Panduan Lengkap Bacaan Tahlil

Kaligrafi La ilaha illallah, kalimat utama dalam tahlil.

Memahami Makna dan Tujuan Tahlil

Tahlil, atau tahlilan, adalah sebuah tradisi spiritual yang telah mengakar kuat dalam budaya masyarakat Muslim di Indonesia. Secara harfiah, kata "tahlil" berasal dari bahasa Arab, yaitu dari kata kerja hallala-yuhallilu-tahlilan, yang berarti mengucapkan kalimat tauhid "Lā ilāha illallāh" (Tiada Tuhan selain Allah). Kalimat ini merupakan esensi dari ajaran Islam, sebuah deklarasi agung mengenai keesaan Allah SWT. Namun, dalam praktiknya, tahlil adalah sebuah rangkaian ibadah yang lebih kompleks, mencakup pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur'an, zikir, istighfar, shalawat, dan ditutup dengan doa bersama.

Tujuan utama dari penyelenggaraan majelis tahlil adalah untuk mendoakan orang yang telah meninggal dunia. Umat Muslim meyakini bahwa doa dari orang yang masih hidup, terutama dari anak yang saleh dan sesama Muslim, dapat sampai kepada almarhum atau almarhumah di alam barzakh. Doa-doa ini diharapkan dapat menjadi wasilah (perantara) untuk memohonkan ampunan atas segala dosa almarhum, melapangkan kuburnya, menerangi peristirahatannya, dan menempatkannya di tempat terbaik di sisi Allah SWT. Selain itu, pahala dari bacaan Al-Qur'an dan zikir yang dilantunkan juga diniatkan untuk dihadiahkan kepada arwah yang dituju. Dengan demikian, tahlil menjadi wujud nyata dari rasa cinta, bakti, dan kepedulian yang tak terputus oleh kematian.

Di luar tujuan utamanya sebagai sarana mendoakan arwah, tahlil juga memiliki dimensi sosial dan spiritual yang mendalam bagi mereka yang melaksanakannya. Majelis ini menjadi ajang silaturahmi, mempererat tali persaudaraan antar tetangga, kerabat, dan sahabat. Dalam suasana duka, kehadiran orang lain untuk berdoa bersama memberikan kekuatan, penghiburan, dan dukungan moril bagi keluarga yang ditinggalkan. Secara spiritual, rangkaian bacaan tahlil adalah momen introspeksi dan pengingat akan kematian (dzikrul maut). Ketika melantunkan kalimat tauhid, istighfar, dan ayat-ayat suci, setiap individu diingatkan kembali akan kebesaran Allah, kefanaan dunia, dan keniscayaan kehidupan akhirat. Ini mendorong setiap Muslim untuk senantiasa mempersiapkan diri dengan amal saleh sebelum ajal menjemput.

Susunan Lengkap Bacaan Tahlil

Berikut adalah urutan bacaan dalam majelis tahlil yang umum diamalkan. Rangkaian ini dimulai dengan pengiriman doa kepada para nabi dan orang-orang saleh, dilanjutkan dengan pembacaan surat-surat pilihan dari Al-Qur'an, zikir inti, dan diakhiri dengan doa penutup yang komprehensif.

1. Pengantar Al-Fatihah (Ila Hadhratin Nabiyyi)

Pembacaan tahlil dimulai dengan menghadiahkan bacaan Surat Al-Fatihah kepada junjungan besar Nabi Muhammad SAW, keluarga, para sahabatnya, serta kepada seluruh nabi, ulama, syuhada, dan kaum Muslimin yang telah mendahului kita. Ini adalah bentuk adab dan penghormatan, sekaligus permohonan agar keberkahan dari mereka menyertai doa yang akan dipanjatkan.

إِلَى حَضْرَةِ النَّبِيِّ الْمُصْطَفَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَآلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَأَزْوَاجِهِ وَذُرِّيَّاتِهِ شَيْءٌ لِلهِ لَهُمُ الْفَاتِحَةُ

Ilaa hadhratin nabiyyil musthafaa Muhammadin shallallaahu 'alaihi wa sallam, wa aalihii wa ash-haabihii wa azwaajihii wa dzurriyyatihii, syai-un lillaahi lahumul faatihah.

