Panduan Lengkap Bacaan Setelah Sholat Hajat: Dzikir, Doa, dan Keutamaannya

Ilustrasi tangan berdoa Sebuah ikon yang menggambarkan dua tangan yang menengadah dalam posisi berdoa, melambangkan permohonan dan harapan.

Sholat Hajat adalah jembatan spiritual yang menghubungkan seorang hamba dengan Penciptanya saat memiliki keinginan, kebutuhan, atau sedang menghadapi kesulitan. Ia adalah bentuk pengakuan total akan kelemahan diri dan keperkasaan Allah SWT. Namun, esensi dari Sholat Hajat tidak berhenti pada salam terakhir. Justru, momen setelah sholat adalah waktu emas untuk memanjatkan dzikir dan doa, melangitkan harapan dengan adab yang paling agung. Rangkaian bacaan setelah sholat hajat merupakan kunci untuk menyempurnakan ikhtiar batin ini, membuka pintu-pintu langit, dan mendekatkan diri pada ijabah.

Rangkaian wirid dan doa ini bukanlah sekadar rutinitas, melainkan sebuah proses spiritual yang terstruktur. Dimulai dengan penyucian diri melalui istighfar, dilanjutkan dengan memuliakan Nabi sebagai wasilah, mengagungkan Allah dengan kalimat thayyibah, hingga puncaknya adalah menumpahkan segala hajat dalam sebuah doa yang khusyuk. Memahami makna dan keutamaan setiap bacaan akan meningkatkan kualitas permohonan kita, mengubahnya dari sekadar permintaan menjadi sebuah dialog penuh cinta dan pengharapan dengan Sang Maha Pemberi.

Tahap Pertama: Mensucikan Diri dengan Istighfar

Langkah pertama dan paling fundamental setelah menyelesaikan Sholat Hajat adalah beristighfar. Mengapa? Karena dosa dan kelalaian adalah hijab atau penghalang utama yang bisa menahan doa kita untuk sampai ke hadirat Allah. Dengan memohon ampunan, kita seolah-olah membersihkan wadah hati kita agar layak diisi dengan rahmat dan anugerah dari-Nya. Ini adalah adab seorang peminta; ia datang dengan kepala tertunduk, mengakui segala khilaf sebelum berani meminta.

1. Istighfar Singkat (Minimal 100 kali)

Bacaan istighfar yang paling sederhana namun sarat makna adalah:

أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ

Astaghfirullahal 'adzim.

"Aku memohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung."

Mengulang-ulang bacaan ini sebanyak 100 kali atau lebih akan melembutkan hati yang keras, menenangkan jiwa yang gelisah, dan mengingatkan kita akan posisi kita sebagai hamba yang senantiasa butuh ampunan. Setiap ucapan "Astaghfirullah" adalah deklarasi kelemahan di hadapan kekuatan Allah, sebuah pengakuan bahwa tanpa ampunan-Nya, kita tidak memiliki daya apa-apa. Proses ini membersihkan jalur komunikasi spiritual kita, mempersiapkannya untuk tahap selanjutnya.

2. Sayyidul Istighfar (Raja dari Segala Istighfar)

Untuk permohonan ampunan yang lebih mendalam dan komprehensif, dianjurkan membaca Sayyidul Istighfar. Rasulullah SAW menyebutnya sebagai penghulu atau raja dari semua doa memohon ampun. Keutamaannya sangat besar, di mana membacanya dengan penuh keyakinan di pagi atau sore hari dapat menjadi jalan menuju surga.

اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلَّا أَنْتَ

Allahumma anta rabbii laa ilaaha illaa anta, khalaqtanii wa ana 'abduka wa ana 'alaa 'ahdika wa wa'dika mastatha'tu. A'uudzu bika min syarri maa shana'tu, abuu-u laka bini'matika 'alayya wa abuu-u bidzanbii, faghfirlii fa innahuu laa yaghfirudz dzunuuba illaa anta.

"Ya Allah, Engkau adalah Tuhanku, tidak ada Tuhan selain Engkau. Engkau telah menciptakanku dan aku adalah hamba-Mu. Aku berada dalam perjanjian dan janji-Mu semampuku. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan perbuatanku. Aku mengakui nikmat-Mu yang Engkau berikan kepadaku dan aku mengakui dosaku, maka ampunilah aku. Sesungguhnya tidak ada yang dapat mengampuni dosa kecuali Engkau."

