Panduan Lengkap Bacaan Sholat Jenazah Sesuai Tuntunan Muhammadiyah
Simbol penghormatan dan doa untuk yang telah berpulang.
Kematian adalah sebuah kepastian yang akan dihadapi oleh setiap makhluk yang bernyawa. Dalam ajaran Islam, prosesi pengurusan jenazah merupakan sebuah kewajiban kolektif atau Fardhu Kifayah bagi umat Islam. Salah satu bagian terpenting dari prosesi ini adalah pelaksanaan Sholat Jenazah. Sholat ini bukan hanya sekadar ritual, melainkan sebuah bentuk penghormatan terakhir, doa, dan permohonan ampunan bagi almarhum atau almarhumah yang akan menghadap Sang Pencipta.
Muhammadiyah, sebagai salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia, memiliki panduan yang jelas dan merujuk langsung pada dalil-dalil dari Al-Qur'an dan As-Sunnah Ash-Shahihah (hadis yang sahih) dalam setiap praktik ibadahnya, termasuk Sholat Jenazah. Panduan ini tertuang dalam Himpunan Putusan Tarjih (HPT) Muhammadiyah. Artikel ini akan menguraikan secara mendalam dan komprehensif mengenai tata cara dan bacaan sholat jenazah Muhammadiyah, dari niat hingga salam, beserta makna yang terkandung di dalamnya.
Memahami Hakikat dan Kedudukan Sholat Jenazah
Sebelum melangkah kepada bacaan, penting untuk memahami esensi dari Sholat Jenazah. Berbeda dengan sholat fardhu atau sunnah lainnya, Sholat Jenazah tidak memiliki gerakan rukuk, i'tidal, sujud, maupun duduk di antara dua sujud. Seluruh rangkaiannya dilaksanakan dalam posisi berdiri, yang melambangkan fokus total pada doa dan permohonan kepada Allah SWT. Sholat ini terdiri dari empat kali takbir yang masing-masing diikuti dengan bacaan khusus.
Rasulullah SAW bersabda mengenai keutamaan menyolatkan jenazah, yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah:
"Barangsiapa yang menyaksikan jenazah sampai ia menyolatkannya, maka baginya satu qirath. Lalu barangsiapa yang menyaksikan jenazah hingga dimakamkan, maka baginya dua qirath." Ada yang bertanya, "Apa yang dimaksud dua qirath?" Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, "Dua qirath itu semisal dua gunung yang besar." (HR. Bukhari dan Muslim).
Hadis ini menunjukkan betapa besar pahala yang dijanjikan bagi mereka yang ikut serta dalam memberikan penghormatan terakhir. Ini bukan sekadar kewajiban, tetapi juga kesempatan untuk meraih rahmat Allah sekaligus mendoakan saudara sesama muslim.
Syarat dan Rukun Sholat Jenazah
Agar sholat jenazah sah, beberapa syarat dan rukun harus terpenuhi. Syarat-syarat tersebut sama seperti sholat pada umumnya, yaitu:
- Beragama Islam (baik yang menyolatkan maupun yang disholatkan).
- Suci dari hadas besar dan kecil (berwudhu).
- Suci badan, pakaian, dan tempat sholat dari najis.
- Menutup aurat.
- Menghadap kiblat.
Adapun jenazah yang akan disholatkan juga harus memenuhi syarat, yaitu telah dimandikan dan dikafani. Posisi jenazah diletakkan di depan jamaah yang akan menyolatkan. Sesuai tuntunan, jika jenazahnya laki-laki, maka posisi imam berdiri sejajar dengan kepala jenazah. Apabila jenazahnya perempuan, imam berdiri sejajar dengan bagian tengah badan (pinggang) jenazah.
Rukun Sholat Jenazah adalah pilar-pilar yang jika salah satunya ditinggalkan, maka sholatnya tidak sah. Rukun tersebut adalah:
- Niat: Dilakukan di dalam hati bersamaan dengan takbiratul ihram.
- Berdiri: Dilakukan bagi yang mampu.
- Empat Kali Takbir: Termasuk takbiratul ihram.
- Membaca Surat Al-Fatihah: Setelah takbir pertama.
- Membaca Shalawat Nabi: Setelah takbir kedua.
- Mendoakan Jenazah: Setelah takbir ketiga.
- Membaca Doa: Setelah takbir keempat.
- Salam: Sebagai penutup sholat.
Tata Cara dan Bacaan Sholat Jenazah Langkah demi Langkah
Berikut adalah panduan terperinci mengenai setiap langkah dan bacaan dalam Sholat Jenazah sesuai dengan manhaj Tarjih Muhammadiyah.
