Surat Ar-Rahman: Pesona Kasih Sayang Tuhan
Memahami Makna di Balik Nikmat yang Tak Terhingga
Mengenal Surat Ar-Rahman, Sang Pengantin Al-Qur'an
Surat Ar-Rahman (الرحمن) adalah surat ke-55 dalam Al-Qur'an. Tergolong dalam surat Makkiyah, surat ini terdiri dari 78 ayat yang seluruhnya mengalir dalam irama yang indah dan memukau. Namanya diambil dari kata pertama surat itu sendiri, "Ar-Rahman", yang merupakan salah satu dari Asmaul Husna, berarti "Yang Maha Pemurah". Nama ini bukan sekadar judul, melainkan inti dari seluruh pesan yang terkandung di dalamnya. Surat ini secara keseluruhan adalah sebuah deklarasi agung tentang kemurahan Allah yang tak terbatas, yang dilimpahkan kepada seluruh makhluk-Nya, baik manusia maupun jin.
Keunikan utama Surat Ar-Rahman terletak pada pengulangan ayat "Fabiayyi ‘aalaa’i Rabbikumaa tukadzdzibaan" (فَبِأَيِّ آَلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ), yang berarti "Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?". Ayat ini diulang sebanyak 31 kali, menjadi sebuah refrain yang kuat dan menggugah kesadaran. Pengulangan ini bukan tanpa tujuan; ia berfungsi sebagai pengingat konstan, sebuah pertanyaan retoris yang memaksa pendengar dan pembaca untuk merenung, merefleksikan, dan mengakui setiap nikmat yang telah diberikan Allah. Setiap kali sebuah nikmat—baik itu penciptaan alam semesta, rezeki, hingga kenikmatan surga—disebutkan, ayat ini segera menyusul, seolah-olah mengetuk pintu hati kita, "Apakah ini pun akan kamu ingkari?".
Karena keindahan struktur, bahasa, dan temanya yang fokus pada nikmat dan keindahan, Surat Ar-Rahman sering dijuluki sebagai 'Arus al-Qur'an' atau "Pengantin Al-Qur'an". Julukan ini menggambarkan betapa istimewa dan mempesonanya surat ini di antara surat-surat lainnya, layaknya seorang pengantin yang menjadi pusat perhatian karena keanggunan dan keelokannya.
Struktur dan Tema Utama Surat Ar-Rahman
Surat ini dapat dibagi menjadi beberapa bagian tematik yang saling berkaitan, membentuk sebuah narasi utuh tentang kasih sayang Allah dari dunia hingga akhirat.
- Pembukaan (Ayat 1-13): Dimulai dengan pernyataan agung nama "Ar-Rahman", diikuti dengan nikmat terbesar berupa pengajaran Al-Qur'an, penciptaan manusia, dan kemampuan berbicara. Bagian ini kemudian memaparkan keajaiban alam semesta sebagai bukti kemurahan-Nya: peredaran matahari dan bulan, tumbuhan yang tunduk, langit yang ditinggikan, dan bumi yang dihamparkan untuk makhluk-Nya. Setiap nikmat ini ditutup dengan pertanyaan retoris yang menusuk kalbu.
- Penciptaan Manusia dan Jin (Ayat 14-36): Bagian ini merinci asal mula penciptaan dua makhluk yang menjadi fokus utama surat ini: manusia dari tanah liat kering seperti tembikar, dan jin dari nyala api. Allah kemudian menegaskan kekuasaan-Nya atas lautan, kapal-kapal yang berlayar, serta segala sesuatu di langit dan di bumi. Puncaknya adalah peringatan tentang kefanaan dunia dan tantangan kepada manusia dan jin bahwa mereka tidak akan mampu melarikan diri dari ketetapan Allah.
- Gambaran Hari Kiamat dan Neraka (Ayat 37-45): Surat ini melukiskan dengan jelas kengerian Hari Kiamat. Langit terbelah menjadi merah mawar, dan pada hari itu, para pendosa akan dikenali dari tanda-tandanya. Mereka akan diseret ke dalam neraka Jahannam, sebuah tempat dengan air yang mendidih, sebuah pembalasan yang setimpal bagi mereka yang mendustakan nikmat dan peringatan Tuhan.
