Ilustrasi Islami geometris

Panduan Lengkap Bacaan Tahlil

Susunan Bacaan Tahlil, Doa Arwah, dan Dzikir dalam Teks Arab, Latin, serta Terjemahan Bahasa Indonesia.

Pengantar: Memahami Makna Tahlil

Tahlil, atau yang lebih dikenal dengan istilah tahlilan, merupakan sebuah ritual zikir dan doa yang telah mengakar kuat dalam tradisi masyarakat Muslim di Nusantara. Kata "Tahlil" sendiri berasal dari bahasa Arab, yaitu dari akar kata hallala-yuhallilu-tahlilan, yang secara harfiah berarti mengucapkan kalimat tauhid "Lā ilāha illallāh" (Tiada Tuhan selain Allah). Kalimat ini merupakan inti dan ruh dari seluruh rangkaian ibadah dalam Islam, sebuah penegasan atas keesaan Allah SWT.

Dalam praktiknya, tahlilan adalah sebuah majelis di mana jamaah berkumpul untuk bersama-sama melantunkan serangkaian ayat Al-Qur'an, zikir, tasbih, tahmid, takbir, shalawat, dan ditutup dengan doa. Tujuan utamanya adalah untuk mendoakan arwah orang-orang yang telah meninggal dunia, memohonkan ampunan bagi mereka, serta berharap agar pahala dari bacaan-bacaan tersebut sampai kepada almarhum atau almarhumah. Di samping itu, majelis ini juga menjadi sarana untuk mempererat tali silaturahmi antarwarga, saling menguatkan dalam duka, dan sebagai pengingat bagi yang masih hidup akan kepastian datangnya kematian.

Rangkaian bacaan dalam tahlil disusun secara sistematis oleh para ulama terdahulu. Susunan ini bukanlah sesuatu yang bersifat kaku dan wajib, namun merupakan sebuah ijtihad yang menggabungkan ayat-ayat Al-Qur'an pilihan, hadis-hadis Nabi tentang keutamaan zikir, serta doa-doa yang ma'tsur (bersumber dari Al-Qur'an dan Hadis) maupun yang disusun oleh para aulia dan ulama salih. Setiap bacaan memiliki keutamaan dan makna mendalam, yang jika direnungi akan semakin menambah kekhusyukan dan keimanan kita kepada Allah SWT.

Sebelum memulai rangkaian tahlil, hal yang paling fundamental adalah meluruskan niat. Niatkanlah segala bacaan ini semata-mata untuk beribadah kepada Allah SWT, untuk mendekatkan diri kepada-Nya, dan dengan penuh harap memohon agar rahmat dan ampunan-Nya dilimpahkan kepada arwah yang kita doakan. Dengan niat yang ikhlas, setiap huruf yang terucap akan menjadi pemberat timbangan amal kebaikan, baik bagi yang membaca maupun bagi yang didoakan.

Susunan Lengkap Bacaan Tahlil

Berikut adalah urutan bacaan dalam majelis tahlil yang umum diamalkan. Setiap bagian akan disajikan dalam format teks Arab, transliterasi Latin untuk mempermudah pelafalan, serta terjemahan dalam bahasa Indonesia untuk membantu pemahaman makna.

1. Pengantar Al-Fatihah (Ila Hadhratin Nabiyyil Musthafa)

Majelis tahlil dibuka dengan "menghadiahkan" bacaan Surat Al-Fatihah kepada junjungan besar Nabi Muhammad SAW, keluarga, para sahabat, para tabi'in, para ulama, para aulia, guru-guru kita, orang tua kita, dan seluruh kaum muslimin, khususnya kepada arwah yang sedang didoakan. Ini adalah bentuk adab (tata krama) dalam berdoa, yaitu memulai dengan memuliakan Rasulullah SAW sebagai wasilah (perantara) kita kepada Allah.

إِلَى حَضْرَةِ النَّبِيِّ الْمُصْطَفَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَآلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَأَزْوَاجِهِ وَذُرِّيَّاتِهِ أَجْمَعِيْنَ، شَيْءٌ لِلهِ لَهُمُ الْفَاتِحَةُ

Ilaa hadhratin-nabiyyil mushthafaa Muhammadin shallallaahu 'alaihi wa sallama wa aalihii wa ash-haabihii wa azwaajihii wa dzurriyyaatihii ajma'iin. Syai-un lillaahi lahumul-faatihah.