"Untuk hadirat Nabi terpilih, Muhammad SAW, beserta keluarga, para sahabat, istri-istri, dan keturunannya. Sesuatu karena Allah, untuk mereka Al-Fatihah."

Setelah pengantar ini, seluruh jamaah membaca Surat Al-Fatihah bersama-sama.

2. Surat Al-Fatihah

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ. الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ. اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ. اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ. صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّيْنَ. اٰمِيْنَ

Bismillaahir rahmaanir rahiim. Alhamdu lillaahi rabbil 'aalamiin. Arrahmaanir rahiim. Maaliki yaumid diin. Iyyaaka na'budu wa iyyaaka nasta'iin. Ihdinash shiraathal mustaqiim. Shiraathal ladziina an'amta 'alaihim ghairil maghdhuubi 'alaihim waladh dhaalliin. Aamiin.

"Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam. Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Pemilik hari pembalasan. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus. (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya; bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. Kabulkanlah."

Surat Al-Fatihah disebut sebagai "Ummul Kitab" atau induk dari Al-Qur'an. Surat ini mengandung seluruh pokok ajaran Islam, mulai dari tauhid, pujian kepada Allah, pengakuan atas kekuasaan-Nya, permohonan ibadah dan pertolongan, hingga doa untuk senantiasa berada di jalan yang benar.

3. Tawasul Tambahan

Setelah Al-Fatihah untuk Nabi Muhammad SAW, biasanya dilanjutkan dengan tawasul atau pengiriman doa kepada arwah-arwah lainnya secara lebih spesifik, sebelum akhirnya dikhususkan kepada almarhum/almarhumah yang menjadi tujuan utama tahlilan.

ثُمَّ إِلَى حَضْرَةِ إِخْوَانِهِ مِنَ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَالْأَوْلِيَاءِ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ وَالصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَالْعُلَمَاءِ الْعَامِلِيْنَ وَالْمُصَنِّفِيْنَ الْمُخْلِصِيْنَ وَجَمِيْعِ الْمَلَائِكَةِ الْمُقَرَّبِيْنَ، خُصُوْصًا سَيِّدِنَا الشَّيْخِ عَبْدِ الْقَادِرِ الْجِيْلَانِيِّ، اَلْفَاتِحَةُ

Tsumma ilaa hadhrati ikhwaanihii minal anbiyaa-i wal mursaliin, wal auliyaa-i wasy syuhadaa-i wash shaalihiin, wash shahaabati wat taabi'iin, wal 'ulamaa-il 'aamiliin, wal mushannifiinal mukhlishiin, wa jamii'il malaa-ikatil muqarrabiin, khushuushon sayyidinaa asy-syaikh 'Abdul Qaadir al-Jiilaanii, al-faatihah.

"Kemudian kepada para saudaranya dari golongan para nabi dan rasul, para wali, para syuhada, orang-orang saleh, para sahabat dan tabi'in, para ulama yang mengamalkan ilmunya, para pengarang yang ikhlas, dan seluruh malaikat yang dekat (dengan Allah), khususnya kepada tuan kami, Syekh Abdul Qadir Jaelani, Al-Fatihah."

Setelahnya, jamaah kembali membaca Surat Al-Fatihah.

ثُمَّ إِلَى جَمِيْعِ أَهْلِ الْقُبُوْرِ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ مِنْ مَشَارِقِ الْأَرْضِ إِلَى مَغَارِبِهَا بَرِّهَا وَبَحْرِهَا، خُصُوْصًا آبَاءَنَا وَأُمَّهَاتِنَا وَأَجْدَادَنَا وَجَدَّاتِنَا وَمَشَايِخَنَا وَمَشَايِخَ مَشَايِخِنَا وَلِمَنِ اجْتَمَعْنَا هٰهُنَا بِسَبَبِهِ، اَلْفَاتِحَةُ

Tsumma ilaa jamii'i ahlil qubuuri minal muslimiina wal muslimaat, wal mu'miniina wal mu'minaat, min masyaariqil ardhi ilaa maghaaribihaa barrihaa wa bahrihaa, khushuushon aabaa-anaa wa ummahaatinaa wa ajdaadanaa wa jaddaatinaa wa masyaayikhanaa wa masyaayikha masyaayikhinaa wa limanijtama'naa haahunaa bisababih, al-faatihah.