- Deskripsi Surga yang Penuh Kenikmatan (Ayat 46-78): Bagian terpanjang dari surat ini didedikasikan untuk menggambarkan keindahan surga sebagai balasan bagi orang-orang yang bertakwa. Menariknya, surga digambarkan dalam dua tingkatan. Pertama, dua surga dengan segala keindahannya: pepohonan rindang, dua mata air yang mengalir, buah-buahan berpasangan, dan bidadari-bidadari suci. Kemudian, digambarkan lagi dua surga lain yang tingkatannya lebih tinggi, dengan warna hijau tua, dua mata air yang memancar, serta buah-buahan dan bidadari yang lebih istimewa. Deskripsi yang detail ini bertujuan untuk membangkitkan kerinduan dan motivasi untuk meraihnya.
Dengan struktur ini, Surat Ar-Rahman membawa kita dalam sebuah perjalanan spiritual: dari pengakuan nikmat di dunia, kesadaran akan pertanggungjawaban di akhirat, peringatan akan siksa bagi yang ingkar, hingga janji kenikmatan abadi bagi yang bersyukur dan taat.
Tafsir Mendalam: "Fabiayyi ‘aalaa’i Rabbikumaa tukadzdzibaan"
Ayat "Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?" adalah jantung dari Surat Ar-Rahman. Untuk memahaminya secara mendalam, kita perlu mengurai beberapa aspek penting.
1. Makna 'Ala' (آَلَاءِ)
Kata 'ala' sering diterjemahkan sebagai "nikmat". Namun, maknanya lebih luas dari itu. Ia mencakup tidak hanya nikmat dan karunia, tetapi juga kekuasaan, keajaiban, tanda-tanda kebesaran, dan bahkan peringatan. Ketika Allah menyebutkan tentang neraka dan azabnya, lalu diikuti oleh ayat ini, maknanya menjadi "Maka kekuasaan (dan keadilan) Tuhanmu yang manakah yang kamu ragukan?". Jadi, ayat ini relevan baik setelah penyebutan karunia maupun setelah penyebutan ancaman.
2. Sapaan 'Rabbikuma' (رَبِّكُمَا) - Tuhan Kamu Berdua
Bentuk ganda (dual) dalam kata "Rabbikuma" adalah sapaan langsung kepada dua jenis makhluk yang memiliki akal dan kehendak bebas: manusia dan jin. Ini menegaskan bahwa seluruh pesan Al-Qur'an, termasuk nikmat dan peringatan dalam surat ini, ditujukan kepada keduanya. Keduanya sama-sama dibebani tanggung jawab untuk beribadah dan keduanya akan menerima balasan atas perbuatan mereka. Sapaan ini menunjukkan universalitas risalah Islam.
3. Dampak Psikologis dari Pengulangan
Pengulangan dalam retorika adalah alat yang sangat kuat. Dalam Surat Ar-Rahman, pengulangan ini memiliki beberapa fungsi psikologis dan spiritual:
- Menanamkan Kesadaran: Seperti tetesan air yang terus-menerus jatuh di atas batu, pengulangan ini secara perlahan melunakkan hati yang keras dan menanamkan kesadaran yang mendalam akan kehadiran dan kemurahan Allah.
- Mencegah Kelalaian: Manusia adalah makhluk pelupa. Setelah disebutkan satu nikmat, kita mungkin segera melupakannya. Ayat ini datang berulang kali untuk menjaga kita tetap fokus dan sadar, tidak membiarkan kita tergelincir ke dalam kelalaian.
- Membangun Argumentasi Kumulatif: Setiap kali ayat ini diulang setelah penyebutan nikmat baru, ia membangun sebuah argumen yang semakin kuat. Seolah-olah Allah berfirman, "Aku beri kamu Al-Qur'an, apakah kamu dustakan? Aku ciptakan kamu, apakah kamu dustakan? Aku bentangkan bumi, apakah kamu dustakan?". Semakin banyak nikmat yang disebutkan, semakin tidak masuk akal bagi siapa pun untuk mendustakannya.
- Sentuhan Emosional: Pertanyaan ini bukanlah pertanyaan yang menuntut jawaban verbal, melainkan jawaban dari hati. Ia adalah sebuah sentuhan emosional yang bertujuan untuk membangkitkan rasa syukur, malu, dan cinta kepada Sang Pemberi Nikmat.
