Wudhu merupakan salah satu pilar fundamental dalam praktik ibadah seorang Muslim. Ia bukan sekadar ritual membersihkan anggota tubuh tertentu dengan air, melainkan sebuah proses penyucian yang mendalam, baik secara fisik (zahir) maupun spiritual (batin). Wudhu adalah gerbang menuju ibadah-ibadah agung seperti shalat, thawaf, dan memegang mushaf Al-Qur'an. Tanpa wudhu yang sah, ibadah-ibadah tersebut tidak akan diterima di sisi Allah SWT.
Lebih dari sekadar membasuh, setiap gerakan dalam wudhu diiringi oleh kesadaran hati dan diperindah dengan lantunan bacaan wudhu. Doa-doa dan zikir yang menyertai proses ini mengubah aktivitas fisik menjadi sebuah dialog spiritual dengan Sang Pencipta. Memahami lafal, arti, dan hikmah di balik setiap bacaan wudhu akan mengangkat kualitas ibadah kita dari sekadar rutinitas menjadi sebuah pengalaman rohani yang penuh makna, kesadaran, dan kekhusyukan. Artikel ini akan mengupas tuntas setiap aspek bacaan wudhu, dari niat hingga doa penutup, agar kita dapat menyempurnakan penyucian diri sebelum menghadap Rabb semesta alam.
1. Kedudukan Wudhu: Lebih dari Sekadar Membersihkan
Sebelum kita menyelami setiap lafal bacaan wudhu, sangat penting untuk memahami posisinya yang agung dalam syariat Islam. Wudhu, atau thaharah shughra (penyucian kecil), adalah syarat sahnya shalat. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an Surat Al-Maidah ayat 6, yang menjadi landasan utama kewajiban berwudhu:
"Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki..." (QS. Al-Maidah: 6)
Ayat ini secara tegas memerintahkan empat anggota tubuh utama yang wajib dibasuh atau diusap, yang kemudian dikenal sebagai rukun wudhu. Rasulullah SAW juga memperkuat kewajiban ini dalam banyak hadits, salah satunya yang diriwayatkan oleh Imam Muslim:
"Tidak akan diterima shalat tanpa bersuci." (HR. Muslim)
Wudhu bukan hanya soal kebersihan fisik. Ia memiliki dimensi spiritual yang luar biasa. Setiap tetes air yang mengalir di anggota wudhu diyakini dapat menggugurkan dosa-dosa kecil. Rasulullah SAW bersabda bahwa umatnya akan dikenali pada Hari Kiamat karena bekas wudhu mereka yang bercahaya, yang disebut sebagai Ghurran Muhajjalin. Cahaya ini memancar dari wajah, tangan, dan kaki, anggota tubuh yang senantiasa dibasuh dengan air wudhu. Ini menunjukkan betapa wudhu adalah sebuah ibadah yang meninggalkan jejak kemuliaan abadi bagi pelakunya.
Oleh karena itu, melaksanakan wudhu dengan sempurna, baik dari segi gerakan, urutan, maupun bacaannya, adalah bentuk penghormatan kita terhadap ibadah shalat yang akan kita kerjakan. Ini adalah persiapan mental dan spiritual, membersihkan diri dari kotoran duniawi untuk menghadap Sang Maha Suci.
2. Rukun dan Sunnah Wudhu: Kerangka Kesempurnaan
Untuk memahami di mana posisi bacaan wudhu ditempatkan, kita perlu membedakan antara Rukun Wudhu dan Sunnah Wudhu. Rukun adalah bagian wajib yang jika salah satunya ditinggalkan, maka wudhu menjadi tidak sah. Sementara sunnah adalah amalan-amalan anjuran yang jika dikerjakan akan menambah pahala dan kesempurnaan wudhu.
Rukun Wudhu (Bagian Wajib)
Rukun wudhu ada enam, dan harus dilaksanakan secara berurutan:
- Niat: Menghadirkan niat di dalam hati untuk berwudhu karena Allah SWT. Niat adalah ruh dari segala amal.
