Panduan Lengkap Bacaan Sholat Jenazah Takbir ke 3 dan 4

Ilustrasi Sholat Jenazah Siluet orang-orang yang sedang melaksanakan sholat jenazah di belakang keranda. Jenazah Imam Shaf Ilustrasi tata cara sholat jenazah dengan imam dan makmum di belakang keranda jenazah.

Sholat jenazah merupakan salah satu kewajiban kolektif (fardhu kifayah) bagi umat Islam terhadap saudaranya yang telah meninggal dunia. Pelaksanaannya memiliki keunikan tersendiri, yakni tanpa rukuk dan sujud, melainkan terdiri dari empat kali takbir. Setiap takbir memiliki bacaan khusus yang sarat akan makna dan doa. Fokus utama dalam artikel ini adalah mengupas secara tuntas dan mendalam mengenai bacaan sholat jenazah takbir ke 3 dan 4, yang merupakan inti dari permohonan ampunan dan kebaikan bagi almarhum/almarhumah.

Memahami setiap lafaz doa ini tidak hanya penting untuk sahnya ibadah, tetapi juga untuk menumbuhkan kekhusyukan dan kesadaran akan hakikat kehidupan dan kematian. Melalui doa-doa inilah kita menunaikan hak terakhir saudara kita, memohonkan ampunan atas segala dosanya, dan mendoakan agar ia mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah SWT.

Memahami Hakikat dan Hukum Sholat Jenazah

Sebelum melangkah lebih jauh ke dalam bacaan takbir ketiga dan keempat, sangat penting untuk memiliki fondasi pemahaman yang kuat tentang sholat jenazah itu sendiri. Sholat ini adalah bentuk penghormatan terakhir, sebuah prosesi spiritual yang menghubungkan yang hidup dengan yang telah tiada melalui untaian doa.

Hukum Fardhu Kifayah

Hukum melaksanakan sholat jenazah adalah fardhu kifayah. Artinya, kewajiban ini dibebankan kepada seluruh komunitas Muslim di suatu wilayah. Apabila sebagian dari mereka telah melaksanakannya, maka gugurlah kewajiban bagi yang lain. Namun, jika tidak ada seorang pun yang melaksanakannya, maka seluruh komunitas Muslim di wilayah tersebut akan menanggung dosa. Ini menunjukkan betapa kuatnya ikatan persaudaraan (ukhuwah Islamiyah) dalam Islam, bahkan ikatan itu tidak terputus oleh kematian.

Keutamaan Menyalatkan Jenazah

Rasulullah SAW memberikan motivasi yang sangat besar bagi umatnya untuk turut serta dalam menyalatkan jenazah. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda:

"Barangsiapa yang menyaksikan jenazah sampai ia menyolatkannya, maka baginya satu qirath. Dan barangsiapa yang menyaksikannya hingga sampai ia dikuburkan, maka baginya dua qirath." Ada yang bertanya, "Apakah dua qirath itu?" Beliau menjawab, "Seperti dua gunung yang besar."

Hadis ini menggambarkan betapa agungnya pahala yang Allah sediakan bagi mereka yang meluangkan waktu untuk memberikan penghormatan dan doa terakhir bagi saudaranya. Pahala sebesar gunung adalah kiasan yang menunjukkan ganjaran yang tak terhingga nilainya.

Rukun dan Tata Cara Sholat Jenazah Secara Umum

Sholat jenazah memiliki rukun-rukun yang harus dipenuhi agar sholat tersebut dianggap sah. Secara ringkas, rukun-rukun tersebut adalah sebagai berikut:

Posisi imam juga memiliki ketentuan. Jika jenazahnya laki-laki, imam berdiri sejajar dengan kepala jenazah. Jika jenazahnya perempuan, imam berdiri sejajar dengan bagian tengah tubuh (pinggang) jenazah.