"Untuk hadirat Nabi terpilih, Muhammad SAW, beserta seluruh keluarga, sahabat, istri, dan keturunannya. Sesuatu dari Allah untuk mereka, Al-Fatihah."

Setelah pengantar ini, jamaah bersama-sama membaca Surat Al-Fatihah.

2. Bacaan Surat Al-Fatihah (1 kali)

Surat Al-Fatihah disebut sebagai Ummul Qur'an atau induknya Al-Qur'an. Surat ini mengandung seluruh pokok ajaran Islam, mulai dari tauhid, pujian kepada Allah, pengakuan atas kekuasaan-Nya di hari pembalasan, permohonan petunjuk, hingga doa untuk dijauhkan dari jalan yang sesat. Membacanya adalah rukun dalam shalat dan menjadi pembuka dalam setiap majelis doa.

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ . اَلْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ . الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ . مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ . اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ . اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ . صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّيْنَ . اٰمِيْنَ

Bismillaahir-rahmaanir-rahiim. Alhamdu lillaahi rabbil-'aalamiin. Ar-rahmaanir-rahiim. Maaliki yaumid-diin. Iyyaaka na'budu wa iyyaaka nasta'iin. Ihdinash-shiraathal-mustaqiim. Shiraathal-ladziina an'amta 'alaihim ghairil-maghdhuubi 'alaihim wa ladh-dhaalliin. Aamiin.

"Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam. Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Pemilik hari pembalasan. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus. (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya; bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. Kabulkanlah."

3. Bacaan Surat Al-Ikhlas (3 kali)

Surat Al-Ikhlas adalah penegasan murni tentang keesaan Allah (tauhid). Rasulullah SAW bersabda bahwa membaca Surat Al-Ikhlas sebanyak tiga kali pahalanya setara dengan mengkhatamkan seluruh Al-Qur'an. Kemurnian tauhid yang terkandung di dalamnya menjadi dasar bagi setiap amal ibadah seorang muslim.

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ . اللهُ الصَّمَدُ . لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْ . وَلَمْ يَكُنْ لَّهُ كُفُوًا أَحَدٌ

Bismillaahir-rahmaanir-rahiim. Qul huwallaahu ahad. Allaahush-shamad. Lam yalid wa lam yuulad. Wa lam yakul lahuu kufuwan ahad.

"Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Katakanlah (Muhammad), 'Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu. (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia'."

(Dibaca 3 kali)

4. Bacaan Tahlil dan Takbir

Setelah membaca Surat Al-Ikhlas, dilanjutkan dengan lantunan tahlil singkat dan takbir sebagai selingan sebelum membaca surat berikutnya.

لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ

Laa ilaaha illallaahu wallaahu akbar.

"Tiada Tuhan selain Allah dan Allah Maha Besar."

5. Bacaan Surat Al-Falaq (1 kali)

Surat Al-Falaq, bersama dengan Surat An-Nas, disebut sebagai Al-Mu'awwidzatain, yaitu dua surat permohonan perlindungan. Surat ini mengajarkan kita untuk memohon perlindungan kepada Allah, Tuhan yang menguasai waktu subuh, dari segala bentuk kejahatan makhluk-Nya, dari kejahatan malam yang gelap, dari sihir, dan dari kejahatan orang yang dengki.

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. قُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ . مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ . وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ . وَمِنْ شَرِّ النَّفّٰثٰتِ فِى الْعُقَدِ . وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ

Bismillaahir-rahmaanir-rahiim. Qul a'uudzu birabbil-falaq. Min syarri maa khalaq. Wa min syarri ghaasiqin idzaa waqab. Wa min syarrin-naffaatsaati fil-'uqad. Wa min syarri haasidin idzaa hasad.

"Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Katakanlah, 'Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh (fajar), dari kejahatan (makhluk yang) Dia ciptakan, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan (perempuan-perempuan) penyihir yang meniup pada buhul-buhul (talinya), dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki'."

6. Bacaan Tahlil dan Takbir

Dilanjutkan lagi dengan tahlil dan takbir.

لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ

Laa ilaaha illallaahu wallaahu akbar.

"Tiada Tuhan selain Allah dan Allah Maha Besar."

7. Bacaan Surat An-Nas (1 kali)

Surat An-Nas adalah surat permohonan perlindungan dari kejahatan yang bersifat internal, yaitu bisikan-bisikan jahat (waswas) dari setan, baik dari golongan jin maupun manusia, yang menyusup ke dalam hati. Surat ini mengajarkan kita untuk berlindung kepada Allah sebagai Tuhan manusia, Raja manusia, dan Sembahan manusia.

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. قُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِ . مَلِكِ النَّاسِ . إِلٰهِ النَّاسِ . مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ . الَّذِيْ يُوَسْوِسُ فِيْ صُدُوْرِ النَّاسِ . مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ

Bismillaahir-rahmaanir-rahiim. Qul a'uudzu birabbin-naas. Malikin-naas. Ilaahin-naas. Min syarril-waswaasil-khannaas. Alladzii yuwaswisu fii shuduurin-naas. Minal-jinnati wan-naas.

"Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Katakanlah, 'Aku berlindung kepada Tuhannya manusia, Raja manusia, Sembahan manusia, dari kejahatan (bisikan) setan yang bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia'."

8. Bacaan Tahlil, Takbir, dan Tahmid

لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ وَلِلهِ الْحَمْدُ

Laa ilaaha illallaahu wallaahu akbaru wa lillaahil-hamd.

"Tiada Tuhan selain Allah, Allah Maha Besar, dan segala puji hanya bagi Allah."

9. Awal Surat Al-Baqarah (Ayat 1-5)

Ayat-ayat pembuka Surat Al-Baqarah ini menjelaskan tentang Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa (muttaqin). Disebutkan pula ciri-ciri orang bertakwa, yaitu mereka yang beriman kepada yang ghaib, mendirikan shalat, menafkahkan sebagian rezeki, beriman kepada kitab-kitab yang diturunkan, dan meyakini adanya akhirat. Mereka inilah yang berada di atas petunjuk dan akan beruntung.

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. المّ . ذٰلِكَ الْكِتٰبُ لَا رَيْبَ فِيْهِ، هُدًى لِّلْمُتَّقِيْنَ . الَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَ . وَالَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِمَآ اُنْزِلَ اِلَيْكَ وَمَآ اُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ، وَبِالْاٰخِرَةِ هُمْ يُوْقِنُوْنَ . اُولٰۤىِٕكَ عَلٰى هُدًى مِّنْ رَّبِّهِمْ، وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ

Bismillaahir-rahmaanir-rahiim. Alif laam miim. Dzaalikal-kitaabu laa raiba fiih, hudal lil-muttaqiin. Alladziina yu'minuuna bil-ghaibi wa yuqiimuunash-shalaata wa mimmaa razaqnaahum yunfiquun. Walladziina yu'minuuna bimaa unzila ilaika wa maa unzila min qablik, wa bil-aakhirati hum yuuqinuun. Ulaa'ika 'alaa hudam mir rabbihim, wa ulaa'ika humul-muflihuun.

"Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Alif Lam Mim. Kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa. (Yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, melaksanakan shalat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka. Dan mereka yang beriman kepada (Al-Qur'an) yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dan (kitab-kitab) yang telah diturunkan sebelum engkau, dan mereka yakin akan adanya akhirat. Merekalah yang mendapat petunjuk dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung."

10. Ayat Kursi (Surat Al-Baqarah: 255)

Ayat Kursi adalah ayat yang paling agung dalam Al-Qur'an. Ayat ini mengandung penjelasan yang paling lengkap tentang sifat-sifat kebesaran, kekuasaan, dan ilmu Allah yang meliputi langit dan bumi. Membacanya memiliki banyak keutamaan, di antaranya adalah sebagai pelindung dari gangguan setan dan sebagai salah satu sebab masuk surga jika dibaca setelah shalat fardhu.