- Membasuh Wajah: Membasuh seluruh permukaan wajah, mulai dari tempat tumbuhnya rambut di dahi hingga ke dagu, dan dari telinga kanan hingga telinga kiri.
- Membasuh Kedua Tangan hingga Siku: Memastikan air merata mengenai seluruh bagian tangan, termasuk sela-sela jari, hingga melewati kedua siku.
- Mengusap Sebagian Kepala: Mengusap setidaknya sebagian kecil dari kepala dengan air.
- Membasuh Kedua Kaki hingga Mata Kaki: Membasuh seluruh bagian kaki, termasuk sela-sela jari dan tumit, hingga melewati kedua mata kaki.
- Tertib: Melakukan semua rukun di atas secara berurutan seperti yang telah dijelaskan.
Sunnah Wudhu (Amalan Anjuran)
Sunnah wudhu sangat banyak, dan inilah yang menyempurnakan proses penyucian kita. Beberapa di antaranya adalah:
- Membaca Basmalah di awal wudhu.
- Bersiwak atau menggosok gigi sebelum wudhu.
- Membasuh kedua telapak tangan sebanyak tiga kali.
- Berkumur-kumur (madhmadah).
- Memasukkan air ke hidung lalu mengeluarkannya (istinsyaq dan istintsar).
- Mengusap seluruh kepala.
- Membersihkan kedua telinga, bagian luar dan dalam.
- Menyela-nyela jari tangan dan kaki.
- Mendahulukan anggota tubuh bagian kanan.
- Mengulang basuhan sebanyak tiga kali.
- Tidak boros dalam menggunakan air.
- Membaca doa setelah selesai berwudhu.
Sebagian besar bacaan wudhu yang akan kita bahas berada dalam kerangka sunnah, yang berfungsi untuk memperkaya dan memberi jiwa pada setiap gerakan wudhu yang kita lakukan.
3. Panduan Lengkap Bacaan Wudhu: Lafal, Arti, dan Penghayatan
Berikut adalah rincian bacaan dalam setiap tahapan wudhu, mulai dari niat yang menjadi pondasi hingga doa penutup yang menjadi penyempurna.
A. Bacaan Niat Wudhu
Niat adalah rukun pertama dan yang terpenting. Tempatnya di dalam hati, namun melafalkannya (talaffuzh) dianjurkan oleh sebagian ulama untuk membantu memantapkan hati. Niat ini dibaca bersamaan dengan basuhan pertama pada wajah.
نَوَيْتُ الْوُضُوْءَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ اْلاَصْغَرِ فَرْضًا ِللهِ تَعَالَى
Nawaitul wudhuu-a liraf'il hadatsil ashghari fardhal lillaahi ta'aalaa.
"Aku berniat wudhu untuk menghilangkan hadas kecil, fardhu karena Allah Ta'ala."
Penghayatan: Saat melafalkan niat ini, tanamkan dalam hati bahwa kita melakukan ini murni untuk Allah. Kita sedang membersihkan diri bukan untuk dilihat manusia, bukan karena kebiasaan, tetapi sebagai bentuk ketaatan untuk memenuhi panggilan-Nya. Niat ini adalah "saklar" yang mengubah kegiatan mencuci muka biasa menjadi sebuah ibadah bernilai pahala.
B. Bacaan Sebelum Memulai Wudhu (Basmalah)
Sebelum menyentuh air, dianjurkan untuk memulai dengan menyebut nama Allah. Ini adalah adab dalam memulai segala perbuatan baik.
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Bismillaahir rahmaanir rahiim.
"Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang."
Penghayatan: Membaca Basmalah adalah pengakuan bahwa segala kekuatan dan kemampuan untuk bersuci datang dari Allah. Kita memohon keberkahan dalam setiap tetes air yang akan kita gunakan. Ini mengingatkan kita bahwa air yang kita gunakan adalah nikmat dari-Nya, sehingga kita pun terdorong untuk tidak boros.
C. Doa Saat Membasuh Kedua Telapak Tangan
Gerakan pertama adalah membasuh kedua telapak tangan sebanyak tiga kali. Sambil melakukannya, kita bisa memanjatkan doa.