"Pengulangan dalam Surat Ar-Rahman adalah irama ilahi yang dirancang untuk menyelaraskan detak jantung seorang hamba dengan kesadaran akan Tuhannya. Setiap pengulangan adalah jeda untuk refleksi, kesempatan untuk berkata dalam hati, 'Tidak, ya Rabb, tidak ada satu pun nikmat-Mu yang aku dustakan.'"
Keutamaan dan Manfaat Membaca Surat Ar-Rahman
Membaca, merenungkan, dan mengamalkan Surat Ar-Rahman membawa banyak keutamaan dan manfaat bagi seorang Muslim. Di antaranya adalah:
1. Meningkatkan Rasa Syukur
Manfaat paling langsung dari surat ini adalah kemampuannya untuk membangkitkan rasa syukur. Dengan merinci nikmat dari yang terbesar (Al-Qur'an) hingga yang terkecil (buah-buahan dan rerumputan), surat ini membuka mata kita terhadap anugerah yang sering kita anggap remeh. Ia mengajarkan kita untuk melihat keajaiban dalam setiap aspek kehidupan dan mensyukurinya.
2. Mengingatkan akan Kematian dan Akhirat
Ayat "Kullu man ‘alaihaa faan, wa yabqaa wajhu Rabbika dzul jalaali wal ikraam" (Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Wajah Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan) adalah pengingat yang sangat kuat akan kefanaan dunia. Ini membantu kita untuk tidak terlalu terikat pada materi dan duniawi, serta mempersiapkan diri untuk kehidupan abadi di akhirat.
3. Memberikan Ketenangan Jiwa
Irama dan keindahan bahasa Surat Ar-Rahman memiliki efek menenangkan bagi jiwa. Mendengarkan atau membacanya dengan tartil dapat meredakan kecemasan dan stres. Ini karena surat ini menghubungkan kita kembali dengan sumber segala ketenangan, yaitu Allah, Ar-Rahman. Ia mengingatkan kita bahwa kita berada di bawah naungan Tuhan Yang Maha Pemurah.
4. Memperkuat Iman dan Tauhid
Seluruh surat ini adalah penegasan akan keesaan dan kekuasaan Allah. Dari penciptaan alam semesta hingga penetapan hari pembalasan, semuanya menunjukkan bahwa hanya ada satu Tuhan yang berhak disembah. Dengan merenungkannya, iman seorang hamba akan semakin kokoh, dan keyakinannya terhadap tauhid akan semakin mantap.
5. Motivasi untuk Beramal Saleh
Deskripsi surga yang begitu hidup dan detail dalam surat ini bukanlah sekadar dongeng. Ia adalah janji nyata dari Allah bagi hamba-hamba-Nya yang taat. Gambaran kenikmatan abadi ini berfungsi sebagai motivasi yang luar biasa untuk terus berbuat kebaikan, menjauhi larangan, dan berjuang di jalan Allah, dengan harapan dapat menjadi salah satu penghuni surga tersebut.
Bacaan Lengkap Surat Ar-Rahman: Arab, Latin, dan Terjemahan
Berikut adalah bacaan lengkap 78 ayat Surat Ar-Rahman, disertai dengan transliterasi Latin untuk membantu pembacaan dan terjemahan bahasa Indonesia untuk pemahaman makna.
Ayat 1
الرَّحْمٰنُۙ
ar-raḥmān
1. (Allah) Yang Maha Pengasih.
