِّهِمْ اِلَّا كَانُوْا عَنْهَا مُعْرِضِيْنَ

Wa ma ta'tihim min ayatim min ayati rabbihim illa kanu 'anha mu'ridin.

Artinya: "Dan setiap kali suatu tanda dari tanda-tanda (kebesaran) Tuhan datang kepada mereka, mereka selalu berpaling darinya."

Ayat 47

وَاِذَا قِيْلَ لَهُمْ اَنْفِقُوْا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللّٰهُ ۙقَالَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لِلَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَنُطْعِمُ مَنْ لَّوْ يَشَاۤءُ اللّٰهُ اَطْعَمَهٗٓ ۖاِنْ اَنْتُمْ اِلَّا فِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ

Wa iza qila lahum anfiqu mimma razaqakumullah, qalal-lazina kafaru lil-lazina amanu anut'imu mal lau yasya'ullahu at'amah, in antum illa fi dalalim mubin.

Artinya: "Dan apabila dikatakan kepada mereka, 'Infakkanlah sebagian dari rezeki yang diberikan Allah kepadamu,' orang-orang yang kafir itu berkata kepada orang-orang yang beriman, 'Apakah kami akan memberi makan kepada orang yang jika Allah menghendaki, Dia akan memberinya makan? Kamu benar-benar dalam kesesatan yang nyata'."

Ayat 48

وَيَقُوْلُوْنَ مَتٰى هٰذَا الْوَعْدُ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ

Wa yaquluna mata hazal-wa'du in kuntum sadiqin.

Artinya: "Dan mereka berkata, 'Kapankah janji (hari berbangkit) itu (terjadi) jika kamu orang yang benar?'"

Ayat 49

مَا يَنْظُرُوْنَ اِلَّا صَيْحَةً وَّاحِدَةً تَأْخُذُهُمْ وَهُمْ يَخِصِّمُوْنَ

Ma yanzuruna illa saihataw wahidatan ta'khuzuhum wa hum yakhissimun.

Artinya: "Mereka hanya menunggu satu teriakan, yang akan membinasakan mereka ketika mereka sedang bertengkar."

Ayat 50

فَلَا يَسْتَطِيْعُوْنَ تَوْصِيَةً وَّلَآ اِلٰٓى اَهْلِهِمْ يَرْجِعُوْنَ

Fa la yastati'una tausiyataw wa la ila ahlihim yarji'un.

Artinya: "Sehingga mereka tidak mampu membuat suatu wasiat dan mereka (juga) tidak dapat kembali kepada keluarganya."

Ayat 51

وَنُفِخَ فِى الصُّوْرِ فَاِذَا هُمْ مِّنَ الْاَجْدَاثِ اِلٰى رَبِّهِمْ يَنْسِلُوْنَ

Wa nufikha fis-suri fa iza hum minal-ajdasi ila rabbihim yansilun.

Artinya: "Lalu ditiuplah sangkakala, maka seketika itu mereka keluar dari kuburnya (dalam keadaan hidup) menuju kepada Tuhannya."

Ayat 52

قَالُوْا يٰوَيْلَنَا مَنْۢ بَعَثَنَا مِنْ مَّرْقَدِنَا ۜهٰذَا مَا وَعَدَ الرَّحْمٰنُ وَصَدَقَ الْمُرْسَلُوْنَ

Qalu ya wailana mam ba'asana mim marqadina, haza ma wa'adar-rahmanu wa sadaqal-mursalun.

Artinya: "Mereka berkata, 'Celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat tidur kami (kubur)?' Inilah yang dijanjikan (Allah) Yang Maha Pengasih dan benarlah rasul-rasul(-Nya)."

Ayat 53

اِنْ كَانَتْ اِلَّا صَيْحَةً وَّاحِدَةً فَاِذَا هُمْ جَمِيْعٌ لَّدَيْنَا مُحْضَرُوْنَ

In kanat illa saihataw wahidatan fa iza hum jami'ul ladaina muhdarun.