اَللّٰهُمَّ احْفَظْ يَدَيَّ مِنْ مَعَاصِيْكَ كُلِّهَا
Allahumma-hfazh yadayya min ma'aashiika kullihaa.
"Ya Allah, jagalah kedua tanganku dari semua perbuatan maksiat kepada-Mu."
Penghayatan: Tangan adalah anggota tubuh yang paling sering kita gunakan untuk berinteraksi dengan dunia. Dengan tangan kita bisa memberi, menolong, menulis ilmu, atau sebaliknya, kita bisa mengambil yang bukan hak kita, menyakiti, atau menulis keburukan. Doa ini adalah permohonan tulus agar Allah membimbing tangan kita untuk selalu berada di jalan kebaikan dan menjauhkannya dari segala larangan-Nya.
D. Doa Saat Berkumur-kumur
Berkumur (madhmadah) membersihkan rongga mulut dari sisa makanan dan kotoran. Secara spiritual, ini adalah momen untuk membersihkan lisan.
اَللّٰهُمَّ أَعِنِّيْ عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ
Allahumma a'innii 'alaa dzikrika wa syukrika wa husni 'ibaadatik.
"Ya Allah, bantulah aku untuk senantiasa mengingat-Mu, bersyukur kepada-Mu, dan beribadah dengan baik kepada-Mu."
Penghayatan: Mulut adalah sumber keluarnya kata-kata. Dengan berkumur, kita tidak hanya membersihkan fisik, tetapi juga memohon agar lisan ini dibasahi dengan zikir kepada Allah, dipenuhi dengan ucapan syukur, dan dijauhkan dari perkataan sia-sia, dusta, ghibah, dan fitnah. Kita memohon agar mulut ini menjadi sarana untuk ibadah yang baik.
E. Doa Saat Memasukkan Air ke Hidung (Istinsyaq)
Menghirup air ke hidung (istinsyaq) lalu mengeluarkannya (istintsar) bertujuan membersihkan rongga hidung. Ini adalah sunnah yang sangat dianjurkan.
اَللّٰهُمَّ أَرِحْنِيْ رَائِحَةَ الْجَنَّةِ
Allahumma arihnii raa-ihatal jannah.
"Ya Allah, berilah aku kesempatan untuk mencium wangi surga."
Dan saat mengeluarkannya (istintsar):
اَللّٰهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُبِكَ مِنْ رَوَائِحِ النَّارِ وَسُوْءِ الدَّارِ
Allahumma innii a'uudzubika min rawaa-ihin naar wa suu-id daar.
"Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari bau busuk neraka dan seburuk-buruknya tempat kembali."
Penghayatan: Hidung adalah indera penciuman. Doa ini adalah sebuah kiasan yang sangat indah. Kita memohon agar di akhirat kelak, kita termasuk golongan orang yang disambut dengan aroma surga yang harum, dan dijauhkan dari azab neraka yang mengerikan. Ini adalah pengingat akan tujuan akhir dari setiap ibadah yang kita lakukan.
F. Doa Saat Membasuh Wajah
Ini adalah rukun wudhu. Saat air pertama kali menyentuh wajah, niat harus sudah terpasang di hati. Doa ini dibaca saat membasuh wajah.
اَللّٰهُمَّ بَيِّضْ وَجْهِيْ يَوْمَ تَبْيَضُّ وُجُوْهٌ وَتَسْوَدُّ وُجُوْهٌ
Allahumma bayyidh wajhii yauma tabyadh-dhu wujuuhun wa taswaddu wujuuh.
"Ya Allah, putihkanlah wajahku pada hari di mana ada wajah-wajah yang menjadi putih berseri dan ada pula wajah-wajah yang menjadi hitam legam."
