Bulan Ramadan adalah bulan yang penuh berkah, ampunan, dan rahmat. Salah satu amalan yang sangat identik dengan keistimewaan malam-malam Ramadan adalah sholat tarawih. Sholat sunnah muakkad ini menjadi kesempatan bagi umat Muslim untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, memperbanyak ibadah, dan meraih pahala yang berlipat ganda. Namun, ibadah tidak berhenti begitu saja setelah salam terakhir pada rakaat witir. Terdapat serangkaian bacaan setelah sholat tarawih yang terdiri dari zikir, wirid, dan doa yang sangat dianjurkan untuk diamalkan. Rangkaian amalan lisan dan hati ini menjadi penyempurna ibadah, sebuah momen refleksi dan permohonan yang mendalam kepada Sang Pencipta.
Mengamalkan bacaan setelah sholat tarawih bukan sekadar tradisi, melainkan sebuah praktik yang berakar pada anjuran untuk senantiasa membasahi lisan dengan zikrullah (mengingat Allah). Setelah lelah berdiri dalam qiyamul lail, hati menjadi lebih lembut dan jiwa menjadi lebih siap untuk berkomunikasi dengan Rabb-nya. Momen inilah yang sangat tepat untuk memuji keagungan-Nya, memohon ampunan atas segala dosa, dan memanjatkan harapan-harapan terbaik untuk dunia dan akhirat. Setiap kalimat zikir yang diucapkan memiliki makna dan keutamaan yang luar biasa, berfungsi sebagai penambal kekurangan dalam sholat dan mengangkat derajat seorang hamba di sisi Allah SWT.
Urutan dan Makna Mendalam Bacaan Setelah Sholat Tarawih
Umumnya, di berbagai masjid di Indonesia, terdapat sebuah urutan yang lazim diikuti dalam melantunkan wirid dan doa setelah sholat tarawih dan witir selesai dikerjakan. Urutan ini, meskipun tidak bersifat kaku, membantu jamaah untuk berzikir secara sistematis dan khusyuk. Mari kita selami setiap bagian dari bacaan setelah sholat tarawih ini, lengkap dengan penjelasan maknanya agar kita dapat meresapinya dengan lebih baik.
1. Membaca Syahadat dan Istighfar
Langkah pertama setelah merampungkan seluruh rangkaian sholat adalah memperbarui ikrar tauhid dan memohon ampunan. Ini adalah fondasi dari segala amal. Dengan bersyahadat, kita menegaskan kembali keyakinan kita yang paling dasar, dan dengan beristighfar, kita membersihkan diri dari noda-noda dosa yang mungkin melekat.
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ
Asyhadu an laa ilaaha illallaah.
"Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah."
Kalimat syahadat adalah inti dari ajaran Islam. Mengucapkannya kembali setelah ibadah besar seperti tarawih berfungsi sebagai pengingat dan peneguhan kembali komitmen kita kepada Allah. Kita mengakui bahwa hanya Allah satu-satunya Dzat yang berhak disembah, tiada sekutu bagi-Nya. Ini adalah pembebasan dari segala bentuk penghambaan kepada selain Allah, baik itu hawa nafsu, materi, maupun makhluk lainnya. Dengan mengulang kalimat ini, hati kita kembali fokus pada tujuan hidup yang sejati, yaitu mengabdi hanya kepada-Nya.
Setelah meneguhkan tauhid, langkah selanjutnya adalah membersihkan jiwa dengan istighfar. Manusia adalah tempatnya salah dan lupa. Dalam sholat kita sekalipun, bisa jadi pikiran kita melayang, konsentrasi kita buyar, atau ada riya' yang terselip tanpa disadari. Oleh karena itu, memohon ampunan adalah sebuah keniscayaan.
أَسْتَغْفِرُ اللهَ
Astaghfirullah.
"Aku memohon ampun kepada Allah."
Biasanya, kalimat ini dibaca sebanyak tiga kali. Kemudian dilanjutkan dengan doa permohonan ampunan dan surga, serta perlindungan dari neraka.
اَللّٰهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ كَرِيْمٌ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّيْ
Allahumma innaka 'afuwwun kariim tuhibbul 'afwa fa'fu 'annii.
"Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf lagi Maha Mulia, Engkau menyukai pemaafan, maka maafkanlah aku."
Doa ini memiliki makna yang sangat dalam. Kita tidak hanya meminta maaf, tetapi kita memanggil sifat Allah, yaitu "Al-'Afuww" (Maha Pemaaf) dan "Al-Kariim" (Maha Mulia). 'Afuww memiliki makna memaafkan hingga ke akar-akarnya, seolah-olah dosa itu tidak pernah terjadi. Ini lebih dalam dari sekadar maghfirah (ampunan) yang berarti menutupi dosa. Dengan mengakui bahwa Allah menyukai pemaafan, kita menunjukkan adab dan harapan yang besar akan rahmat-Nya yang tak terbatas.
2. Zikir Pujian: Tasbih, Tahmid, dan Takbir
Setelah memohon ampun, rangkaian bacaan setelah sholat tarawih dilanjutkan dengan zikir yang paling utama, yaitu Tasbih, Tahmid, dan Takbir. Amalan ini diajarkan langsung oleh Rasulullah SAW sebagai cara untuk memberatkan timbangan amal kebaikan. Umumnya, setiap zikir dibaca sebanyak 33 kali.
a. Tasbih (Subhanallah) - 33 Kali
سُبْحَانَ اللهِ
Subhanallah.
"Maha Suci Allah."
Mengucapkan "Subhanallah" adalah sebuah deklarasi penyucian. Kita menyatakan bahwa Allah SWT Maha Suci dari segala bentuk kekurangan, kelemahan, sifat buruk, dan dari segala sesuatu yang tidak pantas bagi keagungan-Nya. Ketika kita melihat alam semesta yang begitu teratur, tubuh manusia yang begitu kompleks, atau bahkan saat kita merenungi kelemahan diri sendiri, lisan kita secara spontan akan memahasucikan Allah dari segala ketidaksempurnaan. Dalam konteks setelah sholat, tasbih ini membersihkan pikiran kita dari segala sangkaan buruk kepada Allah dan mengukuhkan keyakinan akan kesempurnaan-Nya yang mutlak.
b. Tahmid (Alhamdulillah) - 33 Kali
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ
Alhamdulillah.
"Segala puji bagi Allah."
Setelah menyucikan Allah, kita memuji-Nya. "Alhamdulillah" bukan sekadar ucapan terima kasih. Kalimat ini mengandung pengakuan bahwa segala bentuk pujian, baik yang terucap maupun yang tidak, pada hakikatnya hanya kembali kepada Allah. Kita memuji-Nya atas nikmat iman, nikmat Islam, nikmat kesehatan, nikmat bisa melaksanakan sholat tarawih, dan jutaan nikmat lain yang tak terhitung. Mengucapkan tahmid menumbuhkan rasa syukur (syukur) di dalam hati, membuka pintu-pintu rahmat, dan membuat kita menyadari betapa besarnya karunia Allah dalam setiap detik kehidupan kita.
c. Takbir (Allahu Akbar) - 33 Kali
اَللهُ أَكْبَرُ
Allahu Akbar.
"Allah Maha Besar."
"Allahu Akbar" adalah kalimat yang menggetarkan. Ia adalah pengakuan akan kebesaran Allah yang melampaui segala sesuatu. Saat kita mengucapkan takbir, kita sedang mengecilkan segala urusan duniawi, segala kekhawatiran, segala kesombongan diri, dan segala masalah yang kita hadapi. Semuanya menjadi tidak berarti di hadapan kebesaran Allah. Kalimat ini memberikan kekuatan, menanamkan keberanian, dan mengingatkan kita bahwa kita memiliki pelindung Yang Maha Besar, yang kekuasaan-Nya meliputi langit dan bumi.
d. Penyempurna Seratus
Untuk melengkapi hitungan menjadi seratus, zikir ini ditutup dengan kalimat tauhid yang agung.
لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِي وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
Laa ilaaha illallahu wahdahu laa syarika lah, lahul mulku wa lahul hamdu yuhyi wa yumiit wa huwa 'ala kulli syai-in qadiir.
"Tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala puji. Dia-lah yang menghidupkan dan mematikan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu."
Kalimat ini merangkum seluruh esensi zikir sebelumnya. Ia menegaskan kembali keesaan Allah (tauhid), kepemilikan-Nya atas segala sesuatu (Al-Mulk), hak-Nya untuk segala pujian (Al-Hamd), dan kekuasaan-Nya yang absolut atas kehidupan dan kematian. Ini adalah penutup yang sempurna untuk rangkaian zikir agung ini.
3. Wirid Pujian Tambahan
Di beberapa tradisi, terutama yang dipandu oleh seorang bilal, seringkali disisipkan puji-pujian tambahan setelah sholat tarawih. Wirid ini semakin memperkaya amalan dan menambah kekhusyukan jamaah. Salah satu yang populer adalah:
سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ
Subhaanal malikil qudduus.
"Maha Suci Raja Yang Maha Suci."
Kalimat ini menegaskan dua Asmaul Husna: Al-Malik (Maha Raja) dan Al-Quddus (Maha Suci). Kita mengakui Allah sebagai Raja mutlak yang kekuasaan-Nya tidak tertandingi, dan pada saat yang sama, Ia adalah Raja yang Maha Suci dari segala bentuk kezaliman dan kekurangan yang seringkali melekat pada raja-raja dunia.
سُبُّوحٌ قُدُّوسٌ رَبُّنَا وَرَبُّ الْمَلَائِكَةِ وَالرُّوحِ
Subbuuhun qudduusun rabbunaa wa rabbul malaa-ikati war ruuh.
"Maha Suci, Maha Suci, Tuhan kami dan Tuhan para malaikat dan Ruh (Jibril)."
Ini adalah pujian yang lebih mendalam, menegaskan kesucian Allah yang dipuji oleh seluruh penduduk langit, termasuk para malaikat yang mulia dan Jibril. Dengan mengucapkannya, kita seolah-olah bergabung dengan para makhluk langit dalam memahasucikan Allah SWT.
4. Puncak Permohonan: Doa Kamilin
Bagian yang paling ditunggu-tunggu dari rangkaian bacaan setelah sholat tarawih adalah pembacaan Doa Kamilin. Dinamakan "Kamilin" (orang-orang yang sempurna) karena di dalam doa ini terkandung permohonan agar Allah menyempurnakan berbagai aspek keimanan dan amalan kita. Doa ini sangat komprehensif, mencakup permohonan untuk kebaikan di dunia dan di akhirat. Berikut adalah bacaan lengkap Doa Kamilin beserta perenungan maknanya.
اَللّٰهُمَّ اجْعَلْنَا بِالْإِيْمَانِ كَامِلِيْنَ، وَلِلْفَرَائِضِ مُؤَدِّيْنَ، وَلِلصَّلَاةِ حَافِظِيْنَ، وَلِلزَّكَاةِ فَاعِلِيْنَ، وَلِمَا عِنْدَكَ طَالِبِيْنَ، وَلِعَفْوِكَ رَاجِيْنَ، وَبِالْهُدَى مُتَمَسِّكِيْنَ، وَعَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضِيْنَ، وَفِي الدُّنْيَا زَاهِدِيْنَ، وَفِي الْاٰخِرَةِ رَاغِبِيْنَ، وَبِالْقَضَاءِ رَاضِيْنَ، وَلِلنَّعْمَاءِ شَاكِرِيْنَ، وَعَلَى الْبَلَاءِ صَابِرِيْنَ، وَتَحْتَ لِوَاءِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ سَائِرِيْنَ، وَعَلَى الْحَوْضِ وَارِدِيْنَ، وَإِلَى الْجَنَّةِ دَاخِلِيْنَ، وَمِنَ النَّارِ نَاجِيْنَ، وَعَلَى سَرِيْرِ الْكَرَامَةِ قَاعِدِيْنَ، وَبِحُوْرٍ عِيْنٍ مُتَزَوِّجِيْنَ، وَمِنْ سُنْدُسٍ وَاِسْتَبْرَقٍ وَدِيْبَاجٍ مُتَلَبِّسِيْنَ، وَمِنْ طَعَامِ الْجَنَّةِ آكِلِيْنَ، وَمِنْ لَبَنٍ وَعَسَلٍ مُصَفًّى شَارِبِيْنَ، بِأَكْوَابٍ وَأَبَارِيْقَ وَكَأْسٍ مِنْ مَعِيْنٍ، مَعَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّيْنَ وَالصِّدِّيْقِيْنَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ وَحَسُنَ أُولٰئِكَ رَفِيْقًا، ذٰلِكَ الْفَضْلُ مِنَ اللهِ وَكَفَى بِاللهِ عَلِيْمًا. اَللّٰهُمَّ اجْعَلْنَا فِي هٰذِهِ اللَّيْلَةِ الشَّهْرِ الشَّرِيْفَةِ الْمُบَارَكَةِ مِنَ السُّعَدَاءِ الْمَقْبُوْلِيْنَ، وَلَا تَجْعَلْنَا مِنَ اْلأَشْقِيَاءِ الْمَرْدُوْدِيْنَ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَاٰلِه وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ، وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