Ayat 2
عَلَّمَ الْقُرْاٰنَۗ
‘allamal-qur'ān
2. Yang telah mengajarkan Al-Qur'an.
Ayat 3
خَلَقَ الْاِنْسَانَۙ
khalaqal-insān
3. Dia menciptakan manusia.
Ayat 4
عَلَّمَهُ الْبَيَانَ
‘allamahul-bayān
4. Mengajarnya pandai berbicara.
Ayat 5
اَلشَّمْسُ وَالْقَمَرُ بِحُسْبَانٍۙ
asy-syamsu wal-qamaru biḥusbān
5. Matahari dan bulan (beredar) menurut perhitungan.
Ayat 6
وَّالنَّجْمُ وَالشَّجَرُ يَسْجُدَانِ
wan-najmu wasy-syajaru yasjudān
6. Dan tetumbuhan dan pepohonan, keduanya tunduk (kepada-Nya).
Ayat 7
وَالسَّمَاۤءَ رَفَعَهَا وَوَضَعَ الْمِيْزَانَۙ
was-samā'a rafa‘ahā wa waḍa‘al-mīzān
7. Dan langit telah ditinggikan-Nya dan Dia letakkan keseimbangan (keadilan).
Ayat 8
اَلَّا تَطْغَوْا فِى الْمِيْزَانِ
allā taṭgau fil-mīzān
8. Agar kamu jangan melampaui batas dalam keseimbangan itu.
Ayat 9
وَاَقِيْمُوا الْوَزْنَ بِالْقِسْطِ وَلَا تُخْسِرُوا الْمِيْزَانَ
wa aqīmul-wazna bil-qisṭi wa lā tukhsirul-mīzān
9. Dan tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi timbangan itu.
Ayat 10
وَالْاَرْضَ وَضَعَهَا لِلْاَنَامِۙ
wal-arḍa waḍa‘ahā lil-anām
10. Dan bumi telah dibentangkan-Nya untuk makhluk(-Nya).
Ayat 11
فِيْهَا فَاكِهَةٌ وَّالنَّخْلُ ذَاتُ الْاَكْمَامِۖ
fīhā fākihatuw wan-nakhlu żātul-akmām
11. Di dalamnya ada buah-buahan dan pohon kurma yang mempunyai kelopak mayang.
Ayat 12
وَالْحَبُّ ذُو الْعَصْفِ وَالرَّيْحَانُۚ
wal-ḥabbu żul-‘aṣfi war-raiḥān
12. Dan biji-bijian yang berkulit dan bunga-bunga yang harum baunya.
Ayat 13
فَبِاَيِّ اٰلَاۤءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
fa bi'ayyi ālā'i rabbikumā tukażżibān
13. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
Ayat 14
خَلَقَ الْاِنْسَانَ مِنْ صَلْصَالٍ كَالْفَخَّارِۙ
khalaqal-insāna min ṣalṣālin kal-fakhkhār
14. Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar,
Ayat 15
وَخَلَقَ الْجَاۤنَّ مِنْ مَّارِجٍ مِّنْ نَّارٍۚ
wa khalaqal-jānna mim mārijim min nār
15. dan Dia menciptakan jin dari nyala api tanpa asap.
Ayat 16
فَبِاَيِّ اٰلَاۤءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
fa bi'ayyi ālā'i rabbikumā tukażżibān
16. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
Ayat 17
رَبُّ الْمَشْرِقَيْنِ وَرَبُّ الْمَغْرِبَيْنِۚ
rabbul-masyriqaini wa rabbul-magribain
17. Tuhan (yang memelihara) dua timur dan Tuhan (yang memelihara) dua barat.
Ayat 18
فَبِاَيِّ اٰلَاۤءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
fa bi'ayyi ālā'i rabbikumā tukażżibān
18. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
Ayat 19
مَرَجَ الْبَحْرَيْنِ يَلْتَقِيٰنِۙ
marajal-baḥraini yaltaqiyān
19. Dia membiarkan dua laut mengalir yang (kemudian) keduanya bertemu,
Ayat 20
بَيْنَهُمَا بَرْزَخٌ لَّا يَبْغِيٰنِۚ
bainahumā barzakhul lā yabgiyān
20. di antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui oleh masing-masing.