Fokus Utama: Bacaan Sholat Jenazah Takbir ke 3

Takbir ketiga adalah puncak dari sholat jenazah. Pada momen inilah, seluruh jamaah secara serentak memanjatkan doa yang paling esensial bagi si mayit: permohonan ampunan, rahmat, dan pembebasan dari segala kesulitan. Doa ini merupakan wujud kasih sayang dan kepedulian terdalam dari yang masih hidup kepada yang telah berpulang.

Terdapat beberapa versi doa yang diajarkan, namun yang paling umum dan ma'tsur (berasal dari riwayat Nabi) adalah sebagai berikut. Penting untuk memperhatikan perbedaan lafaz (dhamir/kata ganti) antara jenazah laki-laki dan perempuan.

1. Doa untuk Jenazah Laki-Laki (Dewasa)

Ketika jenazah yang dishalatkan adalah seorang laki-laki, maka doa yang dibaca menggunakan kata ganti "-hu" yang berarti "dia (laki-laki)".

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ، وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ، وَوَسِّعْ مَدْخَلَهُ، وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ، وَنَقِّهِ مِنَ الْخَطَايَا كَمَا نَقَّيْتَ الثَّوْبَ اْلأَبْيَضَ مِنَ الدَّنَسِ، وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ، وَأَهْلاً خَيْرًا مِنْ أَهْلِهِ، وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ، وَأَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ، وَأَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَعَذَابِ النَّارِ

Allahummaghfirlahu warhamhu wa 'aafihi wa'fu 'anhu, wa akrim nuzulahu, wa wassi' mudkholahu, waghsilhu bil maa-i wats tsalji wal barod, wa naqqihi minal khothooyaa kamaa naqqoitats tsaubal abyadho minad danas, wa abdilhu daaron khoiron min daarihi, wa ahlan khoiron min ahlihi, wa zaujan khoiron min zaujihi, wa adkhilhul jannata, wa a'idzhu min 'adzaabil qobri wa 'adzaabin naar.

"Ya Allah, ampunilah dia, rahmatilah dia, selamatkanlah dia, dan maafkanlah kesalahannya. Muliakanlah tempat tinggalnya, luaskanlah pintu masuknya (kuburnya), dan mandikanlah ia dengan air, salju, dan embun. Bersihkanlah ia dari segala kesalahan sebagaimana Engkau membersihkan pakaian putih dari noda. Gantikanlah untuknya rumah yang lebih baik dari rumahnya (di dunia), keluarga yang lebih baik dari keluarganya, dan pasangan yang lebih baik dari pasangannya. Masukkanlah ia ke dalam surga, dan lindungilah ia dari siksa kubur dan siksa api neraka."

Membedah Makna Doa Takbir Ketiga untuk Jenazah Laki-Laki

Setiap kalimat dalam doa ini memiliki makna yang sangat mendalam:

2. Doa untuk Jenazah Perempuan (Dewasa)

Jika jenazahnya adalah seorang perempuan, maka kata ganti "-hu" diubah menjadi "-ha" yang berarti "dia (perempuan)". Perubahan ini terjadi di beberapa bagian doa.

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهَا وَارْحَمْهَا وَعَافِهَا وَاعْفُ عَنْهَا، وَأَكْرِمْ نُزُلَهَا، وَوَسِّعْ مَدْخَلَهَا، وَاغْسِلْهَا بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ، وَنَقِّهَا مِنَ الْخَطَايَا كَمَا نَقَّيْتَ الثَّوْبَ اْلأَبْيَضَ مِنَ الدَّnَسِ، وَأَبْدِلْهَا دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهَا، وَأَهْلاً خَيْرًا مِنْ أَهْلِهَا، وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهَا، وَأَدْخِلْهَا الْجَنَّةَ، وَأَعِذْهَا مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَعَذَابِ النَّارِ

Allahummaghfirlahaa warhamhaa wa 'aafihaa wa'fu 'anhaa, wa akrim nuzulahaa, wa wassi' mudkholahaa, waghsilhaa bil maa-i wats tsalji wal barod, wa naqqihaa minal khothooyaa kamaa naqqoitats tsaubal abyadho minad danas, wa abdilhaa daaron khoiron min daarihaa, wa ahlan khoiron min ahlihaa, wa zaujan khoiron min zaujihaa, wa adkhilhal jannata, wa a'idzhaa min 'adzaabil qobri wa 'adzaabin naar.