Langkah 1: Niat di Dalam Hati
Niat adalah rukun pertama dan utama dalam setiap ibadah. Dalam pandangan Muhammadiyah, niat bertempat di dalam hati dan tidak ada tuntunan untuk melafalkannya (talaffuzh bin niyyah). Niat dilakukan bersamaan dengan mengangkat tangan untuk takbiratul ihram. Isi niat tersebut mencakup kesengajaan untuk melakukan sholat atas jenazah tertentu (laki-laki/perempuan) dengan empat kali takbir karena Allah Ta'ala. Seseorang cukup memantapkan di dalam hatinya: "Saya berniat sholat untuk jenazah ini, empat kali takbir, fardhu kifayah, sebagai makmum/imam, karena Allah Ta'ala." Keikhlasan dalam niat adalah kunci diterimanya sebuah amalan.
Langkah 2: Takbir Pertama (Takbiratul Ihram) dan Membaca Al-Fatihah
Sholat dimulai dengan Takbiratul Ihram. Imam dan makmum mengangkat kedua tangan sejajar dengan bahu atau telinga sambil mengucapkan "Allahu Akbar". Berdasarkan pandangan Tarjih Muhammadiyah, mengangkat tangan hanya disyariatkan pada takbir yang pertama ini. Setelah takbir, tangan disedekapkan di atas dada, sebagaimana sholat biasa.
Setelah bersedekap, bacaan yang dibaca adalah Surat Al-Fatihah. Pembacaannya dilakukan secara sirr (lirih atau tidak dikeraskan), baik bagi imam maupun makmum.
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ. الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ. اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ. اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ. صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ ەۙ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّاۤلِّيْنَ.
Bismillāhir-raḥmānir-raḥīm. Al-ḥamdu lillāhi rabbil-'ālamīn. Ar-raḥmānir-raḥīm. Māliki yaumid-dīn. Iyyāka na'budu wa iyyāka nasta'īn. Ihdinaṣ-ṣirāṭal-mustaqīm. Ṣirāṭallażīna an'amta 'alaihim gairil-magḍūbi 'alaihim wa laḍ-ḍāllīn.
Artinya: "Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam. Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Pemilik hari pembalasan. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus. (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya; bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat."
Pembacaan Al-Fatihah di awal sholat jenazah memiliki makna yang sangat dalam. Surat ini adalah Ummul Qur'an (induk Al-Qur'an) yang merangkum seluruh ajaran pokok Islam. Dengan membacanya, kita mengawali doa untuk si mayit dengan pujian tertinggi kepada Allah, pengakuan atas kekuasaan-Nya, serta permohonan petunjuk. Ini adalah pengingat bagi kita yang hidup dan doa agar almarhum/almarhumah diterima di sisi-Nya dalam keadaan berada di jalan yang lurus.
Langkah 3: Takbir Kedua dan Membaca Shalawat Nabi
Setelah selesai membaca Al-Fatihah, dilanjutkan dengan takbir kedua sambil mengucapkan "Allahu Akbar". Pada takbir kedua, ketiga, dan keempat, tidak perlu mengangkat tangan. Tangan tetap dalam posisi bersedekap di dada.
Bacaan setelah takbir kedua adalah Shalawat kepada Nabi Muhammad SAW. Shalawat yang paling utama (afdhal) untuk dibaca adalah Shalawat Ibrahimiyah, yaitu shalawat yang biasa kita baca saat tasyahud akhir dalam sholat fardhu.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
Allāhumma ṣalli 'alā Muḥammadin wa 'alā āli Muḥammad, kamā ṣallaita 'alā Ibrāhīma wa 'alā āli Ibrāhīm, innaka ḥamīdum majīd. Allāhumma bārik 'alā Muḥammadin wa 'alā āli Muḥammad, kamā bārakta 'alā Ibrāhīma wa 'alā āli Ibrāhīm, innaka ḥamīdum majīd.
Artinya: "Ya Allah, berikanlah rahmat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberikan rahmat kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia. Ya Allah, berikanlah berkah kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberikan berkah kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia."
Membaca shalawat merupakan bentuk wasilah (perantara) dalam berdoa. Kita memohon kepada Allah dengan menyebut kemuliaan Nabi Muhammad SAW. Ini adalah adab dalam berdoa, mengakui jasa dan kedudukan Rasulullah sebagai pembawa risalah. Dengan bershalawat, kita berharap doa-doa yang akan kita panjatkan untuk jenazah lebih mustajab dan diterima oleh Allah SWT. Ini juga merupakan ekspresi cinta kita kepada Nabi, yang merupakan syarat kesempurnaan iman.