وَإِلٰهُكُمْ إِلٰهٌ وَّاحِدٌ، لَآ إِلٰهَ إِلَّا هُوَ الرَّحْمٰنُ الرَّحِيْمُ. اللهُ لَآ إِلٰهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ، لَا تَأْخُذُهٗ سِنَةٌ وَّلَا نَوْمٌ، لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْأَرْضِ، مَنْ ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهٗٓ إِلَّا بِإِذْنِهٖ، يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ، وَلَا يُحِيْطُوْنَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهٖٓ إِلَّا بِمَا شَآءَ، وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمٰوٰتِ وَالْأَرْضَ، وَلَا يَئُوْدُهٗ حِفْظُهُمَا، وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ

Wa ilaahukum ilaahuw waahid, laa ilaaha illaa huwar-rahmaanur-rahiim. Allaahu laa ilaaha illaa huwal-hayyul-qayyuum, laa ta'khudzuhuu sinatuw wa laa nauum, lahuu maa fis-samaawaati wa maa fil-ardh, man dzal-ladzii yasyfa'u 'indahuu illaa bi'idznih, ya'lamu maa baina aidiihim wa maa khalfahum, wa laa yuhiithuuna bisyai'im min 'ilmihii illaa bimaa syaa', wasi'a kursiyyuhus-samaawaati wal-ardh, wa laa ya'uuduhuu hifzhuhumaa, wa huwal-'aliyyul-'azhiim.

"Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada tuhan selain Dia, Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Yang Mahahidup, Yang terus-menerus mengurus (makhluk-Nya), tidak mengantuk dan tidak tidur. Milik-Nya apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya. Dia mengetahui apa yang di hadapan mereka dan apa yang di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui sesuatu apa pun tentang ilmu-Nya melainkan apa yang Dia kehendaki. Kursi-Nya meliputi langit dan bumi. Dan Dia tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Dia Mahatinggi, Mahabesar."

11. Akhir Surat Al-Baqarah (Ayat 284-286)

Ayat-ayat penutup Surat Al-Baqarah ini memiliki keutamaan yang luar biasa. Disebutkan dalam hadis, barangsiapa membacanya di malam hari, maka itu akan mencukupinya. Ayat ini menegaskan kepemilikan mutlak Allah atas segala sesuatu, prinsip bahwa setiap jiwa akan mendapat balasan sesuai perbuatannya, dan bahwa Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai kesanggupannya. Diakhiri dengan doa yang sangat indah, berisi permohonan ampun dan pertolongan.

لِلهِ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْأَرْضِ، وَإِنْ تُبْدُوْا مَا فِيْٓ أَنْفُسِكُمْ أَوْ تُخْفُوْهُ يُحَاسِبْكُمْ بِهِ اللهُ، فَيَغْفِرُ لِمَنْ يَّشَآءُ وَيُعَذِّبُ مَنْ يَّشَآءُ، وَاللهُ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ. اٰمَنَ الرَّسُوْلُ بِمَآ اُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَّبِّهٖ وَالْمُؤْمِنُوْنَ، كُلٌّ اٰمَنَ بِاللهِ وَمَلٰٓئِكَتِهٖ وَكُتُبِهٖ وَرُسُلِهٖ، لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِّنْ رُّسُلِهٖ، وَقَالُوْا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيْرُ. لَا يُكَلِّفُ اللهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا، لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ، رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَآ إِنْ نَّسِيْنَآ أَوْ أَخْطَأْنَا، رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَآ إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهٗ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا، رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهٖ، وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَآ أَنْتَ مَوْلٰىنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكٰفِرِيْنَ.

Lillaahi maa fis-samaawaati wa maa fil-ardh, wa in tubduu maa fii anfusikum au tukhfuuhu yuhaasibkum bihillaah, fayaghfiru limay yasyaa'u wa yu'adzdzibu may yasyaa', wallaahu 'alaa kulli syai'in qadiir. Aamanar-rasuulu bimaa unzila ilaihi mir rabbihii wal-mu'minuun, kullun aamana billaahi wa malaa'ikatihii wa kutubihii wa rusulih, laa nufarriqu baina ahadim mir rusulih, wa qaaluu sami'naa wa atha'naa ghufraanaka rabbanaa wa ilaikal-mashiir. Laa yukallifullaahu nafsan illaa wus'ahaa, lahaa maa kasabat wa 'alaihaa maktasabat, rabbanaa laa tu'aakhidznaa in nasiinaa au akhtha'naa, rabbanaa wa laa tahmil 'alainaa ishran kamaa hamaltahuu 'alal-ladziina min qablinaa, rabbanaa wa laa tuhammilnaa maa laa thaaqata lanaa bih, wa'fu 'annaa waghfir lanaa warhamnaa anta maulaanaa fanshurnaa 'alal-qaumil-kaafiriin.