"Ya Allah, ampunilah dia, rahmatilah dia, selamatkanlah dia, dan maafkanlah kesalahannya. Muliakanlah tempat tinggalnya, luaskanlah pintu masuknya (kuburnya), dan mandikanlah ia dengan air, salju, dan embun. Bersihkanlah ia dari segala kesalahan sebagaimana Engkau membersihkan pakaian putih dari noda. Gantikanlah untuknya rumah yang lebih baik dari rumahnya (di dunia), keluarga yang lebih baik dari keluarganya, dan pasangan yang lebih baik dari pasangannya. Masukkanlah ia ke dalam surga, dan lindungilah ia dari siksa kubur dan siksa api neraka."

Perhatikan bahwa terjemahannya tetap sama, namun pengucapan dalam bahasa Arabnya berbeda untuk menyesuaikan dengan gender jenazah. Ketelitian dalam mengucapkan lafaz ini menunjukkan perhatian dan kesungguhan kita dalam berdoa.

3. Doa untuk Jenazah Anak-Anak (Belum Baligh)

Untuk jenazah anak-anak yang belum mencapai usia baligh, mereka dianggap belum memiliki catatan dosa. Oleh karena itu, doa yang dipanjatkan bukanlah permohonan ampunan, melainkan permohonan agar anak tersebut dijadikan sebagai tabungan pahala, pemberi syafaat, dan pelajaran berharga bagi kedua orang tuanya.

اَللَّهُمَّ اجْعَلْهُ فَرَطًا وَذُخْرًا لِوَالِدَيْهِ، وَشَفِيْعًا مُجَابًا. اَللَّهُمَّ ثَقِّلْ بِهِ مَوَازِيْنَهُمَا وَأَعْظِمْ بِهِ أُجُوْرَهُمَا، وَأَلْحِقْهُ بِصَالِحِ الْمُؤْمِنِيْنَ، وَاجْعَلْهُ فِيْ كَفَالَةِ إِبْرَاهِيْمَ، وَقِهِ بِرَحْمَتِكَ عَذَابَ الْجَحِيْمِ

Allahummaj'alhu farothon wa dzukhron liwaalidaihi, wa syafii'an mujaaban. Allahumma tsaqqil bihi mawaaziinahumaa wa a'dzim bihi ujuurohumaa, wa alhiqhu bishoolihil mu'miniin, waj'alhu fii kafaalati ibroohiim, wa qihi birohmatika 'adzaabal jahiim.

"Ya Allah, jadikanlah dia sebagai simpanan pendahuluan dan tabungan bagi kedua orang tuanya, dan sebagai pemberi syafaat yang dikabulkan. Ya Allah, beratkanlah timbangan amal kedua orang tuanya dengannya, dan perbesarlah pahala mereka. Kumpulkanlah dia bersama orang-orang beriman yang shaleh, dan jadikanlah dia dalam pemeliharaan Nabi Ibrahim, serta lindungilah dia dengan rahmat-Mu dari siksa neraka Jahim."

Jika jenazah anak-anak tersebut perempuan, kata ganti "-hu" diubah menjadi "-ha" (misal: Allahummaj'alhaa farothon...).

Fokus Utama: Bacaan Sholat Jenazah Takbir ke 4

Setelah memanjatkan doa khusus untuk si mayit pada takbir ketiga, takbir keempat menjadi momen untuk mendoakan diri kita sendiri, kaum muslimin yang masih hidup, dan kembali menyisipkan doa untuk almarhum/almarhumah. Ini menunjukkan bahwa sholat jenazah tidak hanya bermanfaat bagi yang meninggal, tetapi juga menjadi sarana introspeksi dan permohonan bagi yang hidup.