"Kemudian kepada seluruh ahli kubur dari kaum muslimin dan muslimat, kaum mukminin dan mukminat dari timur hingga barat, baik di darat maupun di laut, khususnya kepada bapak-bapak kami, ibu-ibu kami, kakek-kakek kami, nenek-nenek kami, guru-guru kami, guru dari guru-guru kami, dan kepada arwah yang karenanya kami berkumpul di sini, Al-Fatihah."

Jamaah kembali membaca Surat Al-Fatihah, kali ini dengan niat yang lebih terfokus pada arwah yang didoakan.

4. Surat Al-Ikhlas (3 kali)

Surat Al-Ikhlas dibaca sebanyak tiga kali. Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW menyatakan bahwa membaca Surat Al-Ikhlas tiga kali setara dengan mengkhatamkan seluruh Al-Qur'an. Surat ini merupakan penegasan paling murni tentang keesaan Allah, menolak segala bentuk penyekutuan.

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌ. اَللّٰهُ الصَّمَدُ. لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْ. وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ

Bismillaahir rahmaanir rahiim. Qul huwallaahu ahad. Allaahush shamad. Lam yalid wa lam yuulad. Wa lam yakul lahuu kufuwan ahad.

"Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Katakanlah (Muhammad), 'Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu. (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia'."

5. Tahlil dan Takbir

Setelah membaca surat-surat pendek, dilanjutkan dengan lantunan kalimat tahlil dan takbir. Ini adalah transisi yang mengagungkan Allah sebelum melanjutkan ke bacaan berikutnya.

لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ

Laa ilaaha illallaahu wallaahu akbar.

"Tiada Tuhan selain Allah dan Allah Maha Besar."

6. Surat Al-Falaq

Surat Al-Falaq adalah salah satu dari dua surat perlindungan (Al-Mu'awwidzatain). Surat ini berisi permohonan perlindungan kepada Allah dari segala macam kejahatan makhluk, kegelapan malam, sihir, dan kedengkian.

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ. مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ. وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ اِذَا وَقَبَ. وَمِنْ شَرِّ النَّفّٰثٰتِ فِى الْعُقَدِ. وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ اِذَا حَسَدَ

Bismillaahir rahmaanir rahiim. Qul a'uudzu birabbil falaq. Min syarri maa khalaq. Wa min syarri ghaasiqin idzaa waqab. Wa min syarrin naffaatsaati fil 'uqad. Wa min syarri haasidin idzaa hasad.

"Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Katakanlah, 'Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh (fajar), dari kejahatan (makhluk) yang Dia ciptakan, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan (perempuan-perempuan) penyihir yang meniup pada buhul-buhul (talinya), dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki'."

7. Tahlil dan Takbir

لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ

Laa ilaaha illallaahu wallaahu akbar.

"Tiada Tuhan selain Allah dan Allah Maha Besar."

8. Surat An-Nas

Surat An-Nas adalah surat perlindungan kedua. Isinya adalah permohonan perlindungan kepada Allah dari bisikan dan godaan setan, baik dari golongan jin maupun manusia, yang senantiasa berusaha menyesatkan hati manusia.

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِ. مَلِكِ النَّاسِ. اِلٰهِ النَّاسِ. مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ. الَّذِيْ يُوَسْوِسُ فِيْ صُدُوْرِ النَّاسِ. مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ

Bismillaahir rahmaanir rahiim. Qul a'uudzu birabbin naas. Malikin naas. Ilaahin naas. Min syarril waswaasil khannaas. Alladzii yuwaswisu fii shuduurin naas. Minal jinnati wan naas.

"Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Katakanlah, 'Aku berlindung kepada Tuhannya manusia, Raja manusia, Sembahan manusia, dari kejahatan (bisikan) setan yang bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia'."

9. Tahlil dan Takbir

لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ

Laa ilaaha illallaahu wallaahu akbar.

"Tiada Tuhan selain Allah dan Allah Maha Besar."

10. Lima Ayat Pertama Surat Al-Baqarah

Ayat-ayat awal dari Surat Al-Baqarah ini menjelaskan tentang ciri-ciri orang yang bertakwa. Mereka adalah orang-orang yang beriman kepada yang gaib, mendirikan salat, menafkahkan sebagian rezeki, beriman kepada kitab-kitab yang diturunkan, dan meyakini adanya akhirat. Membaca ayat ini menjadi pengingat bagi kita semua untuk senantiasa berusaha menjadi golongan orang-orang yang bertakwa.

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. الۤمّۤ. ذٰلِكَ الْكِتٰبُ لَا رَيْبَ فِيْهِ هُدًى لِّلْمُتَّقِيْنَ. الَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَ. وَالَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِمَآ اُنْزِلَ اِلَيْكَ وَمَآ اُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ وَبِالْاٰخِرَةِ هُمْ يُوْقِنُوْنَ. اُولٰۤىِٕكَ عَلٰى هُدًى مِّنْ رَّبِّهِمْ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ

Bismillaahir rahmaanir rahiim. Alif laam miim. Dzaalikal kitaabu laa raiba fiih, hudal lilmuttaqiin. Alladziina yu'minuuna bilghaibi wa yuqiimuunash shalaata wa mimmaa razaqnaahum yunfiquun. Walladziina yu'minuuna bimaa unzila ilaika wa maa unzila min qablika wa bil-aakhirati hum yuuqinuun. Ulaa-ika 'alaa hudam mir rabbihim wa ulaa-ika humul muflihuun.

"Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Alif Lam Mim. Kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa. (yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, melaksanakan salat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka. Dan mereka yang beriman kepada (Al-Qur'an) yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dan (kitab-kitab) yang telah diturunkan sebelum engkau, dan mereka yakin akan adanya akhirat. Merekalah yang mendapat petunjuk dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung."

11. Ayat Kursi (Surat Al-Baqarah Ayat 255)

Ayat Kursi adalah ayat yang paling agung dalam Al-Qur'an. Ayat ini secara komprehensif menjelaskan tentang keesaan, kekuasaan, dan kebesaran Allah SWT yang mutlak. Tidak ada yang setara dengan-Nya, dan pengetahuan-Nya meliputi segala sesuatu, baik yang tampak maupun yang tersembunyi. Membaca Ayat Kursi memiliki banyak keutamaan, termasuk sebagai perlindungan dari gangguan setan.

اَللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ ەۚ لَا تَأْخُذُهٗ سِنَةٌ وَّلَا نَوْمٌۗ لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِۗ مَنْ ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهٗٓ اِلَّا بِاِذْنِهٖۗ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْۚ وَلَا يُحِيْطُوْنَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهٖٓ اِلَّا بِمَا شَاۤءَۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَۚ وَلَا يَـُٔوْدُهٗ حِفْظُهُمَاۚ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ

Allaahu laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyuum, laa ta'khudzuhuu sinatuw walaa nauum, lahuu maa fis samaawaati wa maa fil ardh, man dzal ladzii yasyfa'u 'indahuu illaa bi idznih, ya'lamu maa baina aidiihim wa maa khalfahum, wa laa yuhiithuuna bisyai-im min 'ilmihii illaa bimaa syaa', wasi'a kursiyyuhus samaawaati wal ardh, wa laa ya-uuduhuu hifzhuhumaa, wa huwal 'aliyyul 'azhiim.

"Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Yang Maha Hidup, Yang terus-menerus mengurus (makhluk-Nya), tidak mengantuk dan tidak tidur. Milik-Nya apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya. Dia mengetahui apa yang di hadapan mereka dan apa yang di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui sesuatu apa pun tentang ilmu-Nya melainkan apa yang Dia kehendaki. Kursi-Nya meliputi langit dan bumi. Dan Dia tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Dia Maha Tinggi, Maha Agung."