Artinya: "Teriakan itu hanya sekali saja, maka seketika itu mereka semua dihadapkan kepada Kami."

Ayat 54

فَالْيَوْمَ لَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْـًٔا وَّلَا تُجْزَوْنَ اِلَّا مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ

Fal-yauma la tuzlamu nafsun syai'aw wa la tujzauna illa ma kuntum ta'malun.

Artinya: "Maka pada hari itu seseorang tidak akan dirugikan sedikit pun dan kamu tidak akan diberi balasan, kecuali sesuai dengan apa yang telah kamu kerjakan."

Ayat 55

اِنَّ اَصْحٰبَ الْجَنَّةِ الْيَوْمَ فِيْ شُغُلٍ فَاكِهُوْنَ ۚ

Inna ashabal-jannatil-yauma fi syugulin fakihun.

Artinya: "Sesungguhnya penghuni surga pada hari itu bersenang-senang dalam kesibukan (mereka)."

Ayat 56

هُمْ وَاَزْوَاجُهُمْ فِيْ ظِلٰلٍ عَلَى الْاَرَاۤىِٕكِ مُتَّكِـُٔوْنَ ۚ

Hum wa azwajuhum fi zilalin 'alal-ara'iki muttaki'un.

Artinya: "Mereka dan pasangan-pasangannya berada dalam tempat yang teduh, bersandar di atas dipan-dipan."

Ayat 57

لَهُمْ فِيْهَا فَاكِهَةٌ وَّلَهُمْ مَّا يَدَّعُوْنَ ۚ

Lahum fiha fakihatuw wa lahum ma yadda'un.

Artinya: "Di surga itu mereka memperoleh buah-buahan dan memperoleh apa saja yang mereka inginkan."

Ayat 58

سَلٰمٌۗ قَوْلًا مِّنْ رَّبٍّ رَّحِيْمٍ

Salāmun qaulam mir rabbir raḥīm.

Artinya: "(Kepada mereka dikatakan), 'Salam,' sebagai ucapan selamat dari Tuhan Yang Maha Penyayang."

Doa Fadilah (Pada Ayat 58)

Ayat ini diulang sebanyak 7 kali. Setiap kali selesai membacanya, dilanjutkan dengan doa berikut:

اَللّٰهُمَّ سَلِّمْنَا مِنَ الْآفَاتِ وَالْعَاهَاتِ وَالْبَلِيَّاتِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ

Allahumma sallimnaa minal aafaati wal 'aahaati wal baliyyaati fid-dunya wal aakhirah.

Artinya: "Ya Allah, selamatkanlah kami dari bencana, malapetaka, dan cobaan di dunia dan akhirat."

Ayat 59

وَامْتَازُوا الْيَوْمَ اَيُّهَا الْمُجْرِمُوْنَ

Wamtazul-yauma ayyuhal-mujrimun.

Artinya: "Dan (dikatakan kepada orang-orang kafir), 'Berpisahlah kamu (dari orang-orang mukmin) pada hari ini, wahai orang-orang yang berdosa!'"

Ayat 60

اَلَمْ اَعْهَدْ اِلَيْكُمْ يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ اَنْ لَّا تَعْبُdُوا الشَّيْطٰنَۚ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ

Alam a'had ilaikum ya bani adama al la ta'budusy-syaitan, innahu lakum 'aduwwum mubin.

Artinya: "Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu wahai anak cucu Adam agar kamu tidak menyembah setan? Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagi kamu."

Ayat 61

وَاَنِ اعْبُدُوْنِيْ ۗهٰذَا صِرَاطٌ مُّسْتَقِيْمٌ

Wa ani'buduni, haza siratum mustaqim.

Artinya: "dan hendaklah kamu menyembah-Ku. Inilah jalan yang lurus."