Bacaan setelah takbir keempat umumnya lebih singkat. Terdapat beberapa pilihan doa yang bisa dibaca.

1. Doa Versi Umum (Laki-laki)

Ini adalah doa yang paling sering digunakan dan mencakup permohonan bagi yang hidup dan yang telah tiada.

اَللَّهُمَّ لَا تَحْرِمْنَا أَجْرَهُ وَلَا تَفْتِنَّا بَعْدَهُ، وَاغْفِرْ لَنَا وَلَهُ

Allahumma laa tahrimnaa ajrohu, wa laa taftinnaa ba'dahu, waghfirlanaa walahu.

"Ya Allah, janganlah Engkau haramkan kami dari pahalanya, dan janganlah Engkau beri kami cobaan sepeninggalnya, serta ampunilah kami dan dia."

Analisis Makna Doa Takbir Keempat

2. Doa Versi Umum (Perempuan)

Sama seperti sebelumnya, jika jenazahnya perempuan, kata ganti "-hu" diubah menjadi "-ha".

اَللَّهُمَّ لَا تَحْرِمْنَا أَجْرَهَا وَلَا تَفْتِنَّا بَعْدَهَا، وَاغْفِرْ لَنَا وَلَهَا

Allahumma laa tahrimnaa ajrohaa, wa laa taftinnaa ba'dahaa, waghfirlanaa walahaa.

"Ya Allah, janganlah Engkau haramkan kami dari pahalanya, dan janganlah Engkau beri kami cobaan sepeninggalnya, serta ampunilah kami dan dia."

Setelah membaca doa ini, biasanya imam dan makmum diam sejenak sebelum mengucapkan salam untuk mengakhiri sholat.

Mengakhiri Sholat Jenazah: Salam

Sholat jenazah diakhiri dengan salam, sebagaimana sholat fardhu lainnya. Caranya adalah dengan menoleh ke kanan sambil mengucapkan:

"السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ"

(Assalaamu 'alaikum wa rahmatullaahi wa barakaatuh)

Sebagian ulama berpendapat cukup dengan satu kali salam ke kanan, dan ini adalah pendapat yang kuat. Namun, ada juga yang berpendapat untuk melakukan dua kali salam, ke kanan dan ke kiri, seperti sholat pada umumnya. Keduanya memiliki dasar dan boleh diamalkan.

Hal-hal Penting Lainnya Seputar Sholat Jenazah

Untuk melengkapi pemahaman, ada beberapa isu fiqih dan praktik yang sering menjadi pertanyaan di masyarakat terkait pelaksanaan sholat jenazah.

Sholat Jenazah Ghaib

Sholat ghaib adalah sholat jenazah yang dilakukan untuk seseorang yang meninggal di tempat yang jauh, di mana jenazahnya tidak berada di hadapan orang yang sholat. Hukumnya adalah boleh (jaiz) dan sah. Tata caranya sama persis dengan sholat jenazah biasa, yang membedakan hanyalah niatnya. Dalam niat, kita menyebutkan bahwa sholat ini ditujukan untuk jenazah ghaib (misalnya: "Saya niat sholat atas jenazah ghaib fulan bin fulan...").

Jika Terlambat (Masbuq) dalam Sholat Jenazah

Bagaimana jika seseorang datang terlambat dan imam sudah melakukan beberapa takbir? Orang tersebut (masbuq) harus langsung takbiratul ihram dan mengikuti imam. Bacaan yang ia baca disesuaikan dengan takbir yang sedang dilakukan oleh imam.