Langkah 4: Takbir Ketiga dan Doa Khusus untuk Jenazah
Selanjutnya adalah takbir ketiga, diucapkan dengan "Allahu Akbar" dan tangan tetap bersedekap. Momen setelah takbir ketiga adalah inti dari Sholat Jenazah, yaitu memanjatkan doa yang tulus dan ikhlas untuk si mayit.
Ada beberapa riwayat doa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Salah satu doa yang paling sering digunakan dan terdapat dalam Himpunan Putusan Tarjih Muhammadiyah adalah sebagai berikut:
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ وَوَسِّعْ مُدْخَلَهُ وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ وَنَقِّهِ مِنَ الْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ اْلأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ وَأَهْلاً خَيْرًا مِنْ أَهْلِهِ وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ وَأَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ وَأَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَفِتْنَتِهِ وَمِنْ عَذَابِ النَّارِ.
Allāhummagfir lahu warḥamhu wa 'āfihi wa'fu 'anhu, wa akrim nuzulahu, wa wassi' mudkhalahu, wagsilhu bil-mā'i wats-tsalji wal-barad, wa naqqihi minal-khaṭāyā kamā yunaqqaṡ-ṡaubul-abyaḍu minad-danas, wa abdilhu dāran khairan min dārihi, wa ahlan khairan min ahlihi, wa zaujan khairan min zaujihi, wa adkhilhul-jannata wa a'iżhu min 'ażābil-qabri wa fitnatihi wa min 'ażābin-nār.
Artinya: "Ya Allah, ampunilah dia, rahmatilah dia, selamatkanlah dia, dan maafkanlah kesalahannya. Muliakanlah tempat tinggalnya, luaskanlah pintu masuknya (kuburnya), mandikanlah ia dengan air, salju, dan embun. Bersihkanlah ia dari segala kesalahan sebagaimana kain putih dibersihkan dari kotoran. Gantikanlah rumahnya dengan rumah yang lebih baik dari rumahnya (di dunia), keluarga yang lebih baik dari keluarganya, dan pasangan yang lebih baik dari pasangannya. Masukkanlah ia ke dalam surga dan lindungilah ia dari siksa kubur dan fitnahnya, serta dari siksa api neraka."
Penyesuaian Doa Berdasarkan Jenis Kelamin Jenazah
Doa di atas menggunakan dhamir (kata ganti) untuk laki-laki tunggal (-hu). Jika jenazahnya adalah seorang perempuan, maka kata gantinya diubah menjadi -hā.
- Untuk jenazah perempuan, doanya menjadi: Allāhummagfir lahā warḥamhā wa 'āfihā wa'fu 'anhā... dan seterusnya.
Jika jenazah yang disholatkan lebih dari satu (jamak), kata gantinya diubah menjadi -hum.
- Untuk jenazah jamak, doanya menjadi: Allāhummagfir lahum warḥamhum wa 'āfihim wa'fu 'anhum... dan seterusnya.
Membedah Makna Doa Setelah Takbir Ketiga
Doa ini sangat komprehensif, mencakup permohonan ampunan, rahmat, dan keselamatan di alam barzakh hingga akhirat. Mari kita pahami setiap frasa:
- "Allahummagfir lahu" (Ya Allah, ampunilah dia): Ini adalah permohonan pertama dan terpenting. Maghfirah (ampunan) berarti Allah menutupi dosa-dosa hamba-Nya dan tidak menghukumnya atas dosa tersebut. Ini adalah fondasi keselamatan di akhirat.
- "Warhamhu" (dan rahmatilah dia): Rahmat adalah kasih sayang Allah yang luas. Dengan rahmat-Nya, seseorang tidak hanya diampuni, tetapi juga diberi kebaikan, kemudahan, dan kenikmatan di alam kubur dan surga.
- "Wa 'āfihi wa'fu 'anhu" (selamatkanlah dia dan maafkanlah kesalahannya): Permohonan keselamatan dari segala hal yang menakutkan (siksa kubur) dan pemaafan atas kekurangan dan kelalaiannya selama hidup.
- "Wa akrim nuzulahu wa wassi' mudkhalahu" (muliakanlah tempat tinggalnya dan luaskanlah pintu masuknya): Ini adalah doa agar Allah menjadikan kuburnya sebagai tempat peristirahatan yang mulia dan lapang, bukan liang yang sempit dan menyiksa.
- "Wagsilhu bil-mā'i wats-tsalji wal-barad" (mandikanlah ia dengan air, salju, dan embun): Kiasan yang indah untuk memohon pembersihan total dari dosa. Sebagaimana air, salju, dan embun adalah elemen pembersih yang suci dan sejuk, kita memohon agar dosa-dosanya dibersihkan secara menyeluruh.
