Panduan Lengkap Bacaan Sholat Ied
Hari Raya, baik Idul Fitri maupun Idul Adha, merupakan momen kemenangan dan kebahagiaan bagi seluruh umat Islam. Puncak dari perayaan ini ditandai dengan pelaksanaan Sholat Ied secara berjamaah. Gema takbir yang membahana, barisan shaf yang rapat, dan kekhusyukan dalam ibadah menciptakan suasana yang begitu syahdu dan istimewa. Untuk menyempurnakan ibadah ini, memahami setiap bacaan sholat Ied beserta tata caranya menjadi sebuah keharusan.
Artikel ini akan menjadi panduan komprehensif bagi Anda yang ingin mendalami setiap detail dari Sholat Ied. Mulai dari amalan sunnah sebelum sholat, lafal niat yang benar, bacaan di antara takbir, hingga dzikir dan doa yang dianjurkan. Dengan memahaminya, diharapkan ibadah kita tidak hanya menjadi rutinitas, tetapi sebuah manifestasi syukur dan ketaatan yang mendalam kepada Allah SWT.
Persiapan dan Amalan Sunnah Sebelum Sholat Ied
Kesempurnaan Sholat Ied tidak hanya terletak pada pelaksanaan sholatnya saja, tetapi juga diawali dengan persiapan dan amalan-amalan sunnah yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Amalan ini bertujuan untuk menyucikan diri, menampakkan kegembiraan, dan mengagungkan syiar Islam.
1. Mengumandangkan Takbir
Gema takbir adalah syiar utama Hari Raya. Sunnah ini dimulai sejak terbenamnya matahari di malam hari raya (malam takbiran) hingga imam naik ke mimbar untuk memulai khutbah Ied. Mengumandangkan takbir bisa dilakukan di mana saja: di rumah, di jalan, di pasar, dan tentu saja di masjid atau lapangan tempat sholat. Lafal takbir yang umum dibaca adalah:
اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ
Allāhu akbar, Allāhu akbar, Allāhu akbar. Lā ilāha illallāhu wallāhu akbar. Allāhu akbar wa lillāhil hamd.
Artinya: "Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Tiada Tuhan selain Allah dan Allah Maha Besar. Allah Maha Besar dan segala puji hanya bagi-Nya."
Ada pula versi yang lebih panjang yang juga baik untuk diamalkan:
اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا، لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَلَا نَعْبُدُ إِلَّا إِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الكَافِرُوْنَ، لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ، لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ
Allāhu akbar kabīrā, walhamdu lillāhi katsīrā, wa subhānallāhi bukratan wa ashīlā. Lā ilāha illallāhu wa lā na'budu illā iyyāhu mukhlishīna lahud dīna wa law karihal kāfirūn. Lā ilāha illallāhu wahdah, shadaqa wa'dah, wa nashara 'abdah, wa a'azza jundah, wa hazamal ahzāba wahdah. Lā ilāha illallāhu wallāhu akbar. Allāhu akbar wa lillāhil hamd.
Artinya: "Allah Maha Besar dengan segala kebesaran-Nya, segala puji bagi Allah sebanyak-banyaknya, dan Maha Suci Allah pada waktu pagi dan petang. Tiada Tuhan selain Allah dan kami tidak menyembah selain kepada-Nya dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya meskipun orang-orang kafir membencinya. Tiada Tuhan selain Allah semata, Dia menepati janji-Nya, menolong hamba-Nya, memuliakan bala tentara-Nya, dan mengalahkan golongan-golongan (musuh) sendirian. Tiada Tuhan selain Allah dan Allah Maha Besar. Allah Maha Besar dan segala puji hanya bagi-Nya."
2. Mandi Sunnah Hari Raya
Dianjurkan untuk mandi besar sebelum berangkat sholat Ied, sebagaimana para sahabat Nabi melakukannya. Niat mandi ini adalah untuk membersihkan diri dalam rangka menyambut hari yang suci dan agung.
3. Berhias dan Memakai Pakaian Terbaik
Sunnah untuk memakai pakaian terbaik yang dimiliki, tidak harus baru, yang penting bersih dan pantas. Bagi laki-laki, dianjurkan juga untuk memakai wangi-wangian non-alkohol. Hal ini sebagai bentuk syukur dan menampakkan nikmat Allah.