Ayat 21
فَبِاَيِّ اٰلَاۤءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
fa bi'ayyi ālā'i rabbikumā tukażżibān
21. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
Ayat 22
يَخْرُجُ مِنْهُمَا اللُّؤْلُؤُ وَالْمَرْجَانُۚ
yakhruju minhumal-lu'lu'u wal-marjān
22. Dari keduanya keluar mutiara dan marjan.
Ayat 23
فَبِاَيِّ اٰلَاۤءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
fa bi'ayyi ālā'i rabbikumā tukażżibān
23. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
Ayat 24
وَلَهُ الْجَوَارِ الْمُنْشَاٰتُ فِى الْبَحْرِ كَالْاَعْلَامِۚ
wa lahul-jawāril-munsya'ātu fil-baḥri kal-a‘lām
24. Milik-Nyalah kapal-kapal yang berlayar di lautan dengan agungnya laksana gunung-gunung.
Ayat 25
فَبِاَيِّ اٰلَاۤءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
fa bi'ayyi ālā'i rabbikumā tukażżibān
25. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
Ayat 26
كُلُّ مَنْ عَلَيْهَا فَانٍۖ
kullu man ‘alaihā fān
26. Semua yang ada di bumi itu akan binasa.
Ayat 27
وَّيَبْقٰى وَجْهُ رَبِّكَ ذُو الْجَلٰلِ وَالْاِكْرَامِۚ
wa yabqā waj-hu rabbika żul-jalāli wal-ikrām
27. Tetapi wajah Tuhanmu yang memiliki kebesaran dan kemuliaan tetap kekal.
Ayat 28
فَبِاَيِّ اٰلَاۤءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
fa bi'ayyi ālā'i rabbikumā tukażżibān
28. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
Ayat 29
يَسْـَٔلُهٗ مَنْ فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ كُلَّ يَوْمٍ هُوَ فِيْ شَأْنٍۚ
yas'aluhū man fis-samāwāti wal-arḍ, kulla yaumin huwa fī sya'n
29. Apa yang di langit dan di bumi selalu meminta kepada-Nya. Setiap waktu Dia dalam kesibukan.
Ayat 30
فَبِاَيِّ اٰلَاۤءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
fa bi'ayyi ālā'i rabbikumā tukażżibān
30. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
Ayat 31
سَنَفْرُغُ لَكُمْ اَيُّهَ الثَّقَلَانِۚ
sanafrugu lakum ayyuhaṡ-ṡaqalān
31. Kami akan memberi perhatian sepenuhnya kepadamu, wahai (golongan) manusia dan jin!
Ayat 32
فَبِاَيِّ اٰلَاۤءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
fa bi'ayyi ālā'i rabbikumā tukażżibān
32. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
Ayat 33
يٰمَعْشَرَ الْجِنِّ وَالْاِنْسِ اِنِ اسْتَطَعْتُمْ اَنْ تَنْفُذُوْا مِنْ اَقْطَارِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ فَانْفُذُوْاۗ لَا تَنْفُذُوْنَ اِلَّا بِسُلْطٰنٍۚ
yā ma‘syaral-jinni wal-insi inistata‘tum an tanfużū min aqṭāris-samāwāti wal-arḍi fanfużū, lā tanfużūna illā bisulṭān
33. Wahai golongan jin dan manusia! Jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka tembuslah. Kamu tidak akan mampu menembusnya kecuali dengan kekuatan (dari Allah).
Ayat 34
فَبِاَيِّ اٰلَاۤءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
fa bi'ayyi ālā'i rabbikumā tukażżibān
34. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
Ayat 35
يُرْسَلُ عَلَيْكُمَا شُوَاظٌ مِّنْ نَّارٍۙ وَّنُحَاسٌ فَلَا تَنْتَصِرَانِۚ
yursalu ‘alaikumā syuwāẓum min nāriw wa nuḥāsun fa lā tantaṣirān
35. Kepadamu (jin dan manusia) akan dikirim nyala api dan cairan tembaga panas sehingga kamu tidak dapat menyelamatkan diri.