Allahummaj'alna bil iimaani kaamiliin, wa lil faraa-idhi mu-addiin, wa lish-shalaati haafizhiin, wa liz-zakaati faa'iliin, wa limaa 'indaka thaalibiin, wa li'afwika raajiin, wa bil hudaa mutamassikiin, wa 'anil laghwi mu'ridhiin, wa fid-dunyaa zaahidiin, wa fil aakhirati raahibiin, wa bil qadhaa-i raadhiin, wa lin na'maa-i syaakiriin, wa 'alal balaa-i shaabiriin, wa tahta liwaa-i sayyidinaa muhammadin shallallaahu 'alaihi wa sallama yaumal qiyaamati saa-iriin, wa 'alal hawdhi waaridiin, wa ilal jannati daakhiliin, wa minan naari naajiin, wa 'alaa sariiril karaamati qaa'idiin, wa bihuurin 'iinin mutazawwijiin, wa min sundusin wa istabraqin wa diibaajin mutalabbisiin, wa min tha'aamil jannati aakiliin, wa min labanin wa 'asalin mushaffan syaaribiin, bi akwaabin wa abaariiqa wa ka'sin min ma'iin, ma'al ladziina an'amta 'alaihim minan nabiyyiina wash shiddiiqiina wasy syuhadaa-i wash shaalihiin, wa hasuna ulaa-ika rafiiqaa, dzaalikal fadhlu minallaahi wa kafaa billaahi 'aliimaa. Allahummaj'alna fii haadzihil laylatisy syahrisy syariifatil mubaarakati minas su'adaa-il maqbuuliin, wa laa taj'alnaa minal asyqiyaa-il marduudiin. Wa shallallaahu 'alaa sayyidinaa muhammadin wa aalihi wa shahbihi ajma'iin, birahmatika yaa arhamar raahimiin, wal hamdu lillaahi rabbil 'aalamiin.
"Ya Allah, jadikanlah kami orang-orang yang sempurna imannya, yang menunaikan kewajiban-kewajiban, yang memelihara sholat, yang melaksanakan zakat, yang mencari apa yang ada di sisi-Mu, yang mengharapkan ampunan-Mu, yang berpegang teguh pada petunjuk, yang berpaling dari hal sia-sia, yang zuhud di dunia, yang berhasrat pada akhirat, yang ridha pada takdir, yang mensyukuri nikmat, yang sabar atas cobaan, dan berjalan di bawah panji junjungan kami Nabi Muhammad SAW pada hari kiamat, yang mendatangi telaga (al-kautsar), yang masuk ke dalam surga, yang diselamatkan dari api neraka, yang duduk di atas dipan kemuliaan, yang menikah dengan bidadari, yang mengenakan pakaian dari sutra halus dan tebal, yang memakan makanan surga, yang meminum dari susu dan madu yang murni dengan gelas, cerek, dan piala dari sumber yang mengalir, bersama orang-orang yang telah Engkau beri nikmat atas mereka dari kalangan para nabi, orang-orang jujur, para syuhada, dan orang-orang saleh, dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. Demikian itu adalah karunia dari Allah, dan cukuplah Allah Yang Maha Mengetahui. Ya Allah, jadikanlah kami pada malam bulan yang mulia dan penuh berkah ini termasuk orang-orang yang bahagia dan diterima amalnya, dan janganlah Engkau jadikan kami termasuk orang-orang yang celaka dan ditolak amalnya. Semoga shalawat Allah tercurah kepada junjungan kami Muhammad, serta kepada keluarga dan seluruh sahabatnya. Dengan rahmat-Mu, wahai Yang Maha Penyayang di antara para penyayang. Dan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam."