4. Makan Sebelum Sholat Idul Fitri
Khusus untuk Idul Fitri, disunnahkan untuk makan terlebih dahulu sebelum berangkat ke tempat sholat. Biasanya dengan memakan beberapa butir kurma dalam jumlah ganjil. Hikmahnya adalah untuk menandai bahwa hari itu kita tidak lagi berpuasa.
5. Tidak Makan Sebelum Sholat Idul Adha
Sebaliknya, pada Hari Raya Idul Adha, sunnahnya adalah tidak makan apa pun sebelum sholat Ied. Dianjurkan agar makanan pertama yang disantap setelah sholat adalah daging dari hewan kurban miliknya jika ia berkurban.
Niat Sholat Ied: Idul Fitri dan Idul Adha
Niat adalah rukun pertama dan paling fundamental dalam setiap ibadah. Niat dilakukan di dalam hati bersamaan dengan takbiratul ihram. Meskipun melafalkannya (talaffuzh) bukanlah kewajiban, namun para ulama mazhab Syafi'i menganjurkannya untuk membantu konsentrasi hati. Berikut adalah lafal niat sholat Ied.
Niat Sholat Idul Fitri
Sebagai Imam:
أُصَلِّي سُنَّةً لِعِيْدِ الفِطْرِ رَكْعَتَيْنِ إِمَامًا لِلهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatan li 'īdil fithri rak'ataini imāman lillāhi ta'ālā.
Artinya: "Aku niat sholat sunnah Idul Fitri dua rakaat sebagai imam karena Allah Ta'ala."
Sebagai Makmum:
أُصَلِّي سُنَّةً لِعِيْدِ الفِطْرِ رَكْعَتَيْنِ مَأْمُوْمًا لِلهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatan li 'īdil fithri rak'ataini ma'mūman lillāhi ta'ālā.
Artinya: "Aku niat sholat sunnah Idul Fitri dua rakaat sebagai makmum karena Allah Ta'ala."
Niat Sholat Idul Adha
Sebagai Imam:
أُصَلِّي سُنَّةً لِعِيْدِ الأَضْحَى رَكْعَتَيْنِ إِمَامًا لِلهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatan li 'īdil adhā rak'ataini imāman lillāhi ta'ālā.
Artinya: "Aku niat sholat sunnah Idul Adha dua rakaat sebagai imam karena Allah Ta'ala."
Sebagai Makmum:
أُصَلِّي سُنَّةً لِعِيْدِ الأَضْحَى رَكْعَتَيْنِ مَأْمُوْمًا لِلهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatan li 'īdil adhā rak'ataini ma'mūman lillāhi ta'ālā.
Artinya: "Aku niat sholat sunnah Idul Adha dua rakaat sebagai makmum karena Allah Ta'ala."
Tata Cara dan Bacaan Lengkap Sholat Ied
Sholat Ied terdiri dari dua rakaat dan memiliki beberapa perbedaan khas dibandingkan sholat fardhu atau sunnah lainnya, terutama pada jumlah takbir tambahan.
Rakaat Pertama
-
Takbiratul Ihram.
Memulai sholat dengan takbiratul ihram (اَللهُ أَكْبَرُ) sambil mengangkat kedua tangan, bersamaan dengan niat di dalam hati.
-
Membaca Doa Iftitah.
Setelah takbiratul ihram, disunnahkan membaca doa iftitah seperti pada sholat biasa. Salah satu doa iftitah yang paling umum adalah:
اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا. إِنِّي وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا مُسْلِمًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ. إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، لَا شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ.
Allāhu akbar kabīrā, walhamdu lillāhi kathīrā, wa subhānallāhi bukratan wa aṣīlā. Innī wajjahtu wajhiya lilladzī faṭaras samāwāti wal arḍa ḥanīfan musliman wa mā anā minal musyrikīn. Inna ṣalātī wa nusukī wa maḥyāya wa mamātī lillāhi rabbil 'ālamīn, lā syarīka lahū wa bidzālika umirtu wa anā minal muslimīn.
Artinya: "Allah Maha Besar dengan sebesar-besarnya, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, Maha Suci Allah di waktu pagi dan petang. Sesungguhnya aku hadapkan wajahku kepada Dzat yang menciptakan langit dan bumi dalam keadaan lurus dan pasrah, dan aku bukanlah dari golongan orang-orang yang mempersekutukan-Nya. Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagi-Nya, dan demikianlah aku diperintahkan dan aku termasuk golongan orang-orang muslim."
-
Takbir Tambahan 7 Kali.