Ayat 36
فَبِاَيِّ اٰلَاۤءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
fa bi'ayyi ālā'i rabbikumā tukażżibān
36. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
Ayat 37
فَاِذَا انْشَقَّتِ السَّمَاۤءُ فَكَانَتْ وَرْدَةً كَالدِّهَانِۚ
fa iżansyaqqatis-samā'u fa kānat wardatan kad-dihān
37. Maka apabila langit telah terbelah dan menjadi merah mawar seperti (kilauan) minyak.
Ayat 38
فَبِاَيِّ اٰلَاۤءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
fa bi'ayyi ālā'i rabbikumā tukażżibān
38. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
Ayat 39
فَيَوْمَىِٕذٍ لَّا يُسْـَٔلُ عَنْ ذَنْۢبِهٖٓ اِنْسٌ وَّلَا جَاۤنٌّۚ
fa yauma'iżil lā yus'alu ‘an żambihī insuw wa lā jān
39. Maka pada hari itu manusia dan jin tidak ditanya tentang dosanya.
Ayat 40
فَبِاَيِّ اٰلَاۤءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
fa bi'ayyi ālā'i rabbikumā tukażżibān
40. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
Ayat 41
يُعْرَفُ الْمُجْرِمُوْنَ بِسِيْمٰهُمْ فَيُؤْخَذُ بِالنَّوَاصِيْ وَالْاَقْدَامِۚ
yu‘raful-mujrimụna bisīmāhum fa yu'khażu bin-nawāṣī wal-aqdām
41. Orang-orang yang berdosa akan diketahui dengan tanda-tandanya, lalu direnggut ubun-ubun dan kaki mereka.
Ayat 42
فَبِاَيِّ اٰلَاۤءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
fa bi'ayyi ālā'i rabbikumā tukażżibān
42. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
Ayat 43
هٰذِهٖ جَهَنَّمُ الَّتِيْ يُكَذِّبُ بِهَا الْمُجْرِمُوْنَۘ
hāżihī jahannamullatī yukażżibu bihal-mujrimụn
43. Inilah neraka Jahanam yang didustakan oleh orang-orang yang berdosa.
Ayat 44
يَطُوْفُوْنَ بَيْنَهَا وَبَيْنَ حَمِيْمٍ اٰنٍۚ
yaṭụfụna bainahā wa baina ḥamīmin ān
44. Mereka berkeliling di antaranya dan di antara air yang mendidih.
Ayat 45
فَبِاَيِّ اٰلَاۤءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
fa bi'ayyi ālā'i rabbikumā tukażżibān
45. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
Ayat 46
وَلِمَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهٖ جَنَّتٰنِۚ
wa liman khāfa maqāma rabbihī jannatān
46. Dan bagi siapa yang takut akan saat menghadap Tuhannya ada dua surga.
Ayat 47
فَبِاَيِّ اٰلَاۤءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
fa bi'ayyi ālā'i rabbikumā tukażżibān
47. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
Ayat 48
ذَوَاتَآ اَفْنَانٍۚ
żawātā afnān
48. kedua surga itu mempunyai aneka pepohonan dan buah-buahan.
Ayat 49
فَبِاَيِّ اٰلَاۤءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
fa bi'ayyi ālā'i rabbikumā tukażżibān
49. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
Ayat 50
فِيْهِمَا عَيْنٰنِ تَجْرِيٰنِۚ
fīhimā ‘aināni tajriyān
50. Di dalam kedua surga itu ada dua buah mata air yang mengalir.
Ayat 51
فَبِاَيِّ اٰلَاۤءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
fa bi'ayyi ālā'i rabbikumā tukażżibān
51. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
Ayat 52
فِيْهِمَا مِنْ كُلِّ فَاكِهَةٍ زَوْجٰنِۚ
fīhimā min kulli fākihatin zaujān
52. Di dalam keduanya ada aneka buah-buahan yang berpasang-pasangan.
Ayat 53
فَبِاَيِّ اٰلَاۤءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
fa bi'ayyi ālā'i rabbikumā tukażżibān
53. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
Ayat 54
مُتَّكِـِٕيْنَ عَلٰى فُرُشٍ بَطَاۤىِٕنُهَا مِنْ اِسْتَبْرَقٍۗ وَجَنَا الْجَنَّتَيْنِ دَانٍۚ
muttaki'īna ‘alā furusyim baṭā'inuhā min istabraq, wa janal-jannataini dān
54. Mereka bersandar di atas permadani yang bagian dalamnya dari sutra tebal. Dan buah-buahan di kedua surga itu dapat (dipetik) dari dekat.
Ayat 55
فَبِاَيِّ اٰلَاۤءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
fa bi'ayyi ālā'i rabbikumā tukażżibān
55. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
Ayat 56
فِيْهِنَّ قٰصِرٰتُ الطَّرْفِۙ لَمْ يَطْمِثْهُنَّ اِنْسٌ قَبْلَهُمْ وَلَا جَاۤنٌّۚ
fīhinna qāṣirātuṭ-ṭarf, lam yaṭmiṡ-hunna insun qablahum wa lā jān
56. Di dalam surga itu ada bidadari-bidadari yang membatasi pandangan, yang tidak pernah disentuh oleh manusia maupun jin sebelumnya.