Penghayatan: Wajah adalah cerminan diri. Di Hari Kiamat, akan ada dua golongan manusia. Wajah orang-orang beriman akan putih bersinar karena amal baik mereka, sementara wajah orang-orang kafir dan pendosa akan hitam dan suram. Dengan membasuh wajah, kita memohon agar Allah memasukkan kita ke dalam golongan yang pertama, yang wajahnya bercahaya dan penuh kebahagiaan saat bertemu dengan-Nya.
G. Doa Saat Membasuh Tangan Kanan
Membasuh tangan kanan hingga melewati siku adalah rukun selanjutnya.
اَللّٰهُمَّ أَعْطِنِيْ كِتَابِيْ بِيَمِيْنِيْ وَحَاسِبْنِيْ حِسَابًا يَسِيْرًا
Allahumma a'thinii kitaabii biyamiinii wa haasibnii hisaaban yasiiraa.
"Ya Allah, berikanlah kitab amalku dari sebelah kananku, dan hisablah aku dengan hisab yang mudah."
Penghayatan: Dalam keyakinan Islam, setiap manusia akan menerima catatan amalnya di Hari Perhitungan. Menerimanya dengan tangan kanan adalah pertanda keselamatan dan kebahagiaan, karena mereka adalah penghuni surga. Doa ini adalah permohonan yang sangat mendalam agar kita termasuk dalam golongan tersebut dan agar proses hisab kita dipermudah oleh Allah SWT.
H. Doa Saat Membasuh Tangan Kiri
Dilanjutkan dengan membasuh tangan kiri hingga melewati siku.
اَللّٰهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُبِكَ أَنْ تُعْطِيَنِيْ كِتَابِيْ بِشِمَالِيْ أَوْ مِنْ وَرَاءِ ظَهْرِيْ
Allahumma innii a'uudzubika an tu'thiyanii kitaabii bisyimaalii aw min waraa-i zhahrii.
"Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari menerima kitab amalku dari sebelah kiri atau dari belakang punggungku."
Penghayatan: Ini adalah kebalikan dari doa sebelumnya. Menerima catatan amal dengan tangan kiri atau dari belakang punggung adalah pertanda kecelakaan dan penyesalan, ciri penghuni neraka. Saat membasuh tangan kiri, kita memohon perlindungan sekuat-kuatnya kepada Allah agar dijauhkan dari nasib yang mengerikan tersebut.
I. Doa Saat Mengusap Kepala
Mengusap sebagian atau seluruh kepala dengan air adalah rukun berikutnya.
اَللّٰهُمَّ حَرِّمْ شَعْرِيْ وَبَشَرِيْ عَلَى النَّارِ
Allahumma harrim sya'rii wa basyarii 'alan-naar.
"Ya Allah, haramkanlah rambutku dan kulitku dari api neraka."
Penghayatan: Kepala adalah bagian tubuh yang paling mulia, tempat bersemayamnya akal dan pikiran. Dengan mengusapnya, kita memohon perlindungan total bagi seluruh jasad kita dari siksa api neraka. Ini adalah permohonan agar akal yang Allah berikan ini kita gunakan untuk berpikir tentang kebesaran-Nya, bukan untuk merencanakan kemaksiatan, sehingga seluruh diri kita layak diselamatkan dari azab.
J. Doa Saat Mengusap Kedua Telinga
Membersihkan daun telinga bagian luar dan dalam adalah sunnah muakkadah (yang sangat dianjurkan).
اَللّٰهُمَّ اجْعَلْنِيْ مِنَ الَّذِيْنَ يَسْتَمِعُوْنَ الْقَوْلَ فَيَتَّبِعُوْنَ أَحْسَنَهُ
Allahummaj-'alnii minalladziina yastami'uunal qaula fayattabi'uuna ahsanah.
"Ya Allah, jadikanlah aku termasuk orang-orang yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik darinya."
Penghayatan: Telinga adalah gerbang masuknya informasi. Kita bisa mendengar Al-Qur'an, nasihat baik, ilmu yang bermanfaat, atau sebaliknya, mendengar ghibah, musik yang melalaikan, dan perkataan batil. Doa ini adalah permohonan agar Allah memberikan kita taufik untuk dapat memilah apa yang kita dengar, dan memberikan kekuatan untuk mengikuti kebenaran dan kebaikan, serta menjauhi keburukan.