Setelah membaca doa iftitah, dilakukan takbir tambahan sebanyak tujuh kali. Pada setiap takbir, disunnahkan mengangkat tangan seperti takbiratul ihram. Di antara setiap takbir, terdapat jeda sejenak untuk membaca dzikir.
-
Bacaan di Antara Takbir.
Di sela-sela antara takbir tambahan tersebut, disunnahkan untuk membaca dzikir pujian kepada Allah. Bacaan yang paling umum adalah:
سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلهِ وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ
Subhānallāh, walḥamdulillāh, wa lā ilāha illallāh, wallāhu akbar.
Artinya: "Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada Tuhan selain Allah, dan Allah Maha Besar."
-
Membaca Surat Al-Fatihah.
Setelah selesai tujuh kali takbir tambahan, imam akan membaca ta'awwudz dan dilanjutkan dengan membaca Surat Al-Fatihah secara jahr (dikeraskan).
-
Membaca Surat atau Ayat Al-Qur'an.
Setelah Al-Fatihah, disunnahkan bagi imam untuk membaca surat atau ayat Al-Qur'an. Surat yang dianjurkan untuk dibaca pada rakaat pertama adalah Surat Qaf (Surat ke-50) atau Surat Al-A'la (Surat ke-87). Keduanya sering dibacakan oleh Rasulullah SAW.
-
Ruku', I'tidal, Sujud, dan Duduk di Antara Dua Sujud.
Selanjutnya, gerakan sholat dilanjutkan seperti biasa: ruku', i'tidal, sujud pertama, duduk di antara dua sujud, dan sujud kedua. Bacaan pada setiap gerakan ini sama persis dengan bacaan pada sholat fardhu.
- Bacaan Ruku': Subḥāna rabbiyal 'aẓīmi wa biḥamdih (3x).
- Bacaan I'tidal: Sami'allāhu liman ḥamidah, Rabbanā lakal ḥamd mil'as samāwāti wa mil'al arḍi wa mil'a mā syi'ta min syai'in ba'du.
- Bacaan Sujud: Subḥāna rabbiyal a'lā wa biḥamdih (3x).
- Bacaan Duduk di Antara Dua Sujud: Rabbighfirlī, warḥamnī, wajburnī, warfa'nī, warzuqnī, wahdinī, wa 'āfinī, wa'fu 'annī.
Rakaat Kedua
-
Bangkit dari Sujud.
Bangkit dari sujud kedua untuk memulai rakaat kedua dengan mengucap takbir intiqal (takbir perpindahan gerakan).
-
Takbir Tambahan 5 Kali.
Sebelum membaca Al-Fatihah, dilakukan lagi takbir tambahan, namun kali ini sebanyak lima kali. Sama seperti pada rakaat pertama, disunnahkan mengangkat tangan pada setiap takbir.
-
Bacaan di Antara Takbir.
Di sela-sela lima takbir ini, bacaan dzikir yang dibaca sama dengan pada rakaat pertama, yaitu:
سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلهِ وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ
Subhānallāh, walḥamdulillāh, wa lā ilāha illallāh, wallāhu akbar.
Artinya: "Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada Tuhan selain Allah, dan Allah Maha Besar."
-
Membaca Surat Al-Fatihah.
Setelah selesai lima kali takbir, imam membaca Surat Al-Fatihah.
-
Membaca Surat atau Ayat Al-Qur'an.
Disunnahkan bagi imam untuk membaca surat atau ayat Al-Qur'an setelah Al-Fatihah. Pasangan surat yang dianjurkan sesuai sunnah adalah Surat Al-Qamar (Surat ke-54) atau Surat Al-Ghasyiyah (Surat ke-88).
-
Ruku' hingga Tasyahud Akhir.
Gerakan sholat dilanjutkan seperti biasa (ruku', i'tidal, sujud, dst.) hingga duduk untuk tasyahud akhir. Bacaan tasyahud akhir sama dengan bacaan pada sholat lainnya.
التَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ لِلَّهِ، السَّلَامُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ، السَّلَامُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللهِ الصَّالِحِينَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ. اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، فِي الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ.