Ayat 57
فَبِاَيِّ اٰلَاۤءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
fa bi'ayyi ālā'i rabbikumā tukażżibān
57. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
Ayat 58
كَاَنَّهُنَّ الْيَاقُوْتُ وَالْمَرْجَانُۚ
ka'annahunnal-yāqụtu wal-marjān
58. Seakan-akan mereka itu seperti permata yakut dan marjan.
Ayat 59
فَبِاَيِّ اٰلَاۤءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
fa bi'ayyi ālā'i rabbikumā tukażżibān
59. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
Ayat 60
هَلْ جَزَاۤءُ الْاِحْسَانِ اِلَّا الْاِحْسَانُۚ
hal jazā'ul-iḥsāni illal-iḥsān
60. Tidak ada balasan untuk kebaikan selain kebaikan (pula).
Ayat 61
فَبِاَيِّ اٰلَاۤءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
fa bi'ayyi ālā'i rabbikumā tukażżibān
61. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
Ayat 62
وَمِنْ دُوْنِهِمَا جَنَّتٰنِۚ
wa min dụnihimā jannatān
62. Dan selain dari dua surga itu ada dua surga lagi.
Ayat 63
فَبِاَيِّ اٰلَاۤءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
fa bi'ayyi ālā'i rabbikumā tukażżibān
63. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
Ayat 64
مُدْهَاۤمَّتٰنِۚ
mud-hāmmatān
64. (Kedua surga itu) tampak hijau tua warnanya.
Ayat 65
فَبِاَيِّ اٰلَاۤءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
fa bi'ayyi ālā'i rabbikumā tukażżibān
65. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
Ayat 66
فِيْهِمَا عَيْنٰنِ نَضَّاخَتٰنِۚ
fīhimā ‘aināni naḍḍākhatān
66. Di dalam keduanya ada dua mata air yang memancar.
Ayat 67
فَبِاَيِّ اٰلَاۤءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
fa bi'ayyi ālā'i rabbikumā tukażżibān
67. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
Ayat 68
فِيْهِمَا فَاكِهَةٌ وَّنَخْلٌ وَّرُمَّانٌۚ
fīhimā fākihatuw wa nakhluw wa rummān
68. Di dalam keduanya ada buah-buahan, kurma dan delima.
Ayat 69
فَبِاَيِّ اٰلَاۤءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
fa bi'ayyi ālā'i rabbikumā tukażżibān
69. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
Ayat 70
فِيْهِنَّ خَيْرٰتٌ حِسَانٌۚ
fīhinna khairātun ḥisān
70. Di dalam surga-surga itu ada bidadari-bidadari yang baik-baik dan jelita.
Ayat 71
فَبِاَيِّ اٰلَاۤءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
fa bi'ayyi ālā'i rabbikumā tukażżibān
71. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
Ayat 72
حُوْرٌ مَّقْصُوْرٰتٌ فِى الْخِيَامِۚ
ḥụrum maqṣụrātun fil-khiyām
72. Bidadari-bidadari yang dipelihara di dalam kemah-kemah.
Ayat 73
فَبِاَيِّ اٰلَاۤءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
fa bi'ayyi ālā'i rabbikumā tukażżibān
73. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
Ayat 74
لَمْ يَطْمِثْهُنَّ اِنْسٌ قَبْلَهُمْ وَلَا جَاۤنٌّۚ
lam yaṭmiṡ-hunna insun qablahum wa lā jān
74. Mereka tidak pernah disentuh oleh manusia maupun jin sebelumnya.
Ayat 75
فَبِاَيِّ اٰلَاۤءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
fa bi'ayyi ālā'i rabbikumā tukażżibān
75. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
Ayat 76
مُتَّكِـِٕيْنَ عَلٰى رَفْرَفٍ خُضْرٍ وَّعَبْقَرِيٍّ حِسَانٍۚ
muttaki'īna ‘alā rafrafin khuḍriw wa ‘abqariyyin ḥisān
76. Mereka bersandar pada bantal-bantal yang hijau dan permadani-permadani yang indah.
Ayat 77
فَبِاَيِّ اٰلَاۤءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
fa bi'ayyi ālā'i rabbikumā tukażżibān
77. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
Ayat 78
تَبٰرَكَ اسْمُ رَبِّكَ ذِى الْجَلٰلِ وَالْاِكْرَامِ
tabārakasmu rabbika żil-jalāli wal-ikrām
78. Mahasuci nama Tuhanmu Pemilik Keagungan dan Kemuliaan.