"Milik Allahlah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Jika kamu nyatakan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu sembunyikan, niscaya Allah akan memperhitungkannya bagimu. Dia mengampuni siapa yang Dia kehendaki dan mengazab siapa yang Dia kehendaki. Allah Mahakuasa atas segala sesuatu. Rasul (Muhammad) beriman kepada apa yang diturunkan kepadanya (Al-Qur'an) dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semua beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka berkata), 'Kami tidak membeda-bedakan seorang pun dari rasul-rasul-Nya.' Dan mereka berkata, 'Kami dengar dan kami taat. Ampunilah kami, ya Tuhan kami, dan kepada-Mu tempat (kami) kembali.' Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia mendapat (pahala) dari (kebajikan) yang dikerjakannya dan dia mendapat (siksa) dari (kejahatan) yang diperbuatnya. (Mereka berdoa), 'Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir'."

12. Rangkaian Dzikir: Istighfar, Tasbih, dan Tahlil

Setelah membaca ayat-ayat Al-Qur'an, majelis dilanjutkan dengan serangkaian zikir untuk memohon ampunan, menyucikan, dan mengesakan Allah. Dzikir adalah jantung dari ibadah, sebuah cara untuk senantiasa mengingat Allah dalam setiap keadaan.

أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ

Astaghfirullaahal-'azhiim.

"Aku memohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung."

(Dibaca 3 kali)

أَفْضَلُ الذِّكْرِ فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ

Afdhaludz-dzikri fa'lam annahuu laa ilaaha illallaah.

"Ketahuilah, sebaik-baik zikir adalah 'Laa ilaaha illallaah' (Tiada Tuhan selain Allah)."

لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ

Laa ilaaha illallaah.

"Tiada Tuhan selain Allah."

(Dibaca 33 kali atau 100 kali)

لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Laa ilaaha illallaahu muhammadur rasuulullaahi shallallaahu 'alaihi wa sallam.

"Tiada Tuhan selain Allah, Muhammad adalah utusan Allah, semoga Allah memberikan rahmat dan kesejahteraan kepadanya."

13. Shalawat Nabi

Bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW adalah perintah langsung dari Allah SWT dalam Al-Qur'an. Ini adalah bentuk cinta dan penghormatan kita kepada beliau. Shalawat juga merupakan salah satu sebab terkabulnya doa.

اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ

Allaahumma shalli 'alaa sayyidinaa Muhammad, allaahumma shalli 'alaihi wa sallim.

"Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami Nabi Muhammad, Ya Allah, limpahkanlah rahmat dan kesejahteraan kepadanya."

(Dibaca 2 kali)

سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ، سُبْحَانَ اللهِ الْعَظِيْمِ

Subhaanallaahi wa bihamdih, subhaanallaahil-'azhiim.

"Maha Suci Allah dan dengan memuji-Nya, Maha Suci Allah Yang Maha Agung."

(Dibaca 33 kali)

14. Doa Tahlil

Setelah menyelesaikan seluruh rangkaian zikir dan bacaan Al-Qur'an, majelis ditutup dengan doa. Doa tahlil adalah doa pamungkas yang merangkum semua permohonan. Isinya meliputi pujian kepada Allah, shalawat kepada Nabi, permohonan agar pahala bacaan disampaikan kepada arwah yang dituju, serta doa ampunan dan rahmat bagi mereka dan bagi kita yang masih hidup.

أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ حَمْدَ الشَّاكِرِيْنَ حَمْدَ النَّاعِمِيْنَ حَمْدًا يُوَافِي نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ. يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِي لِجَلَالِ وَجْهِكَ الْكَرِيْمِ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ.

اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ.