K. Doa Saat Membasuh Kaki Kanan
Membasuh kaki kanan hingga melewati mata kaki adalah bagian dari rukun wudhu.
اَللّٰهُمَّ ثَبِّتْ قَدَمِيْ عَلَى الصِّرَاطِ يَوْمَ تَزِلُّ فِيْهِ الْأَقْدَامُ
Allahumma tsabbit qadamii 'alash-shiraati yauma tazillu fiihil aqdaam.
"Ya Allah, kokohkanlah telapak kakiku di atas jembatan Shirathal Mustaqim pada hari di mana banyak telapak kaki yang tergelincir."
Penghayatan: Kaki membawa kita melangkah ke berbagai tempat. Jembatan Shirath adalah titian yang harus dilewati setiap manusia di akhirat menuju surga. Ketajamannya dan kegelapannya membuat banyak orang tergelincir ke neraka. Saat membasuh kaki kanan, kita memohon agar langkah-langkah kita di dunia selalu menuju kebaikan (masjid, majelis ilmu, menolong sesama) sehingga kelak Allah akan mengokohkan langkah kita saat meniti jembatan penentuan tersebut.
L. Doa Saat Membasuh Kaki Kiri
Dilanjutkan dengan membasuh kaki kiri hingga melewati mata kaki.
اَللّٰهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ أَنْ تَزِلَّ قَدَمِيْ عَنِ الصِّرَاطِ فِي النَّارِ
Allahumma innii a'uudzu bika an tazilla qadamii 'anish-shiraati fin-naar.
"Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari tergelincirnya telapak kakiku dari jembatan Shirath ke dalam neraka."
Penghayatan: Ini adalah penegasan permohonan perlindungan. Saat membasuh kaki kiri, kita merenungi langkah-langkah salah yang mungkin pernah kita ambil, langkah menuju tempat maksiat atau kesia-siaan. Kita memohon ampun dan berlindung kepada Allah agar langkah-langkah buruk di dunia tidak menjadi penyebab tergelincirnya kaki kita di akhirat.
4. Bacaan Setelah Wudhu: Doa Penutup yang Sempurna
Setelah menyelesaikan seluruh rangkaian wudhu, disunnahkan untuk menghadap kiblat, mengangkat kedua tangan, dan membaca doa penutup. Doa ini memiliki keutamaan yang sangat besar, sebagaimana disebutkan dalam hadits bahwa siapa yang membacanya, maka akan dibukakan untuknya delapan pintu surga, ia bisa masuk dari pintu mana saja yang ia kehendaki.
Ini adalah bacaan wudhu yang paling penting setelah niat, karena memiliki landasan hadits yang sangat kuat.
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللّٰهُمَّ اجْعَلْنِيْ مِنَ التَّوَّابِيْنَ، وَاجْعَلْنِيْ مِنَ الْمُتَطَهِّرِيْنَ، وَاجْعَلْنِيْ مِنْ عِبَادِكَ الصَّالِحِيْنَ
Asyhadu an laa ilaaha illallaahu wahdahu laa syariika lah, wa asyhadu anna muhammadan 'abduhu wa rasuuluh. Allahummaj'alnii minat tawwaabiina, waj'alnii minal mutathahhiriina, waj'alnii min 'ibaadikash shaalihiin.
"Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Ya Allah, jadikanlah aku termasuk orang-orang yang bertaubat, jadikanlah aku termasuk orang-orang yang suci, dan jadikanlah aku termasuk hamba-hamba-Mu yang saleh."
Makna Mendalam Doa Setelah Wudhu
Doa ini mengandung tiga permohonan inti yang mencakup esensi dari penyucian itu sendiri:
- "Jadikanlah aku termasuk orang-orang yang bertaubat (minat tawwabiin)." Ini adalah pengakuan bahwa penyucian sejati bukanlah sekadar dengan air. Air hanya membersihkan fisik. Penyucian jiwa yang hakiki adalah dengan taubat, yaitu kembali kepada Allah dari segala dosa dan kesalahan. Kita memohon agar Allah menerima taubat kita dan menjadikan kita pribadi yang senantiasa menyesali dosa dan memperbaiki diri.