12. Ayat-ayat Terakhir Surat Al-Baqarah (284-286)

Dua ayat terakhir dari Surat Al-Baqarah memiliki keutamaan yang besar. Siapa pun yang membacanya di malam hari, maka itu akan mencukupinya. Ayat-ayat ini berisi penegasan tentang kekuasaan Allah, prinsip bahwa setiap jiwa bertanggung jawab atas perbuatannya, dan sebuah doa yang indah berisi permohonan ampunan dan keringanan dari beban yang tidak sanggup dipikul.

لِلّٰهِ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِ ۗ وَاِنْ تُبْدُوْا مَا فِيْٓ اَنْفُسِكُمْ اَوْ تُخْفُوْهُ يُحَاسِبْكُمْ بِهِ اللّٰهُ ۗ فَيَغْفِرُ لِمَنْ يَّشَاۤءُ وَيُعَذِّبُ مَنْ يَّشَاۤءُ ۗ وَاللّٰهُ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ. اٰمَنَ الرَّسُوْلُ بِمَآ اُنْزِلَ اِلَيْهِ مِنْ رَّبِّهٖ وَالْمُؤْمِنُوْنَۗ كُلٌّ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَمَلٰۤىِٕكَتِهٖ وَكُتُبِهٖ وَرُسُلِهٖۗ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ اَحَدٍ مِّنْ رُّسُلِهٖ ۗ وَقَالُوْا سَمِعْنَا وَاَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَاِلَيْكَ الْمَصِيْرُ. لَا يُكَلِّفُ اللّٰهُ نَفْسًا اِلَّا وُسْعَهَا ۗ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَآ اِنْ نَّسِيْنَآ اَوْ اَخْطَأْنَا ۚ رَبَّnَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَآ اِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهٗ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهٖ ۚ وَاعْفُ عَنَّاۗ وَاغْفِرْ لَنَاۗ وَارْحَمْنَا sourdough poutine ۗ اَنْتَ مَوْلٰىنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكٰفِرِيْنَ

Lillaahi maa fis samaawaati wa maa fil ardh. Wa in tubduu maa fii anfusikum au tukhfuuhu yuhaasibkum bihil laah. Fa yaghfiru limay yasyaa-u wa yu'adzibu may yasyaa'. Wallaahu 'alaa kulli syai-in qadiir. Aamanar rasuulu bimaa unzila ilaihi mir rabbihii wal mu'minuun. Kullun aamana billaahi wa malaa-ikatihii wa kutubihii wa rusulih. Laa nufarriqu baina ahadim mir rusulih. Wa qaaluu sami'naa wa atha'naa ghufraanaka rabbanaa wa ilaikal mashiir. Laa yukalliful laahu nafsan illaa wus'ahaa. Lahaa maa kasabat wa 'alaihaa maktasabat. Rabbanaa laa tu-aakhidznaa in nasiinaa au akhtha'naa. Rabbanaa wa laa tahmil 'alainaa ishran kamaa hamaltahuu 'alal ladziina min qabliina. Rabbanaa wa laa tuhammilnaa maa laa thaaqata lanaa bih. Wa'fu 'annaa, waghfir lanaa, warhamnaa, anta maulaanaa fanshurnaa 'alal qaumil kaafiriin.

"Milik Allahlah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Jika kamu nyatakan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu sembunyikan, niscaya Allah akan memperhitungkannya. Maka Dia mengampuni siapa yang Dia kehendaki dan mengazab siapa yang Dia kehendaki. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Rasul (Muhammad) beriman kepada apa yang diturunkan kepadanya (Al-Qur'an) dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semua beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya. (Mereka berkata), 'Kami tidak membeda-bedakan seorang pun dari rasul-rasul-Nya.' Dan mereka berkata, 'Kami dengar dan kami taat. Ampunilah kami, ya Tuhan kami, dan kepada-Mu tempat (kami) kembali.' Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia mendapat (pahala) dari (kebajikan) yang dikerjakannya dan dia mendapat (siksa) dari (kejahatan) yang diperbuatnya. (Mereka berdoa), 'Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir'."