- "Wa naqqihi minal-khaṭāyā..." (bersihkanlah ia dari kesalahan...): Penegasan kembali permohonan penyucian dosa, diibaratkan seperti kain putih yang kembali bersih cemerlang setelah dicuci dari noda.
- "Wa abdilhu dāran khairan..." (gantikanlah rumahnya dengan yang lebih baik...): Doa agar Allah mengganti semua kenikmatan duniawi yang fana dengan kenikmatan akhirat yang abadi dan jauh lebih baik.
- "Wa adkhilhul-jannata wa a'iżhu..." (masukkanlah ia ke surga dan lindungilah ia...): Puncak dari doa ini adalah permohonan surga sebagai tempat kembali yang abadi dan perlindungan dari dua azab yang paling ditakuti: azab kubur dan azab neraka.
Langkah 5: Takbir Keempat dan Doa Penutup
Setelah doa yang panjang dan mendalam itu, dilanjutkan dengan takbir keempat. Setelah takbir keempat, ada jeda sejenak sebelum salam. Namun, ada juga riwayat yang menyebutkan doa singkat setelah takbir keempat. Doa ini tidak hanya untuk si mayit, tetapi juga untuk kita, kaum muslimin yang masih hidup.
اَللَّهُمَّ لاَ تَحْرِمْنَا أَجْرَهُ وَلاَ تَفْتِنَّا بَعْدَهُ وَاغْفِرْ لَنَا وَلَهُ.
Allāhumma lā taḥrimnā ajrahu, wa lā taftinnā ba'dahu, waghfir lanā wa lahu.
Artinya: "Ya Allah, janganlah Engkau halangi kami untuk mendapatkan pahalanya, dan janganlah Engkau beri kami fitnah (cobaan) sepeninggalnya, serta ampunilah kami dan dia."
Doa ini mengandung tiga permohonan penting: 1. Memohon agar kita tidak dihalangi dari pahala menyolatkan jenazah. Ini adalah pengakuan bahwa segala amal ibadah hanya akan menghasilkan pahala atas izin Allah. 2. Memohon perlindungan dari fitnah setelah kematiannya. Kematian seseorang bisa menjadi ujian bagi yang ditinggalkan, baik berupa kesedihan berlarut, perselisihan warisan, atau melemahnya iman. Kita memohon agar tetap tegar dan istiqamah. 3. Memohon ampunan untuk diri kita sendiri dan untuk jenazah. Ini adalah wujud kerendahan hati, mengakui bahwa kita yang hidup juga penuh dosa dan membutuhkan ampunan Allah, sama seperti saudara kita yang telah berpulang.
Langkah 6: Salam
Sholat Jenazah diakhiri dengan salam. Berdasarkan hadis-hadis yang menjadi pegangan Majelis Tarjih Muhammadiyah, praktik yang lebih kuat adalah melakukan satu kali salam ke arah kanan dengan lafal:
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ
Assalāmu 'alaikum wa raḥmatullāh.
Artinya: "Semoga keselamatan dan rahmat Allah tercurah atas kalian."
Dengan diucapkannya salam, maka selesailah rangkaian Sholat Jenazah. Ini adalah momen penutup dari penghormatan dan doa kolektif kita untuk almarhum/almarhumah, menyerahkan segala urusannya kepada Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Kesimpulan: Ibadah Penuh Makna dan Pelajaran
Mempelajari dan mengamalkan bacaan sholat jenazah Muhammadiyah bukan sekadar menghafal doa, tetapi menyelami makna yang terkandung di dalamnya. Setiap takbir dan bacaan adalah untaian doa yang penuh harapan, permohonan ampunan, dan pengakuan atas kebesaran Allah SWT. Sholat Jenazah adalah hak bagi seorang muslim yang meninggal atas muslim lainnya yang masih hidup. Ia adalah wujud nyata dari ukhuwah Islamiyah (persaudaraan sesama muslim) yang tidak terputus oleh kematian.
Bagi kita yang melaksanakannya, Sholat Jenazah adalah pengingat (tadzkirah) yang sangat kuat tentang kefanaan dunia dan kepastian akan datangnya kematian. Ia melembutkan hati, mendorong kita untuk mempersiapkan bekal terbaik, dan memotivasi kita untuk senantiasa mendoakan saudara-saudara kita yang telah mendahului. Semoga panduan ini bermanfaat dan kita semua dapat memberikan penghormatan terbaik bagi saudara kita yang berpulang ke rahmatullah, serta dipersiapkan untuk hari kepulangan kita sendiri.