- "Jadikanlah aku termasuk orang-orang yang suci (minal mutathahhiriin)." Setelah memohon penyucian batin (taubat), kita memohon agar penyucian fisik kita diterima. Kata mutathahhiriin bermakna orang-orang yang bersungguh-sungguh dalam bersuci. Ini adalah permohonan agar Allah mencintai kita, karena "sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri" (QS. Al-Baqarah: 222).
- "Jadikanlah aku termasuk hamba-hamba-Mu yang saleh (min 'ibaadikash shaalihiin)." Ini adalah puncak dari permohonan. Setelah suci lahir dan batin, tujuan akhirnya adalah menjadi hamba yang saleh. Hamba yang saleh adalah ia yang baik hubungannya dengan Allah (hablun minallah) dan baik pula hubungannya dengan sesama manusia (hablun minannas). Ini adalah doa agar wudhu yang kita lakukan menjadi pondasi bagi amal-amal saleh selanjutnya.
5. Hal-hal yang Membatalkan Wudhu
Memahami bacaan wudhu tidak akan lengkap tanpa mengetahui apa saja yang dapat merusak atau membatalkan kesucian yang telah kita raih. Mengetahui pembatal wudhu adalah kunci untuk menjaga kondisi suci kita, terutama saat menunggu waktu shalat.
- Keluarnya sesuatu dari dua jalan (qubul dan dubur): Baik itu berupa buang air kecil, buang air besar, maupun kentut (angin). Ini adalah pembatal yang paling umum.
- Hilangnya akal: Ini bisa disebabkan oleh tidur nyenyak di mana seseorang tidak lagi sadar dengan sekelilingnya, pingsan, mabuk, atau gila. Tidur ringan sambil duduk dengan posisi pantat menempel kuat di lantai tidak membatalkan wudhu.
- Bersentuhan kulit antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahram: Terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai hal ini. Mazhab Syafi'i berpendapat bahwa sentuhan kulit langsung tanpa penghalang antara laki-laki dan perempuan dewasa yang bukan mahram akan membatalkan wudhu keduanya. Mazhab lain memiliki pandangan yang berbeda.
- Menyentuh kemaluan atau lubang dubur dengan telapak tangan: Baik kemaluan sendiri maupun orang lain, jika disentuh dengan bagian dalam telapak tangan atau jari tanpa penghalang, maka wudhunya batal.
- Murtad: Keluar dari agama Islam (na'udzubillah) secara otomatis menggugurkan semua amalan, termasuk wudhu.
Dengan menjaga diri dari hal-hal tersebut, kita dapat memastikan bahwa kesucian yang diperoleh dari wudhu tetap terjaga hingga kita menunaikan ibadah shalat.
Kesimpulan: Wudhu Sebagai Cermin Ibadah
Wudhu, dengan segala rangkaian gerakan dan bacaan wudhu di dalamnya, adalah sebuah miniatur ibadah yang komprehensif. Ia mengajarkan kita tentang kebersihan fisik, kesucian spiritual, kepasrahan kepada Allah, dan kesadaran akan hari akhir. Setiap basuhan air adalah penghapus dosa, dan setiap doa yang terucap adalah jembatan yang menghubungkan hati kita dengan Sang Pencipta.
Dengan menghayati setiap lafal dan makna bacaan wudhu, kita tidak lagi menganggapnya sebagai rutinitas yang membosankan. Sebaliknya, wudhu akan menjadi momen refleksi yang menenangkan, sebuah persiapan agung sebelum kita berdiri di hadapan-Nya dalam shalat. Semoga Allah SWT senantiasa membimbing kita untuk dapat menyempurnakan wudhu kita, baik secara gerakan maupun bacaan, sehingga ibadah kita menjadi lebih berkualitas dan diterima di sisi-Nya. Aamiin.