Misalnya, jika ia bergabung saat imam sedang melakukan takbir ketiga (membaca doa untuk jenazah), maka ia membaca doa untuk jenazah bersama imam. Setelah imam salam, ia tidak ikut salam. Ia harus menyempurnakan takbir yang tertinggal. Ia melanjutkan dengan takbir (sebagai takbir keduanya), lalu membaca shalawat. Kemudian takbir lagi (sebagai takbir ketiganya), lalu membaca doa untuk jenazah. Kemudian takbir lagi (sebagai takbir keempatnya), membaca doa setelahnya, lalu salam. Ia melengkapi takbir yang kurang dengan bacaannya masing-masing.

Keutamaan Shaf (Barisan) yang Banyak dan Ganjil

Sangat dianjurkan untuk memperbanyak jumlah jamaah yang menyalatkan jenazah. Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah seorang muslim meninggal dunia, lalu dishalatkan oleh empat puluh orang yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu pun, melainkan Allah akan memberikan syafaat mereka untuknya." (HR. Muslim).

Selain itu, dianjurkan pula untuk menjadikan shaf (barisan) sholat menjadi tiga baris atau lebih, meskipun barisannya pendek. Dari Malik bin Hubairah, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah seorang mukmin meninggal, lalu dishalatkan oleh tiga shaf dari kaum muslimin, melainkan Allah akan mewajibkan (surga) baginya." (HR. Abu Dawud & Tirmidzi).

Hikmah dan Pelajaran di Balik Sholat Jenazah

Sholat jenazah bukan sekadar ritual tanpa makna. Di dalamnya terkandung hikmah dan pelajaran yang sangat berharga bagi kita yang masih hidup:

  1. Pengingat Kematian (Dzikrul Maut): Berdiri di hadapan jenazah yang terbujur kaku adalah pengingat paling efektif bahwa kita semua akan mengalami hal yang sama. Ini mendorong kita untuk mempersiapkan bekal dan memperbaiki diri.
  2. Wujud Ukhuwah Islamiyah: Melaksanakan sholat jenazah adalah bukti nyata dari persaudaraan Islam. Kita mendoakan saudara kita di saat ia paling membutuhkan doa, yaitu ketika amalnya telah terputus.
  3. Menghibur Keluarga yang Ditinggalkan: Kehadiran dan doa dari banyak orang akan menjadi penghibur dan penguat bagi keluarga yang sedang berduka. Mereka merasa tidak sendiri dalam menghadapi musibah.
  4. Sarana Memohon Ampunan: Melalui doa-doa yang kita panjatkan, kita berharap Allah SWT mengampuni segala dosa almarhum/almarhumah dan melapangkan kuburnya. Ini adalah hadiah terbaik yang bisa kita berikan.
  5. Introspeksi Diri: Doa yang kita baca, terutama pada takbir keempat ("ampunilah kami dan dia"), menjadi momen untuk kita merenungi dosa-dosa kita sendiri dan memohon ampunan kepada Allah selagi masih ada kesempatan.

Kesimpulan

Bacaan sholat jenazah, khususnya pada takbir ke 3 dan ke 4, adalah jantung dari seluruh prosesi ibadah ini. Takbir ketiga adalah puncak permohonan kita untuk kebaikan, ampunan, dan rahmat bagi saudara kita yang telah berpulang. Setiap kalimatnya mengandung harapan agar ia mendapatkan perlakuan terbaik di alam barzakh dan akhirat kelak.

Sementara itu, takbir keempat menjadi jembatan antara yang telah tiada dengan yang masih hidup. Kita memohon agar tidak kehilangan pahala, dijauhkan dari fitnah, dan sama-sama diampuni oleh Allah SWT. Mempelajari, menghafalkan, dan yang terpenting, meresapi makna dari setiap doa ini akan meningkatkan kualitas sholat kita dan menjadikannya sebagai ibadah yang benar-benar khusyuk dan bermakna.

Semoga Allah SWT senantiasa membimbing kita untuk dapat menunaikan hak-hak saudara kita yang meninggal dengan sebaik-baiknya, dan semoga kelak ketika tiba giliran kita, ada saudara-saudara kita yang mendoakan kita dengan doa yang tulus dan ikhlas.

🏠 Kembali ke Homepage