اَللّٰهُمَّ تَقَبَّلْ وَأَوْصِلْ ثَوَابَ مَا قَرَأْنَاهُ مِنَ الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَمَا هَلَّلْنَا وَمَا سَبَّحْنَا وَمَا اسْتَغْفَرْنَا وَمَا صَلَّيْنَا عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هَدِيَّةً وَاصِلَةً وَرَحْمَةً نَازِلَةً وَبَرَكَةً شَامِلَةً إِلَى حَضْرَةِ حَبِيْبِنَا وَشَفِيْعِنَا وَقُرَّةِ أَعْيُنِنَا سَيِّدِنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَإِلَى جَمِيْعِ إِخْوَانِهِ مِنَ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَالْأَوْلِيَاءِ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ وَالصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَالْعُلَمَاءِ الْعَامِلِيْنَ وَالْمُصَنِّفِيْنَ الْمُخْلِصِيْنَ وَجَمِيْعِ الْمُجَاهِدِيْنَ فِي سَبِيْلِ اللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَالْمَلَائِكَةِ الْمُقَرَّبِيْنَ.

ثُمَّ إِلَى جَمِيْعِ أَهْلِ الْقُبُوْرِ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ مِنْ مَشَارِقِ الْأَرْضِ إِلَى مَغَارِبِهَا بَرِّهَا وَبَحْرِهَا خُصُوْصًا إِلَى آبَائِنَا وَأُمَّهَاتِنَا وَأَجْدَادِنَا وَجَدَّاتِنَا وَنَخُصُّ خُصُوْصًا إِلَى مَنِ اجْتَمَعْنَا هٰهُنَا بِسَبَبِهِ وَلِأَجْلِهِ.

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لَهُمْ وَارْحَمْهُمْ وَعَافِهِمْ وَاعْفُ عَنْهُمْ. اَللّٰهُمَّ أَنْزِلِ الرَّحْمَةَ وَالْمَغْفِرَةَ عَلَى أَهْلِ الْقُبُوْرِ مِنْ أَهْلِ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ.

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ، وَالْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. اَلْفَاتِحَةُ...

A'uudzu billaahi minasy-syaithaanir-rajiim. Bismillaahir-rahmaanir-rahiim. Alhamdulillaahi rabbil-'aalamiin, hamdasy-syaakiriin, hamdan-naa'imiin, hamday yuwaafii ni'amahuu wa yukaafi'u maziidah. Yaa rabbanaa lakal-hamdu kamaa yambaghii lijalaali wajhikal-kariimi wa 'azhiimi sulthaanik.

Allaahumma shalli wa sallim 'alaa sayyidinaa Muhammadin wa 'alaa aali sayyidinaa Muhammad.

Allaahumma taqabbal wa aushil tsawaaba maa qara'naahu minal-qur'aanil-'azhiim, wa maa hallalnaa wa maa sabbahnaa wa mas-taghfarnaa wa maa shallainaa 'alaa sayyidinaa Muhammadin shallallaahu 'alaihi wa sallama hadiyyatan waashilatan wa rahmatan naazilatan wa barakatan syaamilatan ilaa hadhrati habiibinaa wa syafii'inaa wa qurrati a'yuninaa sayyidinaa wa maulaanaa Muhammadin shallallaahu 'alaihi wa sallam, wa ilaa jamii'i ikhwaanihii minal-anbiyaa'i wal-mursaliin wal-auliyaa'i wasy-syuhadaa'i wash-shaalihiina wash-shahaabati wat-taabi'iina wal-'ulamaa'il-'aamiliina wal-mushannifiinal-mukhlishiina wa jamii'il-mujaahidiina fii sabiilillaahi rabbil-'aalamiin, wal-malaa'ikatil-muqarrabiin.

Tsumma ilaa jamii'i ahlil-qubuuri minal-muslimiina wal-muslimaati wal-mu'miniina wal-mu'minaati mim masyaariqil-ardhi ilaa maghaaribihaa barrihaa wa bahrihaa, khushuushan ilaa aabaa'inaa wa ummahaatinaa wa ajdaadinaa wa jaddaatinaa, wa nakhushshu khushuushan ilaa manijtama'naa haahunaa bisababihii wa li'ajlih.

Allaahummaghfir lahum warhamhum wa 'aafihim wa'fu 'anhum. Allaahumma anzilir-rahmata wal-maghfirata 'alaa ahlil-qubuuri min ahli laa ilaaha illallaahu muhammadur rasuulullaah.