13. Rangkaian Zikir: Istighfar, Tahlil, dan Shalawat

Ini adalah bagian inti dari zikir dalam tahlil. Dimulai dengan permohonan ampun (istighfar), dilanjutkan dengan pengucapan kalimat tauhid (tahlil) secara berulang-ulang, dan diselingi dengan pujian serta shalawat kepada Nabi Muhammad SAW. Pengulangan ini bertujuan untuk meresapkan makna zikir ke dalam hati.

أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ

Astaghfirullaahal 'azhiim. (Dibaca 3 kali)

"Aku memohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung."

أَفْضَلُ الذِّكْرِ فَاعْلَمْ أَنَّهُ

Afdhaludz dzikri fa'lam annahu:

"Ketahuilah, sebaik-baik zikir adalah:"

لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ

Laa ilaaha illallaah. (Dibaca 33 atau 100 kali)

"Tiada Tuhan selain Allah."

لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ

Laa ilaaha illallaahu Muhammadur rasuulullaah.

"Tiada Tuhan selain Allah, Muhammad adalah utusan Allah."

اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ

Allaahumma sholli 'alaa sayyidinaa Muhammad, allaahumma sholli 'alaihi wa sallim. (Dibaca 2 kali)

"Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami Nabi Muhammad. Ya Allah, limpahkanlah rahmat dan keselamatan atasnya."

سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ، سُبْحَانَ اللهِ الْعَظِيْمِ

Subhaanallaahi wa bihamdih, subhaanallaahil 'azhiim. (Dibaca 33 kali)

"Maha Suci Allah dan dengan memuji-Nya, Maha Suci Allah Yang Maha Agung."

Doa Penutup Tahlil

Setelah rangkaian zikir selesai, majelis ditutup dengan doa yang panjang dan komprehensif. Doa ini merangkum semua permohonan: memohon agar pahala bacaan disampaikan kepada arwah yang dituju, memohon ampunan dan rahmat bagi mereka, serta memohon kebaikan dan keselamatan bagi yang masih hidup.

أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ، حَمْدًا شَاكِرِيْنَ حَمْدًا نَاعِمِيْنَ، حَمْدًا يُوَافِيْ نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ. يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلَالِ وَجْهِكَ الْكَرِيْمِ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ.

A'uudzu billaahi minasy syaithaanir rajiim. Bismillaahir rahmaanir rahiim. Alhamdulillaahi rabbil 'aalamiin, hamdan syaakiriin, hamdan naa'imiin, hamdan yuwaafii ni'amahu wa yukaafi-u maziidah. Yaa rabbanaa lakal hamdu kamaa yanbaghii li jalaali wajhikal kariimi wa 'azhiimi sulthaanik. Allaahumma shalli wa sallim 'alaa sayyidinaa Muhammadin wa 'alaa aali sayyidinaa Muhammad.

"Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk. Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan seru sekalian alam. Pujian orang-orang yang bersyukur, pujian orang-orang yang diberi nikmat, pujian yang sepadan dengan nikmat-nikmat-Nya dan mencakup tambahannya. Wahai Tuhan kami, bagi-Mu segala puji sebagaimana layak bagi keagungan wajah-Mu dan kebesaran kekuasaan-Mu. Ya Allah, limpahkanlah rahmat dan keselamatan kepada junjungan kami Nabi Muhammad dan kepada keluarga junjungan kami Nabi Muhammad."

اَللّٰهُمَّ تَقَبَّلْ وَأَوْصِلْ ثَوَابَ مَا قَرَأْنَاهُ مِنَ الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَمَا هَلَّلْنَا وَمَا سَبَّحْنَا وَمَا اسْتَغْفَرْنَا وَمَا صَلَّيْنَا عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هَدِيَّةً وَاصِلَةً وَرَحْمَةً نَازِلَةً وَبَرَكَةً شَامِلَةً إِلَى حَضْرَةِ حَبِيْبِنَا وَشَفِيْعِنَا وَقُرَّةِ أَعْيُنِنَا سَيِّدِنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ.