Ayat 62

وَلَقَدْ اَضَلَّ مِنْكُمْ جِبِلًّا كَثِيْرًا ۗاَفَلَمْ تَكُوْنُوْا تَعْقِلُوْنَ

Wa laqad adalla minkum jibillan kasira, afalam takunu ta'qilun.

Artinya: "Dan sungguh, ia (setan itu) telah menyesatkan sebagian besar di antara kamu. Maka apakah kamu tidak mengerti?"

Ayat 63

هٰذِهٖ جَهَنَّمُ الَّتِيْ كُنْتُمْ تُوْعَدُوْنَ

Hazihi jahannamul-lati kuntum tu'adun.

Artinya: "Inilah (neraka) Jahanam yang dahulu telah diperingatkan kepadamu."

Ayat 64

اِصْلَوْهَا الْيَوْمَ بِمَا كُنْتُمْ تَكْفُرُوْنَ

Islauhal-yauma bima kuntum takfurun.

Artinya: "Masuklah ke dalamnya pada hari ini karena dahulu kamu mengingkarinya."

Ayat 65

اَلْيَوْمَ نَخْتِمُ عَلٰٓى اَفْوَاهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَآ اَيْدِيْهِمْ وَتَشْهَدُ اَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ

Al-yauma nakhtimu 'ala afwahihim wa tukallimuna aidihim wa tasyhadu arjuluhum bima kanu yaksibun.

Artinya: "Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; tangan mereka akan berkata kepada Kami dan kaki mereka akan menjadi saksi terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan."

Ayat 66

وَلَوْ نَشَاۤءُ لَطَمَسْنَا عَلٰٓى اَعْيُنِهِمْ فَاسْتَبَقُوا الصِّرَاطَ فَاَنّٰى يُبْصِرُوْنَ

Wa lau nasya'u latamasna 'ala a'yunihim fastabaqus-sirata fa anna yubsirun.

Artinya: "Dan jika Kami menghendaki, pastilah Kami hapuskan penglihatan mata mereka; lalu mereka berlomba-lomba (mencari) jalan. Maka bagaimana mungkin mereka dapat melihat?"

Ayat 67

وَلَوْ نَشَاۤءُ لَمَسَخْنٰهُمْ عَلٰى مَكَانَتِهِمْ فَمَا اسْتَطَاعُوْا مُضِيًّا وَّلَا يَرْجِعُوْنَ

Wa lau nasya'u lamasakhnahum 'ala makanatihim famastata'u mudiyyaw wa la yarji'un.

Artinya: "Dan jika Kami menghendaki, pastilah Kami ubah bentuk mereka di tempat mereka berada; sehingga mereka tidak sanggup berjalan lagi dan tidak (pula) sanggup kembali."

Ayat 68

وَمَنْ نُّعَمِّرْهُ نُنَكِّسْهُ فِى الْخَلْقِۗ اَفَلَا يَعْقِلُوْنَ

Wa man nu'ammir-hu nunakkis-hu fil-khalq, afala ya'qilun.

Artinya: "Dan barangsiapa Kami panjangkan umurnya niscaya Kami kembalikan dia kepada awal kejadian(nya). Maka mengapa mereka tidak mengerti?"

Ayat 69

وَمَا عَلَّمْنٰهُ الشِّعْرَ وَمَا يَنْۢبَغِيْ لَهٗ ۗاِنْ هُوَ اِلَّا ذِكْرٌ وَّقُرْاٰنٌ مُّبِيْنٌ ۙ

Wa ma 'allamnahusy-syi'ra wa ma yambagi lah, in huwa illa zikruw wa qur'anum mubin.

Artinya: "Dan Kami tidak mengajarkan syair kepadanya (Muhammad) dan bersyair itu tidaklah pantas baginya. Al-Qur'an itu tidak lain adalah pelajaran dan Kitab yang memberi penerangan."