At-taḥiyyātul mubārakātuṣ-ṣalawātut ṭayyibātu lillāh. As-salāmu 'alaika ayyuhan-nabiyyu wa raḥmatullāhi wa barakātuh. As-salāmu 'alainā wa 'alā 'ibādillāhiṣ-ṣāliḥīn. Asyhadu an lā ilāha illallāh, wa asyhadu anna muḥammadan rasūlullāh. Allāhumma ṣalli 'alā sayyidinā muḥammadin wa 'alā āli sayyidinā muḥammad. Kamā ṣallaita 'alā sayyidinā ibrāhīma wa 'alā āli sayyidinā ibrāhīm. Wa bārik 'alā sayyidinā muḥammadin wa 'alā āli sayyidinā muḥammad. Kamā bārakta 'alā sayyidinā ibrāhīma wa 'alā āli sayyidinā ibrāhīm, fil 'ālamīna innaka ḥamīdum majīd.
Artinya: "Segala penghormatan, keberkahan, shalawat, dan kebaikan adalah milik Allah. Semoga keselamatan, rahmat Allah, dan berkah-Nya tercurah kepadamu, wahai Nabi. Semoga keselamatan tercurah kepada kami dan kepada hamba-hamba Allah yang shalih. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah. Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami Nabi Muhammad dan kepada keluarga junjungan kami Nabi Muhammad. Sebagaimana Engkau telah melimpahkan rahmat kepada junjungan kami Nabi Ibrahim dan keluarga junjungan kami Nabi Ibrahim. Dan limpahkanlah berkah kepada junjungan kami Nabi Muhammad dan kepada keluarga junjungan kami Nabi Muhammad. Sebagaimana Engkau telah melimpahkan berkah kepada junjungan kami Nabi Ibrahim dan keluarga junjungan kami Nabi Ibrahim. Di seluruh alam, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia."
-
Salam.
Sholat diakhiri dengan mengucapkan salam ke kanan dan ke kiri.
Setelah Sholat Ied: Khutbah dan Amalan Lainnya
Setelah selesai melaksanakan sholat dua rakaat, rangkaian ibadah belum berakhir. Masih ada beberapa amalan sunnah yang sangat dianjurkan untuk dilakukan.
Mendengarkan Khutbah Ied
Hukum mendengarkan khutbah setelah Sholat Ied adalah sunnah muakkadah (sunnah yang sangat dianjurkan). Berbeda dengan Sholat Jumat di mana khutbah dilakukan sebelum sholat, khutbah Ied dilaksanakan setelah sholat. Khatib akan menyampaikan dua khutbah yang dipisahkan dengan duduk sejenak. Adab bagi jamaah adalah tetap duduk tenang di tempat, mendengarkan dengan saksama, dan tidak berbicara atau sibuk dengan hal lain. Khutbah ini berisi nasihat, puji-pujian kepada Allah, serta anjuran-anjuran terkait hari raya tersebut, seperti zakat fitrah pada Idul Fitri dan anjuran berkurban pada Idul Adha.
Sunnah bagi khatib untuk membuka khutbah pertama dengan sembilan kali takbir dan khutbah kedua dengan tujuh kali takbir.
Saling Memberi Ucapan Selamat
Setelah seluruh rangkaian sholat dan khutbah selesai, umat Islam dianjurkan untuk saling bersalaman dan memberikan ucapan selamat. Ucapan yang paling utama dan sesuai dengan yang dicontohkan para sahabat adalah:
تَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ
Taqabbalallāhu minnā wa minkum.
Artinya: "Semoga Allah menerima (amal) dari kami dan dari kalian."
Ucapan lain seperti "Minal 'aidin wal faizin" yang berarti "(Semoga kita) termasuk orang-orang yang kembali (kepada fitrah) dan meraih kemenangan" juga baik untuk diucapkan sebagai doa.
Mengambil Jalan Pulang yang Berbeda
Salah satu sunnah yang sering dilupakan adalah mengambil jalan yang berbeda antara saat berangkat dan pulang dari tempat sholat. Rasulullah SAW mencontohkan hal ini. Hikmahnya, antara lain, adalah untuk memperbanyak saksi (bumi yang kita lewati) di hari kiamat, menyebarkan syiar Islam ke lebih banyak penjuru, dan memperbanyak silaturahmi dengan bertemu orang-orang yang berbeda di jalan.
Sholat Ied adalah ibadah agung yang menjadi simbol kemenangan dan persatuan umat Islam. Dengan memahami setiap bacaan sholat Ied dan tata caranya secara mendalam, kita dapat melaksanakannya dengan lebih khusyuk dan penuh penghayatan. Semoga Allah SWT menerima seluruh amal ibadah kita di hari yang penuh berkah ini dan menjadikan kita hamba-Nya yang senantiasa bersyukur.