Membaca Sayyidul Istighfar setelah Sholat Hajat adalah bentuk penyerahan diri yang total. Di dalamnya terkandung pengakuan akan rububiyah (ketuhanan) Allah, ikrar sebagai hamba, pengakuan atas nikmat, pengakuan atas dosa, dan permohonan ampunan yang mutlak. Ini adalah fondasi yang sangat kokoh sebelum kita membangun istana permohonan hajat kita.

Tahap Kedua: Membuka Pintu Langit dengan Shalawat Nabi

Setelah membersihkan diri dengan istighfar, langkah selanjutnya adalah bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW. Shalawat adalah doa pujian dan permohonan rahmat untuk Baginda Rasul. Dalam konteks berdoa, shalawat berfungsi sebagai "kunci pembuka" dan "segel penutup". Sebuah doa yang diawali dan diakhiri dengan shalawat memiliki kemungkinan yang jauh lebih besar untuk dikabulkan. Ini adalah bentuk penghormatan kita kepada sang kekasih Allah, yang melalui beliau-lah kita mengenal jalan kebenaran.

1. Shalawat Ibrahimiyah (Shalawat Paling Sempurna)

Ini adalah bacaan shalawat yang kita lafalkan dalam tasyahud akhir setiap sholat. Karena itu, ia dianggap sebagai bentuk shalawat yang paling utama dan sempurna.

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، فِي الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ

Allahumma shalli 'alaa sayyidinaa Muhammad wa 'alaa aali sayyidinaa Muhammad, kamaa shallaita 'alaa sayyidinaa Ibraahiim wa 'alaa aali sayyidinaa Ibraahiim. Wa baarik 'alaa sayyidinaa Muhammad wa 'alaa aali sayyidinaa Muhammad, kamaa baarakta 'alaa sayyidinaa Ibraahiim wa 'alaa aali sayyidinaa Ibraahiim, fil 'aalamiina innaka hamiidum majiid.

"Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami Nabi Muhammad dan kepada keluarga junjungan kami Nabi Muhammad, sebagaimana Engkau telah melimpahkan rahmat kepada junjungan kami Nabi Ibrahim dan kepada keluarga junjungan kami Nabi Ibrahim. Dan limpahkanlah keberkahan kepada junjungan kami Nabi Muhammad dan kepada keluarga junjungan kami Nabi Muhammad, sebagaimana Engkau telah melimpahkan keberkahan kepada junjungan kami Nabi Ibrahim dan kepada keluarga junjungan kami Nabi Ibrahim. Di seluruh alam, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia."

Membaca shalawat ini sebanyak 10, 33, atau 100 kali setelah istighfar akan meninggikan derajat doa kita. Kita memohon kepada Allah agar memberikan pujian dan keberkahan kepada Nabi Muhammad SAW, sebagaimana Ia telah memberikannya kepada Nabi Ibrahim AS dan keluarganya, dua sosok yang menjadi simbol ketauhidan dan pengorbanan.

2. Shalawat Nariyah (Untuk Hajat yang Sulit)

Shalawat Nariyah, juga dikenal sebagai Shalawat Tafrijiyah, sangat populer di kalangan umat Islam untuk memohon terbukanya kesulitan dan terkabulnya hajat-hajat besar. Kandungan doanya sangat mendalam, memohon agar segala kesusahan dilepaskan dan segala kebutuhan dipenuhi berkat kemuliaan Nabi Muhammad SAW.

اَللّٰهُمَّ صَلِّ صَلَاةً كَامِلَةً وَسَلِّمْ سَلَامًا تَامًّا عَلىٰ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الَّذِيْ تَنْحَلُّ بِهِ الْعُقَدُ وَتَنْفَرِجُ بِهِ الْكُرَبُ وَتُقْضٰى بِهِ الْحَوَائِجُ وَتُنَالُ بِهِ الرَّغَائِبُ وَحُسْنُ الْخَوَاتِمِ وَيُسْتَسْقَى الْغَمَامُ بِوَجْهِهِ الْكَرِيْمِ وَعَلىٰ اٰلِهِ وَصَحْبِهِ فِيْ كُلِّ لَمْحَةٍ وَنَفَسٍ بِعَدَدِ كُلِّ مَعْلُوْمٍ لَكَ

Allahumma sholli sholaatan kaamilatan wasallim salaaman taamman 'alaa sayyidinaa Muhammadinil ladzii tanhallu bihil 'uqodu wa tanfariju bihil kurobu wa tuqdhoo bihil hawaa-iju wa tunaalu bihir-roghoo-ibu wa husnul khowaatimi wa yustasqol ghomaamu biwajhihil kariimi wa 'alaa aalihii wa shohbihii fii kulli lamhatin wa nafasin bi'adadi kulli ma'luumin laka.