Ayat 70

لِّيُنْذِرَ مَنْ كَانَ حَيًّا وَّيَحِقَّ الْقَوْلُ عَلَى الْكٰفِرِيْنَ

Liyunzira man kana hayyaw wa yahiqqal-qaulu 'alal-kafirin.

Artinya: "Agar dia (Muhammad) memberi peringatan kepada orang-orang yang hidup (hatinya) dan agar pasti ketetapan (azab) terhadap orang-orang kafir."

Ayat 71

اَوَلَمْ يَرَوْا اَنَّا خَلَقْنَا لَهُمْ مِّمَّا عَمِلَتْ اَيْدِيْنَآ اَنْعَامًا فَهُمْ لَهَا مَالِكُوْنَ

Awalam yarau anna khalaqna lahum mimma 'amilat aidina an'aman fahum laha malikun.

Artinya: "Dan tidakkah mereka melihat bahwa Kami telah menciptakan hewan ternak untuk mereka, yaitu sebagian dari apa yang telah Kami ciptakan dengan kekuasaan Kami, lalu mereka menguasainya?"

Ayat 72

وَذَلَّلْنٰهَا لَهُمْ فَمِنْهَا رَكُوْبُهُمْ وَمِنْهَا يَأْكُلُوْنَ

Wa zallalnaha lahum fa minha rakubuhum wa minha ya'kulun.

Artinya: "Dan Kami menundukkannya (hewan-hewan itu) untuk mereka; lalu sebagiannya menjadi tunggangan mereka dan sebagian (lagi) mereka makan."

Ayat 73

وَلَهُمْ فِيْهَا مَنَافِعُ وَمَشَارِبُۗ اَفَلَا يَشْكُرُوْنَ

Wa lahum fiha manafi'u wa masyarib, afala yasykurun.

Artinya: "Dan mereka memperoleh berbagai manfaat dan minuman darinya. Maka mengapa mereka tidak bersyukur?"

Ayat 74

وَاتَّخَذُوْا مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ اٰلِهَةً لَّعَلَّهُمْ يُنْصَرُوْنَ ۗ

Wattakhazu min dunillahi alihatal la'allahum yunsarun.

Artinya: "Dan mereka mengambil sesembahan selain Allah agar mereka mendapat pertolongan."

Ayat 75

لَا يَسْتَطِيْعُوْنَ نَصْرَهُمْۙ وَهُمْ لَهُمْ جُنْدٌ مُّحْضَرُوْنَ

La yastati'una nasrahum wa hum lahum jundum muhdarun.

Artinya: "Mereka (sesembahan itu) tidak dapat menolong mereka; padahal mereka itu menjadi tentara yang disiapkan untuk menjaga (sesembahan) itu."

Ayat 76

فَلَا يَحْزُنْكَ قَوْلُهُمْ ۘاِنَّا نَعْلَمُ مَا يُسِرُّوْنَ وَمَا يُعْلِنُوْنَ

Fa la yahzunka qauluhum, inna na'lamu ma yusirruna wa ma yu'linun.

Artinya: "Maka jangan sampai ucapan mereka membuat engkau (Muhammad) bersedih hati. Sungguh, Kami mengetahui apa yang mereka rahasiakan dan apa yang mereka nyatakan."

Ayat 77

اَوَلَمْ يَرَ الْاِنْسَانُ اَنَّا خَلَقْنٰهُ مِنْ نُّطْفَةٍ فَاِذَا هُوَ خَصِيْمٌ مُّبِيْنٌ

Awalam yaral-insanu anna khalaqnahu min nutfatin fa iza huwa khasimum mubin.

Artinya: "Dan tidakkah manusia memperhatikan bahwa Kami menciptakannya dari setetes mani, ternyata dia menjadi penantang yang nyata."

Ayat 78

وَضَرَبَ لَنَا مَثَلًا وَّنَسِيَ خَلْقَهٗۗ قَالَ مَنْ يُّحْيِ الْعِظَامَ وَهِيَ رَمِيْمٌ

Wa daraba lana masalaw wa nasiya khalqah, qala may yuhyil-'izama wa hiya ramim.