Rabbanaa aatinaa fid-dunyaa hasanatan wa fil-aakhirati hasanatan wa qinaa 'adzaaban-naar. Subhaana rabbika rabbil-'izzati 'ammaa yashifuun, wa salaamun 'alal-mursaliin, wal-hamdu lillaahi rabbil-'aalamiin. Al-Faatihah...

"Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk. Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan seru sekalian alam, sebagaimana pujian orang-orang yang bersyukur, pujian orang-orang yang diberi nikmat, pujian yang sepadan dengan nikmat-Nya dan mencukupi tambahan-Nya. Wahai Tuhan kami, bagi-Mu segala puji sebagaimana layaknya bagi keagungan wajah-Mu dan kebesaran kekuasaan-Mu.

Ya Allah, limpahkanlah rahmat dan salam kepada junjungan kami Nabi Muhammad dan kepada keluarga junjungan kami Nabi Muhammad.

Ya Allah, terimalah dan sampaikanlah pahala Al-Qur'anul 'Azhim yang telah kami baca, tahlil kami, tasbih kami, istighfar kami, dan shalawat kami kepada junjungan kami Nabi Muhammad SAW, sebagai hadiah yang sampai, rahmat yang turun, dan berkah yang menyebar kepada kekasih kami, penolong kami, dan penyejuk mata kami, junjungan dan tuan kami, Nabi Muhammad SAW, serta kepada seluruh saudaranya dari kalangan para nabi dan rasul, para wali, para syuhada, orang-orang saleh, para sahabat, para tabi'in, para ulama yang mengamalkan ilmunya, para penyusun kitab yang ikhlas, seluruh pejuang di jalan Allah Tuhan semesta alam, dan para malaikat yang selalu mendekatkan diri kepada-Mu.

Kemudian, kepada seluruh ahli kubur dari kaum muslimin dan muslimat, kaum mukminin dan mukminat, dari belahan bumi timur hingga barat, baik di darat maupun di laut, khususnya kepada bapak-bapak dan ibu-ibu kami, kakek-kakek dan nenek-nenek kami, dan kami khususkan lagi kepada orang yang karena sebabnya kami berkumpul di sini.

Ya Allah, ampunilah mereka, rahmatilah mereka, sejahterakanlah mereka, dan maafkanlah mereka. Ya Allah, turunkanlah rahmat dan ampunan kepada ahli kubur yang termasuk ahli 'Laa ilaaha illallaah, Muhammadur rasuulullaah'.

Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan peliharalah kami dari siksa neraka. Maha Suci Tuhanmu, Tuhan Yang Maha Perkasa, dari apa yang mereka sifatkan. Dan kesejahteraan dilimpahkan atas para rasul. Dan segala puji bagi Allah, Tuhan seru sekalian alam. Al-Fatihah..."

Majelis tahlil kemudian diakhiri dengan membaca Surat Al-Fatihah sekali lagi secara bersama-sama.

Penutup: Hikmah dan Keberkahan Majelis Tahlil

Majelis tahlil bukan sekadar ritual seremonial, melainkan sebuah ibadah yang sarat akan makna dan hikmah. Di dalamnya terkandung wujud bakti seorang anak kepada orang tua yang telah tiada, manifestasi dari birrul walidain yang tidak terputus oleh kematian. Doa anak yang saleh adalah salah satu dari tiga amalan yang pahalanya akan terus mengalir kepada orang yang telah meninggal.

Selain itu, tahlilan menjadi media untuk muhasabah atau introspeksi diri bagi yang masih hidup. Lantunan ayat tentang kematian, hari pembalasan, dan kebesaran Allah menjadi pengingat yang kuat bahwa kehidupan di dunia ini hanyalah sementara. Hal ini mendorong kita untuk senantiasa meningkatkan kualitas ibadah dan mempersiapkan bekal untuk kehidupan akhirat. Secara sosial, majelis ini memperkuat ukhuwah islamiyah, menyambung silaturahmi, dan menjadi wadah untuk saling berbagi dan menguatkan di kala ada yang tertimpa musibah. Semoga Allah SWT senantiasa menerima amal ibadah kita dan menyampaikan pahalanya kepada para arwah yang kita doakan. Aamiin ya Rabbal 'alamin.

🏠 Kembali ke Homepage