"Ya Allah, limpahkanlah shalawat yang sempurna dan curahkanlah salam kesejahteraan yang penuh kepada junjungan kami Nabi Muhammad, yang dengan berkahnya semua kesulitan dapat terurai, semua kesusahan dapat dilenyapkan, semua hajat dapat terpenuhi, semua keinginan dapat diraih, dan husnul khatimah (akhir yang baik) dapat dicapai, serta berkat wajahnya yang mulia, hujanpun turun, dan semoga terlimpahkan kepada keluarganya dan para sahabatnya, di setiap detik dan hembusan nafas, sebanyak bilangan semua yang diketahui oleh-Mu."

Shalawat ini sangat dianjurkan dibaca ketika seseorang merasa hajatnya sangat mendesak atau masalahnya terasa begitu pelik. Membacanya dengan jumlah tertentu (misalnya 11, 41, atau bahkan 4444 kali dalam sebuah majelis) diyakini memiliki kekuatan spiritual yang luar biasa untuk membuka jalan keluar.

Tahap Ketiga: Mengagungkan Allah dengan Kalimat Thayyibah

Setelah memohon ampun dan bershalawat, kini saatnya lidah dan hati kita basah dengan puji-pujian kepada Allah SWT. Dzikir dengan kalimat-kalimat thayyibah (kalimat yang baik) adalah cara kita mengagungkan, mensucikan, dan memuji-Nya. Ini adalah bentuk pengakuan atas kebesaran Allah sebelum kita menyampaikan hajat kita yang kecil di hadapan-Nya.

Rangkaian dzikir yang umum dibaca adalah Tasbih, Tahmid, dan Takbir, masing-masing sebanyak 33 kali, kemudian ditutup dengan Tahlil.

1. Tasbih (سُبْحَانَ اللهِ)

Dibaca 33 kali. "Subhanallah" berarti "Maha Suci Allah". Dengan ucapan ini, kita mensucikan Allah dari segala sifat kekurangan, kelemahan, dan dari segala sesuatu yang tidak layak bagi keagungan-Nya. Ini adalah pembersihan akidah, memastikan bahwa hati kita hanya bergantung pada Dzat Yang Maha Sempurna.

2. Tahmid (اَلْحَمْدُ لِلهِ)

Dibaca 33 kali. "Alhamdulillah" berarti "Segala Puji bagi Allah". Setelah mensucikan-Nya, kita memuji-Nya. Pujian ini adalah bentuk syukur atas segala nikmat yang telah, sedang, dan akan kita terima, termasuk nikmat diberi kesempatan untuk melaksanakan Sholat Hajat itu sendiri. Bersyukur sebelum meminta adalah adab yang sangat dicintai Allah.

3. Takbir (اَللهُ أَكْبَرُ)

Dibaca 33 kali. "Allahu Akbar" berarti "Allah Maha Besar". Kalimat ini adalah penegasan bahwa Allah lebih besar dari segala masalah yang kita hadapi, lebih besar dari segala keinginan yang kita miliki, dan lebih besar dari segala kekuatan yang ada di alam semesta. Ini menanamkan keyakinan dan menyingkirkan rasa putus asa.

4. Tahlil dan Hauqalah

Untuk menggenapkan hitungan menjadi seratus dan menyempurnakan pujian, dzikir di atas ditutup dengan bacaan berikut:

لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

Laa ilaaha illallaahu wahdahu laa syariika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa 'alaa kulli syai-in qadiir.

"Tidak ada Tuhan selain Allah, Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya pujian. Dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu."

Selanjutnya, sangat dianjurkan untuk memperbanyak bacaan Hauqalah:

لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ

Laa hawla wa laa quwwata illaa billaahil 'aliyyil 'adziim.

"Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung."

Kalimat ini adalah puncak dari penyerahan diri. Setelah memuji dan mengagungkan-Nya, kita mengakui secara total bahwa untuk mewujudkan hajat kita, tidak ada daya upaya dari diri kita sendiri. Semua hanya mungkin terjadi atas izin dan kekuatan dari Allah. Ini adalah pernyataan pasrah yang membuka pintu pertolongan-Nya.

Tahap Keempat: Puncak Permohonan - Doa Khusus Sholat Hajat

Inilah inti dari seluruh rangkaian. Setelah melalui persiapan batin dengan istighfar, shalawat, dan dzikir, hati kita kini berada dalam kondisi paling siap untuk bermunajat. Doa Sholat Hajat yang ma'tsur (diriwayatkan) mengandung pujian yang agung kepada Allah dan permohonan yang menyeluruh, mencakup ampunan dosa, kelegaan dari kesedihan, dan pemenuhan segala kebutuhan yang diridhai-Nya.