Artinya: "Dan dia membuat perumpamaan bagi Kami dan melupakan asal kejadiannya; dia berkata, 'Siapakah yang dapat menghidupkan tulang-belulang, yang telah hancur luluh?'"

Ayat 79

قُلْ يُحْيِيْهَا الَّذِيْٓ اَنْشَاَهَآ اَوَّلَ مَرَّةٍ ۗوَهُوَ بِكُلِّ خَلْقٍ عَلِيْمٌ ۙ

Qul yuhyihal-lazi ansya'aha awwala marrah, wa huwa bikulli khalqin 'alim.

Artinya: "Katakanlah (Muhammad), 'Yang akan menghidupkannya ialah (Allah) yang menciptakannya pertama kali. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk'."

Ayat 80

ۨالَّذِيْ جَعَلَ لَكُمْ مِّنَ الشَّجَرِ الْاَخْضَرِ نَارًا فَاِذَآ اَنْتُمْ مِّنْهُ تُوْقِدُوْنَ

Allazi ja'ala lakum minasy-syajaril-akhdari naran fa iza antum minhu tuqidun.

Artinya: "Yaitu (Allah) yang menjadikan api untukmu dari kayu yang hijau, maka seketika itu kamu nyalakan (api) dari kayu itu."

Ayat 81

اَوَلَيْسَ الَّذِيْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ بِقٰدِرٍ عَلٰٓى اَنْ يَّخْلُقَ مِثْلَهُمْ ۗبَلٰى وَهُوَ الْخَلّٰقُ الْعَلِيْمُ

Awa laisal-lażī khalaqas-samāwāti wal-arḍa biqādirin 'alā ay yakhluqa miṡlahum, balā wa huwal-khallāqul-'alīm.

Artinya: "Dan bukankah (Allah) yang menciptakan langit dan bumi, mampu menciptakan kembali yang serupa itu (jasad mereka yang sudah hancur)? Benar. Dan Dia Maha Pencipta, Maha Mengetahui."

Doa Fadilah (Setelah Ayat 81)

اَللّٰهُمَّ اكْفِنَا شَرَّ الظَّالِمِيْنَ وَاجْعَلْنَا مِنْ عِبَادِكَ الصَّالِحِيْنَ.

Allahummak finaa syarradh dhaalimiin waj'alnaa min 'ibaadikas shaalihiin.

Artinya: "Ya Allah, cukupkanlah kami dari kejahatan orang-orang zalim, dan jadikanlah kami termasuk hamba-hamba-Mu yang saleh."

Ayat 82

اِنَّمَآ اَمْرُهٗٓ اِذَآ اَرَادَ شَيْـًٔا اَنْ يَّقُوْلَ لَهٗ كُنْ فَيَكُوْنُ

Innamā amruhū iżā arāda syai'an ay yaqūla lahū kun fa yakūn.

Artinya: "Sesungguhnya urusan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu, Dia hanya berkata kepadanya, 'Jadilah!' Maka jadilah sesuatu itu."

Ayat 83

فَسُبْحٰنَ الَّذِيْ بِيَدِهٖ مَلَكُوْتُ كُلِّ شَيْءٍ وَّاِلَيْهِ تُرْjَعُوْنَ

Fa subḥānal-lażī biyadihī malakūtu kulli syai'iw wa ilaihi turja'ūn.

Artinya: "Maka Mahasuci (Allah) yang di tangan-Nya kekuasaan atas segala sesuatu dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan."

Memahami Makna dan Keutamaan Yasin Fadilah

Setelah menyelesaikan bacaan, penting bagi kita untuk merenungkan makna di baliknya. Yasin Fadilah bukan sekadar rangkaian bacaan, melainkan sebuah bentuk munajat yang mendalam kepada Allah SWT. Ia menggabungkan kekuatan kalam Ilahi dalam Surah Yasin dengan doa-doa permohonan yang tulus dari seorang hamba.