Renungan Mendalam dari Setiap Untaian Doa Kamilin
Doa Kamilin adalah sebuah perjalanan permohonan yang luar biasa. Mari kita bedah beberapa bagian pentingnya:
- Fondasi Spiritual: Doa dimulai dengan memohon kesempurnaan iman dan ketekunan dalam menjalankan kewajiban (fardhu), sholat, dan zakat. Ini adalah pilar utama yang menopang seluruh bangunan keislaman seseorang.
- Orientasi Hidup: Kita memohon agar tujuan hidup kita adalah mencari ridha Allah ("apa yang ada di sisi-Mu"), bukan sekadar kesenangan duniawi. Kita juga diminta untuk menjadi orang yang zuhud (tidak tergila-gila pada dunia) dan lebih merindukan akhirat.
- Kekuatan Mental dan Emosional: Doa ini mengajarkan kita untuk memiliki sikap mental yang tangguh: ridha terhadap qadha (takdir), bersyukur saat mendapat nikmat, dan bersabar saat ditimpa musibah. Tiga sikap ini adalah kunci ketenangan hidup seorang mukmin.
- Harapan di Hari Akhir: Sebagian besar doa ini melukiskan harapan kita di hari kiamat. Mulai dari harapan untuk berada di barisan Rasulullah SAW, minum dari telaga Al-Kautsar, hingga akhirnya memasuki surga dan menikmati segala kenikmatannya. Menggambarkan kenikmatan surga secara detail (pakaian sutra, makanan, minuman, bidadari) berfungsi sebagai motivasi spiritual yang kuat untuk terus beramal saleh.
- Permohonan Spesial di Malam Ramadan: Bagian akhir doa ini mengkhususkan permohonan pada malam tersebut, agar kita dimasukkan ke dalam golongan orang yang bahagia dan diterima amalnya (al-maqbulin), bukan golongan yang celaka dan ditolak amalnya (al-mardudin). Ini adalah puncak harapan dari ibadah tarawih yang telah kita lakukan.
Dengan memanjatkan Doa Kamilin, kita tidak hanya meminta, tetapi juga diingatkan tentang profil seorang Muslim ideal yang harus kita perjuangkan. Doa ini menjadi peta jalan spiritual yang membimbing kita untuk menjadi hamba yang lebih baik, tidak hanya di bulan Ramadan, tetapi juga di bulan-bulan setelahnya.
Penutup: Menjaga Spirit Ibadah Setelah Ramadan
Rangkaian bacaan setelah sholat tarawih adalah penutup yang indah untuk sebuah malam ibadah di bulan Ramadan. Ia adalah jembatan yang menghubungkan antara ibadah ritual (sholat) dengan ibadah hati dan lisan (zikir dan doa). Dengan memahami makna dari setiap kalimat yang kita ucapkan, amalan ini tidak lagi menjadi rutinitas mekanis, melainkan sebuah dialog yang khusyuk dan penuh makna dengan Allah SWT.
Penting untuk diingat bahwa semangat berzikir dan berdoa ini jangan sampai pudar seiring berakhirnya bulan Ramadan. Meskipun sholat tarawih dan Doa Kamilin secara spesifik lekat dengan bulan suci, zikir tasbih, tahmid, takbir, istighfar, dan doa-doa lainnya adalah amalan yang dianjurkan untuk dilakukan setiap selesai sholat fardhu. Jadikanlah Ramadan sebagai madrasah (sekolah) yang melatih kita untuk konsisten beribadah, sehingga kebiasaan baik ini terus terbawa dan menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita sehari-hari. Semoga Allah menerima seluruh amal ibadah kita di bulan yang penuh berkah ini.