Berikut adalah bacaan doa Sholat Hajat yang paling umum diamalkan:

لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ الحَلِيْمُ الكَرِيْمُ، سُبْحَانَ اللهِ رَبِّ العَرْشِ العَظِيْمِ، الحَمْدُ لِلهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ، أَسْأَلُكَ مُوْجِبَاتِ رَحْمَتِكَ، وَعَزَائِمَ مَغْفِرَتِكَ، وَالغَنِيْمَةَ مِنْ كُلِّ بِرٍّ، وَالسَّلَامَةَ مِنْ كُلِّ إِثْمٍ، لَا تَدَعْ لِي ذَنْبًا إِلَّا غَفَرْتَهُ، وَلَا هَمًّا إِلَّا فَرَّجْتَهُ، وَلَا حَاجَةً هِيَ لَكَ رِضًا إِلَّا قَضَيْتَهَا يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

Laa ilaaha illallaahul haliimul kariim. Subhaanallaahi rabbil 'arsyil 'adziim. Alhamdulillaahi rabbil 'aalamiin. As'aluka muujibaati rahmatik, wa 'azaa'ima maghfiratik, wal ghaniimata min kulli birrin, was salaamata min kulli itsmin. Laa tada' lii dzanban illaa ghafartah, wa laa hamman illaa farrajtah, wa laa haajatan hiya laka ridhan illaa qadhaitahaa yaa arhamar raahimiin.

"Tidak ada Tuhan selain Allah Yang Maha Penyantun lagi Maha Mulia. Maha Suci Allah, Tuhan Pemilik Arsy yang agung. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Aku memohon kepada-Mu hal-hal yang mendatangkan rahmat-Mu, dan hal-hal yang memastikan ampunan-Mu, dan rampasan dari setiap kebaikan, dan keselamatan dari setiap dosa. Janganlah Engkau biarkan padaku suatu dosa pun melainkan Engkau mengampuninya, dan tidak pula suatu kesusahan melainkan Engkau melapangkannya, dan tidak pula suatu hajat yang Engkau ridhai melainkan Engkau memenuhinya, wahai Yang Maha Penyayang di antara para penyayang."

Memahami Kandungan Doa Sholat Hajat

Mari kita bedah makna mendalam dari doa ini agar kita bisa menghayatinya saat membaca:

Menyisipkan Hajat Pribadi

Setelah selesai membaca doa di atas, inilah saatnya Anda menyampaikan hajat pribadi Anda secara spesifik. Ucapkan dengan bahasa yang Anda pahami, bisa dalam bahasa Indonesia, dengan penuh kerendahan hati dan keyakinan. Ceritakan masalah Anda kepada Allah seolah-olah Anda sedang berbicara dengan Dzat yang paling Anda percayai. Tumpahkan segala isi hati, harapan, dan keinginan Anda pada momen ini.

Contoh: "Ya Allah, Ya Arhamar Raahimiin, setelah memuji-Mu dan bershalawat kepada Nabi-Mu, hamba memohon dengan segala kerendahan hati... (sebutkan hajat Anda secara detail, misalnya: mudahkanlah hamba mendapatkan pekerjaan yang halal dan berkah, sembuhkanlah penyakit yang diderita oleh orang tua hamba, berikanlah hamba keturunan yang shalih/shalihah, lancarkanlah urusan jodoh hamba, dan lain sebagainya)... Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengabulkan doa."

Menutup Rangkaian Doa dengan Sempurna

Setelah selesai menyampaikan hajat pribadi, tutuplah seluruh rangkaian wirid dan doa Anda dengan kembali bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW dan membaca hamdalah sebagai penutup.

وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ، وَالحَمْدُ لِلهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ

Wa shallallaahu 'alaa sayyidinaa Muhammadin wa 'alaa aalihii wa shahbihii wa sallam, walhamdu lillaahi rabbil 'aalamiin.

"Semoga Allah melimpahkan rahmat dan keselamatan kepada junjungan kami Nabi Muhammad, beserta keluarga dan para sahabatnya. Dan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam."

Mengapit doa di antara dua shalawat diyakini menjadi salah satu sebab utama terkabulnya doa. Ini adalah adab tertinggi dalam bermunajat. Rangkaian bacaan setelah Sholat Hajat ini, jika dilakukan dengan istiqamah, khusyuk, dan penuh keyakinan, insyaAllah akan menjadi wasilah terkabulnya segala hajat yang baik dan diridhai oleh Allah SWT. Ingatlah, tugas kita adalah berusaha dan berdoa, sementara hasil akhir adalah ketetapan terbaik dari-Nya.

🏠 Kembali ke Homepage