Jantung Al-Qur'an

Surah Yasin sering disebut sebagai "Qalbul Qur'an" atau jantungnya Al-Qur'an. Sebagaimana jantung yang memompa darah ke seluruh tubuh dan menjadi pusat kehidupan, Surah Yasin mengandung intisari ajaran Al-Qur'an. Di dalamnya terkandung pilar-pilar akidah yang fundamental, seperti keesaan Allah (Tauhid), bukti-bukti kekuasaan-Nya di alam semesta, kisah para rasul sebagai pembawa risalah, dan gambaran terperinci tentang hari kebangkitan serta kehidupan setelah mati (Akhirat).

Kandungan Utama Surah Yasin

Keutamaan Khusus dalam Yasin Fadilah

Amalan Yasin Fadilah diyakini oleh banyak orang memiliki berbagai keutamaan. Keyakinan ini didasarkan pada pengalaman spiritual dan ijazah dari para ulama yang mengajarkan amalan ini. Beberapa fadilah yang diharapkan dari membacanya antara lain:

Adab dan Tata Cara Membaca

Untuk memperoleh keberkahan maksimal dari amalan ini, ada baiknya kita memperhatikan adab atau etiket dalam membacanya. Adab ini bukan hanya sekadar aturan formal, melainkan cerminan dari rasa hormat kita terhadap kalam Allah.

  1. Niat yang Ikhlas: Awali setiap amalan dengan niat yang tulus semata-mata karena Allah SWT. Niatkan hajat yang ingin dicapai sebagai bentuk ikhtiar spiritual kepada-Nya.
  2. Bersuci: Dianjurkan untuk berada dalam keadaan suci dari hadas kecil dan besar, yaitu dengan berwudhu.
  3. Menghadap Kiblat: Jika memungkinkan, duduklah dengan sopan menghadap arah kiblat.
  4. Membaca dengan Tartil: Bacalah setiap huruf dan ayat dengan jelas (makhraj yang benar) dan tempo yang perlahan (tidak terburu-buru), sesuai dengan kaidah tajwid.
  5. Memahami Makna: Usahakan untuk tidak hanya membaca teksnya, tetapi juga merenungkan terjemahan dan makna yang terkandung di dalamnya. Hal ini akan membuat bacaan lebih meresap ke dalam hati.
  6. Khusyuk dan Fokus: Ciptakan suasana yang tenang dan jauhkan diri dari gangguan agar bisa fokus sepenuhnya pada bacaan dan doa yang dipanjatkan.
  7. Menutup dengan Doa: Setelah selesai membaca keseluruhan Surah Yasin Fadilah, tutuplah dengan doa penutup, memohon agar amalan tersebut diterima dan hajat dikabulkan oleh Allah SWT.

Penutup: Meraih Berkah Melalui Kalam Ilahi

Yasin Fadilah adalah manifestasi dari kreativitas spiritual umat Islam dalam mendekatkan diri kepada Allah. Ia merupakan sebuah jembatan yang menghubungkan kebutuhan duniawi seorang hamba dengan keagungan kalam Ilahi. Dengan mengamalkannya, seorang Muslim tidak hanya sedang membaca serangkaian ayat dan doa, tetapi juga sedang melakukan dialog batin yang mendalam dengan Tuhannya, menyerahkan segala urusan, harapan, dan kekhawatirannya ke dalam genggaman-Nya yang Mahakuasa.

Pada akhirnya, kekuatan sejati dari amalan ini terletak pada keyakinan dan keikhlasan hati pembacanya. Semoga dengan memahami dan mengamalkan bacaan Yasin Fadilah ini, kita semua senantiasa berada dalam naungan rahmat dan keberkahan Allah SWT, serta dikabulkan segala hajat baik kita di dunia maupun di akhirat.

🏠 Kembali ke Homepage