Allaahumma taqabbal wa aushil tsawaaba maa qara'naahu minal qur'aanil 'azhiim, wa maa hallalnaa wa maa sabbahnaa wa mastaghfarnaa wa maa shallainaa 'alaa sayyidinaa muhammadin shallallaahu 'alaihi wa sallam, hadiyyatan waashilatan wa rahmatan naazilatan wa barakatan syaamilatan ilaa hadhrati habiibinaa wa syafii'inaa wa qurrati a'yuninaa sayyidinaa wa maulaanaa muhammadin shallallaahu 'alaihi wa sallam.

"Ya Allah, terimalah dan sampaikanlah pahala dari apa yang telah kami baca dari Al-Qur'an yang agung, dari tahlil kami, tasbih kami, istighfar kami, dan shalawat kami kepada junjungan kami Nabi Muhammad SAW, sebagai hadiah yang sampai, rahmat yang turun, dan berkah yang menyebar, kepada hadirat kekasih kami, pemberi syafaat kami, dan penyejuk mata kami, junjungan dan pemimpin kami, Muhammad SAW."

ثُمَّ إِلَى جَمِيْعِ أَرْوَاحِ آبَائِنَا وَأُمَّهَاتِنَا وَأَجْدَادِنَا وَجَدَّاتِنَا وَأَقْرِبَائِنَا وَمَشَايِخِنَا وَلِمَنِ اجْتَمَعْنَا هٰهُنَا بِسَبَبِهِ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لَهُمْ وَارْحَمْهُمْ وَعَافِهِمْ وَاعْفُ عَنْهُمْ. اَللّٰهُمَّ أَنْزِلِ الرَّحْمَةَ وَالْمَغْفِرَةَ عَلَى أَهْلِ الْقُبُوْرِ مِنْ أَهْلِ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ.

Tsumma ilaa jamii'i arwaahi aabaa-inaa wa ummahaatinaa wa ajdaadinaa wa jaddaatinaa wa aqribaa-inaa wa masyaayikhinaa wa limanijtama'naa haahunaa bisababih. Allaahummaghfir lahum warhamhum wa 'aafihim wa'fu 'anhum. Allaahumma anzilir rahmata wal maghfirata 'alaa ahlil qubuuri min ahli laa ilaaha illallaah Muhammadur rasuulullaah.

"Kemudian kepada arwah bapak-bapak kami, ibu-ibu kami, kakek-nenek kami, kerabat kami, guru-guru kami, dan khususnya kepada arwah yang menjadi sebab kami berkumpul di sini. Ya Allah, ampunilah mereka, rahmatilah mereka, selamatkanlah mereka, dan maafkanlah mereka. Ya Allah, turunkanlah rahmat dan ampunan kepada ahli kubur dari golongan orang-orang yang mengucapkan 'La ilaha illallah, Muhammadur rasulullah'."

رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ، وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ. الْفَاتِحَةُ...

Rabbanaa aatinaa fid dunyaa hasanah, wa fil aakhirati hasanah, wa qinaa 'adzaaban naar. Subhaana rabbika rabbil 'izzati 'ammaa yashifuun, wa salaamun 'alal mursaliin, wal hamdulillaahi rabbil 'aalamiin. Al-Faatihah...

"Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan peliharalah kami dari siksa neraka. Maha Suci Tuhanmu, Tuhan Yang Maha Perkasa dari apa yang mereka sifatkan. Dan kesejahteraan dilimpahkan atas para rasul. Dan segala puji bagi Allah, Tuhan seru sekalian alam. Al-Fatihah..."

Majelis tahlil kemudian ditutup dengan pembacaan Surat Al-Fatihah sekali lagi secara bersama-sama. Dengan berakhirnya doa, selesailah seluruh rangkaian acara tahlilan, semoga Allah SWT menerima semua amal ibadah dan doa yang dipanjatkan.

🏠 Kembali ke Homepage